Memelihara komitmen dan tetap memegang konsistensi dalam menulis
membutuhkan perjuangan. Melawan segala gangguan atau godaan yang menyerang
diri. Godaan rasa malas dan merasa sok sibuk setiap hari. Padahal kesibukan
yang dibuat menjadi alasan tak jelas menghasilkan
kerja apa saat itu. Kadang mengeluh pada diri sendiri dengan mengatakan saya
sibuk.
Mengambil yang terpendam dari tulisan ini adalah teruslah menulis,
kuatkan komitmen, pegang konsisten diri untuk menulis. Jika diperlukan hukum
diri jika tidak menulis. Buat janji pada diri sendiri bahwa hutang tulisan
dibayar tulisan. Jika dalam satu hari tidak menulis maka dianggap sudah
berhutang satu tulisan. Dengan demikian kita akan berusaha untuk tetap memenuhi
apa yang seharusnya kita lakukan setiap hari.
Menulis tentang apa yang kita sukai akan lebih mengalir dan lebih dinikmati. Bukan berarti seorang penulis hanya menulis satu genre tulisan saja. Dengan terus mengasah diri sendiri secara terus menerus dan berkelanjutan, konsisten dan bagus, berlatih habis habisan setiap hari. Hal itu lambat laun penulis akan menemukan ikon dirinya atau mungkin boleh disebut branding diri.
Dengan menulis konsisten setiap hari itulah, pengarang itu akan
terbentuk dengan alamiah dan meningkat dari satu waktu ke waktu
selanjutnya. Jangan lupa, menulis itu
keterampilan. Semakin sering dan konsisten dalam berpraktik dan berlatih, maka
otomatis kemahiran akan diperoleh.
Seperti halnya hari ini setelah kesibukan seharian dengan segala
aktivitas saya pun tertinggal untuk menulis. Dengan komitmen yang ada bismilah
setelah malam hari baru bisa menulis sesuatu.
Bersyukur dengan apa yang sudah tercapai. Mampu mengikuti tantangan
setiap hari di Aisei membuat diri ini tergerak untuk selalu semangat menulis.
Juga mengikuti grup-grup menulis antalogi dengan deatline yang ada maka terasa
mampu menggerakkan jari-jemari untuk
menulis di atas keyboard dengan nyaman.
Beberapa buku antalogi yang sudah saya ikuti diantaranya adaalah : Mencermati
Potret Pendidikan Era 4.0, Moment
Special sang Guru, Pelangi Hati, The Meaningful True Stories, Kobaran
Semangat Ngeblog, Surat Untuk Ibu, Semesta Merestui, Kisah Inspirasi Sang Guru,
dan Oktober Bernakna.
Beberapa antalogi yang baru proses cetak: Buku antalogi dengan
tema, Localfood, Senja, Untukku, Kisah misteri dengan judul “ Zul-Mat “
Dulu bisa menulis buku hanya
sekedar mimpi, alhamdulilah mimpi itu kini bisa menjadi nyata walau baru buku antalogi, saya akan terus bermimpi
untuk bisa menulis buku solo. Bisa menulis buku dan menerbitkan itu suatu
kebahagiaan tersendiri, ada yang membeli
buku kita itu adalah bonus.
# Day2 NovAiseiWritingChallenge
Gunungkidul, 5 Nonember 2020.
Keren mbak... Sukses selalu.
BalasHapusAamiin..
HapusAamiin..
HapusSukses bu
BalasHapusAamiin
HapusWah, selain mengarang, pandai jualan buku pula.
BalasHapusHehe.. Hnya lewat wag dan fb pak. Smg brmanfaat
HapusKeren..
BalasHapusSukses selalu ya Bu..
Aamiin.mksih buk
HapusSukses unk bu Atik👍
BalasHapusAamiin..mksih buk
HapusInspiratif....
BalasHapusSaya sekarnag tahu apa itu pentigraf...
BalasHapusTErimakasih ya Bu
Walaupun sempat bingung ketika membaca tulisan ibu yang sebelumnya...
TErnyata Pentigraf... hehehehe
Terimakasih sekkali lagi Bu
Semangat ibukk... Saya yakin bisa dicontoh, namun kenapa saya belum bisa menirunya...
BalasHapusSemoga Alloh senantiasa meridhoi langkah langkah kita semua. Aamiin