Cari Blog Ini

Jumat, 16 April 2021

Berdamai dengan Kenyataan

 Bedamai dengan Kenyataan


Melihat keadaan anak-anak di lingkungan tempat tinggalku, aku merasa sangat prihatin dimana sebagian besar mereka tidak bisa mengikuti les untuk meningkatkan pemahaman belajar mereka di sekolah. Untuk bisa mengikuti les tentu saja membutuhkan biaya dan hal itu sangatlah dirasa berat oleh sebagian orang tua mereka. Aku dan suami berinisiatif untuk membuka les di rumah agar mereka bisa belajar bersamku dan suamiku. Beberapa bulan berjalan dan alhamdulilah anak-anak senang mengikuti les di rumah kecilku waktu itu.

Seiring berjalannya waktu akupun hamil untuk anak kedua. Kehamilanku sangatlah berbeda dengan kehamilanku yang pertama. Kondisiku sangat lemah setiap mkanan yang aku makan selalu saja keluar. Seolah lambungku tidak mau menerima makanan. Aku hanya makan ubi-ubian dan juga kelapa muda saat itu. Melihat keadaanku itu suamipun tidak tega  untuk ikut les bersama anak-anak. Akhirnya akupun tidak ikut mengajar ank-anak les.

Hal itu ternyata membuat suamiku kerepotan untuk dampingi belajar mereka karena yang mengikuti les lebih dari lima anak dan berbeda kelasnya. Suamipun membagi mereka dengan tiga kelompok kelas. Setiap kelompok hanya les dua hari selama sepekan. Alhamdulilah berjalan dengan baik.

Saat suami baru senang-senagnya menjalankan rutinitas les di sela-sela jam kerjanya. Dia dapat panggilan untuk mengikuti seleksi beasiswa S2 disalah satu universitas di Yogyakarta. Hasilnya pun suami lolos dalam seleksi tersebut. Dengan terpaksa suamipun menghentikan les yang ada di rumah kecilku.

Sedih memang disaat melihat keceriaan mereka dalam belajar dan tiba-tiba harus berhenti begitu saja. Saat itu padahal kami baru berencana untuk memperbesar ruangan les dirumah kami. Kedepan kami akan menerima anak-anak yang ingin belajar menambah pemahaman materi pelajaran yang mereka terima di sekolah dan untuk meningkatkan prestasi mereka. Saya ingin buat perpustakaan di rumah yang bisa untuk taman bacaan anak-anak di desaku.

Akhirnya aku harus mengumpulkan sedikit demi sedikit semua yang dibutuhkan untuk mewujudkan impianku yang sempat tertunda. Aku harus berdamai dengan kenyataan dengan menerima hal itu dengan iklas. Saat ini akupun sudah mulai merancang untuk membuat perpustakaan di rumah. Tidak hanya menyediakan buku-buku materi pelajaran namun juga buku-buku hasil dari tulisanku. Mereka dan juga anak cucu agar bisa menikmati karya yang aku dapatkan.

Doa dan harapan semoga apa yang menjadi impianku yang tertunda bisa segera terwujut Aamiin.

Salam sehat salam literasi tetap semangat dan terus berkarya.

#JejakWarnaWritingChallenge

Gunungkidul, 16 April 2021

7 komentar:

  1. Mulia sekali bu, semoga tercapai ya bu tetap semangat ! :)

    BalasHapus
  2. Wah, niat untuk mencerdaskan bangsa benar-benar luar biasa. Semoga berkah.

    Memang benar ternyata, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetimakasih buk...semoga niat ini dapat ridho-Nya aamiin

      Hapus
  3. Masya Allah, cita-cita yang sangat mulia mba, Insya Allah impian akan menjadi kenyataan. Super sekali

    BalasHapus
  4. Masya Allah, cita-cita yang sangat mulia mba, Insya Allah impian akan menjadi kenyataan. Super sekali

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca