Resume pertemuan ke 44
Rabu, 10 Juni 2020
Berbagi pengalaman Menerbitkan Buku
Oleh : Sumariyati,S.Pd.I
Peserta Guru Menulis Gelombang 8
Peserta Guru Menulis Gelombang 8
Alhamdulilah
malam ini masih di beri kesempatan untuk mengikuti kuliah online Bersama om Jay
dan peserta guru menulis dari gelombang 1
sampai 12.Seperti malam-malam sebelumnya Omjay mengirimkan materi kuliah yang akan di sampaikan pada para
peserta Guru Menulis.materi tambahan malam ini
dengan tema “ Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku” dengan nara sumber
Bapak Agung Pardini atau lebih di kenal
dengan Guru Agung. Dengan moderator Ibu Fatimah dari Aceh.
Selanjutnya om
Jay mengirimkan foto dan CV singkat Guru
Agung Pardani. Serta mengirimkan video
pendek dengan durasi 01.36 detik.
Guru Agung
adalah pembicara nasional Indonesia lulusan pendidikan sejarah Universitas
Negeri Jakarta dan S2 Magister Mangement Pendidikan Islam di UIN syarif
Hidayatullah. Jabatan sekarang adalah Jendral Manager Sekolah Kepemimpinan
Bangsa yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan beasiswa Aktifis Nusantara (BAKTI
NUSA ) Dompet Duafa.
Ibu Fatimah
sebagai moderator segera mempersilahkan Guru Agung untuk menyampaikan
pengalamanya menerbikan bukunya.
Assalamu'alaikum
wrwb, Bapak Ibu Guru semua. Salam kenal
saya Agung Pardini, biasa disapa Guru Agung.Terima kasih Om Guru Jay dan Ibu
Guru Fatimah atas undangannya.
Sebagaimana
tercantum dalam CV, saat ini saya bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program
Dompet Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru
Indonesia).
Ini adalah
tulisan saya terakhir
Izinkan pada
malam hari ini saya sedikit memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan
dan penerbitan buku di bidang pendidikan dan keguruan.Berdasarkan pengalaman
saya bekerja di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak
para guru-guru yang mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan
berkarya.
Di tengah keterbatasan kondisi geografis dan
budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki tantangan sendiri buat para
guru-guru di sana.
Terdapat
beberapa kendala:
1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah Bahasa
Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum
mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya menyala
di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan
Nah bagaimana cara kita mengatasi kendala ini?
Salah satunya adalah dengan model pendampingan
intensif.
Secara sabar
para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan dan bimbingan
selama kurang lebih setahun.Tentu ini bukan tugas yang mudah. Butuh kesabaran
dari para relawan.Dompet Dhuafa sendiri dibangun oleh para jurnalis senior
Republika di era-era awal. Sehingga setiap program yang kami kerjakan buat
pemberdayaan guru di daerah harus memiliki produk buku atau tulisan.
Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan
berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok.Outputnya tidak
harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain
sebagainya. Berikut contoh-contohnya :
Nah buku ini
adalah kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang
telah mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini
murni diangkat dari
pengalaman-pengalaman mereka.
Kalau ini
kurang lebih mirip dengan buku yang di atas.
Terkait dengan percetakan,
alhamdulillah semua dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet
Dhuafa.Buku-buku ini tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara
gratis buat guru-guru di daerah lain yang membutuhkan.Ahamdulillah buku-buku
ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah
lain.Kami punya genre buku-buku yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah
inspiratif dari para pejuang muda pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di
daerah pelosok.
Berikut contoh-contohya
Dua buku
bercerita banyak tentang pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke
pelosok negeri. Ada yang di kepulauan, Ada yang di hutan dan pegunungan, dan
ada yang di pelosok kampung.Pernah ada guru muda kami yang meninggal dalam
tugas di penempatan.
Dan saat
sebelum meninggal, beliau sempat menulis pada buku di atas (warna coklat).
Akhirnya nama beliau kami abadikan menjadi nama sebuah penghargaan bagi
guru-guru terbaik SGI. Jamilah
Sampara Award.Hampir semua buku-buku yang kami terbitkan adalah antologi,
nulis bareng-bareng.
Nah bagaimana
cara mengajarkan guru-guru kami menulis?
Kami punya cara
yang unik. Yakni dengan menulis "Jurnal Perjalanan Guru" . Jurnal ini
wajib dikerjakan oleh setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di
kampus SGI.
Setiap malam
mereka harus menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa
macam-macam. Ada yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan
dan kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan,
semua jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi. Jadi ini bisa
jadi semacam refleksi dan evaluasi.Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya
Om Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini.
Melalui jurnal ini, kita pun para pengelola
dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan pikiran yang tengah bergejolak di hati
mereka. Jika ada perasaan hati yang negatif, kita bisa langsung coaching atau
konseling. Ada yang rindu keluarga, ada yang sakit hati... macam-macam
ceritanya.
Kebiasaan menulis jurnal harian ini, Guru jadi
terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada upaya lain,
yakni banyak-banyak membaca. “Kalau gak banyak baca, ya gak bakal banyak
menulis”. Ini melatih kepekaan literasi mereka. Makanya kita adakan bedah
buku rutin. Ada yang harian, ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di
SGI, setiap pagi kita ada apel.
Nah, Yang bertugas sebagai pembina apel
(bergantian), dialah yang akan memberi kajian bedah buku. Gak harus yang
berat-berat, novel pun bisa. Selain bedah buku, untuk memantau kemajuan bacaan
para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas "Semangat Pagi". Yakni
memberi motivasi secara bergantian, dengan menggunakan kata-kata yang dinukil
dari para tokoh. Ini efektif juga buat meningkatkan kepekaan literasi buat para
guru.
Kami sangat
percaya bahwa menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan
kapasitas, kompetensi, dan rasa percaya diri. Saya akan tambahkan tentang
beberapa contoh buku lain yang pernah diterbitkan.
Nah ini adalah
buku yang ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini
merupakan kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif
dan efisien. Kebetulan saya juga konsultan sekolah di Dompet Dhuafa. Rencana awalnya
ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan sekolah.
Nah ini ada
buku yang saya pun juga ikut nimbrung. Isinya tentang tips praktis pengelolaan
sekolah berwawasan lingkungan atau adiwiyata. Kebetulan Dompet Dhuafa pernah
memiliki proyek sosial untuk membuat sekolah adiwiyata.
SESI TANYA JAWAB
Pertanyaan : Jeferson Siahaan Bandung Jawa Barat gel.12.Apakah boleh tau
mengenai company profile SGI?
Jawab : Nah ini ada di web kami yang sudah dishare di awal. Kita punya
beberapa program, salah satunya adalah School of Master Teachers atau SMT. Saat
ini tengah diselenggarakan di NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya
adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas akhirnya adalah membuat PTK.
Pertanyaan : BP Agung luar biasa
ilmu dan pengalamannya. Yang ingin saya tanyakan, ketika banyak baca banyak
menulis. Bagaimana untuk penyediaan buku-buku referensi guru-guru yang
bertugas di daerah terpencil kan listrik
belum ada, internet kemungkinan sulit. Langkah-langkah apa yang bapak lakukan
(dompet dhuafa) supaya guru tetap berkarya / menulis dengan ketersediaan
buku-buku tsb? Mukminin Lamongan.
Jawab : Alhamdulillah setiap tahun kita mendapatkan donasi buku. Walau
jumlahnya terbatas, ini coba kami salurkan ke beberapa daerah pelosok. Kalau
boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu pemerintah kita sdh sangat peduli
untuk pengiriman buku-buku ke sekolah-sekolah marjinal. Namun sayang, masih
banyak guru yang belum termotivasi untuk membacanya. Salah satu kebiasaan saya
kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar lemari sekolah.
Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus.
Pertanyaan : Assalamualaikum, Saya siti Nurbaya Az, SE. Karimun, Kepri. Pak,
daerah 3 T di Karimun bisa tidak dapat bantuan dompet dhuafa. Gelombang 12.
Wassalam.
Jawab : Semoga kita bisa ke sana. Untuk Kepri, program kita baru sampai
Pangkal Pinang. Ini masih Kota ya. Pernah juga ada program lain di Riau,
tepatnya di kepulauan Meranti. Membuat sekolah buat anak-anak Suku Akit.
Pertanyaan : Assalamualaikum bapak,,saya Noralia gelombang 8. Ingin
menanyakan,,untuk mendapatkan buku2 koleksi dompet dhuafa, caranya bagaimana
ya? Terimakasih.
Jawab : Saat ini buku-buku kita sudah tersedia online. Jadi lebih mudah
diakses. Berikut linknya.
EduAction
e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan 2020
Halo Sahabat
Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh materi-materi terbaru dari
para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan menarik tentang kepemimpinan,
parenting, sampai bagaimana langkah kita menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh
Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung
Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga akan mendapatkan bonus Guide Book
Ramadan Sekolah Guru Indonesia
Kami juga
mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim dan marjinal
dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/
EduAction #AkuKamuAksi Bersama Membangun
Pendidikan Indonesia
#eBook#ebooks
#Eduaction #Pendidikan #DDPendidikan #P10DDPR
Ini contoh
buku-buku yang kita release waktu akhir Ramadhan kemarin.
Pertanyaan : Lilis Erna Yulianti, SMPN 1 Kertajati Majalengka, gelombang 12
: Selamat malam pak Guru... Saya merasa senang mendengar penjelasan tentang
SGI. Seandainya saya masih muda pengen rasanya bergabung hehe... Saya ingin
bertanya baagmaan cara koordinasi dengan setiap guru yang bertugas di tempat yang
berbeda apalagi tadi ada beberapa kendala seperti internet dan listrik yang
hanya menyala malam hari? Kemudian acara bedah buku apakah di sekolah SGI atau
dimana? Kalo saya pengen punya buku2 karya guru2 hebat tersebut baaigmana cara
mendapatkannya? Jurnal yang ditulis tentunya sangat kaya pengalaman dan wawasan
sehingag saya sangat tertarik. Terima kasih.
Jawab : Alhamdulillah, hari ini satu persatu daerah-daerah yang kami
sambangi sudah ada jaringan internet dan listrik, jadi semakin mudah buat kami
buat koordinasi. Beberapa kajian bedah buku kami sejak pandemi akhirnya kita
luaskan ke channel Youtube dan FB. Tapi setiap cabang SGI di daerah juga punya
agenda bedah buku sendiri. Sayangnya buku-buku kami sudah banyak yang habis versi
cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book. Saya pribadi tidak banyak
menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau naskah akademik buat
pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang ini saya tengah
membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan Sepuluh
Kepemimpinan Guru. Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web SGI:
Nah ini
contohnya
Pertanyaan : Bapak Agung. Sudikah kiranya bapak diundang untuk datang ke
Pamekasan Madura untuk menyemangati dan membimbing kami untuk menulis? Dari Sri
Martini, Pamekasan Madura.
Jawab : Alhamdulillah terima kasih atas undangannya Bu. Akhir tahun lalu
saya baru saja diundang ke Kantor Bupati Sampang. Ada acara kepemudaan dan
kunjungan sekolah. Hanya sayangnya, oleh kantor saya tidak boleh kelur daerah
sampai dengan Bulan Desember. Covid.
Pertanyaan : Assalamualaikum Wr. Wb. Senang sekali bertemu dan berkenalan
dengan Guru Agung Pardini. Pertanyaan saya.
Bagaimana awal
mula kisah bapak bergabung dengan dompet dhuafa sampai bisa menerbitkan buku yg
begitu banyak. AAM NURHASANAH, LEBAK-BANTEN.
Jawab : Wa'alaikumsalam. Kebetulan saya melamar langsung saat ada lowongan
untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa. Kebetulan
tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi
pendidikan. Seperti biasa, ada tes seleksi.
Pertanyaan: Assalamu'alaikum bpk. Maaf saya sumarjiyati,GK. Mau bertannya
bagaiman kita bisa bergabung di dompet duafa ? apakah ada syarat2 tertentu
untuk sekolah kmi menjadi SD binaan dari dompet duafa.terimakasih.
Jawab : Wa'alaikumsalam Ibu Sumarjiyati, Kebetulan tahun ini karena sedang
Covid, kami sedang hentikan beberapa program di banyak daerah, salah satunya
adalah program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan kita bisa buka lagi.
Nanti ibu silahkan hubungi no. WA saya ini. Cukup japri saja. Kebetulan fokus
pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah
Literasi Indonesia.
Pertanyaan : Assalamualaikum pak guru Agung saya Candra dari MTsN 1 Langkat
Sumatera Utara, izin bertanya Pak..apakah menurut bapak guru yang baik itu
harus memiliki kemampuan menulis?
Jawab : Wa'alaikumsalam Pak Candra. Jawabannya adalah wajib bisa Pak. Tapi
tidak harus dalam bentuk buku ya. Bisa PTK, Bisa Jurnal Penelitian, Bisa Cerpen
atau Puisi, Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib
literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.Kalau saya senengannya
corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita
bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut
kalau sendirian. sepi.
Pertanyaan : Terimakasih pak guru Agung atas materinya yang luar biasa.
Perkenalkan saya dhevi dari jogja, saya tertarik dengan antologi buku yang
dihasilkan. Izin bertanya pak, apakah dompet dhuafa selain menerima donasi uang
juga menerima donasi buku? Maksud saya, buku baru masih segel, untuk dijual dan
hasilnya di donasikan. Kawan kami dan teman2nya menerbitkan juga buku antologi
cerita pengalaman mengajar di daerah 3T tepatnya di Gayo Lues, akan tetapi
kawan2 ini kesulitan menjual bukunya. Tujuan awal penerbitan buku ini memang
untuk donasi. Terimakasih.
Jawab : Sepanjang pengalaman kami, berbisnis jualan buku inspirasi guru
ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk semifiksi alias novel.Saran saya,
untuk para guru yang senang menulia buku seperti ini, sebaiknya model
marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini lebih mudah dijual.Sebagai
misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan buku-buku para member untuk
ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake pre-order dulu, bukan ready
stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan.Kalau buku-buku yang
diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya
dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain. Jadi gampang laku, karena
gratis.
Kesimpulan
1. Saya pribadi
merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan mudah.
Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
2. Cobalah
menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering
kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong
setia, butuh komunitas.
3. Menulis ini
melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah, maka
engkau "ada".
Setelah nara sumber selesai memberikan kesimpulan materi
malam ini, bu Fatimah sebagai moderator tetap mengingatkan agar peserta tetap
semangat menulis dan menulis tanpa
henti.
Semoga materi
dari guru Agung dapat menambah semangat para peserta dan guru-guru seluruh
Indonesia untuk terus menulis dan berkarya.
Terimakasih
atas ilmu yang diberikan malam ini, Alhamdulilah kita sudah menerima ilmu yang
bermanfaat.Semoga apa yang beliau sampaikan bisa menginspirasi untuk semua orang untuk sama-sama belajar
menulis setiap hari.Dan mari Mengenang para pejuang Pendidikan khususnya ibu jamilah Ibu guru yang
meninggal dalam tugas. semoga beliau di ampuni dosanya dan diterima amal ibadahnya di
masukkan ke syurga Firdausnya. aamiin.Semoga Allah memberikan umur yang Panjang
pada Guru Agung sehingga dapat terus berkarya dan berbagi.Karena sebaik-baiknya
manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Salam guru
blogger indonesia
Gelombang 8 memang luar biasa.
BalasHapuspenamrbams.id
Joz lengkap
BalasHapusMksiih cak inin
HapusAamiin..lnjuut mr Bams
BalasHapus