Cari Blog Ini

Minggu, 06 Maret 2022

Mama Kerja Bukan karena Tak Sayang

"Nizar ... Nizar, tunggu! pelan-pelan apa jalanya!" seru Arkan.
"Buruan Arkan, jangan sampai kita terlambat lagi mengikuti TPA sore ini," ajak Nizar. 
Nizar dan Arkan bergegas menuju mushola di ujung jalan di Dusunnya. Sebentar lagi bulan puasa datang dan TPA di lingkungan tempat tinggal Arkan dan Nizar di hidupkan kembali. Sebelum ini TPA dilaksanakan seminggu 2 kali di rumah Bu Nur. Beliau adalah guru Tk yang setahun yang lalu purna tugas. Untuk mengisi kegiatan di rumahnya Ibu Nur membuka TPA. Awalnya hanya beberapa orang namun sekarang sudah lebih banyak lagi.

Sekitar 5 menit Arkan dan Nizar sudah sampai di Mushola. Mereka segera bergabung dengan teman-temannya. Semangat belajar mengaji mereka sangat luar biasa. Guru pembimbing TPA yang sangat penyabar dan penuh kasih membuat anak-anak makin semangat. Kak Naning namanya, dia di bantu beberapa rekan teman seangkatannya. Satu-satu anak-anak di bimbing dengan sabar. 

Satu jam berlalu semua anak-anak yang datang sudah di simak semua. Kak Naning mengajak semua anak-anak untuk berdoa namun sebelum berdoa biasanya Kak Naning memberikan sedikit pesan. Kadang pesan itu berbentuk cerita kadang juga hanya sebatas obrolan ringan. Anak-anak sangat antusias mendengarkanya.

Sore itu Kak Naning bercerita tentang kasih sayang orang tua kepada anaknya. Betapa besar kasih sayang yang orang tua berikan pada kita. Tak lupa Kak Naning juga berikan kesempatan pada anak-anak untuk bertanya. 
"Bagamana adek-adek, kalian paham kan dengan yang Kakak sampaikan?" tanya Kak Naning.
"Kak apakah semua orang tua sayang pada anaknya? " tiba-tiba suara Arkan terdengar memecah keheningan dan kekhusukan anak-anak TPA.
"Tentu Arkan, semua orang tua sayang pada kita anak-anaknya," jawab Kak Naning datar. 
"Tapi kenapa Mama menitipkan Arkan pada Nenek, Arkan tak pernah di manja-manja sama Mama karena Mama kerja terus dan tak pulang bahkan saat malam hari Arkan pingin di ceritakan Cerpen, Mama ga bisa," protes Arkan.
"Arkan, Mama kan kerja cari uang sayang, kalau Mama Ga kerja siapa yang kasih uang untuk jajan Arkan,"jelas Kak Naning.
"Arkan ingin seperti teman-teman Kak, setiap hari bisa bermain, bercerita bahkan bisa di ajak jalan-jalan sama Ayah dan Mamanya," dengan sedikit menunduk Arkan terlihat sedih. 
Kak Naning  mendekati Arkan dan membelainya dengan penuh kasih sayang.
"Arkan yang manis, Arkan kan anak pinter dan solih. Arkan harus tau Mama bekerja itu juga karena sayang sama Arkan, Mama kerja untuk Arkan untuk masa depan Arkan, Arkan yang sabar ya!" pinta Kak Naning. 
Arkan terlihat nyaman dengan belaian Kak Naning. Kak Naning bukan hanya cantik namun sangat lembut. Hingga anak-anak yang belajar mengaji bersamanya merasa sangat dekat.
"Iya Kak, Arkan mengerti. Mama sangat sayang sama Arkan. Mama cari uang untuk Arkan juga," jawab Arkan mengerti. 
Kak Naning pun berpesan  agar  sebagai anak kita harus hormat pada kedua orang tua terutama Mama. Apapun keadanya mereka sudah berjuang untuk hidup kita. Perjuangan mereka tak bisa kita balas. Apapun yang mereka lakukan kepada kita adalah yang terbaik.

Doa penutup majlis di baca, satu-satu anak-anak berpamitan, namun Arkan sepertinya enggan untuk pulang ia merasa menemukan d sosok Mama pada diri Kak Naning ketimbang Nenek yang ada di rumah. Maklum Nenek sangat sibuk dengan pekerjaanya. Nenek Arkan membuka usaha dengan berjualan nasi rames dan juga makanan-makanan siap saji. Dengan kesibukanya itu Arkan jarang sekali bisa mengajak Arkan bermain dan membacakan cerpen. Namun demikian Nenek Arkan sebenarnya juga sayang sama Arkan cucu satu-satunya. 

Pelan-pelan Kak Naning menasehati agar Arkan segera pulang. Kak Naning meminta Nizar untuk mengajak Arkan pulang. Kebetulan rumah Nizar berdekatan dengan rumah Arkan. Akhirnya keduanya pun pulang dengan senyum mengembang di sudut bibir mereka.
Di sepanjang perjalanan pulang, Arkan sangat riang dia tak lagi sedih, bahkan sesampainya di rumah ia akan minta maaf pada neneknya dan mau minta ijin untuk bisa melakukan panggilan video Mamanya yang bekerja di luar kota. 
 
#cerpenanakweek1
#aiseichallengemaret
Gunungkidul,5 Maret 2022




22 komentar:

  1. Anak memang perlu diberi penjelasan agar memahami kondisi orang tuanya.

    BalasHapus
  2. Semoga Arkan nantinya ketika dewasa menjadi orang yang baik dan berguna bagi orang lain juga.

    BalasHapus
  3. Betul sekali...cerita tersebut sangat menyentuh perasaan emak.Kita sebagai perempuan serba salah,tdk kerja tdk bisa membantu suami,kalau bekerja keluarga terlantar.Itulah resiko seorang ibu yg bekerja.Semoga suami dan anak2 kita paham dan memakluminya 😭😭😭😭😭😭🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Emak... Jika boleh memilih ... Semua Mana pihin sll ada buat anak nya

      Hapus
  4. Ceritanya ril... banyak terjadi di masyarakat, tidak hanya yang bekerja keluar kota, saya pun masih sring merasa tidak mengurus keluarga dengan baik. Karena tuntutan pekerjaan harus pulang sore, waktu libur tetap ke sekolah, dll
    Semoga bisa saling memaklumi...

    BalasHapus
  5. Cerpen yang mengulik kondisi sebagian dari masyarakat kita.

    BalasHapus
  6. Saya suka dengan Arkan yang "mempertanyakan" kondisinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya pada awalnya dia seperti tak di sayang Mamanya ..

      Hapus
  7. KAsih orangtua sepanjang jalan...
    Walaupun jauh dari Arkan dan jarang membacakan cerita, Ibunda Arkan tetap sayang kepada Arkan..

    Saya suka dengan karakter Kak Nuning.

    BalasHapus
  8. Arkan belajar banyak. Mungkin usia yang akan memberitahunya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak Padil... Semoga keadaan membuatnya lebih mengerti banyak hal.

      Hapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca