Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital
Senin, 22 November 2021 tak terasa sudah pertemuan ke-10 artinya, sudah setengah perjalanan belajar bersama di Pelatihan Guru Motivator
Literasi Digital (GMLG). Semoga selanjutnya kita tetap bersemangat hingga
kegiatan ini berakhir.dalam kegiatan GMLG. Bersyukur kepada Allah SWT atas
semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi aktivitas kita hari ini dan seterusnya.
Hari ini kita akan menyimak satu materi dengan tema Anak muda berani bikin perubahan di dunia digital. Oleh Ibu guru yang yang sangat enerjik. Ibu Rosminiyati, berusia 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Banyak sudah prestasi yang beliau torehkan, salah satunya pemenang ke dua lomba blog. Beliau adalah peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar
Sebelum masuk ke materi inti, beliau sedikit bercerita tentang
sejarah keberadaannya bersama peserta di sini.
Ibu Ros mendaftar di kelas
GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus
tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak
didik beliau. Namun, yang terjadi justru beliau dimasukkan ke dalam
tim/panitia. Bu Ros merasa seorang guru jadul yang baru mau belajar, ternyata
harus memberikan materi yang beliau sendiri belum mengerti. Waah Bu ros bisa
saja ya..
Namun, beliau mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dengan
keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah untuknya, beliau berusa
memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk belajar yang jauh lebih giat lagi,
agar tidak mengecewakan Om Jay yang telah memberikan amanah kepada Bu Ros untuk
berbagi. Dengan kerendahan hati beliau memulai menyampaikan materi.
Untuk menjadi anak muda yang berani bikin perubahan di dunia
digital, Bu Ros memberikan dua pedoman yaitu :
1.
Berani,
berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya;
tidak takut (gentar, kecut).
2.
Perubahan
adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu
saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik
dari pada sebelumnya.
Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?
1.
Kebutuhan.
Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang
pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus
mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini
sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi
datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat
pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan
yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan
perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid
kita.
2.
Menyalurkan
hobi.
3.
Tambahan
penghasilan.
4.
Berbagi
Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital
1.
Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di
dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan
dengan siapa pun.
2.
Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia
digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif
bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus
tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang,
otomatis kita juga akan jalan di tempat.
3.
Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai,
laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak
dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di
dunia digital.
4.
Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan
perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan
itu pun menjadi tertunda.
5.
Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan
orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial.
Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal
sederhana bagi orang-orang tertentu.
Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang
(perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk
melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini,
kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita)
untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.
Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita
sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita
adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak
kita. Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak
jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka
lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau
tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?
Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan
untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.
Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1.
Tidak
bisa -> bisa;
2.
Tidak
berani -> berani;
3.
Sudah
bisa -> banyak/terampil;
4.
Banyak
-> berkualitas;
5.
Sendiri
-> kolaborasi;
6.
Sederhana/biasa
-> istimewa/unik/menarik;
7.
Tidak
berguna -> bermanfaat;
8.
Tidak
berguna -> bermanfaat;
9.
Dan
lain-lain
Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa
minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari
orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya.
|Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka
sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan
dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang
kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan
terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama
Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada
yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman,
serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur
capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain
menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.
Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah
sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word, dan
kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan
perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya. Tidak perlu merasa minder atau
takut hanya karena melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat.
1.
Mengubah
mindset (pola pikir), antara lain:
·
Usia
tua Merasa muda
·
Guru
jadul -> Guru gaul
·
Tidak
sempat ->Menyempatkan diri
·
Tidak
mampu -> Saya bisa
Usia tua sering dijadikan alasan bagi
guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan
dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan
perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya
tarik tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “Guru jadul aja bisa
gaul, masak kamu gak?” ”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita
sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di
sini, hanya butuh manajemen waktu.
2.
Meluruskan
niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya
anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan
perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya
mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan
kita.
3.
Berani
keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan
yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan
perubahan diri.
Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan
baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan,
selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita
tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.
4.
Bergabung
dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit,
membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin
terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi,
memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan
berkembang luar biasa terbuka lebar.
Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa
tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay. Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa
begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan
sendiri.
5.
Bangun
kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting
dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan
bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.
6.
MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu,
mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.
MasyaAllah paaparan yang luar biasa selanjutnya Ibu Ros membagikan link
youtube beliau tentang bagaimana beliau bisa memotivasi diri untuk bisa berubah.
Apa yang beliau samapaikan adalah merupakan hasil dari belajar menulis di PGRI
https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs
Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada
yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus
mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya.
Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital”
bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan
platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita.
Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.
Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka.
Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita
alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.
Bagaimana caranya?
1. Kolaborasi.
Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya
banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu
dibangun kolaborasi di antara sesama guru.
2. Melakukan
sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah
kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
·
Pertemuan
langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
·
Pada
saat upacara atau waktu khusus.
3.
Memfasilitasi
murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
· Membuat
komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber
sekolah, dan lain-lain.
4.
Memotivasi:
·
Mengadakan
perlombaan;
·
Memberikan
hadiah, dan lain-lain.
Tidak ada alasan lagi untuk kita ak bisa berkembang, bukti nyata di
usia 51 tahun namun Ibu Ros masih bisa
melakukan perubahan besar untuk kemajuan diri dan juga lingkungan sekitar
bahkan pengalaman beliau bisa di bagikan kepada kita. luar biasa. Kita harus
sadar dan keluar dari zona nyaman, buang jauh rasa malas dan malu yang ada pada
diri kita niatkan segala sesuatu untuk kebaikan serta ibadah sehingga apa yang
kita lakukan akan terasa ringan dan mudah. Allah akan selalu berikan jalan.
Tidak dapat dipungkiri setiap perubahan terkadang kita akan
berhadapan dengan situasi dimana kita akan mengalami yang namanya
stagnasi/berhenti. Lalu apa yang mesti kita lakukan agar tidak menjadi
penghalang? Kita bergabung dalam komunitas. Kita tidak akan sempat malas Ketika
melihat orang-orang lain mempersembahkan karya-karya terbaik mereka, ada
dorongan yang kuat untuk kita berbuat hal yang sama. Selanjutnya kembalikan ke
niat awal, bahwa apa yang kita lakukan untuk kebaikan, dan akan mempunyai nilai
ibadah yang diperhitungkan sebagai pahala.
Demikianlah sajian materi yang sangat apik, menarik, dan inspiratif, paparan sangat bermanfaat untuk kita terapkan pada diri kita dan tentu bisa kita berikan pada anak didik. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman yang memenjarakan kesempatan untuk meraih keberhasilan-keberhasilan. Meskipun kecil mungkin nilainya tetapi yang pasti kita telah bergerak lebih maju.
Closing statement
Belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian
ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di
saat kita telah berisi.
Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil,
dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap
urusan.
Terimakasih, salam sehat
salam literasi tetap semangat dan teruslah tebar kebaikan beri manfaat untuk
sesama. Mulailah sekarang juga, jangan tunggu saat kita ada waktu, waktu
tidak menunggu kita tetapi kitalah yang harus
menyiasati waktu. Segera ambil kesempatan untuk menghasilkan karya di dunia
digital.
Gunungkidul, 24 November 2021
Terima kasih telah belajar bersama. Semoga bermanfaat dan berkah.
BalasHapusSama2 Kak Ros... Terimksih sharingnya
Hapus