Cari Blog Ini

Selasa, 03 November 2020

Di Balik Senja

Waktu tepat menunjukkan pukul 15.00 WIB. Waktu pulang telah tiba, aku seolah enggan untuk pulang. Padahal biasanya aku menunggu saat jam pulang itu tiba. Entah ada perasaan apa, ataukah karena pekerjaanku belum kelar hari ini ataukah di rumah ada momok yang begitu menakutkan sehingga aku enggan untuk pulang.
 Ee ternyata e ternyata, waktu seharian ini aku masih merasa kurang.Ya hari ini ada 3 kelas yang jadwal masuk sekolah secara bergantian dan hanya 2 jam saja waktu pembelajaran di sekolah. Mulai dari kelas 2..alhamdulilah sukses aku dampingi mereka belajar, terbukti dari hasil tugas dan semangat siswa-siswa dalam mengikuti pelajaran. Setelah jam kelas 2 selesai maka bergantian kelas 6 yang masuk. Aku masih semangat untuk bisa belajar bersama mereka, jam terakhir. Di lanjutkan kelas 4.  Disini aku harus punya kesabaran yang ekstra, karena di kelas ini banyak terdapat siswa laki-laki yang identik dengan keramaian jika tidak bisa mengendalikann kelas dengan metode yang tepat.  Di kelas ini juga aku bisa belajar tentang satu hal yaitu kasih sayang yang begitu tulus.

Aku merasakan kasih sayang dari seorang siswa kepada gurunya,ketulusannya yang membuatku begitu berharga.Terimakasih siswa-siswaku semua.

 Mendung gelab menutupi awan, sepertinya hujan akan segera turun. Kulihat jam dinding di ruang guru sudah menunjukkan pukul 15.00, para bpk ibu guru sudah mempersiapkan untuk segera pulang . Aku masih merasa kurang.ya ternyata aku seharian ini di sibukkan di pembelajaran 3 kelas dan dilanjutkan untuk koreksi tigas-tugas yang aku berikan. 
Sejak aku gabung di beberapa grup menulis aku merasa hari-hariku ada yang kurang sebelum aku menulis sesuatu.  Seharian ini aku belum buka laptop padahal aku tinggal sendiri di sekolah hanya di temani pak penjaga sekolah. Aku harus iklas untuk segera pulang walau bila di tanya aku tentu belum mau pulang sebelum aku menyelesaikan tugas-tugasku. Aku juga merasa kasihan pada pak penjaga jika harus menunggu diriku yang ingin menyelesaikan beberapa tulisan yang aku rasa belum kelar.

Akhirnya aku putuskan untuk salat asar dulu sebelum pulang. 8 menit aku selesaikan salat dan sedikit dzikir. Hati merasa tenang jika sudah menunaikan tigas kita sebagai hambaNya.

Aku pun segera siap-siap untuk segera pulang. Di tengah perjalanan akupun di guyur hujan. Ada perasaan tersendiri pulang dalam keadaan hujan. Aku merasa air hujan membuat diriku di bersihkan dengan segala kotoran yang menempel, sehingga merasa damai di hati. Pelan-pelan aku kendarani motorku dengan menikmati hujan.

Sesampainya di rumah..jagoan kecilku sudah menunggu untuk menemaninya belajar menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan gurunya.
Segera aku letakkan tas gendongku dan juga ganti baju dan segera mandi. Begitu aku setiap hari jalani aktivitas, setelah seharian kerja maka di sore atau malam hari aku harus dampingi anakku belajar.Ada rasa bersalah menyelimuti. Nak jika bunda tidak bekerja tentu bunda bisa dampingi mu dari pagi.Tapi apa daya bunda. Bunda harus bekerja juga. Tak apa sayang.. Bunda berusaha untuk sabar dan iklas. 
Kulihat warna jingga menghiasi langit sebelah barat. Aku lihat senja itu dari belakang rumahku.waaw.. MasyaAllah warna yang indah. Warna yang mampu mewakili rasa. Ada rasa rindu yang begitu menusuk kalbu. Ya aku rindu ibu.. Ibu yang telah lama pergi meninggalkanku dan semuanya. Satu hal yang tak bisa tenggelam bersama senja,itu adalah rasa.
Ibu damailah disana. Aku semakin sadar akan arti sebuah perpisahan. Kini aku bisa merasakan seperti apa yang kau rasakan ibu, kau sabar mendidik dan mendampingi kami. Aku ingin sepertimu ibu.. Aku ingin jadi orang yang kuat, sabar dan iklas jalani segala ketentuanNya. Aku ingin sepertimu ibu..
 
Salam sehat salam literasi tetap semangat dan terus berkarya.

#Day28AiseiWritingChallenge
#100kataBercerita
#30HariAiseiBercerita
#AiseiWritongChallenge
#WarisanAisei
#Pendidikbercerita
 

4 komentar:

  1. Setelah beraktifitas super dipagi hari..
    sudah ditunggu jagian kecil di rumah
    Hebat...

    BalasHapus
  2. Iya pak.. Dan mrsa shrian mninggalkanya..ada rasa gmn gitu.hehe

    BalasHapus
  3. Semoga beliau tersenyum melihat ibu attik yg gigih dan tulus....

    BalasHapus
  4. Senja memang sebuah warna ygewakili rasa.....rasa rindu buat bunda yang telah tiada...negitu menggerus jiwa....semoga bunda kita.yg telah berpulang ke haribaanNya...diberikan tempat terbaik di sisiNya

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca