Sarah Sang Ketua Kelas
Sarah anak yang lincah dan cerdas hal itu sudah terlihat sejak
kelas satu. Dia selalu rajin dan juga disiplin setiap mengerjakan tugas
dari guru. Dari tahun ke tahun prestasi
Sarah selalu meningkat dan saat kelas lima sekarang pun tampak jelas jiwa
kepemimpinannya. Dalam pemilihan ketua kelas dia terpilih. Dia harus mengatur
berbagai urusan kelas lima dengan adil dan bijaksana. Sebagai ketua kelas dia
harus memberi teguran dan sanksi jika ada teman-temannya yang tidak melaksanakan
tugas piket. Murid yang tidak menjalankan tugas piket, diminta membersihkan kelas sepulang sekolah. Peraturan
itu sudah disetujui semua murid.
Pada hari senin jadwal piket
di kelas lima ada 5 siswa, Zahra, Nia, Mimin , Icha dan Rena. Setiap hari Senin
ada kegiatan upacara benndera Icha dan Rena tak sempat untuk melaksanakan tugas
piket. Mereka datang pukul 06.55 WIB sehingga mereka tak ada waktu untuk
melaksanakan tugas piket mereka karena tepat pukul 07.00 WIB upacara dimulai.
Bel berbunyi tepat pukul
07.00 WIB. Semua siwa berhamburan ke lapangan upacara untuk berbaris menyiapkan
diri mengikuti upacara bendera. Semua terlihat rapi. Berhubung datang terlambat
Icha dan Rena dapat baris terakhir. Mereka sempat di tegur Mimin. Sebagai teman
satu kelompok tugas piket hari senin. Mimin mengingatkan untuk nanti sepulang
sekolah Icha dan Rena agar melaksanakan piket.
“Ren, kamu
belum piket sama Icha nanti sepulang sekolah kamu harus piket terlebih dahulu,”
ucap Mimin.
“Aaah ga usah
kan sudah kalian bersihkan sam Nia dan Zahra, mereka aja ga protes kenapa kamu
yang repot sih,” sanggah Rena.
“Ga boleh gitu
donk, kamu sama Icha kan belum melaksanakan piket,” tambah Mimin.
“Tanpa aku dan
Icha piket aja toh kelas sudah bersih, kan,” Rena dengan tawa santainya.
“Sssssst,
kalian apa-apan sih jangan ngomong terus upacara segera akan dimulai,” timpal
Sarah.
Mereka terdiam
dan bersiap mengikuti upacara bendera. Satu jam telah berlalu dan upacara pun
selesai.
Semua siswa
kembali menuju kelas masing-masing dengan tertip.
Sarah dengan sigap memimpin teman-temanya untuk baris di depan kelas. Hal itu
selalu di lakukan seluruh siswa sebelum masuk ke kelas masing-masing. Setelah
semua rapi satu-satu siswa masuk ke kelas dan menyiapkan pelajaran.
Dua jam pelajaran
telah terlaksana tibalah jam istiraht pertama. Mimin menyampaikan pada Sarah
tentang Rena dan Icha yang belum melaksanakan piket. Sarah pun segera menegur
dan mengingatkan agar Rena dan Icha untuk bisa piket setelah jam pelajaran
selesai. Tidak hanya sekali dua kali tapi Rena dah sering lakuin itu. Dia
merasa siswa paling kaya dan bisa lakukan apa saja di kelasnya. Dengan
bangganya Rena sering belikan jajan untuk teman-temanya agar nuruti kemauanya.
Ini tak bisa di
biarkan sarah harus tegas untuk bisa mengajak Rena untuk melaksanakn tugas
piketnya.
“Ren, kamu nanti
siang sepulang sekolah piket kelas dulu ya,” pinta Sarah.
“Kelas sudah
bersih lhu, Sar. Aku nanti ada acara dan mau buru-buru pulang. Gini aja besok
aku traktir kamu ya dan jangan bilang teman-teman,” bisik Rena.
“Kok kamu gitu
sih Ren, apapun kau ukur dengan uang. Tak bisa gitu dong. Kamu tetap harus
lakuin tugas piket kamu seperti yang lain. Ok,” dengan tegas Sarah meminta Rena
untuk piket.
“Nanti kamu
sama Icha beresin kelas. Toh ga lama juga kan. Sepenting apa acaramu hingga
piket bentar aja tak bisa,” seru Sarah.
“Saraaah,
please kali ini aja aku ga piket ya,” masih kekeh dengan pendirian Rena memohon
pada Sarah.
“Ga bisa, Ren.
Kamu tetap harus piket. Karena sudah jadi kesepakatan bersama jika belum bisa
piket di pagi hari harus piket setelah jam pelajaran selesai.” Jelas Sarah.
Dengan wajah
kecewa Rena pun berlalu. Sarah hanya tersenyum tipis melihat Rena dan Icha
berlalu meninggalkannya. Rena harus tegas terhadap semua siswa tanpa terkecuali
Rena dan Icha.
Setelah jam
pelajaran selesai di saat teman-teman sudah berhamburan keluar kelas dan
pulang. Dengan sabar Sarah menunggu Rena dan Icha melaksanakan piket. Sarah
berharap Rena dan Icha tak mengulanginya lagi dan bertanggung jawab dengan
tugasnya.
#30daysreadingastorywithyourkid
#OneDayOneStory
Gunungkidul, 31 Oktober 2021