Sepuluh malam pertama adalah rahmat,dimana masih semangat untuk melakukan segala aktifitas,mulai dari menyiapkan makan untuk saur,menyimak hafalan anak-anak,tadarus bersama,membuat menu berbuka, semua di lalui dengan suka cita.
Sepuluh malam kedua adalah malam penuh ampunan,dimana kondisi sudah mulai letih lesu namun tetap berusaha untuk mengisi Ramadhan dengan segala aktivitas.berharap target one day one juzz dapat tercapai..hilang letih lesu jika mengingat pahala yang di lipat gandakan oleh Allah SWT.Bahkan di masa pandemi corona ini dapat di manfaatkan untuk mengikuti diklat-diklat online yang sangat di butuhkan oleh para guru masa kini.
Memasuki sepuluh malam terakhir,adalah malam terbebas dari api neraka,perbanyak dzikir perbanyak mohon ampunan Allah dengan melakukan i'tikaf berharap Allah mengampuni segala dosa-dosa.Sehingga di hari yang fitri 1 syawal kita bisa kembali suci.Suci seperti bayi yang baru lahir
Detik-detik terakhir Ramadhan kali ini,hati kami bergetar merasa pilu Ramadhan akan berlalu meninggalkan kami.Kami pasti rindu..
Ya Rabb ... Ampuni kami terimalah amal ibadah puasa kami,golongkan kami pada hamba-hambaMu yang muttaqin.Sucikan hati kami ya rabb..
Ya Rabb..pertemukan kami di Ramadhan berikutnya,beri kesempatan pada kami untuk bisa menjumpai Ramadhan lagi untuk bisa menjalankan ibadah puasa serta amalan-amalan yang lain yang Kau sunahkan di kerjakan di bulan Ramadhan dengan naungan Rahmad dan kasiMu...
Aamiin...
Aamiin YRA. Semoga kita bisa bertemu Ramadan di tah7n berikut
BalasHapusAamiin.. Iya ibuk..
BalasHapusSubhanallah sungguh luar biasa karyamu Bun..masa Pandemi Covid 19 tdk membuatmu patah semangat.. semoga sllu sehat dan semangat juga sukses dan happy
Hapusaamiin...
HapusWow hebat mbk atik...terus semangat menulis
BalasHapusah ibuk.. cm sblum bobok buk tulisan ringan
BalasHapusAamiin yra
BalasHapusSedih y ditinggalkan Ramadhan
BalasHapus