Mendengar suaranya benci apalagi sampai melihat wajahnya. Bagaimana tidak aku menganggap dia adalah orang yang mengakibatkan kepergian suamiku untuk selama-lamanya. Saat itu bumi seperti berhenti berputar, kaki tak lagi kuat untuk menopang segala beban tubuh mungil ini. Kecelakaan pagi itu mengantarkan suamiku pergi untuk selama-lamanya.
Dunia berubah, aku membisu dengan seribu bahasa, hanya tetes air mata yang mampu keluar dari sudut mataku. Mengalir hangat membasahi pipi. Pandangan menerawang jauh menembus angkasa. Seolah aku ingin terbang bersamamu, nyatanya aku tak mampu.
Aku berontak aku tidak bisa terima semua ini. Menangis menangis dan menangis. Tubuh tak pernah aku perhatikan. Apalagi orang-orang di sekitarku. Aku merasa hidup ini tiada arti. Nasehat dari saudara tak bisa aku dengar dan lakukan.
Tangisan bayiku menyadarkanku. Aku tersadar dari mimpi buruk ini. Aku mulai membuka hati menerima semua yang telah terjadi. Walau sesekali aku masih bersedih. Tiada guna aku tangisi karena hidup harus tetap berjalan. Kebencian hanya akan membawa luka dan hanya menambah beban di dada. Pelan-pelan aku maafkan orang yang aku anggap bersalah. Aku sadari dan aku terima dengan lapang dada aku segera perbaiki diri. Biarlah semua kuserahkan pada ilahi karena hanya Dialah hakim yang paling adil.
Sesungguhnya hidup dan matiku hanya untuk-Nya. Allah lebih sayang suamiku. Biarlah ia damai di sisi-Nya. Aku tidak hidup sendiri ada dua buah hati yang menemani. Mereka membutuhkanku dan kelak akan mampu membahagiakanku mereka adalah harapanku untuk meneruskan perjuangan suamiku.
Pada akhirnya aku harus terima takdir ini aku sadari bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati dan apapun yang Allah takdirkan padaku adalah yang terbaik untukku. Ada banyak hikmah yang dapat aku ambil dari kejadian ini. Aku mampu berdiri karena kasih sayang Allah. Aku tatap dunia dengan semangat dengan penuh harap rahmad dan ridho-Nya dapat menyertai setiap langkahku.
#kamis menulis
Gunungkiful,11 Februari 2021
Semoga adinda dan putra2..senantiasa diberkahi dgn kekuatan...ketabahan..ketegaran yg tak berlaksa sehingga mampu mengarungi dunia dgn segala lika likunya dgn penuh asa
BalasHapusAamiin..mksih mbk..
HapusIya mba, apapun yang terjadi pada kita kita harus dapat menerima dengan iklhas
BalasHapusIya mbk.. InsyaAllah.iklas sangat mudah di ucapkan namu sulit untuk di terapkan semua butuh proses bismilah dg kembali padaNya insyaAllah iklas bisa kita terapkan dalam kehidupan kita.
Hapusyou are the best ibu....
BalasHapusMksih ibu..
HapusKewajiban kita menerima semua keteapan Allah SWT
BalasHapusSemoga tabah dan tetap merasa bahagia
Aamiin iya buk.. Sekarang sudah mulai lebih iklas, bhgia sll canda tawa brsama buah hati
HapusBerserah diri kepada Allah,semoga selalu diberi kekuatan
BalasHapusAamiin..
HapusBunda... Tulisannya keren... Semoga kita sebagai manusia lebih baik lagi, Aamiin...
BalasHapusAamiin mksiih..buk..
HapusSelalu bersyukur dengan apa yg terjadi membuat kita semakin paham arti hidup.
BalasHapusIya pak.. Huuf .bismilah..
HapusYa Allah, ikut terhanyut membaca ini. Yang sabar ya Bu, insya Allah jannah menanti
BalasHapusAamiin ya rabb ...mksih buk
HapusIhlas, sabar, tawakkal Bu. Insyaallah jannah menantinya.
BalasHapusAamiin aamiin..mtr suwun bu ismi...
HapusBisa merasakan kondisi ibu waktu itu. Ada Allah pemegang segala kuasa dan ketentuan.
BalasHapusAllah sayang smua hamvanya yg iklas n sabar buk.. Allah sll ada untuk kita
HapusYang sabar ya Bu, Suami ibu sudah berbahagia di Surga.
BalasHapusInsyaAalah ibu..
HapusTerus semangat Bu...saya juga pernah kehilangan sosok seorang ayah sejak kecil. Semoga Ibu selalu diberi kesabaran dan kekuatan untuk membesarkan anak-anak..🙏
BalasHapusAamiin... Iya pak
HapusTaqdirNya yg terbaik..
BalasHapusIya buk...
HapusMenerima dengan lapang dada
BalasHapusInsyaAllah buk
HapusSemua atas kehendak Allah SWT.manis sekali tulisannya bu
BalasHapusIya buk.... InsyaAllah teyap semangat
HapusBuah hati menjadi penyemangat, Ibu. Cerita yang luar biasa.
BalasHapusTetap kuat, Bu! Doa terbaik dari kami semua.
BalasHapusAamiin..makasiih Maz Mo
HapusYang kusadari ternyata aku terlalu fokus pada gambar pantai yang jernih airnya. DImana itu Bu
BalasHapusGunungkidul Pak..pantai " sepanjang" hehe
HapusLuar biasa ketegaran ibu. Semangat dan terus semangat melanjutkan hidup walau tanpa suami tercinta. Live you mom.
BalasHapus