Cari Blog Ini

Minggu, 26 September 2021

Berlatih Berkurban

 

Berlatih Berkurban



Bulan Dulhijah telah tiba, Ibu guru mengingatkan siswanya untuk melaksanakan amalan-amalan yang baik dilaksanakan di bulan Dulhijah. Amalam yang di anjurkan untuk di laksanakan di bulan Dulhijah adalah menyembeleh hewan kurban seperti yang di contohkan oleh Nabi Ibrahim As. Allah telah memberi nikmat yang banyak, kita sebagai seorang muslim maka di perintahkan untuk salat dan berkurban.

Ibu guru juga mengingatkan untuk setiap siswa berlatih berpuasa di tanggal 9 Dulhijah. Sebelum ibu guru melanjutkan pelajaran, Bu guru menanyakan pada siswa apakah hari ini anak-anak berpuasa sunah.

“Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadaan kalian hari ini?” sapa Ibu Guru.

“Pagi Bu, kami semua sehat,” jawab para siswa.

“Bagaimana hari ini, apakah kalian berpuasa sunah?" Tanya Ibu Guru.

“Puasa, Bu,” jawab Amir.

“Puasa, Bu,” siswa lain menimpal.

“Saya tidak, Bu,” jawab Rian.

“Tidak apa-apa, Rian. Puasa sunah 9 Dulhijah ini dianjurkan untuk orang yang  agama Islam . Jadi kamu tak perlu melaksanakan puasa ini.” Jelas Bu Guru.

“Baik,Bu,” jawab Rian.

Bu Guru melanjutkan pelajaran hingga tak terasa jam istirahat tiba. Siswa-siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang bermain ada yang pergi ke kantin ada juga yang pergi ke perpustakaan. Begitu pula Rian dan Amir. Dua orang sahabat ini selalu kemana-mana berdua. Walaupun berbeda agama namun mereka tetap rukun sejak kelas 1 berteman tak pernah di jumpai saling bertengkar.

“Rian kamu ga jajan ke kantin?" tanya Amir.

“Tidak, Mir. Kamu kan puasa. Aku takut mengganggu,” jawab Rian.

“Tidak apa-apa, Rian. Kamu jajan saja,” perintah Amir.

“Tidak,Mir. Aku kan tetap bersamamu di sini. Kita baca buku cerita saja yuk,” ajak Rian.

“Maaf ya, An. Gara-gara aku puasa kamu ga jajan hari ini,” ucap Amir.

“Iiih apaan sih, Mir. Bukan gara-gara kamu, tapi aku memang ga mau jajan,” jelas Rian.

“Iya deh, makasih ya, An. Kamu selalu bersamaku, bahkan saat aku berpuasa kamu rela tak jajan,” ucap Amir.

“Iya ga pa-pa,” senyum Rian mengembang.

Amir dan Rian pun tersenyum bersama dan melanjutkan untuk membaca buku cerpen di perpustakaan sambil menunggu bel masuk berbunnyi.

Selain melatih siswa berpuasa Bu Guru juga mengajak para siswa untuk latihan mengeluarkan infaq di setiap hari jumat. Uang yang terkumpul selama setahun di gunakan untuk membeli hewan kurban. Bukan hanya siswa, guru pun demikian para guru setiap bulan mengumpulkan dana dan di belikan hewan kurban juga untuk di sembelih di hari raya idul Adha.

Para siswa sangat senang sekali dalam acara penyembelihan hewan kurban mereka antusias untuk membantu pelaksanaanya. Dengan di beri tugas untuk ikut memotong hewan kurban, mereka sangat senang sekali.  Mereka di pandu dengan guru masing-masing. Tentu tidak semua ikut membantu hanya siswa di kelas atas saja yang sudah di anggap mampu, untuk yang kelas rendah mereka bertakbir dan juga melihat proses penyembelihan hewan kurban.

“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar… lha ilaha ilallah hu Allahu akbar Allahu akbar walilah hilham.”

Bersahut-sahutan takbir berkumandang. Menambah semangat siswa dan juga semua warga sekolah untuk menyelesaikan proses penyembelihan hewan kurban.

“Anak-anak hati-hati memotong dagingnya ya, pisaunya tajam.” Kata Pak Rifa’i.

“Iya, Pak,” sambut anak-anak.

Di sela-sela mereka bekerja menyelesaikan tugas untuk memotong hewan daging, tiba-tiba salah satu siswa bertanya pada Pak Rifa'i.

"Pak, Apakah Rian akan di beri bagian juga?" tanya Nino.

"Iya, No. Semua siswa di SD ini akan mendapatkan jatah daging kurban ini, tanpa terkecuali," jawab Pak Rifa'i.

"Harusnya ga usah Pak kan dia tak beragama Islam mengapa harus diberi," protes Nino.

"Nino, agama kita ak mengajarkan seperti itu. Bukannya memberi itu suatu kebaikan. Apalagi ini moment yang tepat untuk kita bisa berbagi, dan berbagi itu tak di batasi hanya satu agama saja, No," jelas Pak Rifa'i.

"Waah enak dong, Pak. Mereka dapat jatah juga, padahal kaan ...," Nino tak melanjutkan kata-katanya.

"Sssssssst... Nino tak boleh begitu ya, kita harus bisa berbagi, kita hanya dilarang untuk toleransi dalam hal akidah saja selebihnya kita harus bisa bertoleransi dengan agama apapun dalam hal lain," himbau Pak Rifai'.

"Iya, PAk," jawab Nino.

Nino pun akhirnya paham dengan apa yang disampaikan Pak Rifa'i. Mereka melanjutkan tugas mereka dengan baik.

Pak Rifa’i bertugas menimbang jumlah daging yang akan dibagikan kepada siswa. Sementara guru yang lain juga ikut memotong memberi contoh ke para siswa. Para ibu guru sibuk menyiapkan plastik dan segala peralatan yang di gunakan untuk daging yang akan di bagikan siswa. Ada besek dan juga daun untuk membungkus daging kurban. Daun yang digunakan tak perlu membeli namun para siswa membantu membawa dari rumah.

Siswa di SD kami tidak semua beragama Islam. Ada beberapa siswa yang beragama lain mereka tetap di beri bagian daging kurban. Setelah semua siswa yang bertugas dan juga Bapak Ibu guru selesai dalam menyiapkan pembagian hewan kurban. Maka bungkusan daging yang sudah di bagi perkelas segera di bawa ke kelas masing-masing. Para siswa pun bergegas untuk mengangkat daging-daging tersebut.

Rian dan juga teman-teman yang tidak beragama Islam pun juga di minta  masuk sekolah untuk langsung bisa menerima daging kurban. Di mulai dari siswa kelas satu dan dilanjutkan kelas dua dan seterusnya sampai kelas enam, akhirnya selesai sudah pembagian hewan kurban. Ada perasaan lega dan bahagia bisa berlatih berkurban dan juga langsung berperan dalam pelaksanaan penyembelehan hewan kurban di sekolah.

“Terimaksih anak-anakku, atas partisipasi kalian penyembelehan dan pembagian hewan kurban di SD kita berjalan dengan lancar.” Kata Ibu Kepala Sekolah saat menutup kegiatan di siang itu.

“Sama-sama, Bu. Kami sangat senang bisa ikut membantu pelaksanaan penyembelehan dan pembagian hewan kurban tahun ini,” jawab Amir.

Acara ditutup dengan berdoa dan para siswa pun pulang ke rumah masing-masing dengan suka cita. Amir dan Rian pun pulang dan berencana untuk membuat sate dari daging yang mereka dapatkan dari sekolah.

 

#30daysreadingastorywithyourkids

#onedayonestory

Gunungkidul, 26 Sepetember 2021

14 komentar:

  1. Indahnya toleransi. Bapak dan ibu guru sangat berperan dalam menanamkan toleransi sejak dini.

    BalasHapus
  2. praktik baik toleransi. meski beda agama, tetap saling bantu, berkolaborasi,

    BalasHapus
  3. Indahnya kebersamaan dengan saling menghormati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga tertanam pada anak-anak kita sikap toleransi.

      Hapus
  4. Luar Biasa, praktik baik toleransi dapat diajarkan secara nyata..

    BalasHapus
  5. Pembiasaan bertoleransi sejak dini luar biasa Bu

    BalasHapus
  6. Penanaman nilai-nilai Pancasila yang OK. Keren.

    BalasHapus
  7. Pembiasaan hidup rukun sejak dini... mantap

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca