Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Maret 2022

Jangan Buat Teman Menangis

Pagi yang sangat cerah, kegiatan PTMT yang sudah berjalan beberapa minggu telah membuat suasana sekolah begitu hidup. Walaupun siswa kelas satu hingga kelas 6 masuk secara bergantian, namun tetap ada ruh keceriaan di sekolah ini. Begitu pula siswa kelas satu yang mendapat jadwal masuk pukul 07.00 - 10.00 WIB begitu bersemangat. 
Hari Rabu, merupakan jadwal Ibu Guru Rima sebagai Guru mapel PAI untuk mengajar di satu jam awal. 
"Selamat pagi anak-anak, " sapa Bu Rima saat setelah memasuki ruang kelas satu. 
"Selamat pagi, Bu," jawab anak-anak kelas satu dengan penuh semangat. 

Seperti biasa, setelah berdoa, mengabsen dan membaca surat-surat pendek Bu Rima melanjutkan pelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran Bu Rima selalu menyisipkan lagu yang di sesuaikan dengan tema pelajaran. Hal itu yang membuat anak-anak selalu semangat mengikuti pelajaran PAI. 

Saat pemberian materi selesai Bu Rima memberikan tugas pada siswa, semua siswa langsung mengerjakannya dengan baik. Tiba-tiba terdengar gaduh di baris meja no tiga. Di jumpai seorang siswa menangis. Bu Rima menghampirinya dan menanyakan apa yang terjadi. 
Salah seorang siswa dengan lantang menyampaikan. 
"Itu, Bu, tadi Ahul menangis karena di ledek oleh Roni," ungkapnya.
"Kenapa, Nak, " tanya Bu Rima mendekati Ahul yang masih sesenggukan menangis.
Tak ada jawaban disana. Bu Rima mendekat dan mengelus kepala Ahul dengan penuh cinta. 
"Nak, bilang sama Bu Guru ya, Ahul kenapa? Tak ada jawaban juga. 
" Oooo Ahul belum selesai nulisnya? Iya Nak ga apa-apa, ayuk pelan-pelan Ibu bantu ya!," dengan sabar Bu Rima membantu dan mendampingi Ahul menyelesaikan tugasnya. 
Memang beberapa minggu ini Ahul emosinya sangat labil, dia butuh sentuhan dan kasih sayang. Maklum setelah kepergian Ayahnya dalam kecelakaan yang terjadi pagi itu telah membuatnya kurang semangat. Bu Rima sangat memakluminya, namun namanya anak kecil teekadang temannya ada yang tak memahami kondisinya. Bicara dan mengatakan sesuatu pada Ahul hingga membuatnya menangis. 
Diantaranya Si Roni yang suka mengadu dan usil dengan teman lainnya. Padahal Roni sendiri dalam mengerjakan tugas belum selesai. 
Bu Guru Rima begitu sabar menghadapi ulah Roni dan juga siswa lainya. Bu Rima tak pernah membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa yang lain, semua di bimbingnya dengan sabar.
"Bagaimana anak-anak kalian sudah selesai mengerjakan tugasnya? tanya Bu Rima. 
"Sudah, Bu, sudah Bu,"siswa bersahut-sahutan menjawab pertanyaan itu.
Satu siswa menjawab, belum Bu. Ya.. ternyata Roni yang belum selesai. Dia sibuk mengomentari teman lainnya hingga tugasnya sendiri belum selesai. 
"Ayo Ron, selesaikan tugasnya, atau Roni ada kesulitan? kembali Bu Rima bertanya.
"Eee iya Bu, akan Roni selesaikan, sebentar ,Bu, jawabnya. 
Beberapa menit Bu Rima tunggu namun belum selesai juga, Bu Rima pun mendekat. Dan ter yata Roni bukan menyelesaikan tugas dari Bu Guru. Bu Rima dapati Roni sedang menggambar motor. 
"Roni, kamu menggambar motor ya?  bukanya selesaikan tugas dari Ibu. 
"Hehe, iya Bu, saya suka sekali motor dan saya nantinya mau jadi pembalap," jawaban polos tanpa merasa bersalah.
Dengan tetap tersenyum, Bu Rima mengamininya. 
"Aamiin, iya Nak. Semoga tercapai cita-citamu, tapi sekarang selesaikan dulu ya!

#Week2Aisei Challenge
Gunungkidul, 20 Maret 2022




4 komentar:

  1. Cerita yang bagus, Bu. Guru yang sabar dan kenakalan anak-anak yang lucu.

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca