Cari Blog Ini

Jumat, 23 Oktober 2020

Kepergianmu


Setiap melihat dan mencium aroma melati serasa kembali ke masa itu

Senja telah menampakan jingganya, angin berhembus lembut menyapaku. Segera kusiapkan diri untuk datang ke rumah dimana aku di besarkan dulu.Tempat yang selalu aku rindukan.Banyak kenangan terukir indah disana, seperti baru kemarin aku berlari berebutan mainan dan juga makanan dengan adikku satu-satunya.aah..masa itu.

Kami tujuh bersaudara berkumpul di rumah itu setelah mendengar kabar ibuku drop setelah buka puasa. Ibu telah beberapa tahun terakhir sakit diabetes. Sering keluar masuk rumah sakit. Begitu pula saat itu, ibu satu minggu di rawat di rumah sakit dan sudah di nyatakan membaik, maka boleh segera di bawa pulang. Sehari sesampainya di rumah tiba-tiba ibu drop lagi, badan lemas dan bawaannya pingin selalu tidur. Ibu sudah tidak mau makan.

Kami tujuh bersaudara memutuskan untuk membawa ibu ke rumah sakit. Namun ibu tidak mau.

"Uti (panggilan kami setelah ibu memiliki cucu), nanti setelah buka puasa kami bawa ke rumah sakit lagi ya, kita cari obat lagi", kata kakakku saat itu.

"Tidak usah nak, uti baik-baik saja,uti hanya ngantuk pingin tidur", jawab uti.

"Tapi uti tidak mau makan, sedikit saja uti makan ya, ! pinta kakak ku.

Ibu tetap tidak mau makan, kami sangat kawatir melihatnya, badan ibu semakin kurus tatapannya kosong. Selama ramadhan ibu selalu ikut puasa. Hanya selama di rawat di rumah sakit satu minggu ibu tidak lagi bisa ikut puasa.

Kelihatanya Ibu benar-benar lelah, kami lihat ibu selalu menguap.

Suara adzan isa' terdengar, melihat keadaan ibu yang kelihatanya hanya lelah, suamiku berpamitan pulang, namun aku tetap disana. Kami bergantian menunggu ibu yang terbaring lemah.

Ibu selalu memanggil adikku,dan dia pun selalu berada di sampingnya. Kami semua membaca Al-Quran di dekat ibu.

"Nak, aku mau tidur", ucap ibuku lirih.

Iya ti..uti tidur saja.

"Nak maafin ibu ya,

"Uti bicara apa?

Kami semakin kawatir.

"Ayo ti kita berdoa ,kita dzikir bersama ya!

Tiba-tiba aroma bunga melati menyelinap di hidung, aku rasa hanya diriku yang menghirup aroma itu, aku sampaikan ke kakaku.

"Bude(panggilku pada kakakku ),aku mencium bau bunga melati," kataku.

"Mana sih nte, kamu ada-ada saja", ucap kakakku.

Pintu depan saat itu masih terbuka, karena anak-anak masih berada di teras depan. Hembusan angin masuk ke rumah dengan aroma melati menyertainya. Saat itu bukan hanya aku yang mencium aroma melati uti, tapi semua saudara-saudaraku juga mencium aroma itu. Kami saling berpandangan dan langsung pandangan tertuju pada ibu yang terbaring lemas.

Sontak kami kaget, dan memeluk ibu.

Kakak lelakiku yang dari tadi berada di samping kanan ibuku selalu membisikkan kalimat tahlil, seraya ibuku mengikuti kalimat itu.

Telapak tangan ibu selalu memegang telapak tangan adiku, nafas ibu semakin lama semakin berat.

Kami  panggil ibu dan minta maaf atas semua kesalahan kami, tak terasa air mata membasahi pipi kami.

"Jangan menangis nak, ibu tidak apa-apa ibu lelah ibu mau tidur ya" kata-kata ibu yang dapat kami tangkap sebelum ibu  tidak lagi bisa berkata-kata.

Tepat pukul 20.05 WIB, sehari sebelum hari raya idul fitri 1432 H, Ibu menghebuskan nafas terakhirnya. Isak tangis memenuhi rumah itu, beberapa tetangga yang pulang dari salat taraweh di masjid berdatangan ke rumah. Innalilahi wainnailaihi rojiun. "Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali".

Ibu maafkan kami, kami belum sempat buatmu bahagia. Hanya doa yang kini dapat kami panjatkan.

Ya rabbi..ampuni dosaku dan dosa ibu bapakku, sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.Tempatkan mereka di tempat orang-orang yang solih di SyurgaMu.

Bimbing kami anak-anaknya untuk mampu meneruskan perjuangan orangtuaku ya rabb. Semoga kami menjadi anak-anak yang solih solihah agar menjadi jariyah untuk kedua orang tua kami. Aamiin

 

# Day18AiseiWritingChallenge

#100 KataBercerita

#30 HariAeseiBercerita

#AiseiWritingChallenge

# WarisanAisei

#PendidikBercerita

Gunungkidul,24 Oktober 2020


19 komentar:

  1. Semoga ibunda diberikan tempat terindah disisi Allah SWT Amiin Allohuma Amiin

    BalasHapus
  2. Semoga ibunda diberikan tempat terindah disisi Allah SWT Amiin Allohuma Amiin

    BalasHapus
  3. Bunda telah tiada...tapi kasihsayangnya selalu ada di hati...kita...semoga beliau bshagia di sisiNYA...

    BalasHapus
  4. Turut berdukacita, smg ibunda mendapatkan tempat terindah di sisi-Nya

    BalasHapus
  5. Semoga diterima segala amal ibadahnya, ditempatkan disisi Allah yang terbaik, selalu diterangi kuburnya. Amin. Al Fatihah

    BalasHapus
  6. Kehilangan orang tua moment yg sangat menyedihkan semoga ibunda Atik di terima di sisi Allah SWT

    BalasHapus
  7. Insyaallah bunda tercinta husnul khatimah

    BalasHapus
  8. Betul betul akhir tutup usia yang indah,Ya Allah panggil kami seperti itu
    Tapi kami malu memintaMu....

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca