Merancang Desain Pembelajaran Modern
Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I
Peserta guru Menulis Gelombang 8
Perkembangan
teknologi yang semakin pesat terus membuat sistem pendidikan di Indonesia lebih
baik dan lebih maju mengikuti negara lain. Sistem pendidikan terus mengalami
perkembangan dari yang hanya menggunakan sistem konvensional beralih ke sistem
yang serba digital. Awalnya proses belajar mengajar hanya terjadi di ruang
kelas, namun sekarang proses belajar mengajar tak terikat oleh ruang dan waktu.
Salah satu
solusi memperbaiki ketidakefektifan belajar yang dikarenakan faktor alam
seperti bencana alam atau peristiwa luar biasa (Pandemi Virus Covid-19), maka
perlu pelaksanaan pembelajaran secara blended learning
Blended
Learning adalah
suatu cara dalam proses belajar mengajar yang menggabungkan, mengkombinasikan
dan memadukan sistem pendidikan konvensional dengan sistem yang serba digital. dengan menggunakan metode Blended Learning terdapat
interaksi secara langsung berupa diskusi langsung dalam proses belajar
mengajar.
Dengan
adanya Blended Learning pembelajaran dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja menggunakan internet. Pelajar dapat mengakses materi secara
leluasa dan dituntut dapat belajar secara mandiri karena bahan ajar tersimpan
secara online. Antara pengajar dan yang diajar dapat memberikan feedback baik
berupa pertanyaan dan saran secara realtime. Sehingga diskusi serta tanya jawab
antara dosen dan mahasiswa tidak hanya berlangsung di jam pelajaran namun juga
dapat berlangsung di luar jam pelajaran. Dosen juga dapat mengontrol pelajaran
mahasiswa, mahasiswa juga dapat menggali materi yang akan disampaikan dan
proses pemberiaan tugas pendukung dapat diinformasikan dengan lebih mudah.
Tentunya proses belajar mengajar menjadi lebih efisien dan lebih efektif karena
komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat terus terjadi bukan
hanya saat jam pelajaran.
Sesuai tujuan Pendidikan nasional bahwa Mengembangkan kualitas sumber daya manusia, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya produktif dan kreatif oleh seluruh komponen bangsa, agar generasi muda dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya (Sisdiknas)
Kualitas sumber daya manusia akan menjadi kunci utama dalam memenangi persaingan pada era MEA
(Dior (2014:14)
Pada
kesempatan ini Bapak Dr.Paidi,M.Tpd ingin berbagi pengetahuan peserta guru
menulis tetang cara mendesain buku pembelajaran.
Cara Mendesain Buku Pembelajaran
Teknik dan
pendekatan yang di gunakan adalah mengacu pada tokoh fenomenal bidang
desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi
Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey
Secara umum
dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran
secara ilmiah dapat diliat pada bagan berikut ini :
Secara umum
Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat di
uraikan sebagai berikut:
Langkah 1, Kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari
siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari
lebih lanjut
Langkah 2, Berdsarkan data yang di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu
membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang
akan kita rancang
langkah 3, Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis
instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
Langkah 4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta
didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang
Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah
instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick &
Carrey yaitu instructional)
Langkah 6, Melakukan penyusunan TES
Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan
digunakan (dalam hal ini sy merancang pembelajaran secara blended learning)
Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang
dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat
digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin).
Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yg sifatnya tercetak. Dan
Hannafin itu untuk merancang bahan yang non cetak alias online.
Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi formatif sbb:
1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar
(pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa);
2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang
berasark dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah);
3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa
yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah);
4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa
sekitar 30 siswa yang berasal dari
kelompok Atas, menengah dan bawah.
Langkah 10,Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi
small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field
trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
Langkah 11,Khusus untuk langkah yng terakhir
Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain
pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk
keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar
tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan
oleh penerbit maka format yg digunakan harus mengacu kepada format yang
digunakan oleh penerbit.
Untuk itu perlu seorang pakar yang bisa mengatasi hal itu. Pakar yg dimaksud Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah
banyak yang bisa, dengan syarat yang
bersangkutan sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam
Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah
ada bukti kepakarannya.
Contoh bahan pembelajaran yang di rancang dengan format
Research dan versi penerbit adalah seperti berikut
Demikian materi yang di berikan oleh Bp.
Paidi,M.pdt tentang sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat di pertanggungjawabkan.
Selanjutnya di teruskan dengan sesi tanya jawab yang dapat saya rangkum sebagai berikut :
Untuk cara praktis mendesain pembelajaran Pengembangan
Blended Learning Berbasis Handphone (BLISH) dapat di lihat pada bagan di
bawah ini !
Dalam desain
Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan sumatif yang dimaksud TES
Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay
dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si
perancang buku yang sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji
validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini
adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat
oleh si Perancang buku tersebut.
Hal
menarik dari model BLISH ini adalah:
a.
Pembelajaran memadukan antara pembelajaran tatap muka di kelas dengan
pembelajaran online yang dilengkapi dengan pedoman utk guru, dan siswa.
b. Pembelajaran bisa berlangsung setiap saat.
c. Guru
dapat mengendalikan pembelajaran. d. Penugasan dapat dikirim ke web
pembelajaran.
e. Ujian
dapat dilaksanakan secara online.
Aplikasi e learning
yang di gunakan oleh narasumber saat ini adalah Aplikasinya moodle versi
3 ke atas, software ini bersifat open source dan gratis serta mempunyai
fasilitas sangat baik untuk pembelajaran dan ujian online.
Contoh penerapan instruksional dalam e-learning sebagai berikut :
1.
Tanab 1
Pembelajaran secara tatap muka di
kelas (pertemuan ke 1,2,3 dan 14 )
2.
Tahab 2
Pembelajaran tatap muka dikelas dan online
(pertemuan ke 4 )
3.
Tahab 3
Pembelajaran online berbasis
handphone (pertemuan ke 5 dan 13)
Langkah-langkah mendesain cara mengembangkan sama dengan
model dick and carry dan bisa
mengkombinasikan dengan teori/model lain. sesuai dengan karakteristik bahan
pembelajarannya
Dalam hal perancangan
bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan
online bisa menggunakan teori hannafin)
Pada prinsipnya Desain pembelajaran
itu bisa untuk semua mata pelajarannya, yang membedakannya terletak pada isi
pelajarannya.Bahkan untuk ABK pun juga bisa.
Kelebihan desain pembelajaran ini
adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin kebenaranya selagi
prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini
akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk model pembelajarannya sudah ditentukan.
Dalam penulisan buku waktu yang
dibutuhkan untuk 1 buku /tahun nara
sumber butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan. Jika focus utk desain buku saja 6
bulan itu insyallah sudah selesai;Tiap bab materi ajar di buku ajar yang
dikembangkan harus diujikan untuk tahap Small group dan Field trial.
Blended learning itu sebuah model pembelajaran sedangkan Reseacrh versi penerbit lebih pada aturan tata cara pengetikan
seperti desain cover, isi dll yang diberlakukan oleh penerbit jika buku tsb
dicetak oleh Penerbit. Yang di maksud dg Research versi penerbit yatu Versi penerbit biasanya ini ada
kebutuhan tertentu yang di tetapkan oleh penerbit karena menyangkut untuk
keuntungan penjualan dan lain-lain.
Pihak penerbit biasanya sudah punya team editor sendiri,
seperti yang pernah di lakukan untuk memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba
IV - Jakarta, sehingga buku tersebut bisa dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV
Untuk pelaksanan pembelajaran online (model blandet learning)
ini sangat bagus namun belum tentu bisa di terapkan di semua sekolah,terutama
disekolah-sekolah yang sistem jaringanya susah. Untuk pelaksanaan pembelajaran
online yang sederhana dan mudah saat ini salah satunya bisa pakai WhatsApp
karena hampir semua orang tua /siswa sudah familier, disamping itu juga bisa
pakai aplikasi yang sudah dimiliki sekolah. Bilamana kondisi insfrastruktur
sekolah dan kemampuan orang tua memadai bisa juga menggunakan aplikasi seperti
Skype, micosoft team guna mendukung pembelajaran secara online. Untuk pelaksanaan
tes online saat ini banyak sekali aplikasi yang gratis untuk ujian online
seperti FlyExam dll. Jika di sekolah memiliki SDM bidang IT yang bagus maka
dapat juga mengembangkan aplikasi moodle. Aplikasi ini sangat baik untuk
melaksanakan pembelajaran dan ujian online.
Bapak
Paidi pun memepersilahkan untuk materi hari ini bisa dijadikan referensi
penulisan buku. namun yang lebih baik lagi menyarankan untuk ambil di Journal
international ini:
1. International
Journal of Engineering & Technology dengan judul “Utilization Of Mobile
Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer Subject at State
Vocational High School 1 BENGKULU by Paidi & Basuki Wibawa”,
2. Humanities & social sciences Reviews dengan judul “The
Development of Blended Learning Based On Handphone For Computers System Subject
on XI Grade Of SMKN 1 Bengkulu City by Basuki Wibawa & Paidi”.
Desain
Pembelajaran yang di sampaikan disini adalah bagaimana menyiapkan proses
pembelajaran sekaligus bahan pembelajaran.Narasumber lebih menyarankan menggunakan istilah bahan
pembelajaran karena bahannya itu sengaja di siapkan dan di rancang, beda
pengertiannya dengan bahan ajar itu bahannya bisa mendapatkan darimana saja
tanpa melalui sebuah proses penyiapan yang direncanakan/dirancang.
Selamat Mencoba
Terimakasih
Salam guru
blogger
Menulis,menulis
dan menulislah
Mantab ..joss..komplit mbk atik
BalasHapusMakasih buk
HapusAmazing. Resume yang membuat.pembaca paham
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi
Terimakasih ibu...
HapusPingin....
BalasHapusAyuk pak gabung
HapusHebatt . Alhamdulillaaah
BalasHapusMakasih te..sinau sinau terus te
HapusKeren, lengkap. Dan rapi. Ada 1 kata seharusnya tahap jadi tanap,. hehehe. Good job but Atik
BalasHapusIya buk mksih.. Msh perlu d perbaiki kata sambung di situ jg msh ada yg salah..terimakash
HapusMantap, komplit, gamblang...
BalasHapusTerimakasih ibu..
Hapus