Yuk Kita Cegah Cyber Bullying
Senin, 8 November dalam Pelatihan Guru Motivator Digital akan mendapatkan
materi dari bapak Munif Chatib, namun
karena beliau sedang sakit maka dalam pertemuan ke empat ini akan di isi oleh
Om Jay. Materi hari ini adalah tentang “Yuk Kita Cegah Cyber Bullying”
Apa itu cyberbullying?
Cyberbullying merupakan
perilaku anti-sosial yang melecehkan ataupun merendakan seseorang, kebanyakan
menimpa anak-anak dan remaja yang dilakukan secara online atau di dunia
siber. Berbeda dengan bullying yang terjadi di offline, Cyberbullying
justru lebih parah. Hal ini karena pada bully offline biasanya yang tahu
adalah orang-orang yang melihat secara langsung, namun kalau cyberbully,
semua orang yang online dan terkoneksi dapat melihatnya.
Dapat dibayangkan kalau seseorang diserang atau di-bully di
media sosial, diserang dengan hate comment penuh dengan kata kasar atau
tak senonoh, semua temannya bahkan mungkin keluarganya pasti akan membacanya.
Belum lagi kalau pelaku cyberbully mengarahkan teman-temannya untuk
menyerang korban. Jangan remehkan cyberbully, karena dapat membuat
kesehatan mental korban jadi terganggu.
Lalu, apa yang dapat dilakukan terhadap cyberbullying?
Berikut tindakan yang dapat dilakukan dalam mencegah dan menghentikan cyberbullying.
1.
Jangan
merespons. Para pelaku bullying selalu menunggu reaksi korban. Untuk itu
jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak merasa
diperhatikan
2.
Jangan
membalas aksi pelaku. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying
akan membuat Anda ikut menjadi pelaku dan makin menyuburkan aksi tak
menyenangkan ini
3.
Simpan
semua bukti. Karena aksi ini terjadi di media digital, korban akan lebih mudah
mengcapture, lalu menyimpan pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang
dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor
ke pihak yang bisa membantu.
4.
Segera
blokir aksi pelaku. Jika materi-materi pengganggu muncul dalam bentuk komentar,
pesan instan, gunakan tool preferences/privasi untuk memblok pelaku.
Jika terjadi saat chatting, segera tinggalkan chat room.
5.
Selalu
berperilaku sopan di dunia maya. Perilaku buruk seperti membicarakan orang
lain, bergosip atau fitnah akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying
6.
Jika
sudah meresahkan, laporkan pada pihak berwenang. Adukan pada pihak yang
dipercaya dan berwenang. Jika anak-anak yang menjadi korban, mereka harus
melapor pada orangtua, guru atau tenaga konseling di sekolah. Selain
mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku.
Yuk bersama kita cegah cyberbullying dan jangan sekali-kali
menjadi pelaku cyberbullying. Bullying adalah penindasan yang
dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power
dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan
dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran. Biasanya, pelaku menutupi kekurangannya dengan cara bully.
Faktanya, pelaku dan korban memiliki ketakutan yang sama. Namun muncul dengan
cara yang berbeda.
Sekarang, dengan adanya dunia maya banyak pelaku cyber bully,
(sebutan untuk pelaku bully di sosial media) berlindung di anonymous
account untuk mem-bully orang lain. Setiap orang pun dituntut untuk
pandai bersikap dalam menggunakan sosial media.
Ada banyak penyebab terjadinya cyber bullying. Berikut empat
penyebab yang bisa membuat Anda menjadi korban.
1.
Tidak
posting terlalu sering atau banyak
Posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh
karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyber
bullying.
2.
Hindari
konten posting-an yang aneh
Apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan
kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully,
meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna
social media, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.
3.
Pintar-pintar
memilih teman di sosial media
Akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang.
Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan
banyaknya komentar yang datang.
4.
Tidak
sembarang bercerita di sosial media
Membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial.
Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.
Penggunaan media sosial (medsos) untuk bersosialisasi dan berbagi,
banyak informasi saat ini kerap memicu berbagai aktivitas yang dibarengi tindak
intimidasi dan pelecehan terhadap orang lain. Ini menjadi salah satu dampak
buruk kehadiran sosial media di tengah masyarakat atau biasa disebut cyberbullying.
Caranya, kita mulai dengan langkah sederhana. Seperti menyebarkan
kampanye dan aksi BalasYang Baik di sosial media, kemudian ajak teman-teman
untuk ikut dalam kampanye tersebut, dalam bentuk foto, video dan quotes.
Kampanye anti cyberbullying harus terus disuarakan.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjelaskan dampak dari
cyberbullying lebih berbahaya dibandingkan dengan di dunia nyata. Pelaku
biasanya mengunggah informasi pribadi orang lain baik dalam bentuk gambar atau
video dengan tujuan mempermalukan dan menyakiti korbannya. Korban akan
mengalami trauma psikologis karena pelaku biasanya melakukan berulang-ulang dan
menghasut orang lain untuk mengikutinya, meskipun orang lain itu kerap kali
tidak mengenal korban
Kita perlu asesmen psikologi lebih lanjut untuk pemulihan secara
psikis korban perundungan dunia maya. Kita juga perlu membeberkan cara
pencegahan agar anak terhindar dari perundungan di media sosial, berikut ini
informasinya.
1. Edukasi anak
Orang tua harus memberikan edukasi menggunakan jejaring online yang
aman. Edukasi menjadi langkah paling dasar dalam mencegah cyberbullying.
"Peran orang tua menjadi sangat dibutuhkan dalam kondisi tersebut.
Keluarga adalah tempat pertama untuk memperoleh pendidikan," Itulah yang
seharusnya kita lakukan sebagai orang tua dan guru.
Anak-anak mesti diberikan pemahaman mengenai hal-hal yang bisa dan
tidak bisa dilakukan melalui jejaring online, khususnya media sosial.
Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu.
2. Ajari Anak cara menghadapi
perundungan
Selanjutnya, orang tua harus mengajari anak cara menghadapi cyberbullying.
Meski, hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri, tetapi sebagai orang tua
tidak ada salahnya mengajarkan.
Beberapa cara menghadapi cyberbullying yang bisa Anda
ajarkan kepada anak yaitu tidak menanggapi apalagi sampai membalasnya dan
sebaiknya blokir saja orang yang mem-bully jika hal tersebut tiba-tiba
terjadi.
3. Bimbing anak untuk atur
privasi, khususnya data pribadi.
Langkah selanjutnya anak harus mampu mengatur privasi di media
sosial. Pengaturan privasi di media sosial sangat membantu mencegah kasus cyberbullying
pada anak. Data pribadi anak penting untuk dirahasiakan supaya mereka tidak
menjadi korban kejahatan digital. Meski, tidak
ada informasi yang benar-benar privat, tetapi dengan mengatur hal tersebut
pihak yang dapat mengakses informasi anak kita lebih tersaring.
Selain itu yang tidak kalah penting adalah edukasi tentang
postingan. Berikan pemahaman bahwa apa yang sudah diposting tidak akan hilang,
sehingga sikap selektif menjadi poin penting yang harus dimiliki oleh anak.
Orang tua dan guru harus paham soal ini. Sebab informasi yang sudah diposting,
ibarat paku yang sudah menempel pada kayu. Walaupun pakunya sudah diambil,
bekas lubangnya masih ada.
Perlu untuk diketahui, cyberbullying adalah kondisi di mana
seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang
ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar
kebohongan dan menghina, yang diunggah di internet, jejaring media. Hal ini
dilakukan oleh orang lain dengan tujuan tertentu. Anak-anak kita jangan sampai
menjadi korbannya.
Pandemi virus corona (Covid-19) membuat banyak orang semakin akrab
dengan internet. Sekolah, bekerja, berinteraksi dengan teman, semuanya
dilakukan secara online. Selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan, sebagian
besar juga memilih bermain media sosial (medsos). Cyberbulying biasanya
dilakuakn dengan cara online.
Kita sebagai
orang tua harus memberikan contoh yang baik dengan belajar sepanjang hayat. Ini
memang menjadi dilema karena banyak orang tua yang masih gaptek, kita kerjakan
bersama PR yang ada di depan mata kita dengan terus bergerak mengkampanyekan
Gerakan Nasional Literasi Digital
Untuk
menghindarkan diri dari perilaku cyberbullying, anda bisa meningkatkan :
1.
Empati
(memahami perasaan orang lain)
2.
Hati
Nurani (mendengar suara hati yang membantu untuk melakukan hal yang benar )
3.
Kontrol
diri (berpikir sebelum bertindak)
4.
Menghormati
Orang lain (memperlakukan orang lain dengan baik sebagaimana ia ingin orang
lain memperlakukan dirinya)
5.
Kebaikan
Hati (menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan perasaan orang lain)
Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) yang dirilis pada tahun 2019, tercatat 49% pengguna internet
pernah menjadi korban cyberbullying. Tentunya kondisi ini bisa berdampak
bagi kesehatan mental pengguna internet. Peningkatan penggunaan teknologi dan
internet di masa pandemi Covid-19 akan berbanding lurus dengan peningkatan cyberbullying.
Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
peningkatan cyberbullying khususnya di medsos adalah memanfaatkan
fitur-fitur yang ada. Saat ini sudah banyak medsos yang memiliki fitur untuk
melindungi penggunanya dari cyberbullying. Contohnya untuk fitur private
atau pribadi sehingga teman-teman di medsos hanya yang dikenal. Selain itu, ada
fitur untuk menyaring komentar negatif dengan memasukkan kata kunci tertentu.
Itulah yang sudah dilakukan.
Jadi memang pengguna medsos harus lebih aware untuk
memanfaatkan fitur-fitur yang ada. Fitur-fitur itu dibuat bukan tanpa alasan,
tapi untuk mengamankan medsos dari bullying.
Para pengguna medsos termasuk anak-anak muda, terkadang masih
bingung cara melindungi diri dari cyberbullying dan langkah-langkah yang
harus dilakukan. Padahal sudah ada fitur di medsos yang mendukung itu semua.
Dengan begitu, pengguna medsos bisa menghindari perundungan dan menjaga
kesehatan mentalnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo RI)
menyelenggarakan 1.251 kegiatan Literasi Digital yang akan berlangsung selama 6
Mei – 6 Desember 2021 di 14 Kabupaten/Kota di Jawa Timur I. Kegiatan ini
membahas empat pilar utama Literasi Digital ; Budaya Bermedia Digital (Digital
Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital
Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Salah satu fokusnya
adalah mengkampanyekan gerakan anti Cyberbullying.
Kegiatan Literasi Digital ini bertujuan untuk mendukung percepatan
transformasi digital, peningkatan kapasitas, awareness, dan diseminasi
pemanfaatan teknologi digital agar masyarakat dapat memanfaatkan internet
dengan benar dan bertanggung jawab serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
akan potensi besar yang dimiliki Indonesia, sehingga masyarakat dapat
memanfaatkan berbagai fasilitas dan fitur teknologi digital yang tersedia untuk
menunjang bakat, ekonomi dan pekerjaannya. Literasi digital menjadi salah satu
faktor penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa.
Om Jay membagikan link Youtube https://youtu.be/Rhinz16z7tM
Kenapa bullying bisa terjadi ? Apa sih bahayanya bullying
itu ? Mari kita simak video berikut :
Contoh cyberbullying
dapat anda baca di https://www.hipwee.com/feature/jenis-cyberbullying/
Bagaiman acara mencegah Ciberbullying dpat dibaca
https://www.situstarget.com/blog/mencegah-cyber-bullying/
Bullying atau perundungan kerap kita temui di mana-mana. Apalagi di
jaman yang serba online ini, cyber bullying semakin marak terjadi.
Terlebih para pelaku bullying itu bisa menyembunyikan dirinya di balik fake
account.
Demikianlah materi hari ini, semoga dengan paparan tersebut, kita
dapat melakukan pencegahan cyber bullying (perundungan dunia maya)
terhadap anak-anak kita. Semoga bermanfaat, salam sehat, salam literasi, tetap
semangat dan teruslah tebar manfaat.
#GMLD
Gunungkidul, 10 November 2021
Kren Bu atik
BalasHapusTerimakasih Pak...
HapusMantap luar biasa
BalasHapusIya ,sy setuju dengan apa yang di infokan, tapi untuk siswa itu ,seharus dari awal penerima siswa baru ,betul2 harus di sosialisakan terhadap siswa dan orang tua ,dan biasa masih sekolah ada tata tertib yang menjatuhi pelanggaran itu .
BalasHapusDi butuhkan kerjasana antara guru dan orang tua agar apa yg mnjdi hrapan kita bisa tercapai.
HapusKeren Bunda, saya setuju, Cyber bullying harus diantisipasi sejak dini agar tidak ada anak didik kita yang menjadi korban
BalasHapusIya bund... Bismilah . Semoga anak-anak kita aman dari cyber Bulying.
BalasHapus