Asma Nadia Sang
Motivator
Dari Sejak SMA aku sudah mulai senang mebaca
buku-buku Asma Nadia, entah mengapa aku suka dengan sosok seorang Asma Nadia. Dari
perjalanan hidupnya Sejak kecil sampai sukses dengan karya-karyanya membuatku
termotivasi untuk menulis. Baginya menulis sarana untuk bisa mencapai
Ridho-Nya dan Juga dapat membuat kita sehat.
Asma Nadia semasa kecil hidup dan tumbuh dalam himpitan ekonomi
keluarga. Keluarga Asma Nadia harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah sewa
ke rumah sewa lain di Jakarta. Keluarga Asma bahkan pernah tinggal di tepi rel
kereta api, di kawasan Gunung Sahari.
Di usia tujuh tahun Asma terbentur dari tempat tidur kala, bermimpi
buruk. Keluarga mengganggap luka di kepalanya sebagai luka biasa. Namun,
beberapa hari setelah itu Asma terus merasa kesakitan. Keluarga membawa Asma ke
dokter. Dari hasil pemeriksaan intensif menyimpulkan bahwa ia mengalami gegar
otak. Deritanya bertambah ketika jantung dan paru-parunya dinyatakan tidak
sehat. Selama sepuluh tahun, Asma tidak lepas dari obat dan aktivitas
bolak-balik ke rumah sakit untuk check up.
Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah
di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia tidak
menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, sebab ia harus beristirahat karena
penyakit yang dideritanya. Hari-harinya ia jalani dengan menulis. Ketika
kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis. Motivasi dan dukungan dari
orang-orang terdekat mendorongnya untuk terus menekuni hobinya itu.
Sudah banyak perhargaan yang ia dapatkan baik penghargaan nasional
dan regional di bidang kepenulisan. Namun, Asma memutuskan untuk tetap
memelihara rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri dapat mendorongnya
untuk tetap menulis, terus berkarya dan berproses menjadi lebih baik.
Menurut Asma, alasan utama menulis agar dapat meraih cinta dan
ridha-Nya. Memberikan nilai edukasi tentang kebaikan dan kebenaran dalam
berbagai hal. Ia menerapkan menulis setiap hari secara konsisten. Melakukan
banyak riset dan gemar membaca, merupakan langkah awal menjadi penulis. Ia
meyakini bahwa karya-karya yang dihasilkan sekarang merupakan akumulasi dari
kegemarannya membaca yang dapat memperkaya wawasan.
Melalui karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan.
Selain menulis, Asma kerap memberi materi dalam berbagai lokakarya yang
berkaitan dengan penulisan dan feminisme, baik di dalam dan di luar negeri.
Pada tahun 2009 dalam perjalanannya keliling Eropa setelah mendapatkan undangan
writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus-September 2009), Dia
juga telah keliling 200 kota di penjuru dunia, amazing dengan menulis bisa
keliling dunia.
Beberapa bukunya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak
Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing. Seluruh
royalti dari buku Emak Ingin Naik Haji disumbangkan untuk kegiatan sosial dan
kemanusiaan, khususnya membantu mewujudkan impian kaum Islam untuk menunaikan
ibadah haji bagi yang tak mampu. Dia juga merintis Rumah Baca Asma Nadia
yang tersebar di berbagai kota, rumah baca ini
memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak yatim secara
gratis untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang
mampu. Ada sekitar 140 perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum
yang kurang beruntung dan tidak mampu
Hal inilah yang aku kagumi dari sosok seorang Asma Nadia. Semoga
aku bisa meraih mimpi-mimpiku seperti sang motivator Asma Nadia. Aku ingin
hidupku lebih berarti dengan berbagi lewat tulisan-tulisanku.
Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita selalu berani mencoba
dan pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar, konsisten untuk tetap
memulis. Lalui prosesnya sabar dan tekun, InsyAllah mimpi kan jadi nyata. Aamiin
#JejakWarnaWritingChallenge
#GetCkoserToMe
#Day16JejakWarna.id
Kisah yang menginspirasi,..
BalasHapusIya mbk.. Bismilah..
HapusSang motivator yg sgt menginspirasi semoga kita jg dpt mewujdkn mimpi2 kita
BalasHapusAamiin, semoga dimudahkan buk
BalasHapusAamiin.. Berawal dari mimpi kan te.. Hehe
BalasHapusBunda Asma Nadya luar biasa tulisannya sangat mengispirasi kita. Terutama cerita ttg perempuan yg disakiti. Emak punya beberapa buku karangan beliau. Trimks... Bunda Atik keren... tulisannya
BalasHapusIya buk.. Semoga kita juga semangat...
HapusSemasa SMA dulu saya juga suka membaca cerpen beliau di majalah Annida dan Ummi, saya suka minjam majalah tsb dg temen akhwat di rohis. Tapi baru tau kisah dibalik sosok Asma Nadia dari tulisan ini. Terimakasih Bu, informatif sekali, semoga tetap konsisten bisa menginspirasi..
BalasHapusIya pak.. Aamiin..
HapusKakakku ini juga motivator bagi nung...
BalasHapus