Tulis yang Kita Lakukan, Lakukan yang Kita Tulis
Cari Blog Ini
Jumat, 30 April 2021
Bahagia Itu Ketika
Inilah Aku
Kamis, 29 April 2021
Memaknai Kegagalan
Memaknai Kegagalan
Hidup harus terus berjalan, walau kadang dalam hidup kita jumpai warna warni, pernak pernik yang menghambat langkah dalam hidup kita. Saat diri ini gagal dalam satu hal dan aku merasa terpuruk Saat itulah aku butuh seseorang yang mampu buatku berdiri dan berjalan tapaki kehidupan ini. Allah satu-satunya tempat ku meminta, kusebut dalam setiap detik nafas, maka aku merasa tidak sendiri tapi ada Allah yang akan menolongku. Kenyataan kadang tak seindah harapan tapi aku yaqin bahwa apa yang aku dapati hari ini adalah hal terbaik yang Allah berikan kepadaku.
Ingin berontak dan protes pada Tuhan.. ya Rabb kenapa Kau timpakan
ini kepadaku, kenapa ya Rabb.. ini tidak adil. Begitu kira-kira yang muncul di
benak kita jika kita dapati kenyataan dalam hidup kita yang tidak sesuai dengan
harapan kita. Padahal dengan hal itu Allah sedang menguji kita Allah sayang
sama kita, hanya kita yang kurang memahami belum bisa mengambil hikmah dari
kejadian, karena hati kita masih di selimuti kesedihan. Belajar dari kegagalan-kegagalan yang aku alami maka sampilah aku pada yang sekarang ini.
Bicara kegagalan, siapa yang tidak pernah mengalami kegagalan tentu
semua mengalaminya. Lalu bagaimana kita menyikapai kegagalan? Bagiku kegagalan
adalah sukses yang tertunda, kegagalan adalah pelajaran berharga buat kita.
Jika kita dalam mencapai sesuatu kita dapati dengan mulus maka akan berkurang rasa
syukur kita. Namun jika sesuatu itu kita dapati melalui kegagalan terlebih
dahulu maka kita akan berusaha bangkit dan belajar untuk lebih baik lagi. Dari
sana maka kita tau bagaimana arti sebuah perjuangan dan setelah berhasil pun
kita akan menjaga dengan baik keberhasilan yang kita capai tersebut.
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda merupakan kalimat
motivasi yang akrab dan sering kita dengar di telinga Benar mungkin kalimat ini
bisa untuk membakar semanagt dan daya juang kita. Memaknai kegagalan bukan
sebagai akhir segalanya melainkan awal dari usaha yang baru, cara baru,
semangat baru.
Bismilah bangkit dari kegagalan untuk suatu kesuksesan. Semoga esok
kan kita dapati hari yang lebih baik lagi, semangat lalui hari ini untuk
menyongsong hari esok.
#Day2JejakWarnaWritingChallenge
#GetCloserToMe
@JejakWarna.id
Kutepis Semua Rasa untuk Bisa Kalahkan Kemalasan
Kutepis Semua Rasa untuk Bisa Kalahkan Kemalasan
Bergabung dalam komunitas lagerunal membuat diri ini semakin semangat,
walau aku sadari aku baru pemula dan jauh dari sahabat lagerunal yang
hebat-hebat. Begitu kuat keinginan diri untuk bisa menulis sehingga aku tepis
rasa minder sehingga aku putuskan untuk gabung ke komunitas ini. Alhamdulilah
aku di pertemukan dengan orang-orang hebat yang suka berbagi dna menginspirasi.
Semagnat mereka mampu bawa diri ini untuk bisa lebih giat lagi untuk belajar
menulis.
Upaya yang aku lakukan adalah berusaha ikuti challenge-chalenge di
komunitas. Untuk bulan April ada challenge khusus yang harus di lakukan anggota
komunitas. Di bulan April ini ada challenge untuk menulis setiap hari dengan
judul menggunakan huruf abjad A-Z. Tulisan boleh berbentuk cerpen, puisi
artikel ataupun curhat. Waaah seru ya.
Akupun tertarik untuk bisa ikuti tantangan ini. berharap seperti
challenge bulan Februari di komunitas lain yang bisa aku taklukkan hingga
challenge itu bisa jadi sebuah buku sederhana dan merupakan buku solo
perdanaku. Aku berpikir dengan mengikuti challenge maka kita akan lebih semangat
untuk bisa menulis setiap hari.
Tentu saja dalam mengikuti challenge ini banyak hambatan yang aku
hadapi tapi aku harus bisa atur waktu dan mencari waktu yang tepat kapan aku
bisa selesaikan tulisanku. Aku bisa menulis di jam malam setelah bangun tidur
dan menjelang pagi hari. Hal itu bisa aku lakukan pada saat sebelum bulan
Ramadhan, namun setelah bulan Ramadhan ternyata waktu-waktu tersebut lebih aku
habiskan untuk melakukan amalan-amalan bulan Ramadhan dan juga siapkan makan
saur untuk keluarga.
Akupun putuskan untuk
menulis di saat jam-jam istirahat waktu WFH atau WFO. Kebetulan dalam challenge ini aku
belajar untuk buat puisi darik, berharap nanti bisa dijadikan buku kumpulan
puisi. Alhamdulilah beberapa tulisan dapat aku selesaikan Namun aku jumpai beberapa judul yang di awali dengan
huruf abjad tertentu misalnya O dan X. waah bener-bener aku di buat sedikit harus
berfikir menemukan kata yang berawalan abjad tersebut dan merangkai menjadi puisi
darik yang serat oleh makna.
Akhirnya aku dapati untuk menulis puisi darik dengan judul Xerofit. Sepertinya aku share link nya sudah
paling akhir sehingga darik ku yang berjudul xerofit tidak banyak pengunjungnya
padahal besar harapan justru yang paling aku anggap sulit ini aku dapat masukan
dari sahabat lagerunal ini.
Tak terasa hari demi hari telah berlalu hingga sebentar lagi bulan
April akan meninggalkan kita. Bersyukur dengan karya sederhana aku dapat
selesaikan challenge ini walau di akhir agak sedikit ada kendala. Alhamdulilah aku menang kalahkan
rasa malas dan mampu menulis setiap hari. Terimakasih lagerunal terimaksih
sahabtku semua tanpa kalian apalah diri ini, kapan diri akan bisa maju. Jangan
pernah lelah untuk bersamaiku menggapai cita sahabat. Semoga kita selalu di
berikan kesehatan hingga bisa maju dan berkarya bersama saling berbagi saling
menginspirasi dan saling mendoa.
Salam sehat, salam sukses. Tetap semangat terus berkarya.lakukan
yang terbaik apa yang kita bisa lakukan hari ini.
#Kamis Menulis
#SahabatLagerunal
Gunungkidul, 29 April 2021
Aku dan Mimpiku Lima Tahun Kedepan
Aku dan Mimpiku Lima Tahun Kedepan
Senyum-senyum sendiri jika aku di tanya
bagaimana aku lima tahun kedepan?. Kira-kira bagaimana denganku ya. Mengingat
begitu besar harapan-harapanku saat ini
untuk bisa jadi seorang penulis. Maka aku berkeinginan diriku pada lima tahun
kedepan aku sudah bisa pergi keluar negeri karena tulisanku. ( Boleh donk
bermimpi, hehe...) Kulihat jumantara siang
ini yang begitu cerah ada asa yang tergantung nan jauh disana, berbagai
upaya aku lakukan tuk
bisa menggapainya.
Berbekal keyaqinan aku tepis semua halal
rintang yang akan menghadang. Aku pasti bisa aku pasti mampu kalahkan rasa
malas dan hadapi semua tantangan. Hidup adalah tantangan. Semua butuh proses
dan aku akan jalani alur prosesnya. Akan indah pada waktunya.
Bukan hanya bisa pergi sendiri keluar negeri
karena tulisanku, namun aku berharap aku juga bisa membawa yang terkasih untuk
ikut serta. Kami akan selalu bergandeng tangan menikmati indahnya perjalanan
kami yang mungkin dulu belum sempat kami lakukan. Bunga-bunga bermekaran di
taman yang menjadi pemandangan indah menyertai langkah kami. Sesekali nyanyian
burung merdu terdengar seolah ikut berbahagia, mentari pagi hangatkan tubuh
kami yang membuat kami lebih bersemangat. Aaah indahnya. Senyum tipis menghiasi
wajah kami aura bahagia jelas terpancar disana. Sejenak kami lupakan rutinitas
pekerjaan kami yang selama ini kami lakukan setiap hari hingga kami lupa
bagaimana rasanya jalan-jalan walau sekedar menikmati senja.
Lima
tahun kedepan anak sulungku sudah selesai kuliah SI tentu harapan besar anakku
bisa segera mendapatkan pekerjaan dan menikah. Ya putri kecilku yang dulu lucu kini sudah tumbuh dewasa dan pada saatnya ada seseorang yang bertanggung jawab atas
dirinya, seorang suami yang mencintai menyayangi sepenuh hati karena Allah dan
mampu menjadi imam untuk putriku dan dapat menuntunya ke syurga.
Lima tahun kedepan tentu usiaku sudah tidak
muda lagi, berharap walau usia sudah berkurang dan kulit sudah mulai keriput
namun aku masih tetap ingin selalu berjiwa muda, kobarkan semangat literasi untuk
orang-orang di sekitarku, semoga mimpi mendirikan perpustakan di rumah yang dapat di kunjungi anak-anak di
sekitarku sudah bisa berdiri dan setiap hari ramai di kunjungi mereka. Berbagi
ilmu dan bercanda ria bersama anak-anak, senyum mereka mampu tawarkan lelah
setelah seharian bekerja di luar.
Manusia hanya bisa berupaya Allah lah sang
maha penentu dan mengabulkan segala doa. Srmua aku setahkan pada-Nya. Semoga Allah senantiasa meridhoi apa
yang menjadi harapan dan mimpiku. Aamiin
Salam sehat, salam literasi tetap semangat dan
terus berkarya.
#JWWritingChallenge
#GetCloserToMe
#Day18JejakWarna.id
Rabu, 28 April 2021
Harapanku di Tahun Ini
Harapanku di Tahun Ini
Selama mentari masih bersinar di situ harapan masih ada. Dipagi
hari setiap diri terbangun dari tidur di situ ada harapan baru. Harapan itu kadang
bisa terwujud kadang juga berlalu tanpa temu. Tahun 2020 yang merupakan zaman
dimana pandemi datang menghampiri, banyak hal yang sudah di rencanakan dan di
harapkan namun tak kunjung tiba. Tahun berganti pun harapan masih saja sama
hanya ada ceklis tambahan untuk tahun ini.
Pertama dan yang utama aku berharap tahun ini aku selalu di berikan
kesehatan, karena dengan sehat aku bisa melaksanakan tugas-tugasku dan aku bisa
menggapai impianku. Sempat tertunda harapanku di tahun 2020 namun alhamdulilah
tahun ini di bulan April harapanku itu terwujud. Buku perdanaku sudah terbit.
Impian yang selama mengikuti pelatihan menulis pun bisa tercapai. Target untuk
tahun 2021 ini aku bisa tetap menulis dan terbitkan dua buku. Sangat berharap
diantara bukuku nanti adalah buku pelajaran yang aku ampu.
Kedua , setelah aku kehilangan satu persatu orang-orang yang aku
sayangi, ibu, ayah adik dan juga calon bayi yang harus di kuret di bulan Juni 2020 yang lalu, membuatku semakin
mengerti dan memahami arti kebersamaan. Dengan kejadian yang menimpa
diriku aku berharap aku bisa lebih dewasa lagi. Satu keyakinan bahwa Allah
tidak menjanjikan langit selalu biru, bunga selalu mekar dan mentari selalu
bersinar, tapi ketahuilah bahwa Allah selalu memberi pelangi disetiap badai,
senyum disetiap air mata, rahmat dan berkah di setiap cobaan dan jawaban
disetiap doa jangan menyerah terus berjuang, hidup itu indah.
Terakhir aku di tahun ini bisa bertemu seseorang yang telah sekian
lama aku nantikan kehadirannya. Aku hanya ingin katakan sesuatu padanya. Agar
diri tak merasa menanggung beban yang menghimpit dada. Kuingin tangan itu
meraih tangan ini dan berkata “aku datang untukmu”. Dia adalah orang yang telah
mampu membuka hati dan pikiran ini agar tetap mampu berdiri dan semangat untuk
menyongsong hari.
Semoga pandemi segera
berlalu sehingga lebaran tahun ini kita bisa bertemu dan berkunjung dengan sanak
saudara kita yang tahun kemarin sempat tertahan.
Itu harapan dan mimpiku, kalau kamu?
#JejakWarnaChallenge
#GetCloserToMe
#Day17JejakWarna.id
Selasa, 27 April 2021
Selamat untuk Kartini-Kartini Sahabat Lagerunal dan Aisei
Selamat untuk Kartini-Kartini Sahabat Lagerunal dan Aisei
Tak terasa hari demi hari telah berlalu hingga sebentar lagi bulan
April akan meninggalkan kita. Jika kita jalani hari dengan bismilah penuh
semangat kita niatkan lillahi ta’ala alhamdulilah yang semula kita anggab berat
akan jadi ringan. Tak terkecuali dalam agenda komunitas Lagerunal dan Aisei yang aku
ikuti. Di bulan April ini di komunitas Lagetunal ada challenge untuk menulis setiap hari dengan judul menggunakan
huruf abjad A-Z. Tulisan boleh berbentuk cerpen, puisi artikel ataupun curhat.
Waaah seru ya.
Dalam komunitas Aisei juga kita mengikuti tantangan dengan menulis
di hari ganjil, dengan tema Kartini. Alhamdulilah mengikuti dua challenge
sekaligus di waktu yang sama adalah hal yang tidak mudah jika kita tidak
sungguh-sungguh dan pandai membagi waktu pasti kita tak dapat selesaikan
challenge itu. Apalagi tugas seorang ibu dan istri tidak bisa di bilang sedikit.
Bismilah akupun mulai mengikuti dua challenge tersebut. Untuk
challenge lagerunal menulis dengan judul
menggunakan abjad yang dimulai dari huruf C waktu itu karena di bulan April sudah
masuk Day ke-3. Sedang untuk judul huruf A dan B bisa menyusul di belakang ataupun
bisa segera di tulis juga. Banyak peserta komunitas lagerunal ini yang
mengikuti setiap harinya yang posting tulisan berkisar 10 hingga 26 peserta.
Dan setelah saya perhatikan ternyata dari sekian anggota yang aktif di
komunitas ini para Kartini-Kartini walau tak jarang juga para Kartono yang
andil di dalamnya untuk posting tulisan.
Untuk itu aku ucapkan selamat untuk para kartini-Kartini di komunitas ini telah berhasil kalahkan rasa malas untuk mampu menulis setiap hari dengan baik. Aku ucapkan juga untuk Kartono-Kartono di komunitas ini ya, semangat kalian juga luar biasa. Selalu bisa beri inspirasi dan motivasi. Kedepan semoga kita bisa konsisten untuk menulis setiap hari. Sukses untuk kita semua. Jangan pernah lelah untuk berbagi karena berbagi tak kan pernah rugi. Berikan apa yang bisa kita berikan walau lewat tulisan. Bisa jadi tulisan yang kita anggap sampah buat kita namun bisa bermanfaat untuk orang lain. Semangat RA Kartini harus selalu kita tanamkan dalam hati kita. Majulah wanita Indonesia majulah bangsaku.
Salam sehat, salam literasi tetap semangat dan terus berkarya.
#AprilChallenge
#Day29AiseiWritingChallenege
#KurikulumNgumpet
Gunungkidul, 28 April 2021
Tetap Berbaik Sangka
Tetap Berbaik Sangka
Hidup jauh dari orang-orang yang disayangi dengan merantau ke luar
negeri adalah pilihannya untuk bisa meningkatkan taraf hidup keluarganya. Apa
yang menjadi cita-citanya tercapai setelah bekerja sebagai babysister di
luar negeri selama empat tahun ia mampu membangunkan rumah untuk orang tuanya. Tak
lupa ia juga sisihkan uang gajinya untuk nanti bekal jika sudah tidak bekerja
diluar negeri. Tidak mungkin ia akan selamnya bekerja diluar negeri. Ia
berkeinginan akan membuka usaha di tanah air setelah kontrak kerjanya habis.
Empat tahun berlalu begitu cepat ia pun kemabli ke tanah air. Ia
merasakn lebih tenang berada di tanah air dan dekat dengan keluarganya.
Beberapa saat setelah keberadaanya di tanah air ia pun melepas masa lajangnya menikah
dengan orang yang satu tahun lebih muda darinya. Itulah jodoh jika Allah
berkehendak tak membedakan umur ataupun status pasti berjodoh dan itu rahasia
Allah.
Setiap insan pastilah sama setelah berkeluarga pasti ingin hidup bahagia,namun
tidak semuanya bisa merasakannya, diawal menikah mungkin semua terasa indah
namun seiring berjalannya waktu pasti dalam rumah tangga ada saja ujian dan
cobaan. Suaminya yang ia harapkan mampu memimpin keluarganya, trnyata tidak.
Merasa istrinya masih berjubel dengan hasil dari luar negeri suaminya terlalu
santai sehingga kurang bisa melaksanakn tugas sebagi seorang suami.
Lambat laun uang hasil dari luar negeri pun menipis. Usaha warung
yang ia buka sebelum menikah pun semakin sepi. Bagaimana tidak semua kebutuhan
keluarga dicukupi dengan hasil warung ushanya yang tidak seberapa. Suaminya
suka bermalas-malasan. Tak ingin semakin
terpuruk sang istripun banting tulang dengan membuka usah catring
kecil-kecilan. Siang malam tak ia hiraukan yang terpenting kebutuhan keluarga
tercukupi. Ia tidak ingin anak-ankanya kelah terlantar dan menderita.
Terkadang ia pun juga mengeluh, namun mengeluh tak akan merubah
keadaan. Ia bersabar dan berdoa agar Allah tunjukkan jalan pada suaminya agar
sadar dan mampu mencukupi kebutahan keluarga. Ia yaqin semua ujian ini pasti berlalu.
Ia tetap optimis dan berbaik sangka pada Allah.
Sesungguhnya berbaik sangka itu menenangkan hati walaupun keadaan
mungkin tidak sebaik yang di sangkakan. Dibalik setiap ujian, Allah mengajarkan
pada kita bawa hati yang tabah itu lebih indah dalam kehidupanya ini. berbaik
sanka dengan Allah dan berbaik sangka pada diri sendiri karena itulah jalan ke arah
ketenangan sejati.bersabar dan tetap berbaik sangka kepada Allah karena boleh
jadi masa-masa sulit dan banyaknya ujian itu cara Allah untuk menjaga kita agar
selalu dekat dengan-Nya.
Wahai wanita pejuang keluarga, jangan menyerah doa tulus darimu akn
Allah dengar. Semoga perjuanganmu tak kan sia-sia, insyaAllah keadaan akan berubah dan akan dapat membawamu menuju kepada
kebahagiaan. Aamiin
#AprilChallenge
#Day27AiseiWritingChallenege
#kurikulumNgumpet
Termotivasi dari Seorang Asma
Termotivasi dari Seorang Asma
SMA aku sudah
mulai senang mebaca buku-buku Asma Nadia, entah mengapa aku suka dengan sosok
seorang Asma Nadia. Dari perjalanan hidupnya Sejak kecil sampai sukses dengan
karya-karyanya membuatku termotivasi untuk menulis. Baginya menulis sarana
untuk bisa mencapai Ridho-Nya. Dan Juga dapat membuat kita sehat.
Asma Nadia semasa kecil hidup dan tumbuh dalam himpitan ekonomi
keluarga. Keluarga Asma Nadia harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah sewa
ke rumah sewa lain di Jakarta. Keluarga Asma bahkan pernah tinggal di tepi rel
kereta api, di kawasan Gunung Sahari.
Di usia tujuh tahun Asma terbentur dari tempat tidur kala, bermimpi
buruk. Keluarga mengganggap luka di kepalanya sebagai luka biasa. Namun,
beberapa hari setelah itu Asma terus merasa kesakitan. Keluarga membawa Asma ke
dokter. Dari hasil pemeriksaan intensif menyimpulkan bahwa ia mengalami gegar
otak. Deritanya bertambah ketika jantung dan paru-parunya dinyatakan tidak
sehat. Selama sepuluh tahun, Asma tidak lepas dari obat dan aktivitas
bolak-balik ke rumah sakit untuk check up.
Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah
di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia tidak
menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, sebab ia harus beristirahat karena
penyakit yang dideritanya. Hari-harinya ia jalani dengan menulis. Ketika
kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis. Motivasi dan dukungan dari
orang-orang terdekat mendorongnya untuk terus menekuni hobinya itu.
Sudah banyak perhargaan yang ia dapatkan baik penghargaan nasional
dan regional di bidang kepenulisan. Namun, Asma memutuskan untuk tetap
memelihara rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri dapat mendorongnya
untuk tetap menulis, terus berkarya dan berproses menjadi lebih baik.
Menurut Asma, alasan utama menulis agar dapat meraih cinta dan
ridha-Nya. Memberikan nilai edukasi tentang kebaikan dan kebenaran dalam
berbagai hal. Ia menerapkan menulis setiap hari secara konsisten. Melakukan
banyak riset dan gemar membaca, merupakan langkah awal menjadi penulis. Ia
meyakini bahwa karya-karya yang dihasilkan sekarang merupakan akumulasi dari
kegemarannya membaca yang dapat memperkaya wawasan.
Melalui karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan dan
bisa keliling dunia hingga 200 kota. Amazing, dengan menulis banyak hal bisa
dicapai. Ternyata keadaan sakit tidak menjadikan berhenti untuk berkarya.
Semangat Asma untuk selalu menulis hingga mencapai kesuksesan.
Beberapa bukunya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak
Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing. Seluruh
royalti dari buku Emak Ingin Naik Haji disumbangkan untuk kegiatan sosial dan
kemanusiaan, khususnya membantu mewujudkan impian kaum Islam untuk menunaikan
ibadah haji bagi yang tak mampu. Dia juga merintis Rumah Baca Asma Nadia yang
tersebar di berbagai kota, rumah baca ini memiliki sekolah dan kelas komputer
serta tempat tinggal bagi anak yatim secara gratis untuk membaca dan
beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang mampu. Ada sekitar 140
perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum yang kurang beruntung dan
tidak mampu
Hal inilah yang aku kagumi dari sosok seorang Asma Nadia. Semoga
aku bisa meraih mimpi-mimpiku seperti sang motivator Asma Nadia. Aku ingin
hidupku lebih berarti dengan berbagi lewat tulisan-tulisanku.
Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita selalu berani mencoba
dan pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar, konsisten untuk tetap
memulis. Lalui prosesnya sabar dan tekun ,InsyAllah mimpi kan jadi nyata.
Aamiin
#AprilChallenege
#Day25AiseiWritingChallenge
#KurikulumNgumpet
Gunungkidul, 27 April 2021
Senin, 26 April 2021
Asma Nadia Sang Motivator
Asma Nadia Sang
Motivator
Dari Sejak SMA aku sudah mulai senang mebaca
buku-buku Asma Nadia, entah mengapa aku suka dengan sosok seorang Asma Nadia. Dari
perjalanan hidupnya Sejak kecil sampai sukses dengan karya-karyanya membuatku
termotivasi untuk menulis. Baginya menulis sarana untuk bisa mencapai
Ridho-Nya dan Juga dapat membuat kita sehat.
Asma Nadia semasa kecil hidup dan tumbuh dalam himpitan ekonomi
keluarga. Keluarga Asma Nadia harus hidup berpindah-pindah dari satu rumah sewa
ke rumah sewa lain di Jakarta. Keluarga Asma bahkan pernah tinggal di tepi rel
kereta api, di kawasan Gunung Sahari.
Di usia tujuh tahun Asma terbentur dari tempat tidur kala, bermimpi
buruk. Keluarga mengganggap luka di kepalanya sebagai luka biasa. Namun,
beberapa hari setelah itu Asma terus merasa kesakitan. Keluarga membawa Asma ke
dokter. Dari hasil pemeriksaan intensif menyimpulkan bahwa ia mengalami gegar
otak. Deritanya bertambah ketika jantung dan paru-parunya dinyatakan tidak
sehat. Selama sepuluh tahun, Asma tidak lepas dari obat dan aktivitas
bolak-balik ke rumah sakit untuk check up.
Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia melanjutkan kuliah
di Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Ia tidak
menyelesaikan kuliah yang dijalaninya, sebab ia harus beristirahat karena
penyakit yang dideritanya. Hari-harinya ia jalani dengan menulis. Ketika
kesehatannya menurun, ia tetap bersemangat menulis. Motivasi dan dukungan dari
orang-orang terdekat mendorongnya untuk terus menekuni hobinya itu.
Sudah banyak perhargaan yang ia dapatkan baik penghargaan nasional
dan regional di bidang kepenulisan. Namun, Asma memutuskan untuk tetap
memelihara rasa tidak percaya diri. Rasa tidak percaya diri dapat mendorongnya
untuk tetap menulis, terus berkarya dan berproses menjadi lebih baik.
Menurut Asma, alasan utama menulis agar dapat meraih cinta dan
ridha-Nya. Memberikan nilai edukasi tentang kebaikan dan kebenaran dalam
berbagai hal. Ia menerapkan menulis setiap hari secara konsisten. Melakukan
banyak riset dan gemar membaca, merupakan langkah awal menjadi penulis. Ia
meyakini bahwa karya-karya yang dihasilkan sekarang merupakan akumulasi dari
kegemarannya membaca yang dapat memperkaya wawasan.
Melalui karya-karyanya, ia pernah mendapat berbagai penghargaan.
Selain menulis, Asma kerap memberi materi dalam berbagai lokakarya yang
berkaitan dengan penulisan dan feminisme, baik di dalam dan di luar negeri.
Pada tahun 2009 dalam perjalanannya keliling Eropa setelah mendapatkan undangan
writers in residence dari Le Chateau de Lavigny (Agustus-September 2009), Dia
juga telah keliling 200 kota di penjuru dunia, amazing dengan menulis bisa
keliling dunia.
Beberapa bukunya yang telah diadaptasi menjadi film adalah Emak
Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela dan Assalamualaikum Beijing. Seluruh
royalti dari buku Emak Ingin Naik Haji disumbangkan untuk kegiatan sosial dan
kemanusiaan, khususnya membantu mewujudkan impian kaum Islam untuk menunaikan
ibadah haji bagi yang tak mampu. Dia juga merintis Rumah Baca Asma Nadia
yang tersebar di berbagai kota, rumah baca ini
memiliki sekolah dan kelas komputer serta tempat tinggal bagi anak yatim secara
gratis untuk membaca dan beraktivitas bagi anak-anak dan remaja yang kurang
mampu. Ada sekitar 140 perpustakaan yang dikelola bersama relawan untuk kaum
yang kurang beruntung dan tidak mampu
Hal inilah yang aku kagumi dari sosok seorang Asma Nadia. Semoga
aku bisa meraih mimpi-mimpiku seperti sang motivator Asma Nadia. Aku ingin
hidupku lebih berarti dengan berbagi lewat tulisan-tulisanku.
Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita selalu berani mencoba
dan pantang menyerah untuk belajar dan terus belajar, konsisten untuk tetap
memulis. Lalui prosesnya sabar dan tekun, InsyAllah mimpi kan jadi nyata. Aamiin
#JejakWarnaWritingChallenge
#GetCkoserToMe
#Day16JejakWarna.id
Aku Rindu
Aku Rindu
Rindu
Andai waktu
Tak harus
Mengulur detaknya terus
Membuat kita bertemu
Andai saja jarak
Tak harus memisahkan jauh
Rindu mengusik dalam hati
Perlahan berbisik tentang
sosokmu
selalu hadir setiap detik
Rindu terus mengejar tanya
Kenapa tak kunjung ada jumpa
Kenapa hanya hadir bayangmu
Berhadapan hanya dalam mimpi
Kita ada diatas
Bumi yang sama
Diatas langit sama
Tapi mengapa
Sulit rasanya
Jumpa
Rindu
Bagaimana aku
Harus sudahi
Saat untuk sekedar
Menyapamu dengan kata
Aku tak kuasa
Rinduku haruskah kusimpan rapat
Rinduku tak berhaqkah ia hadiahi
Dengan sebuah temu denganmu
Seperti senja yang mengalah
Pada gelap malam
Haruskah aku juga
Mengalah pada rindu
Rindu ini
Sungguh ada
Nyata
Gunugkidul, 27 April 2021
Kau Tinggalkan Rindu di Celah Senja
Kau Tinggalkan Rindu di Celah Senja
Kutarik nafas panjang ke hembuskan perlahan, ku buka candela kamar
disana aku lihat warna jingga begitu
indahnya, entah mengapa senja selalu saja mampu membawaku mengenang sosok yang
aku kagumi. Sudah sekian purnama dia meninggalkanku dan tak kan mungkin bisa kembali.
Sosok yang selalu ada di kala aku sedang susah ataupun senang, belai lembut
tangannya, senyum indah tawarkan lara, peluk hangat tubuhnya. Aah aku rindu
semua tentangmu.
Kuhanya diam menggenggam menahan segala kerinduan. Memanggil namamu
di setiap malam ingin engkau hadir dan datang di mimpiku. Ibu.. aku rindu, datanglah.
Berkat doa yang kau ucap kala sujutmu mengantarkanku pada titik yang
kau harapkan. Kau tersenyum dan katakan, “nak sudah larut istirahatlah, kau katakan
malam dijadikan untuk kita beristirahat, memeluk mimpi-mimpi kita, tapi kita
tidak boleh lalai bahwa di antara gelap
malam Allah menunggu kita untuk mengetuk pintu-pintu ampunan dan rahmat-Nya. Aku
mengangguk pelan. Aku rindu nasehatmu ibu…
Masih jelas terbayang nyata saat-saat menjelang kepergianmu ibu…
aroma melati menyeruak ke dalam hidung dan angin lembut berhembus seoalah
mengantarkan kepergianmu. Pegangan tanganmu yang kian melemah dapat kami
rasakan. Kau tersenyum, seolah kau mengatakan jangan menangis nak, ibu akan
istirahat, kamu harus kuat iklas ya nak. Tangis kamipun pecah seketika saat kau
hembuskan nafas terakhirmu.
Ibu, belum sempat aku buatmu bahagia, namun kau telah pergi untuk
selamnaya. Taukah kau ibu kini anakmu sudah bekerja sudah bisa menghasilkan
uang sendiri seperti yang kau pinta ibu. Aku sudah memiliki dua orang buah
hati. Ibu kau ingin aku jadi ibu yang baik untuk anak-anakku bukan ? lihatlah ibu,
cucumu kini sudah mulai remaja, pasti kau bangga melihatnya. Jika boleh aku
meminta, datanglah ibu kukan bersimpuh dihadapanmu dan mohon restumu selalu, akan
kupeluk tubuhmu erat dan tak kan kulepas lagi. Akan aku ceritakan bagaimana aku
lalui hariku ibu. Aku ingin kita bercanda, aku ingin melihat senyum indahmu bersama
anak-anakku.
Kini Saat aku merindukanmu aku hanya bisa datang ke pusaranmu
kubawakan bunga harum seharum namamu, kusebut namamu dalam doaku. Ibu aku rindu
bertemu denganmu. Tenanglah dalam dekapan-Nya ibu. Tunggu aku di syurga , kita
akan berkumpul bersama dan bahagia. Aamiin.
#JejakWarnaWritingChallenge
#GetCloserToMe
#Day15JejakWarna.id
Gunungkidul, 26 April 2021
Minggu, 25 April 2021
Xerofit
Xerofit
Xerofit
Mampu hidup
Dapat bertahan
Dalam kondisi panas
Tanpa memerlukan air
Duri sebagai pertahanan
Itulah kuasa Tuhan semesta
Selalu berikan makhluknya kelebihan
Begitupula dengan kita manusia
Punya kelebihan tuk bertahan
Tetap semangat jangan menyerah
Hilangan beban yang menghadang
Optimis untuk terus berjuang
Tuk meraih yang dicitakan
Buang jauh keraguan
Hadapi segala rintangan
Pasti kuat bertahan
Sebelum impian
Dalam genggaman
Berjuanglah
#April Challenege
#SahabatLagerunal
Gunungkidul, 26 April 2021
Hari Kemenangan
Hari Kemenangan Oleh : Sumarjiyati Hari kemenangan hari yang suci Menyambut Lebaran dengan hati berseri Puasa sebulan telah ber...
-
Dan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Itulah salah satu ayat Ar-Rahman yang tidak hanya sekali di sebutkan namun sampai ...
-
Terima, sadari , perbaiki Mendengar suaranya benci apalagi sampai melihat wajahnya. Bagaimana tidak aku menganggap d...
-
Aku Kamu dan Dia A ku seseorang yang mengagumimu K u rasa kau tau itu U ntuk bisa bertemu butuh waktu K au juga merindukanku A kank...