Webinar ,Sabtu 02 Mei 2020
SELF DRIVING DI ERA BARU PENDIDIKAN
“Menciptakan Pola
Belajar Efektif Dari Rumah”
Suatu
hal yang baru untuk bisa menyongsong Pendidikan diIndonesia saat ini Hari
Pendidikan Nasional tahun 2020 disemarakkan oleh PB PGRI untuk
melaksanakan seminar online series yang berhasil menjaring sebanyak
13.000 peserta pendidik dari seluruh Indonesia untuk turut serta dalam
kegiatan.Hal ini merupakan Langkah awal untuk meningkatkan kwalitas Pendidikan
di Indonesia melalui Seminar online perdana mengangkat judul “Menciptakan
Pola Belajar yang Efektif dari Rumah” dengan pembicara yaitu Prof.
Rhenald Kasali. Beliau merupakan seorang akademisi, praktisi,
penulis, pemerhati pendidikan, dan founder dari Rumah Perubahan. Seorang ahli
yang telah banyak memberikan sumbangsih penting bagi dunia pendidikan.
Kegiatan
ini dapat berlangsung berkat bekerjasama
dengan berbagai pihak diantaranya PT
Rintis sejahtera, Prima , Presiden Univercity,Webek,Pegadaian,Tolak Angin,Kopi
Kapal Api, Telkomsel,JNE.
Sejak
wabah Covid-19 melanda di seluruh dunia saat ini, memberikan dampak di berbagai
sektor kehidupan baik sektor ekonomi,sector
sosial, tak terkecuali pendidikan. Dunia pendidikan seakan mati suri semenjak
mulai diberlakukannya kebijakan social dan physical distancing oleh pemerintah.Kampus
dan sekolah dari berbagai jenjang pendidikan diharuskan untuk tidak lagi
melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka langsung dengan siswa. Pembelajaran
mulai dialihkan melalui metode daring. Lalu apakah kita siap dengan metode
pembelajaran ini?
Sejak
surat keputusan dari Kemendikbud terbit mengenai upaya pencegahan dan penyebaran
Corona, sistem pembelajaran konvensional perlahan terkikis dan tergantikan oleh
pembelajaran daring. Guru, siswa, bahkan orang tua dipaksa untuk beradaptasi
secara cepat dengan metode ini. Memang, di tengah situasi yang seperti ini,
metode daring dirasa solusi yang paling tepat untuk dilakukan. Meski sekolah
diliburkan, tetapi tuntutan dalam proses pembelajaran masih dapat terlaksana
dan tercapai. Namun, jika dilihat lebih jauh, banyak celah kekurangan dari
metode daring ini.
Bagaimana
guru bisa beradaptasi, berinovasi untuk menyampaikan pendidikan yang lebih baik
dan mempersiapkan anak didik ke masa depan di tengah kondisi pandemi Covid-19
saat ini?
Kita
memasuki era baru yang tentu saja tidak mudah, segala sesuatu yang baru itu
tidak mudah, secara khusus dalam hal ini teknologi yang saat ini memang di perlukan oleh para guru
siswa dan orang tua dalam pembelajaran di rumah.ini bukan hal yang tidak mudah bagi kita semua. Kita,
para guru, merasa hal ini tidak mudah. Teknologi membuat banyak orang merasa
tidak mudah, tidak terbiasa, karena banyak orang-orang lama yang merasa gaptek
(gagap teknologi). Bahkan masih cukup banyak guru muda yang tidak terbiasa
menggunakan teknologi untuk mengajar karena gaptek.
Masih
banyak guru yang tidak mempunyai fasilitas yang cukup memadai, teknologi yang
memadai seperti gadget, laptop, komputer. Bahkan di beberapa daerah
koneksi jaringan internetnya baru menggunakan 2G, ada yang 3G, namun
jika sudah 4G sudah agak cepat, apalagi 5G akan lebih cepat lagi.Beruntung guru
yang berada di pusat kota ataupun alam i kondisi yang baik sarana prasarana
memadai.Namun bagaimana guru-guru yang berada di daerah-daerah tertentu yang
kondisinya tidak sebaik pada kondisi guru di perkotaan. Dalam kondisi saat ini,
tidak mudah bagi guru, misalnya memberikan tugas-tugas lewat daring, bagaimana
nanti menyusun rapornya ? Tidak tertutup
kemungkinan guru hanya copot-copot angka, menduga-duga dari attitude,
perilaku dan sikap. Ada guru yang mengeluh bagaimana nanti memberi nilai di
raport.
Kemudian,
orang tua tidak terbiasa menjadi guru dan baru terasa sekarang betapa beratnya
orang tua menjalankan peran guru. Tetapi orang tua harus terlibat dalam
mendidik anak-anaknya, tidak 100% diserahkan kepada guru-gurunya. Kondisi juga
memperlihatkan bahwa ternyata banyak anak saat ini tidak menurut terhadap orang
tuanya. Mereka lebih menurut pada gurunya, lebih menurut pada orang lain.Akibatnya
para orang tua merasa keberatan jika pembelajaran di adakan di rumah,di sini
orang tua harus berfikir 2 kali untuk bisa mendidik membersamai anak belajar
dan juga harus menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai ibu yang pekerjaan rumah
belum terselesaikan belum jika seorang ibu harus bekerja juga dalam
menyelesaikn tugasnya di kantor yag tentunya juga di kerjakan di rumah.
Saat
ini di masa Covid-19, banyak orang tua yang harus bekerja di sektor informal
dan mengalami kekurangan pelanggan, sepi pembeli atau perusahaan yang mengalami
kemunduran sehingga baik suami atau istri saling membantu untuk bekerja lebih
keras lagi. Sehingga diperhadapkan pada situasi harus membimbing anak dan harus
membantu pekerjaan agar tidak diberhentikan atau tidak kena PHK. Kemudian sulit
bagi anak-anak untuk belajar sendiri, karena tidak ada yang menemani,
tidak ada teman sebayanya atau tidak ada ruang belajarnya. Banyak anak yang
kehilangan suasana sekolah, mereka merindukan teman-teman di saat belajar
Bersama di sekolah mereka bingung, mau bermain di luar mereka tidak di
perbolaehkan orang tua.
Nah,
jika kita manganggap bahwa teknologi ini mudah, maka kita akan bekerja autopilot,
bergerak sendiri, tanpa berpikir, yang berarti tidak ada perubahan dan
pembaharuan.
Tiga
Kebutuhan dalam Dunia Masa Kini
Harus
diingat, dunia ini terus berubah, karena itu kita butuh:
- Komitmen untuk memulai. Tidak ada komitmen,
kita tidak akan pernah memulai sesuatu.
- Konsistensi untuk sesuatu yang dimulai. Tidak
ada konsistensi, kita tidak akan menyelesaikan apa yang telah kita mulai.
Ibaratnya kuliah tapi tidak membuat skripsi dan tidak diwisudah, atau
menikah namun tidak menyelesaikan perkawinannya.
- Kesulitan. Kesulitan adalah energi. Inovasi muncul
karena ada kesulitan. Misalnya dulu di Eropa, orang kelas menengah ke
bawah kesulitan akses terhadap protein, akhirnya ada yang bepikir ikan dan
daging mahal, maka diciptakanlah peanut butter yang
merupakan protein dari tanaman, tumbuh-tumbuhan nabati untuk memenuhi
kebutuhan protein. Sama halnya dengan coklat yang merupakan makanannya
para raja seperti Napoleon, mahal, jumlahnya sedikit, maka dibuatlah
coklat nutella, yang muncul dalam suasana menjelang perang,
banyak orang tidak bisa menikmati makanan enak dan akhirnya dibuat coklat
dari kacang husselnut yang diberi coklat sedikit dan
justru sekarang harganya lebih mahal dari coklat yang dikenal secara umum.
Lalu, Alibaba di Tiongkok belum tumbuh ketika ada wabah SARS karena orang
tidak bisa berbelanja dan akhirnya dalam suasana seperti itu orang
berpikir dan menciptakan sesuatu yang baru dan sekarang Alibaba telah
menjadi perusahaan yang sangat besar. Jadi kita butuh kesulitan, dan
kesulitan jangan dianggap sesuatu yang berbahaya. Kalau sesuatu dipandang
mudah biasanya kita tidak butuh kesulitan.
Dua jenis Game (Permainan)
dalam Hidup
- Game Sesaat. Ada orang tidak sadar bahwa
ada game jangka panjang namun mainnya sesaat. Game sesaat
itu seperti pertandingan olah raga: sepakbola, basket, dsbnya yang
mengarah ke permainan mencari pemenang dimana waktunya singkat, terbatas,
ada aturan yang disepakati bersama, setelah itu akan jelas siapa
pemenangnya.
- Game Sepanjang Hayat, misalnya
kehidupan itu sendiri. Tidak akan berakhir ketika kita meninggal dunia,
namun akan dilanjutkan oleh keturunan kita. Kemudian karir, karir tidak
bisa diciptakan sesaat. Tidak ada orang yang baru lahir langsung jadi
direktur. Butuh proses. Sama halnya dengan menjadi guru, kita
menjadi guru karena telah diangkat jadi guru. Tetapi menjadi seorang guru
yang benar-benar jadi guru, prosesnya panjang, melalui proses penghayatan,
memahami, mendalami, kita mendapat bimbingan, kemudian belajar lagi.
Demikian halnya dengan perkawinan dan cinta, tidak ada pemenangnya. Oleh
karena itu, kita tidak boleh bermain jangka pendek dalam karir, dalam
berkeluarga, dan sebaginya, karena hal tersebut tidak ada pemenangnya.
Kemudian aturannya juga menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Misalnya,
ketika kita menikah, lalu memiliki anak balita, maka aturannya seperti
itu. Anak berusia remaja, aturannya berubah lagi. Ketika anak telah remaja
atau menikah, mereka tidak mau lagi pergi bersama orang tuanya. Nah,
guru adalah penjelajah game sepanjang hayat demi
peradaban dan kemajuan bangsa. Bangsa ini menjadi indah, menjadi hebat,
semuanya karena guru atau peran para pendidik. Bangsa ini menjadi tidak
beradab, ribut terus, chaos, tidak ada kolaborasi, tidak ada
kerja sama dan tidak ada kemajuan adalah juga karena kesalahan kita
sebagai pendidik, entah itu sebagai guru, dosen maupun orang tua.
Oleh
karena itu, guru juga harus memahami bahwa terjadinya pandemi ini bukan satu
kali, kita harus akrab dengan virus, bakteri atau parasit. Jika kita tidak
pernah bertemu sama sekali barangkali imun kita sangat kuat, namun ketika kita
bertemu kemudian, kita mudah sakit. Selama ini, yang kita ketahui, wabah virus
terjadinya lokal atau regional, namun ketika ada proses globalisasi maka
terjadi juga secara global.
Dimulai dengan SARS yang mengglobal ke seluruh dunia tahun 2003 dan sekarang virus Korona yang menyebar, awalnya secara lokal, regional dan sekarang secara global, menerpa semua orang di seluruh dunia dan banyak orang frustasi kapan virus ini akan berakhir. Korban wabah virus dari masa ke masa, terus bertambah banyak.Maka dari itu kita harus punya kesadaran bagaimana agar virus itu tidak lagi menyebar.Kita lakukan anjuran dari pemerintah kita lakukan pola hidup bersih dengan mengajarkan anak-anak kita untuk mencuci tangan,memakai masker,olah raga yang cukup,makan-makanan yang sehat dan sebagainya.
Dengan
kondisi dunia saat ini maka manusia harus mampu beradaptasi.
Sekarang
orang mulai beradaptasi, misalnya belanja jaga jarak, keluar rumah pakai
masker,bekerja dari rumah,belajar dari rumah dan sebagainya. Manusia harus
beradaptasi dari masa ke masa. Namun, pertama-tama, manusia beradaptasi
karena terpaksa, karena terpaksa maka dia akan menjadi dipaksa oleh
keadaan.Awalnya memang berat namun setelah
dipaksa akan mulai menjadi bisa. Setelah bisa akan menjadi terbiasa dan mahir. Pandemi
saat ini adalah momen terpaksa yang memaksa kita dan pada akhirnya kita
terbiasa dan mahir. Asal kita terus bertekun dan mau menyesuaikan diri.Terus
berusaha jangan malu bertanya ikuti kegiatan-kegiatan online yang dapat
menambah pengetahuan dan ketrampilan kita.
Otak
Manusia Berubah, Pendidikan Harus Berubah
Otak manusia terus berubah. Ini dibuktikan dengan ukuran otak manusia yang terus berubah. Sebagai contoh, sopir taksi di London, ukuran otaknya lebih besar dari rata-rata orang-orang biasa, setelah dipelajari, ternyata untuk mendapatkan surat izin usaha atau surat izin menjadi pengemudi taksi, mereka harus menghafal kurang lebih 10 ribu artefak disertai dengan cerita dibaliknya di kota London. Akibatnya mereka terus berinteraksi sehingga memiliki pengetahuan yang sangat besar. Hal ini sama dengan sejarah manusia purba, otaknya kecil, jalannya tegak sebelum ditemukannya api. Api bisa membuat manusia bisa memasak protein, manusia bisa mengubah makanan yang tadinya tidak bisa dimakan menjadi bisa dimakan. Ternyata ini bisa membuat usia manusia bertambah panjang, makannya berubah dan otaknya bisa berkembang.
Otak manusia terus berubah. Ini dibuktikan dengan ukuran otak manusia yang terus berubah. Sebagai contoh, sopir taksi di London, ukuran otaknya lebih besar dari rata-rata orang-orang biasa, setelah dipelajari, ternyata untuk mendapatkan surat izin usaha atau surat izin menjadi pengemudi taksi, mereka harus menghafal kurang lebih 10 ribu artefak disertai dengan cerita dibaliknya di kota London. Akibatnya mereka terus berinteraksi sehingga memiliki pengetahuan yang sangat besar. Hal ini sama dengan sejarah manusia purba, otaknya kecil, jalannya tegak sebelum ditemukannya api. Api bisa membuat manusia bisa memasak protein, manusia bisa mengubah makanan yang tadinya tidak bisa dimakan menjadi bisa dimakan. Ternyata ini bisa membuat usia manusia bertambah panjang, makannya berubah dan otaknya bisa berkembang.
Kita
melihat otak manusia bisa berubah sementara pendidikan belum bisa berubah.
Pendidikan kita selama ini bisa dikenal sebagai pendidikan dengan sifat hitam
putih. Cara siswa belajar di sekolah, masuk di kelas, lipat tangan di dada, duduk.
Siswa pasif, hanya mendengarkan guru, hanya menghafal sesuai yang di ajarkan
guru sesuai kurikulum yang digunakan .Siswa duduk di kelas dan guru berbicara
di depan papan tulis.siswa lebih pokus mendengarkan dari pada bertanya atuu
mengemukakan pendapatnya.
Sekarang situasi sudah berubah. Banyak negara telah mengembangkan teknologi yang memberikan segala sesuatu yang warna-warni (colorful), interaktif, disertai dengan alat-alat bantu yang merangsang manusia berpikir, seketika bisa didapatkan, bisa melatih orang untuk melakukan sesuatu yang sifatnya multi tasking, bukan single tasking. Suatu saat kita pun bisa multi tasking, misalnya ketika kita kuliah kita bisa berbicara dengan keluarga, bisa membuka video, bisa membalas WA, dan banyak hal yang bisa kita lakukan. Misalnya, aktifitas seorang ibu setiap pagi yang multi tasking, berpikir banyak hal, disamping menyiapkan sarapan keluarga, peralatan anak, memasak, pada saat yang sama menjawab telepon, membalas pesan, dan sebagainya, semuanya bisa dibereskan, walaupun terdapat satu dua kesalahan, yang mana sebagai manusia itu lumrah dan bisa diterima.Semua manusia tidak ada yang sempurna.
Kehidupan
sekarang menjadi penuh warna karena kita lebih aktif, partisipatif, lebih
kreatif, tidak dihambat oleh banyak hal, dan tentu saja suasana pembelajaran
menyenangkan (funny). Jangan sampai pendidikan kita masih terbelenggu masa
hitam putih, pasif dan sibuk menghafal sementara siswa kita telah hidup di masa
penuh warna, intereaktif, serba cepat, multi tasking, dan kemudian mereka bisa
belajar coding, dan belajar segala hal.
Banyak
penemu yang sukses dan berkembang karena belajarnya di luar sekolah, karena di
sana lebih terbuka, ada akses. Pemimpin harus memberikan dorongan kepada
generasi muda untuk mengembangkan teknologi, platfrom-platform baru, cara-cara
baru, inovasi baru yang kemudian bisa dinikmati. Kita bisa belajar dengan harga
murah, bisa menikmati pembelajaran dengan teknologi. Walaupun dinikmati dalam
keadaan tepaksa di masa covid-19. Setiap keterbatasan pasti ada
gunanya, seperti kemampuan menggunakan dan membaca bahasa isyarat merupakan
sebuah anugerah yang bisa membuat kita berkomunikasi dengan siapa saja dari
suku, ras, bangsa dan benua yang berbeda.
Pembelajaran
masa kini (dari Pendidik).
- Belajar
masih menghafal dari konten sesuai kurikulum
- Akses
informasi terbatas dari sekolah atau guru sesuai dengan ritmenya (slow)
- Proses
berseri, bertahap, seperti garis lurus dan satu aktifitas dalam satu
waktu. Tidak salah.
- Materinya
berprinsip siapa tahu dibutuhkan, pasti ada manfaatnya.
- Metodenya
mengutamakan kata-kata/kalimat (miskin video dan warna)
Pembelajaran
di masa depan.
- Siswa
mencari sendiri, mencari bahan secara aktif, mencari segala sesuatu yang
relevan dengan mereka, mencari konten yang bermanfaat dan menyenangkan
- Akses
informasi makin beragam dan cepat.
- Prosesnya
paralel dan dilakukan sekaligus. Misalnya belajar dari video dulu baru
masuk di teks.
- Materinya
ada ketika dibutuhkan. Langsung ada menggunakan search engine di komputer
atau gadget.
- Metodenya
mengaktifkan semua indra (gambar, video, warna dan aktifitas).
Seperti
ungkapan Nelson Mandela “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk
mengubah dunia” Anak perlu ketabahan dan latihan dalam hidup. Mendidik anak
harus diberikan ilmu masa depan untuk sukses di masa depan. Sudah tidak tepat
ilmu masa lalu di bawa ke masa kini untuk sukses di masa depan. Hal ini, sering
membuat kita terperangkap dengan masa lalu. Jika ini terjadi, maka kita tidak
akan mampu menciptakan masa depan. Kita tidak akan bisa mengubah dunia jika
kita masih terperangkap dengan teori, cara pandang dan metode masa lalu. Pada
sisi lain, yang tidak berubah adalah nilai-nilai, fondasi, kitab suci.
Ki
Hajar Dewantara telah menanamkan nama sekolah dengan kata taman. Mengapa
demikian? Karena pendidikan itu harus menyenangkan, bisa bermain, berkelompok,
bercengkerama, bersenda gurau dan berdiskusi.
Tiga
Jenis Belajar Sambil Bermain
- Main motorik
(kasar & halus), mengenal alam, lingkungan, pengukuran.
- Main peran,
membentuk empati, memiliki teman, memiliki relasi.
- Main bangunan, misalnya belajar matematika lewat media dari alam.
Belajar
sambil bermain adalah metode mencari sambil menemukan. Kalau tangan anak patah
karena bermain, itu tidak tidak parah, tulang bisa melekat dan bersatu kembali.
Namun jika semangatnya patah, keberaniannya patah maka itu akan patah
selamanya. Biarkan anak mencoba.Anak tidak boleh memiliki mental penakut. Anak
harus memiliki mental petarung. Membangun masa depan anak, diperlukan
kolaborasi antara guru, orang tua dan masyarakat.
lalu bagaimana kita mendidik anak untuk masa depan mereka ?
Mendidik anak seperti mengubah mereka diantara burung dara atau burung rajawali.
Burung
dara tidak bisa pergi jauh, karena sayapnya digunting, diikat sehingga tidak
bisa ke mana-mana. Banyak orang tua yang mengikat anaknya dengan mengikat
sayap-sayap rajawalinya sehingga tidak bisa terbang tinggi. Karena kita salah
mendidik, kita membuat anak-anak kita menjadi anak rumahan, menghindari resiko,
tidak boleh pergi jauh, tidak boleh menjelajahi pengetahuan; sehingga di
sekolahpun demikian, tidak bisa bergaul, hanya patuh pada perintah guru; dengan
demikian anak tidak bisa mandiri, sampai tua, dia tergantung pada orang tuanya
dan cenderung tergantung orang lain.Akan merasa berat dalam menjalani
kehidupannya jika tidak ada orang-orang di sekitarnya yang membantu
menyelesaikan masalah yang ia hadapi.
Burung rajawali, bisa terbang tinggi, menjelajah ke mana pun. Artinya anak bisa belajar apa saja. Dan bisa sukses di mana saja. Anak-anak harus dibangun regulasinya, namun tidak selalu harus digendong dan dituntun. Artinya anak tidak boleh dimanja, biarkan anak belajar melalui eksplorasi dari dirinya.
Apakah
orang-orang sukses seperti Bill Gates dan Steve Jobs memiliki pendidikan
tinggi? Sekolah mereka tidak terlalu tinggi, tidak pernah belajar teknologi
informasi, namun mereka terbiasa sekolah dengan metode eksplorasi. Mereka
belajar dari lingkungan dan kebiasaan.jadi faktor kesuksesan seseorang tidak
selalu dengan Pendidikan yang tinggi,tetapi bisa di bangun dengan kebiasaan baik yang di lakukan sejak kecil.
Pendidikan Eksploitasi (Lama) dan Pendidikan Eksplorasi (Baru)
Pendidikan harus berubah dari pendidikan eksploitasi menjadi pendidikan eksplorasi. Pendidikan ekploitasi adalah pembelajaran yang masih berulang-ulang / rutin, seperti yang masih berlangsung saat ini. Sementara pendidikan ekplorasi adalah pendidikan yang mencari dan menemukan.
Pendidikan Eksploitasi (Lama) dan Pendidikan Eksplorasi (Baru)
Pendidikan harus berubah dari pendidikan eksploitasi menjadi pendidikan eksplorasi. Pendidikan ekploitasi adalah pembelajaran yang masih berulang-ulang / rutin, seperti yang masih berlangsung saat ini. Sementara pendidikan ekplorasi adalah pendidikan yang mencari dan menemukan.
Pendidikan
lama masih membelajarkan Low Order Thinking Skills dan mengujinya dengan High
Order Thinking Skills.
Sementara
pendidikan baru membelajarkan pengaplikasian atau High Order Thinking Skills
dan diuji dengan High Order Thinking Skills.
Empat
keterampilan untuk Masa Depan
Keterampilan
berpikir:
- Berpikir
kritis dan kreatif, anak harus eksploratif
- Pemecahan
masalah
- Pengambilan
keputusan
- Pengolahan
infomasi
Keterampilan
Personal:
- Komunikasi
- Kerjasama
- Motivasi
- Integritas
- Kemampuan
adaptasi
Keterampilan
Profesional:
- Dasar-dasar
bisnis
- Pengetahun
industry
- Keterampilan
teknis
Keterampilan
Digital:
- Literasi
digital
- Pemahaman
teknologi baru
- Pembelajaran
online
Tiga
Disiplin diri:
- Disiplin
dipaksa (forced)
- Disiplin
diatur
- Disiplin
yang datang dari diri sendiri
Terakhir
Prof Rhenald Kasali menyampaikan Ada
tujuh Elemen dalam Self Driving yang tertuang dalam buku
terbaru Beliau.
- DISIPLIN DIRI
- EKSPLORATIF
- MENJADI PEMENANG (BUKAN PECUNDANG)
- BERPIKIR SIMPEL (ANTI RIBET)
- BERPIKIR KRITIS
- BERPIKIR KREATIF
- MINDSET YANG BERKEMBANG
Tulisan ini bersumber dari eksplorasi Self Driving dari Prof. Rhenald Kasali dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2020.
Demikian semoga bermanfaat
Salam guru blogger Indonesia tetap semangat
Sudah bisa cropping gambar2 sekarang, very good, rapi pula, bisa jadi referensi saya
BalasHapusMakasih ibuk...
HapusMantap Bu. Saya simpan ya.resume yang keren
BalasHapusterimakasih ibu...monggo
HapusMantab...siipp..bu...
BalasHapusterimakasih bu eny..
HapusMateri yg abgus dari Prof rhenal kasali
BalasHapusiya om kereen.. semoga bisa mempraktekkan para guru2 indonesia
HapusMantabbb... lanjut...
BalasHapusmakasih pak.. insyaAllah
HapusLuas sekali..hbt semua materi nyambung..mntpp
BalasHapusMhn bimbngnnya juga bagi ilmunya..pak good job..
Saya buk ..pak..hehe
HapusSaya buk ..pak..hehe
HapusMantaaaap semangat menulis terusss lekk
BalasHapusMksih mbk.. InsyaAllah..
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus