Cari Blog Ini

Rabu, 28 Oktober 2020

PJJ DI ERA PANDEMI

 

PJJ DI ERA PANDEMI




Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I 

Pada bulan Maret 2020 tepatnya pada tanggal 16  Maret 2020 merupakan awal sejarah bagi dunia Pendidikan di Indonesia. Paendemi Covid-19 melanda  keseluruh negeri, pemerintah mewajibkan semua siswa  dari jenjang  TK/PAUD,SD/MI,SMP/MTS,SMA/MASMK dan PT untuk WFH, demikian guru harus work from home dengan menerapkan pembelajaran jarak jauh atau lebih di kenal dengan pembelajaran daring ( dalam jaringan).

Sejak keluarnya peraturan pemerintah tersebut mau tidak mau guru harus berusaha untuk mampu melaksanakan pembelajaran secara online namun tetap bisa dirasa menyenangkan oleh siswa. Bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini  pembelajaran harus tetap berjalan. Di masa Pandemi ini guru di tuntut untuk lebih cerdas, aktif, kreatif dan inovatif dalam menjalankan tugasnya.

Hampir kesulitan yang di alami guru sama dalam menyampaikan pembelajaran daring tersebut. Di karenakan pembelajaran selama ini  masih di lakukan secara klasikal tatap muka dimana guru belum dapat mengoptimalkan berbagai media pembelajaran yang ada terutama media online dalam jaringan.Tidak hanya guru siswa pun juga merasa tergopoh-gopoh untuk beradaptasi dengan  pembelajaran online ini karena pembelajaran yang di alami saat ini merupakan hal baru dan di rasa cepat bagi mereka.

Begitu pula dengan orang tua di rumah yang harus mendampingi putra putri mereka untuk pembelajaran online ini, mereka merasa punya tugas baru untuk mengawasi mendampingi belajar putra putri mereka dan membantu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan guru terutama anak-anak di jenjang TK/PAUD SD/MI mereka belum bisa mandiri dan masih sangat tergantung dengan orang tua. Banyak para orang tua yang mengeluhkan hal tersebut.

Lalu bagaimana mendesain pembelajaran dalam jaringan yang bisa membuat siswa, guru dan orang tua agar pembelajaran menyenangkan. Di butuhkan kerjasama yang bagus antara ketiga unsur tersebut agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Ketigannya  harus saling support agar adanya  pembelajarn online tidak dipandang sebuah beban yang berakibat stress pada anak. Dukungan orang tua dan guru yang di berikan siswa sangat di butuhkan  sehingga mampu untuk melewati masa pandemi dengan  home learning  dan menyenangkan.

Mengingat kondisi keberagaman wali murid  dan para siswa  guru harus mampu mendesain pembelajaran yang bisa di akses oleh orang tua wali dan siswa.Tidak semua mampu menggunakan aplikasi-aplikasi yang tersedia. Guru harus mencari solusi yang paling baik untuk kelangsungan PJJ ini. Bukan  hanya melulu dengan TI melainkan pembelajaran yang bisa mengakses ke semua siswa. Memang TI sangat lah di butuhkan  dalam pembelajaran secara daring ini, namun bukan pula yang utama, masih banyak solusi yang bisa di ambil oleh guru.

Sebut saja di sekolah tempat saya mengajar, di wilayah bagian kecil di sudut kota Gunungkidul. Keadaan wilayah  pegunungan dan jalan yang berliku serta susah dengan jaringan internet. Memang di sekolah sudah di sediakan akses internet namun untuk tempat tinggal siswa yang menyebar di 4 pedukuhan di sekitar SD  membuat kami kesulitan mengakses keberadaan siswa hanya melalui jaringan.

Beberapa minggu pembelajarn dalam aringan berjalan, di sekolah kami terdapat 173 siswa. Jika di perhatikan hanya sekitar 70 % saja siswa dapat mengikuti pembelajaran. Kami hanya menggunakan WAG dalam menjalankan pembelajaran ini. Itu saja tidak semua bisa mengikuti dengan alasan belum memiliki Hp Android, Hp menggunakan milik kakak yang bekerja dan baru bisa gabung di WAG setelah sore hari. Artinya tidak semua  siswa bisa langsung mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berjalan.

Untuk mengatasi hal tersebut maka kami mendata siswa-siswa yang belum memiliki Hp android dan juga yang sama sekali tidak memiliki hp. Mulai dari kelas satu sampai kelas enam  rata-rata perkelas yang tidak memiliki 4 sampai 6 siswa. Dengan demikian kami para guru harus mampu menyampaikan pelajaran siswa tersebut tidak melalui  jaringan.

Untuk yang bisa mengikuti pembelajaran jaringan kami  biasa memnyampaikan materi dengan mengirim voice not, vidio, youtube dan dalam  pelajaran yang saya ampu yaitu PAI kami juga melakukan Vidio call untuk hal hafalan surat-surat pendek siswa. Pemberian tugas siswa kami menggunakan google form dan juga  pemeberian tugas proyek yang bisa di kumpulkan ke sekolah setelah beberapa hari di kerjakan. Tidak jarang orang tua kadang mengeluhkan tugas yang di berikan guru.

Dengan berkomuniasi maka kami bisa memeperbaiki keadaan tersebut. Kami memberi pemahaman kepada wali agar siswa dan wali tidak merasa terbebani dengan pembelajaran ini. Kami memberi waktu untuk pengumpulan tugas siswa. Kami hanya memastikan siswa yang belum bisa aktif dan menyimak pelajaran yang berlangsug tersebut berapa siswa agar kami mudah dalam mengkondisikan mereka. Dari sana pembelajaran yang di lakukan di harapkan bisa berjalan lancar dan tidak membebani semua komponen.

Lalu bagaimana dengan siswa yang tidak terhubung dengan jaringan. Kami mencari informasi dengan tetangga-tetangga terdekat mereka. Kami minta orang tua atau wali bisa bertanya tugas dan materi apa yang di sampaikan guru. Juga kami meminta untuk wali agar datang langsung ke sekolah. Kami memberi tugas dan meminjamkan buku untuk bisa di pelajari dirumah.

Dari sini guru harus kreatif dalam memodifikasi metode pebelajaran yang di gunakan agar pembelajaran jarak jauh bisa menyenangkan. Sejatinya guru dan siswa harus bisa berinteraksi sebagaimana orang tua dengan anaknya.

Hal-hal yang perlu kita lakukan adalah :

1.      Buat pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode

2.      Apapun metodenya yang terpenting semua siswa bisa menerima dan bisa masuk ke hati siswa

3.      Amati Tiru dan Modifikasi artinya kita bisa melihat metode yang di gunakan guru-guru lain yang sekiranya itu baik, maka bisa kita tiru namun bisa kita modifikasi

4.      Manfaatkan TIK yang tersedia

5.      Jadilah diri kita sendiri

6.      Kita lakukan dialog dengan orang tua siswa

7.      Dokumentasikan semua yang telah kita lakukan, misalnya saat anak-anak kita minta mengirim gambar mereka saat membuat tugas atau sat anak-anak mengirim video mereka.

8.      Tetap tenang dalam mengahadapi semua siswa dengan segala keterbatasannya kemudian kita tarik kesimpulan.

9.      Terakhir kita review apa yang telah kita lakukan.

Lalu bagaimana agar saat pembelajaaran jarak jauh ini tidak membosankan. Sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan di antaranya kita bisa lakukan empat hal berikut:

1.      Berikan bonus pada siswa yang berhasil mengerjakan tugas dan mengirimkan untuk yang pertama kali pada kita.

2.      Berikan materi-materi melalui video singkat, ketika kita tampil  di depan video pastikan kita benar-benar  dalam keadaan rapi.

3.      Kadang kalanya kita perlu menghubungi siswa lewat vidio call atau call langsung.

4.      Mengajarlah dengan iklas dan lakukan komunikasi dua arah.

5.      Tutup pelajaran  dengan kalimat-kalimat penuh dengan hikmah dan kebaikan

Memang saat ini siswa-siswa kita sudah di sajikan semua hal dari google. Namun sehebat-hebatnya google tidak ada yang mampu mengalahkan kehebatan para guru. Mengapa ? karena guru  mampu menyentuh hati sikap peserta didik, guru bisa menghapus air mata peserta didik  saat menangis dan memeluknya dengan penuh kasih sayang. Peran guru tidak bisa tergantikan.

Semoga apa yang kita lakukan senantiasa dalam bimbingan dan rahmatNya sehingga menjadikan pembelajaran jarak jauh dengan lancar dan dapat membuat peserta didik kita tetap semangat dan mampu meraih asa. Harapan semoga pandemi covid-19 segera berlalu dan meninggalkan bumi kita,sehingga pembelajarn bisa di laksanakn seperti dulu dan bisa di tambah dengan metode-metode baru yang di lakanakn saat pandemi ini. Tentu pembelajaran akan semakin menyenangkan.

 

Gunungkidul, 28 Oktober 2020

8 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca