Hujan Pasti Reda
Empat bulan lebih sudah berlalu setelah tahun pelajaran baru 2020/2021.
Pembelajaran yang di laksanakan setelah ada persetujuan dari wali murid, guru
dan komite untuk melaksanakn pembelajaran dengan tatap muka di sekolah. Model yang di gunakan yaitu siswa masuk ke sekolah
secara bergantian antar kelas selama 2 jam di sekolah. Jadwal hari dan jam
berbeda membuat suasana sekolah tidak seramai jika semua siswa masuk. Namun
demikian keadaan ini lebih baik dari pada siswa kami tidak masuk ke sekolah dan
pembelajran hanya melalui daring saja.
Untuk pelajarn yang saya ampu yaitu PABP kami merasa sangat perlu
untuk siswa bisa masuk kesekolah. Dalam hal pembiasaan kami bisa cek melalui lembar mutabaah yang saya
sampaikan. Di lembar itu ada kolom untuk mengisi salat yang di lakukan siswa dan
membantu orang tua serta menambah hafalan.
Untuk menambah hafalan atau setoran surat yang di hafal saya lakukan melalui video
call. Alhamdulilah anak-anak tetap bersemangat.
Orang tua sudah banyak yang
mengeluhkan tentang pelaksanaan pembelajaran secara daring ini, banyak hambatan
yang di lalui. Mereka merasa di perkosa oleh keadaan dimana mereka harus bisa dampingi
anak-anak belajar dan juga harus bisa menyelesaikan pekerjaan. Tak jarang anak-anak
bisa menyimak pelajaran di malam hari setelah orang tua mereka pulang ke rumah.
Al-hasil siswa sudah merasa capek akhrnya pelajaran yang di sampikan kurang
bisa dipahami mereka. Dengan keadaan orang tua yang sudah kelelahan setelah
seharian bekerja itu juga memicu emosi para orang tua.
Hanya kesabaran dan keiklasan yang mampu untuk menangkal kemarahan
kejengkelan yang mereka rasakan. Semoga wabah segera sirna agar segala
aktivitas bisa di laksanakan seperti dulu terutama untuk pembelajaran siswa.
Ibarat hujan, saat ini
bagaikan hujan sedang mengguyur bumi. Saya tahu hujan tak akan bertahan lama, pasti
akan ada waktunya hujan berubah menjadi keindahan, entah itu ada palangi ataupun
tanah menjadi subur setelah tersiram
air. Begitupun dengan hidup, kita harus bisa tanamkan pada anak-anak kita, bahwa
tak selamanya hidup ini akan berada di posisi bawah terus, pasti akan ada saatnya
di puncak. Tetap berusaha, tetap husnudzan kepada-Nya. Ujian hidup ini tanda
Allah akan menaikkan derajat kita.
Semoga kita bisa lulus dengan ujian ini.
Salam sehat, salam literasi, tetap semangat terus berkarya.
Day5NovWritingChallenge
Gunungkidul, 8 November 2020
Lanjutkan
BalasHapusInsyaAllah
HapusSukses selalu mbk atik..trs berkarya
BalasHapusAamiin.. Trimksih mb eny
Hapus😊👍👍💜
BalasHapusMkdih ibu
HapusAamiin..
BalasHapusSukses selalu ibu...
Aamiin
HapusTetap semangat...
BalasHapusInsyaAllah pak
HapusBu guru hebat
BalasHapusAah mb nani bisa aja lhu..
HapusAamiin YRA, semangat.
BalasHapusBismilah buk.. InsyaAllah
HapusHujan reda dan muncul pelangi ya, Bu.
BalasHapusYup..btul pak
HapusSalam sehat selalu bu meskipun hujan belum reda😁
BalasHapusSalam ibuk.. Hehe..iya kt hrs sabar mnunggu hujan reda. Kita nanti pelangi indah dsana..
Hapus