Cari Blog Ini

Kamis, 30 September 2021

Kegiatan KKG GPAI Kabupaten Gunungkidul

 

KEGIATAN KKG GPAI KABUPATEN GUNUNGKIDUL


 

Kegiatan Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam yang di selenggarakan tiga bulan sekali, agenda rutin KKG GPAI ini diselenggarakan di Resto Rakyat Remen Temen Ledoksari Wonosarai. Kegiatan koordinasi  antara pengurus KKG PAI SD Kabupaten Gunungkidul ini membahas tentang koordinasi kegiatan dengan MEDA dan   pembinaan dari Kasi PAIS serta informasi Aplikasi GPAI.

Acara dibuka dengan membaca basmalah dan dilanjutkan dengan sambutan ketua KKG Bapak Supriayanto,S.Pd.I. Dalam sambutanya beliau mengucapkan terimakasih atas kesediaan bapak ibu pengurus KKG dan juga korcam yang telah meluangkan waktu dan hadir dalam kegiatan rutin tiga bulanan ini.  Dalam kesempatan ini di harapkan para pengurus KKG dan korcam untuk tetap semangat dalam melaksanakan tugasnya walau beberapa agenda sempat tertunda karena adanya wabah corona.  Semoga kedepan  menjadikan lebih baik dan lebih maju.

Acara kedua yaitu pembinaan dari Kasi Pais Kabupaten Gunungkidul oleh Bapak Faqih Somadi. Beliau menyampaikan  bahwa sesungguhnya rizki yang kita peroleh bukan hanya sekedar rizki secara finansial, namun rizki kita bisa berupa teman, sahabat yang mampu mengajak kita pada kebaikan dan bisa membantu kita dalam keadaan apapun. Untuk itu kita wajib bersyukur dengan apa yang telah kita dapati.  Yaitu dalam hal ini kita dikumpulkan dengan forum ini adalah hal yang begitu indah. Kita dapat berbagi, bercerita pengalamam dalam mengajar dan dapat bertukar ilmu, menjenguk saat teman kita sakit dan banayk hal yang kita dapati bergabung dalam kelompok ini.

Selanjutnya Bapak Faqih mennyampaikan 4 tabungan surga  yaitu :

1.      Iklas bersodaqoh atau tak memunculkan.

Banyak kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari  yaitu bahwa “tangan kanan memberi, tapi tangan kiri selfi”

Artinya sama halnya kita memberi namun bisa jadi riya’. Untuk menjaga hal itu maka saat kita memberi sebaiknya tak dipamerkan melalui sosial media.

2.      Menyembunyikan musibah

Hidup tak selamanya sesuai yang kita harapkan kebahgian kesedihan kadang datang menghampiri kita. Saat kita musibah tak perlu kita perlihatkan pada orang lain agar mendapatkan simpatnya. CUkup kita terima dan kirta serahkan pada Allah SWT. Memohon agar di bebaskan dengan musibah dan kesedihan. Kita mohon ampun kepada Allah SWT.

3.      Mempererat silaturahmi

Dengan kita bersilatuhami maka kita bisa saja menyenangkan orang lain misal saat kita jenguk teman kita yang sakit, kita hibur dia kita ajak bercanda tersenyum bersama itu dapat membuat senang orang yang sedang sakit.

4.      Mengucapkan laaa haula wala kuata illa billa

Saat kita berusaha ihtiyar untuk mencapai apa yang kita inginkan alangkah baiknya untuk selalu memohon  bimbingan dari Allah SWT. Kita  berdoa dan selanjutnya kita tawakal kepada Allah. Serahkan apa yang telah kita ihtiyarkan niscaya apapun hasilnya kita tidak akan kecewa jika berhasil maka kita tidak terlalu senang dan jika tidak berhasil maka kita tak perlu sedih berlebihan. Kita yakin bahwa semua yang terjadi adalah hal terbaik yang Allah berikan kepada kita.

Bapak Faqih juga menghimbau agar para guru bisa mulai menghafal undang-undang ataupun SK Dirjen terkait dengan tugas kita sebagai guru. Beliau juga mengajak pada kita agar hafal materi yang telah kita ajarkan. Sebagai guru untuk kompetensi yang harus dikuasai adalah 4 yaitu, pedagogik, kepribadian,profesional dan sosial ini menurut UU tahun 2005 sedangkan untk UU tahun 2011 di tambahkan dua kompetensi yaitu leadership dan religius.

Untuk acara ketiga yaitu informasi dinas dari Bapak Sutadi.

Progres pendataan Emis semester ganjil 2021/2021 mengalami penurunan peringkat nasional turun menjadi peringkat 14 yang sebelumnya menduduki pringkat kesepuluh.sedangkan untuk DIY Gunungkidul mendapatkan peringkat 3 yang selisih dengan kabupaten Sleman  sebagai peringkat 2 sangat banyak.Untuk itu di harapkan GPAI segera updating data Emis. Bulan oktober ini di harapkan semua GPAI baik ASN ataupun Non ASN sudah mengerjakan. Batas waktu pengisian sampi tanggal 31 Oktober 2021.

Jika di masing-masing kecamatan terdapat guru yang belum masuk siaga, di harapkan sinkron ke dapodik kemudian mengirimkan NIK  agar bisa di proses ke SIAGA. Karena jika sudah masuk di SIAGA maka yang bersangkutan dapat mengrtahui segala info mengenai PPKB, Pretest dan lain-lain. S1 semua jurusan yang mengajar PAI bisa masuk ke SIAGA namun untuk PPG belum bisa karena belum linier.

Bagi guru PAI yang berijazah Bahasa Arab itu tidak masuk  karena Bahasa Arab masuknya ke Bahsa Asing. Jadi tidak linier jika mengajar PAI.

Terkait pencairan TPG unuk mengikuti yang TPG agama non Islam yang di cairkan perbulan agar tidak jadi kesenjangan maka untuk PAI juga kedepan akan demikian yaitu cair setiap bulan sekali.

Mohon di perhatikan untuk pengumpulan berkas di harapkan melalui korcam masing-masing jika saja korcam tidak bisa maka di harapkan saat mengumpulkan berkas ada pemberitahuan sebelumnya apa alasan tidak bisa mengumpulkan.

Info untuk guru NIP Kemenag wajib menggunakan absensi online. Tunjanagn akan disesuakan dengan absensi online jika ada keterlambatan dalam presensi maka akan dipotong. Perhitungan pemotongan tergantung berapa menit keterlambatanya

Demikian hasil dari koordinasi KKG GPAI kabupaten Gunungkidul semoga bermanfaat dan dapat segera di tindak lanjuti tentang tugas-tugas yang harus diselesaia terkait pendataan Emis.

 

NB : Dari Pak Supriyanto menambahkan terkait dengan soal PAS, KKG kabupaten akan menunjuk tim pembuat Soal.  Jadi soal PAS disediakan oleh KKG Kabupaten.

Yang kedua untk pembayaran Buku LKS monggo segera dibayarkan karena sudah memasuki bulan Oktober.

Tepat pukul 15.00 WIB acara selesai dan kegiatan di tutup dengan membaca hamdalah bersama-sama.

Gunungkidul, 30 September 2021

 

Rabu, 29 September 2021

Suka Duka Pembelajaran di Masa Corona

 

SUKA DUKA PEMBELAJARAN DI MASA CORONA


 

Pada bulan Maret 2020 tepatnya pada tanggal 16  Maret 2020 merupakan awal sejarah bagi dunia Pendidikan di Indonesia. Paendemi Covid-19 melanda  keseluruh negeri, pemerintah mewajibkan semua siswa  dari jenjang  TK/PAUD,SD/MI,SMP/MTS,SMA/MASMK dan PT untuk WFH, demikian guru harus work from home dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau lebih di kenal dengan belajar daring ( dalam jaringan).

Sejak keluarnya peraturan pemerintah tersebut mau tidak mau guru harus berusaha agar mampu melaksanakan pembelajaran secara online, namun tetap bisa dirasa menyenangkan oleh siswa. Bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini  pembelajaran harus tetap berjalan. Pembelajaran secara daring harus diterapkan agar peserta didik  tidak kehilangan haknya untuk mendapatkan  pengajaran dan pendidikan yang layak sebagimana yang di amanatkan pada pasal-pasal dalam UUD 1945. Di masa Pandemi ini guru di tuntut untuk lebih cerdas, aktif, kreatif dan inovatif dalam menjalankan tugasnya.

Banyak guru mengalami  kesulitan yang sama dalam menyampaikan pembelajaran daring tersebut. Di karenakan pembelajaran selama ini  masih di lakukan secara klasikal tatap muka dimana guru belum dapat mengoptimalkan berbagai media pembelajaran yang ada terutama media online dalam jaringan. Tidak hanya guru siswa pun juga merasa tergopoh-gopoh untuk beradaptasi dengan  pembelajaran online ini karena pembelajaran yang di alami saat ini merupakan hal baru dan di rasa cepat bagi mereka.

Begitu pula dengan orang tua di rumah yang harus mendampingi putra putri mereka untuk belajar online ini, mereka merasa punya tugas baru untuk mengawasi, mendampingi belajar putra putri mereka dan membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan guru terutama anak-anak di jenjang TK/PAUD SD/MI mereka belum bisa mandiri dan masih sangat tergantung dengan orang tua. Banyak para orang tua yang mengeluhkan hal tersebut. Orang tua yang tidak memiliki latar belakang pendidik di paksa harus menjadi pendidik atau guru dengan secara tiba-tiba.

Selain harus mendampingi anak belajar bagi orang tua yang bekerja maka harus benar-benar bisa membagi waktu dengan baik, mereka dituntut untuk menyelesaikan tugasnya dan juga harus bisa dampingi anak belajar. Hal ini menjadikan orang tua yang kurang siap dengan keadaan ini  akan merasa stress. Belum lagi jika satu rumah  hanya memiliki satu Hp yang harus di gunakan beberapa anak mereka. Juga karena kendala jaringan atau sinyal kurang kuat membuat anak-anak merasa kurang fokus dengan pembelajaran. Di kota-kota besar mungkin tidak masalah namun untuk di daerah  tertentu atau di pegunungan maka akan sangat menghambat pembelajaran jarak jauh.

Anak-anak merasa lebih nyaman belajar bersama gurunya di sekolah.  Jika di sekolah mereka bisa menghilangkan penat saat belajar dengan bermain bersama-teman-teman mereka, namun dirumah mereka hanya belajar sendiri yang membuat anak-anak kangen suasana sekolah dan jenuh dalam belajar. Di sini di tuntut peran guru dan orang tua agar pembelajaran di rumah tidak lagi membosankan.

Kendala atau hambatan yang di rasakan guru, orang tua ataupun siswa sebenarnya ada hikmah yang dapat kita ambil. Dimasa pandemi ini kita harus bisa mengambil peluang yang ada jangan jadikan covid-19 sebagai sebuah musibah yang menyeramkan menakutkan bahkan sampai membuat kita putus asa. Justru dengan adanya wabah ditengah kesulitan yang ada, kreativitas  harus keluar agar kita dapat bertahan dan menang menghadapi wabah tersebut. Dari pandemi ini kita bisa ambil sisi positifnya, banyak hal baru yang bisa kita pelajari dan kita peroleh.  

Sebagai orang tua kita bisa banyak waktu bersamai anak-anak kita di rumah.  Semua aktivitas di rumah manjadikan keluarga kita semakin harmonis, kita benar-benar bisa dampingi anak belajar dan berperan langsung untuk pendidikan mereka. Kita bisa  mengetahui perkembangan  anak-anak dan kekurangan-kekurangan mereka. Dengan demikian maka sebagai orang tua kita baru merasakan betapa jasa guru itu begitu besar. Ternyata tugas guru sangatlah berat. Mendidik satu dua anak saja orang tua begitu susah apalagi guru-guru yang harus mendidik berpuluh puluh siswa.

Sebagai guru kita harus belajar meningkatkan kompetensinya, harus bisa mengajar dengan menggali berbagai ilmu untuk menunjang pembelajaran jarak jauh agar bisa berjalan sesuai yang di harapkan pemerintah dan juga semua pihak. Webinar-webinar dapat kita ikuti untuk menambah wawasan dan ilmu dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Guru harus kreatif dalam memodifikasi metode pebelajaran yang di gunakan agar pembelajaran jarak jauh bisa menyenangkan. Kita di tuntut untuk mampu membuat pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode. Apapun metodenya  yang terpenting semua siswa bisa menerima dan bisa masuk ke hati siswa.  Kita juga bisa memanfaatkan TIK yang tersedia, serta kita harus tetap tenang dalam menghadapi siswa dengan segala keterbatasanya. Sejatinya guru dan siswa harus bisa berinteraksi sebagaimana orang tua dengan anaknya. Sering berdialog adalah hal yang terpenting baik dengan orang tua ataupun dengan siswa kita. Terakhir kita bisa tarik kesimpulan dan kita review apa yang telah kita lakukan. Selanjutnya kita bisa tutup  pelajaran dengan kalimat-kalimat hikmah dan kebaikan.

Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan di era pandemi ini hal yang paling  disukai oleh siswa dan guru adalah adanya pembelajaran yang lain dari biasanya, baik siswa atau guru kini bisa mengenal berbagai aplikasi pembelajaran. Pembelajaran melalui video-vidio youtube yang membuat siswa tidak bosan. Aplikasi-aplikasi yang membuat siswa dan guru tertantang sehingga membuat semangat dalam mengikuti pembelajarn daring. Guru yang semula hanya pasif kini harus aktif menggali hal baru untuk menunjang pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran jarak jauh ini kita merasakan duka. Saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung tiba-tiba terhambat oleh jaringan sehingga terpaksa siswa keluar dalam kegiatan zoom dan harus menyimak lagi pembelajaran yang sudah di laksanakan.

Adanya hambatan dan tantangan yang ada dibutuhkan kolaborasi yang baik antara guru, siswa dan juga orang tua agar pelaksanaan PJJ dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Harapan semoga pandemi covid-19 segera berlalu dan meninggalkan bumi kita, sehingga pembelajaran bisa di laksanakan seperti dulu. Ilmu baru yang di dapat selama pandemi bisa dijadikan hal baru untuk meningkatkan kualitas pembelajarn yang lebih baik dan menyenangkan.




Gunungkidul, 30 Sepetember 2021

Minggu, 26 September 2021

Berlatih Berkurban

 

Berlatih Berkurban



Bulan Dulhijah telah tiba, Ibu guru mengingatkan siswanya untuk melaksanakan amalan-amalan yang baik dilaksanakan di bulan Dulhijah. Amalam yang di anjurkan untuk di laksanakan di bulan Dulhijah adalah menyembeleh hewan kurban seperti yang di contohkan oleh Nabi Ibrahim As. Allah telah memberi nikmat yang banyak, kita sebagai seorang muslim maka di perintahkan untuk salat dan berkurban.

Ibu guru juga mengingatkan untuk setiap siswa berlatih berpuasa di tanggal 9 Dulhijah. Sebelum ibu guru melanjutkan pelajaran, Bu guru menanyakan pada siswa apakah hari ini anak-anak berpuasa sunah.

“Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadaan kalian hari ini?” sapa Ibu Guru.

“Pagi Bu, kami semua sehat,” jawab para siswa.

“Bagaimana hari ini, apakah kalian berpuasa sunah?" Tanya Ibu Guru.

“Puasa, Bu,” jawab Amir.

“Puasa, Bu,” siswa lain menimpal.

“Saya tidak, Bu,” jawab Rian.

“Tidak apa-apa, Rian. Puasa sunah 9 Dulhijah ini dianjurkan untuk orang yang  agama Islam . Jadi kamu tak perlu melaksanakan puasa ini.” Jelas Bu Guru.

“Baik,Bu,” jawab Rian.

Bu Guru melanjutkan pelajaran hingga tak terasa jam istirahat tiba. Siswa-siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang bermain ada yang pergi ke kantin ada juga yang pergi ke perpustakaan. Begitu pula Rian dan Amir. Dua orang sahabat ini selalu kemana-mana berdua. Walaupun berbeda agama namun mereka tetap rukun sejak kelas 1 berteman tak pernah di jumpai saling bertengkar.

“Rian kamu ga jajan ke kantin?" tanya Amir.

“Tidak, Mir. Kamu kan puasa. Aku takut mengganggu,” jawab Rian.

“Tidak apa-apa, Rian. Kamu jajan saja,” perintah Amir.

“Tidak,Mir. Aku kan tetap bersamamu di sini. Kita baca buku cerita saja yuk,” ajak Rian.

“Maaf ya, An. Gara-gara aku puasa kamu ga jajan hari ini,” ucap Amir.

“Iiih apaan sih, Mir. Bukan gara-gara kamu, tapi aku memang ga mau jajan,” jelas Rian.

“Iya deh, makasih ya, An. Kamu selalu bersamaku, bahkan saat aku berpuasa kamu rela tak jajan,” ucap Amir.

“Iya ga pa-pa,” senyum Rian mengembang.

Amir dan Rian pun tersenyum bersama dan melanjutkan untuk membaca buku cerpen di perpustakaan sambil menunggu bel masuk berbunnyi.

Selain melatih siswa berpuasa Bu Guru juga mengajak para siswa untuk latihan mengeluarkan infaq di setiap hari jumat. Uang yang terkumpul selama setahun di gunakan untuk membeli hewan kurban. Bukan hanya siswa, guru pun demikian para guru setiap bulan mengumpulkan dana dan di belikan hewan kurban juga untuk di sembelih di hari raya idul Adha.

Para siswa sangat senang sekali dalam acara penyembelihan hewan kurban mereka antusias untuk membantu pelaksanaanya. Dengan di beri tugas untuk ikut memotong hewan kurban, mereka sangat senang sekali.  Mereka di pandu dengan guru masing-masing. Tentu tidak semua ikut membantu hanya siswa di kelas atas saja yang sudah di anggap mampu, untuk yang kelas rendah mereka bertakbir dan juga melihat proses penyembelihan hewan kurban.

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar… lha ilaha ilallah hu Allahu akbar Allahu akbar walilah hilham.”

Bersahut-sahutan takbir berkumandang. Menambah semangat siswa dan juga semua warga sekolah untuk menyelesaikan proses penyembelihan hewan kurban.

“Anak-anak hati-hati memotong dagingnya ya, pisaunya tajam.” Kata Pak Rifa’i.

“Iya, Pak,” sambut anak-anak.

Di sela-sela mereka bekerja menyelesaikan tugas untuk memotong hewan daging, tiba-tiba salah satu siswa bertanya pada Pak Rifa'i.

"Pak, Apakah Rian akan di beri bagian juga?" tanya Nino.

"Iya, No. Semua siswa di SD ini akan mendapatkan jatah daging kurban ini, tanpa terkecuali," jawab Pak Rifa'i.

"Harusnya ga usah Pak kan dia tak beragama Islam mengapa harus diberi," protes Nino.

"Nino, agama kita ak mengajarkan seperti itu. Bukannya memberi itu suatu kebaikan. Apalagi ini moment yang tepat untuk kita bisa berbagi, dan berbagi itu tak di batasi hanya satu agama saja, No," jelas Pak Rifa'i.

"Waah enak dong, Pak. Mereka dapat jatah juga, padahal kaan ...," Nino tak melanjutkan kata-katanya.

"Sssssssst... Nino tak boleh begitu ya, kita harus bisa berbagi, kita hanya dilarang untuk toleransi dalam hal akidah saja selebihnya kita harus bisa bertoleransi dengan agama apapun dalam hal lain," himbau Pak Rifai'.

"Iya, PAk," jawab Nino.

Nino pun akhirnya paham dengan apa yang disampaikan Pak Rifa'i. Mereka melanjutkan tugas mereka dengan baik.

Pak Rifa’i bertugas menimbang jumlah daging yang akan dibagikan kepada siswa. Sementara guru yang lain juga ikut memotong memberi contoh ke para siswa. Para ibu guru sibuk menyiapkan plastik dan segala peralatan yang di gunakan untuk daging yang akan di bagikan siswa. Ada besek dan juga daun untuk membungkus daging kurban. Daun yang digunakan tak perlu membeli namun para siswa membantu membawa dari rumah.

Siswa di SD kami tidak semua beragama Islam. Ada beberapa siswa yang beragama lain mereka tetap di beri bagian daging kurban. Setelah semua siswa yang bertugas dan juga Bapak Ibu guru selesai dalam menyiapkan pembagian hewan kurban. Maka bungkusan daging yang sudah di bagi perkelas segera di bawa ke kelas masing-masing. Para siswa pun bergegas untuk mengangkat daging-daging tersebut.

Rian dan juga teman-teman yang tidak beragama Islam pun juga di minta  masuk sekolah untuk langsung bisa menerima daging kurban. Di mulai dari siswa kelas satu dan dilanjutkan kelas dua dan seterusnya sampai kelas enam, akhirnya selesai sudah pembagian hewan kurban. Ada perasaan lega dan bahagia bisa berlatih berkurban dan juga langsung berperan dalam pelaksanaan penyembelehan hewan kurban di sekolah.

“Terimaksih anak-anakku, atas partisipasi kalian penyembelehan dan pembagian hewan kurban di SD kita berjalan dengan lancar.” Kata Ibu Kepala Sekolah saat menutup kegiatan di siang itu.

“Sama-sama, Bu. Kami sangat senang bisa ikut membantu pelaksanaan penyembelehan dan pembagian hewan kurban tahun ini,” jawab Amir.

Acara ditutup dengan berdoa dan para siswa pun pulang ke rumah masing-masing dengan suka cita. Amir dan Rian pun pulang dan berencana untuk membuat sate dari daging yang mereka dapatkan dari sekolah.

 

#30daysreadingastorywithyourkids

#onedayonestory

Gunungkidul, 26 Sepetember 2021

Kamis, 23 September 2021

Mega, Lintang, Buana

 

Mega, Lintang, Buana


Di sudut kota

Kupandang awan bermahkota

Mega mendung terlihat tertata

 

Sungguh elok ciptaan-Nya

Jingga senja tak nampak olehnya

Padahal sudah waktunya

Tuk tunjukkan keindahanya

 

Dua insan saling menyapa

Jarak jauh tak mengapa

Menahan lara dan nestapa

Berharap tuk segera jumpa

 

Malam menyapa hadirkan kerlip lintang

Terbayang sosok yang tersayang

Langitkan doa pada Ilahi Rabbi

Agar selalu dilindungi

 

Jiwa tenang menghampiri

Tak lagi bersedih hati

Yakin sapa mentari pagi

Hangatkan insan penghuni buana

 

Bersyukur tuk semua

Atas anugrah Tuhan yang kuasa

Niscaya kan bertambah nikmat-Nya



 

#KamisMenulis

#SahabatLagerunal

Gunungkidul, 23 September 2021

Rabu, 22 September 2021

Rindu Hadirmu

 

Rindu Hadirmu



Hujan selalu berhasil memaksaku untuk mengingatmu. Rintiknya mampu mengantarkanku pada masa dimana saat itu kita harus berpisah. Aku tau kau pergi untuk kembali. Rasa yang membuat kita yakin akan pertemuan nanti.

Dua bulan berlalu dari hari itu, di setiap detik waktu hanya ada namamu yang terukir indah di relung hatiku.Ya kamu hanya kamu. Aku tak tau kenapa nama itu sudah terpatri disana, mungkin karena kamu, aku bisa merasakan arti dari sebuah perjuangan, pengorbanan dan arti cinta kasih. Kau mampu buatku bertahan di saat gelombang datang menghadang. Bangkit dari keterpurukan yang akhirnya bisa menatap hari esok dengan kehangatan sang mentari.

Kini aku sendiri berkalut dalam sepi, tiada tantangan, tiada canda tawa, tiada saat kau memintaku membuat sesuatu yang harus ku kirimkan untukmu. Aku rindu itu, rindu semua tentangmu. Pagi ini tiba-tiba ku tergerak tuk menyapamu tulis sebait kata untuk tuangkan rasa.

Kasih….

Terukir Indah

Sesaat bersamamu 

Hariku berseri arumi

 

Tiba Saat kau berlalu pergi

 Terasa sepi menyayat hati

Ku ingin kau kembali menemani

Aku tak bisa sendiri

 

Kuingin kau di sini

Lengkapi hari-hari

Tuk wujutkan mimpi

bersama kita sambut Mentari 

 

Kasih

Maukah kau berjanji

Tak kan tinggalkan ku lagi

Agar hati tenang kembali

 

Riuh rindu berujung temu

Berlabuh pada titik cumbanarasa

Menyatu hatiku hatimu dalam balutan rindu

Hari ini esok selamanya


Sakit yang mengimpit terkalahkan oleh doa. Lagu sebagai pengobat rindu, tak pernah terkekang oleh waktu. Rindu menyatu dalam balutan kasih. Tiada yang mampu menghentikannya. Hanya kau dan aku satu selamanya.

Belajarlah seperti hujan, meski terjatuh berulang kali namun tidak pernah berhenti memberikan ketentraman dan kesuburan pada bumi walau kita tahu terjatuh itu sangat sakit. Sebab setelah hujan selalu ada seseorang yang datang sebagai pelangi, dan memelukmu. Aku ingin orang itu selamanya. Orang itu adalah kamu yang sudah terukir jauh di relung hatiku.

Hujan dan kamu adalah rindu. Kita kan menikmatinya dalam senja-senja beranjak pulang. Dalam rasa sayang  yang tak akan pernah hilang. Bahkan saat hujan telah berhenti.

Jika hujan adalah kesedihan, matahari adalah kebahagiaan maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi.

Gunungkidul, 23 Sepetember 2021

 

Minggu, 19 September 2021

Dilema Seorang Mama

 

Dilema Seorang Mama



Menjadi seorang Ibu dan istri yang harus harus bekerja keluar rumah membuatku harus pandai-pandai mengatur waktu. Dari awal menikah tentu suami istri sudah saling memahami akan tugas dan kewajiban masing-masing. Di butuhkan pengertian dan kerjasama yang baik agar suami istri tak saling menyalahkan jika terjadi hal-hal yang tak di inginkan.

Bekerja keluar rumah dan dengan jarak yang tak dekat pun membuatku harus ektra hati-hati dalam mengatur waktu. Saat anak masih kecil dan masih sangat membutuhkan peran seorang ibu. Apa lagi saat anak kurang sehat. Huuuf rasanya tak karuan. Bagaimana tidak di satu sisi aku harus segera berangkat bekerja  namun di sisi lain aku harus dampingi anak yang sedang sakit. Saat sakit anak tak mau jauh dari ibunya.

Berbagai cara di lakukan agar anak bisa ditinggal bekerja. Waktu terus berjalan anakku pun masih juga enggan untuk dilepaskan dari gendonganku. Hati bergejolak pilu. Sakit perih namun tetap harus iklaskan tuk tingalkan si-kecil.

“Maa …  Maa …  ituut (ikut),” rengeknya.

“Mama kerja dulu ya sayang, Adek sama mbak Eka di rumah.” Bujukku.

“Maa, Maaa,” Panggilnya. Aku hiraukan panggilan anakku.

Mbak Eka panggilan kami untuk orang yang membantuku mengasuh anak-anakku di rumah. Setelah aku pulang kerja ia pun harus pulang dan keesokan harinya kembali membantuku mengasuh anak-anak di rumah. Sudah hampir 2 tahun ia bekerja di rumahku semenjak kelahiran anak keduaku. Biasanya si kecil tidak se-rewel ini namun mengkin karena kurang sehat maka anakku nangis saat aku tinggalkan.

Kulaju kendaraanku yang sudah setia menemaniku selama bekerja di wilayah kecamatan lain yang masih satu kabupaten, walau masih satu kabupaten namun jarak lumayan jauh. Membutuhkan setengah jam perjalanan. Dalam perjalanan aku masih memikirkan anakku yang menangis memanggilku. Dalam hati aku selalu berdoa agar dia baik-baik saja dan segera sehat kembali agar saat aku tinggal bekerja bisa nyaman bermain bersama Mb Eka dan tentu aku bisa bekerja dengan tenang.

Tepat pukul 07.15  WIB aku baru sampai di parkiran sekolah. Aku jelas terlambat padahal aku harus masuk kelas jam pertama di kelas 2. Segera aku bergegas untuk ke ruang guru absen dan tentu segera masuk kelas. Sampai di ruang guru ternyata Ibu kepala sekolah ada di sana. Segera aku salam dan sebelum masuk kelas aku pun mohon maaf atas keterlambatanku. Ada sedikit raut muka yang kurang mengenakkan yang dapat aku tangkap. Aku sudah berusaha untuk bisa datang ke sekolah tepat waktu. Namun apa hendak dikata keadaan anakku yang kurang memungkinkan. Ya Rabb beri aku kekuatan untuk semua ini. Aku istighfar dan mohon segera pamit dan ke ruangan kelas dua.

“Selamat pagi anak-anak, assalamu’alaikum.” Sapaku pada siswa-siswa kelas dua. Aku tetap tunjukkan wajah berseri pada mereka walau dalam hartiku masih berkabut.

“Pagi, bu Guru. Wa’alaikumsalam warah matullahi wabarokatuh.” Jawaban kompak siswa-siswaku. Keceriaan mereka menambah semangat baru buatku.

Aku sampaikan maaf atas keterlamabatanku. Aku lanjutkan pelajaran dan tak terasa waktu begitu cepat. Pembelajaran yang menyenangkan di kelas mampu membuatku sedikit hilangkan kegelisahan memikirkan anakku dna juga tanggapan Ibu KS yang kurang nyaman. Aku sudah berusaha berikan yang terbaik untuk siswa-siwsaku.

Saat jam istirahat tiba aku segera hubungi Mb Eka untuk mengeetahuikeadaan anakku.

“Bagaimana Mbak, keadaan Adek? obatnya sudah diminum belum? Tanyaku bertubi-tubi.

“Ya bu,  Adek sudah tidak nangis lagi, ini hanya minta gendong terus bu, badanya masih panas, ini baru saja tidur.” Jawab Mb Eka.

“Semoga tak rewel. Maaf aku belum bisa pulang lebih awal ya.” Kataku. Dalam hatiku tetap merasa bersalah tapi aku tetap harus lakukan tugasku dengan baik.

“Iya, Bu. Semoga Adek segera sehat.” Harap Mbak Eka.

Beruntung aku bisa mendapatkan Mbak Eka selain dia  telaten dalam menjaga dan bersamai anakku, dia juga sangat sabar. Tiba-tiba dering ponselku mengagetkan lamunanku.

“Halo assalamu’alaikum, Yah.  Ada apa? Tanyaku pada suamiku. Ternyata suamiku yang call.

“Wa’alaikumsalam.” Jawabnya pelan.

“Ada apa, Yah? Aku masih ada jam nanti.”jawabku.

“Aku baru saja sampai rumah, dan Adek aku lihat kondisinya sangat lemas dan badanya masih  panas.Jika bisa Mama izin pulang ya! Pintanya.

“Tapi tadi Mbak Eka aku tanya Adek bisa tidur.” Jelasku.

“Iya, Ma. Tapi saat aku lihat badanya lemas sekali. Kita bawa ke dokter saja” Ajak suamiku.

Aku tak bisa berkata apa-apa selain hanya istghfar dan perasaan gemuruh berkecamuk dalam dada. Riwayat bayi premature membuat aku harus ekstra dalam  merawat dan menjaga anakku. Anakku sangat rentan terserang penyakit. Daya tahan tubuhnya sangat lemah.

Aku masih berusaha untuk menyelesaikan tugas mengajarku sampai jam pelajaran habis. Biasanya saat setelah jam pelajaran usai, kami guru-guru masih melanjutkan pekerjaan untuk mengerjakan adminitrasi guru. Aku beranikan diri untuk mohon pamit pada Ibu Kepala Sekolah.

“Maaf, Bu. Hari ini saya mohon izin untuk pulang lebih awal.” Pamitku.

“Izin? Bukannya tadi ibu sudah datang terlambat. Dan sekarang akan izin pulang lebih awal? Ga salah, Bu? dengan nada ketus jawaban Bu Kepala sekolah membuatku ciut.

“Maaf bu, suami memberi kabar keadaan Adek dan meminta sya untuk segera pulang.”Jelasku.

Bukannya memberi izin namun Ibu Kepala sekolah malah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menurutku hanya sia-sia saja aku minta izin.

“Apa ibu tidak merasa berdosa, jika datang saja terlambat tapi mau minta izin pulang lebih awal.” Ucap Beliau.

“Jika Adek tidak sakit tentu tidak begini buk keadaanya.” Jawabku.

Tidak ada jawaban yang menandakan aku di izinkan pulang. Akupun berpamitan untuk kembali ke ruang guru. Ada sesak di dada. Aku berusaha kuat dan sabar. Semua ibu tentu merasakan hal yang sama sepertiku jika melihat keadaan anaknya yang sakit dan tak bisa menjaganya.

Ya Rabb kuatkan aku. Butiran bening menetes di sudut mataku,  sementara pesan suami tak aku hiraukan. Aku ga tahan. Pesan audio aku dengar, suami memintaku untuk segera pulang.

Aku disini namun hatiku di rumah. Ku lirik jam dinding yang ada di sudut ruangan guru. Berharap jarum berputar lebih cepat agar aku bisa segera pulang. Aku tetap tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja. Aku tak dapat menyelesaikan adminitrasi apapun.

Tak ada yang dapat aku lakukan disini. Aku  beranjak tuk ambil air wudu dan segera ke mushola. Aku berdoa dan hatiku pun mulai tenang. Aku ambil ponsel yang aku taruh di saku baju seragamku. Dan apa yang aku baca.

[Maa, pulanglah Maa, keadaan Adek makin memburuk] pesan suamiku

[Bu, Adek belum bangun-bangun juga dari tadi, badanya panas. Ibu pulang ya] pesan Mb Eka.

Dan masih banyak chat chat yang lain. Deeg.. jantungku berdetak kencang. Aku tak hiraukan Ibu Kepala Sekolah. Aku hanya berpamitan pada rekan guru-guru yang lain. Dan aku meminta temanku untuk sampaikan Bu Kepala Sekolah.

Perjalanan yang biasa memakan waktu setengah jam, dapat aku tempuh hanya 25 menit sampai rumah.

Kudapati Adek tergeletak lemas di ranjang bayinya. Sementara suamiku hanya duduk menungguku.

“Maafkan aku, Nak. Maafkan aku Yah.” Aku raih tubuh mungil anakku. Tak henti-hentinya aku menangis. Dan segera suamiku bangkit dan stater mobil tua milik kami. Tak banyak bicara aku langsung naik sementara Mak Eka mengikutiku sambil membawa peralatan Adek.

Sesampainya di Rumah Sakit pusat Kota Adek segera di tangani oleh Dokter yang biasa menangani Adek dari sejak bayi.

“Untung Ibu segera membawanya, terlambat sedikit tak tau apa yang terjadi bu.” Kata Dokter.

“Iya, Dok. Tolong berikan yang terbaik untuk anak kami.” Begitu kewatir kami dengan keadaan ank kami.

“Kita tunggu satu jam, obat yang saya berikan bereaksi ya, Bu. Jika tidak ada perkembangan maka anak ibu harus di rawat inab.” Kata Dokter.

“Kami ikut Dokter, bagaimana baiknya, Dok.” Jawabku.

Satu jam berlalu dan tak ada tanda-tanda Adek membaik. Seperti yang dikatakan Dokter. Adek harus di rawat inab. Ya Allah, berikan kesembuhan pada anakku. Tak ada yang dapat aku lakukan selain berdoa dan berharap untuk kesembuhan anakku. Seharian anakku belum juga minum Asi. Dia dehidrasi.

Maafkan aku Nak, aku tak bisa berikan terbaik untukmu. Mama banyak meninggalkan dirimu sedangkan kau membutuhkan Mama. Tangisku pilu. Suami hanya bisa menenagkanku dan memintaku terus berdoa.

“Sudah, Maa. Jangan menangis jangan salahkan dirimu. Kita berdoa ya.” Bujuk suamiku.

Aku tumpahkan segala isi hatiku, aku pasrah Ya Rabb.

Seiring pilu hati ku hujan turun begitu derasnya seolah mewakili rasa yang menghimpit jiwaku.  Segera Aku call Ibu kepala sekolah meminta maaf dan beri kabar jika anakku di rawat di rumah sakit. Aku pun meminta izin untuk besok tidak masuk kerja. Ibu kepala Sekolah memberi izin serta meminta maaf untuk tak kata-kata yang beliau ucapkan saat aku meminta izin pulang lebih awal. Kami saling memafkan, semoga kejadian ini bisa memberi pelajaran untuk kami. Aku tutup telephone dan kembali aku berdoa untuk kesembuhan anakku.

Satu minggu anakku di rawat. Alhamdulilah Tuhan  berikan kesembuhan. Senyum ceria anakku senyum bahagiaku. Terimakasih Ya rabb.

Gunungkidul, 20 September 2021

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca