Cari Blog Ini

Kamis, 05 November 2020

Berawal Dari Mimpi

Berawal Dari Mimpi 

 

Memelihara komitmen dan tetap memegang konsistensi dalam menulis membutuhkan perjuangan. Melawan segala gangguan atau godaan yang menyerang diri. Godaan rasa malas dan merasa sok sibuk setiap hari. Padahal kesibukan yang dibuat menjadi alasan tak jelas  menghasilkan kerja apa saat itu. Kadang mengeluh pada diri sendiri dengan mengatakan saya sibuk.

Mengambil yang terpendam dari tulisan ini adalah teruslah menulis, kuatkan komitmen, pegang konsisten diri untuk menulis. Jika diperlukan hukum diri jika tidak menulis. Buat janji pada diri sendiri bahwa hutang tulisan dibayar tulisan. Jika dalam satu hari tidak menulis maka dianggap sudah berhutang satu tulisan. Dengan demikian kita akan berusaha untuk tetap memenuhi apa yang seharusnya kita lakukan setiap hari.

Menulis tentang apa yang kita sukai akan lebih mengalir dan lebih dinikmati. Bukan berarti seorang penulis hanya menulis satu genre tulisan saja.  Dengan terus mengasah diri sendiri secara terus menerus dan berkelanjutan, konsisten dan bagus, berlatih habis habisan setiap hari. Hal  itu lambat laun penulis akan menemukan ikon dirinya atau mungkin boleh disebut branding diri.

Dengan menulis konsisten setiap hari itulah, pengarang itu akan terbentuk dengan alamiah dan meningkat dari satu waktu ke waktu selanjutnya.  Jangan lupa, menulis itu keterampilan. Semakin sering dan konsisten dalam berpraktik dan berlatih, maka otomatis kemahiran akan diperoleh.

Seperti halnya hari ini setelah kesibukan seharian dengan segala aktivitas saya pun tertinggal untuk menulis. Dengan komitmen yang ada bismilah setelah malam hari baru bisa menulis sesuatu.

Bersyukur dengan apa yang sudah tercapai. Mampu mengikuti tantangan setiap hari di Aisei membuat diri ini tergerak untuk selalu semangat menulis. Juga mengikuti grup-grup menulis antalogi dengan deatline yang ada maka terasa mampu menggerakkan  jari-jemari untuk menulis di atas keyboard dengan nyaman.

Beberapa buku antalogi yang sudah saya ikuti diantaranya adaalah : Mencermati Potret Pendidikan Era 4.0, Moment  Special sang Guru, Pelangi Hati, The Meaningful True Stories, Kobaran Semangat Ngeblog, Surat Untuk Ibu, Semesta Merestui, Kisah Inspirasi Sang Guru, dan  Oktober Bernakna.



Buku Antalogi Pentigraf

Beberapa antalogi yang baru proses cetak: Buku antalogi dengan tema, Localfood, Senja, Untukku, Kisah misteri dengan judul “ Zul-Mat “

Dulu bisa menulis buku hanya  sekedar mimpi, alhamdulilah mimpi itu  kini bisa menjadi nyata walau  baru buku antalogi, saya akan terus bermimpi untuk bisa menulis buku solo. Bisa menulis buku dan menerbitkan itu suatu kebahagiaan tersendiri, ada yang  membeli buku kita itu adalah bonus.


Buku Antalogi yang terjual paling banyak ( Surat untuk Ibu)

# Day2 NovAiseiWritingChallenge

Gunungkidul, 5 Nonember 2020.

 


14 komentar:

  1. Wah, selain mengarang, pandai jualan buku pula.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. Hnya lewat wag dan fb pak. Smg brmanfaat

      Hapus
  2. Saya sekarnag tahu apa itu pentigraf...
    TErimakasih ya Bu
    Walaupun sempat bingung ketika membaca tulisan ibu yang sebelumnya...

    TErnyata Pentigraf... hehehehe
    Terimakasih sekkali lagi Bu

    BalasHapus
  3. Semangat ibukk... Saya yakin bisa dicontoh, namun kenapa saya belum bisa menirunya...
    Semoga Alloh senantiasa meridhoi langkah langkah kita semua. Aamiin

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca