Bersyukur dia tumbuh dan berkembang dengan normal. Bahkan ketika udia TK anak pada umumnya belum bisa baca namun dia sudah bisa bahkan lancar. Setelah menginjak Sekolah Dasar dia selalu mendapatkan rengking. Tak tahu dari mana dia bercita-cita untuk masuk ke pondok. Padahal saya tahu di pondok tentu dia harus dapat menyelesaikan apa-apa sendiri. Sedangkan saya tahu putriku selama ini begitu manja dan segala keperluanya harus saya siapkan. Bagaimana nanti dia akan bisa menjaga dirinya? Kekawatiran itu ada, saya coba tanya apakah dia benar-benar yakin akan masuk ke pondok. Setelah naik ke kelas 6 kembali saya tanyakan tentang keinginannya tersebut. Dia tetap kekeh dengan keinginannya.
Bismilah ... Setelah ada informasi pendaftaran saya pun mendaftarkan putri saya ke salah satu sekolah SMP berbasis pondok. Seleksi di lakukan dengan test tertulis dan wawancara serta ada test hafalan. Selama seleksi 2 hari di lakukan dan sepekan setelah test hasilnya pun dapat kami terima. Pengumuman menyatakan bahwa putriku lolos. Ada binar kebahagian di wajah mungilnya. Dia sangat senang dan begitu semangat.
Tiba waktu kelulusan kelas 6, setelah nilai sudah keluar saya pun harus lengapi berkas pendaftaran ke SMP. Nilai tertinggi yang ia peroleh sebebarnya sabgat mudah baginya untuk masuk ke SMP Negeri Favorit di kotaku Namun hal itu tak menjadikanya giyah dia tetap ingin melanjutkan sekolah SMP Boarding dengan kurikulum pondok. Bulan Juli saat tahun pelajaran di mulai putriku harus sudah berada di asrama. Di sekolah SMP yang di tuju ada dua pilihan boarding dan fullday. Untuk siswa yang boarding harus sudah masuk ke asrama seminggu lebih awal.
Saat mengantarkan dia ke asrama, hati seorang ibu tak bisa di bohongi, tak tega itu hal yang ada dalam hati. Menangis melepaskanya sendiri jauh dari saya yang begitu menyayanginya. Seminggu berlalu dia berada di asrama selama itu pula saya tak selera makan. Berbagai pikiran mengganggu setiap detik waktu yang berlalu. Saya hanya bisa berdoa untuk kebaikan putri kecilku.
Seminggu, dua minggu sampai tiga bulan saya baru merasakan tenang. Melihat perkembanganya sata sangat senang. Saat ada waktu sambangan saya selalu mendapatkan semangat baru dan sesuatu yang buatku tajub.
Kurikulum pondok dan juga 9 habits/ kebiasaan yang di terapkan di asrama ternyata membuat putriku menjadi seseorang yang mandiri dan bertanggung jawab. Dia akan mampu mengatasi dan menyelesaikan permasalahan sendiri dengan baik. Di sana tertanam karakter yang kuat hingga pada saatnya dapat membuat putriku mampu hadapi segala tantangan yang harus dia lewati. Berbekal keimanan, ketaqwaan, kedisiplinan dan kemandirian serta banyak hal positif yang dia dapatkan dari asrama, saya yakin dia akan lebih mampu untuk meraih cita-citanya. Dengan tetap berpegang teguh pada prinsip agama yang kuat sehingga tak membuatnya goyah dan mudah terpengaruh.
Dari tulisan ini saya hanya ingin berpesan bahwa memasukkan anak ke sekolah berbasis pondok akan mendapatkan banyak keuntungan. Selain mendapatkan pengetahuan umum anak akan mendapatkan pengetahuan agama yang kuat. Bahkan nilai-nilai karakter akan tertanam dalam jiwa. Hilangkan kegundahan dan keraguan saat melepas anak kita untuk belajar di pondok atau sekolah dengan sistem boarding.
"Lebih baik menangis menahan rindu jauh dari sang buah hati dari pada kelak menangis saat anak-anak kita tidak mendapatkan ilmu agama yang membuatnya tak tau bagaimana harus bersikap dengan orang tuanya saat sudah renta"
Terimakasih, salam sehat tetap semangat teruslah berbagi. Berbagi itu indah berbagi tak kan pernah rugi.
# kamismenulis
#sahabatlagerunal
Gunungkidul, 10 Maret 2022
Pesan terakhir sangat dalem. Terima kasih Bu. Keren...
BalasHapusSana-sama bu mien ...
HapusClosing statementnya mantabbe. aku sangatsuka itu. Nah itu yang ingin aku lakukan. Tahun ajaran baru besok, kami tinggal berdua saja di rumah..
BalasHapusAlhamdulikah Mr Beje.. smg sukses u putranya. Aamiin
HapusBenar, Bu. Dengan bekal agama insya Allah selamat di dunia dan akhirat.
BalasHapusAamiin terimakasih Kak Ros. InsyaAllah
HapusNah ini semoga bisa memantapkan anak berada di pondok. Terima kasih sharing pengalamannya.
BalasHapusSama2 bund...
Hapus