Tulis yang Kita Lakukan, Lakukan yang Kita Tulis
Cari Blog Ini
Kamis, 02 April 2020
Selembar Seratus Ribu Rupiah Membuatku Terharu
Oleh: Sumarjiyati Peserta belajar menulis gelombang 8
Di tengah maraknya wabah corona yang melanda saat ini, tentu membuat kita bersedih hati.
Banyak masyarakat kecil yang merasakan dampaknya. Selama masa social distancing membuat orang-orang yang tergolong ekonomi menengah ke bawah merasakan hal yang berat.
Bagaimana tidak mereka yang biasanya bekerja di kota sebagai penjual cilok, bakso bakar bahkan bakso keliling sekarang sudah tidak bisa lagi bekerja dan mereka kembali ke rumah, tetap di rumah dan belum bisa mencari penghasilan seperti biasanya.
Untuk kerja sampingan yang lain mereka juga kesulitan. Sedangkan kebutuhan tiap hari tidak bisa ditahan. Selama berada di rumah mereka butuh makan dan biaya hidup lainnya.
Sore itu aku dapati tetanggaku datang ke rumah. Aku kaget karena tidak biasanya beliau datang. Aku tanya apa kepentingan beliau datang dan beliau pun menceritakan keadaan keluarganya.
Sungguh terasa miris aku mendengarnya. Sedih juga ternyata saat ini, banyak orang yang merasakan betapa perihnya hanya untuk mendapatkan selembar uang kertas berwarna merah itu.
Aku pun tidak tega, saat beliau mengatakan ingin pinjam uang untuk menyambung hidup sehari hari. Melihat hal itu batinku terasa hancur.
Kadang dengan selembar uang itu bagi keluargaku kurang menghargai. Sering kami membelanjakannya begitu mudah.
Astaghfirulah al'adzim ampuni hamba ya rabb..😭.
Aku pun segera menuju kamar dan kulihat tas kecilku itu. Lalu aku ambil selembar uang kertas yang ada di antara lembaran lembaran lainya.
Namun berhubung tanggal tua, tas kecil ku itu hanya berisikan beberapa uang lembaran coklat, abu-abu, biru dan selembar berwarna merah.
Aku ambil yang berwarna merah itu. Kemudian segera aku berikan ke tetanggaku tadi dan aku bilang tidak usah memikirkan untuk mengembalikannya.
Aku takut menjadi beban untuknya. Beliaupun merasa tidak enak. Namun tetap aku paksa untuk menerimanya. Akhirnya beliaupun menerimanya dan tiba- tiba memelukku erat sambil menangis. Aku bisa merasakan apa yang beliau rasakan.
Semoga uang yang kuberikan bermanfaat dan buat pembaca mari kita saling mendoakan agar virus corona ini segera mereda.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hari Kemenangan
Hari Kemenangan Oleh : Sumarjiyati Hari kemenangan hari yang suci Menyambut Lebaran dengan hati berseri Puasa sebulan telah ber...
-
Dan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Itulah salah satu ayat Ar-Rahman yang tidak hanya sekali di sebutkan namun sampai ...
-
Terima, sadari , perbaiki Mendengar suaranya benci apalagi sampai melihat wajahnya. Bagaimana tidak aku menganggap d...
-
Aku Kamu dan Dia A ku seseorang yang mengagumimu K u rasa kau tau itu U ntuk bisa bertemu butuh waktu K au juga merindukanku A kank...
luar biasa, omjay posting juga di kompasiana, https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5e861f03097f36591571e4b2/selembar-rp-100-000-membuatku-terharu
BalasHapusiya om terimakasih.Terimakasih buat pak brian juga dan teman-teman semua yang sudah banyak memberi ilmu dan pengalaman.semoga bermanfaat..
HapusKadang kita merasa sesuatu kurang berarti bagi kita namun bagi orang lain sangat berarti.. dan itulah kehidupan bukan seberapa besar yang dapat kita berikan namun seberapa besar usaha kita untuk memberi. Semangat memberi semoga menginspirasi diri inii..
BalasHapusiya pak... dari situ kita bisa belajar menghargai yang kita punya dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
HapusSelamat, Ibu mendapatkan hadiah Kejutan Rp. 100.000, (Seratus Ribu Rupiah) dari KSGN dan PGRI dalam bentuk pulsa 100.000,-. Mohon dikirimkan nomor HP yang akan diisi. Terima kasih.
BalasHapusselamat tulisan ini dapat hadiah
BalasHapusTerimakasih pak ketua.. hehe
HapusAl-hamdulilah
Kali kali mo pinjam ke bu Atik. Transfer ya Bu ke norek 1234567890
BalasHapushihi..pak sus bisa aja lhu
Hapusselamat bu,..semoga bermanfaat
BalasHapusaamiin terimakasih bu us...
Hapushttps://wijayalabs.wordpress.com/2020/04/02/seratus-ribu-yang-membuatku-terharu/
BalasHapusSemangat..luar biasa..
BalasHapusterimakasih pak... baru pemula pak.nulis di blog,itu pas kebetulan terjadi disore itu,lha kok om jay suruh nulis tentang lembaran seratus ribuan itu.nulis deh seadanya.. hehe
Hapussangat menginspirasi 👍👍
BalasHapussemoga ibu..
HapusMantul banget bu ceritanya 😍
BalasHapusmakasih bu..
HapusLuar biasa bu. Membuat terharu, dengan tulisan yg baik bisa mewakili isi hati
BalasHapussemoga bermanfaat ibu
HapusSelamat Bu atiq
BalasHapusterimakasih bu nur.. ibuk semangat yaa.. hehe
HapusBagus, baik sekali hatimu...
BalasHapusya Allah.. semua karena rasa pak...
HapusSip, lanjut terus nggih
BalasHapusinsyaAllah...
HapusMantap
BalasHapushehe..makasih
HapusSelamat ibu,👍👍💪💪
BalasHapusterimakasih bu rahma
HapusHemmm...cerita yang penuh inspiratif...bu...semoga amanat dari cerita tersebut dapat menginspirasi kita semua untuk dapat melakukan sesuatu yang nyata dan berguna bagi sesama
BalasHapusaamiin iya buk,ternyata banyak di luar sana yang ternyata membutuhkan hal-hal yang kita anggab tidak penting.
HapusHebat menginspirasi sekali
BalasHapusTetimakasih pak mukmin..
BalasHapus