Cari Blog Ini

Selasa, 23 November 2021

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

 

Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

Senin, 22 November 2021 tak terasa sudah pertemuan ke-10 artinya, sudah setengah perjalanan belajar bersama di Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLG). Semoga selanjutnya kita tetap bersemangat hingga kegiatan ini berakhir.dalam kegiatan GMLG. Bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi aktivitas kita hari ini dan seterusnya.

Hari ini kita akan menyimak satu materi dengan tema Anak muda berani bikin perubahan di dunia digital. Oleh Ibu guru yang yang sangat enerjik. Ibu Rosminiyati, berusia 51 tahun, guru SMK 2 Negeri Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Banyak sudah prestasi yang beliau torehkan, salah satunya pemenang ke dua lomba blog. Beliau adalah  peserta Belajar Menulis PGRI asuhan Om Jay gelombang 19 (12 Juli s.d. 17 September 2021) yang dengan penuh perjuangan baru saja lulus dari kelas belajar

Sebelum masuk ke materi inti, beliau sedikit bercerita tentang sejarah keberadaannya bersama peserta di sini.

Ibu Ros  mendaftar di kelas GMLD ini sebagai peserta, ingin belajar tentang literasi digital sekaligus tentang cara memotivasi diri dan orang-orang terdekat, khususnya anak-anak didik beliau. Namun, yang terjadi justru beliau dimasukkan ke dalam tim/panitia. Bu Ros merasa seorang guru jadul yang baru mau belajar, ternyata harus memberikan materi yang beliau sendiri belum mengerti. Waah Bu ros bisa saja ya..

Namun, beliau mengambil hikmah dari setiap kejadian. Dengan keyakinan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang indah untuknya, beliau berusa memanfaatkan kesemapatan pertama ini untuk belajar yang jauh lebih giat lagi, agar tidak mengecewakan Om Jay yang telah memberikan amanah kepada Bu Ros untuk berbagi. Dengan kerendahan hati beliau memulai menyampaikan materi.

Untuk menjadi anak muda yang berani bikin perubahan di dunia digital, Bu Ros memberikan dua pedoman yaitu :

1.      Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).

2.      Perubahan adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. (KBBI V online). Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital?

1.      Kebutuhan. Perubahan dan perkembangan teknologi tak luput pula terjadi pada bidang pendidikan. Mau/tidak mau, suka/tidak suka, sebagai guru kita juga harus mengikuti perubahan tersebut. Untuk data GTK dan peserta didik, semuanya kini sudah menggunakan digitalisasi/online. Guru-guru dituntut untuk bisa mengisi datanya secara mandiri terkait data personal maupun riwayat pendidikan/pekerjaan, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, derasnya laju informasi di bidang ilmu pengetahuan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi menuntut guru untuk melakukan perubahan. Jika tidak, ada kemungkinan kita akan ditinggalkan oleh murid-murid kita.

2.      Menyalurkan hobi. 

3.      Tambahan penghasilan. 

4.      Berbagi 

Hal-Hal yang mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital

1.      Tekad/semangat. Jika sudah ada keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan berusaha belajar kapanpun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

2.      Lingkungan. Pengaruh lingkungan besar sekali terhadap perubahan kita di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang sangat aktif bergelut dalam dunia digital, secara sadar atau tidak, kita pun akan ikut arus tersebut. Sebaliknya, jika lingkungan kita termasuk golongan terbelakang, otomatis kita juga akan jalan di tempat.

3.      Sarana/Prasarana. Dunia digital terakit erat dengan sarana/prasarana (gawai, laptop, PC, kuota data internet, jaringan, listrik, dll.). Jika fasiltas tidak dimiliki/tidak mendukung, tentu saja kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital.

4.      Kesempatan. Terkadang kita temukan keadaan seseorang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak ada kesempatan, maka perubahan itu pun menjadi tertunda.

5.      Dukungan. Ada kalanya, untuk melakukan perubahan, kita memerlukan dukungan orang-orang di sekitar kita dalam bentuk dukungan fisik, mental, dan finansial. Hal ini penting, karena melakukan perubahan di bidang digital bulkanlah hal sederhana bagi orang-orang tertentu.

Kita semua di sini adalah motivator, yang artinya orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak. (KBBI V online). Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital.

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar berubah, tentunya kita sudah harus menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa? Karena kita adalah guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita. Seperti yang sama-sama kita ketahui, anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?

Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya.

Bentuk/Jenis Perubahan di Dunia Digital:

1.      Tidak bisa -> bisa;

2.      Tidak berani -> berani;

3.      Sudah bisa -> banyak/terampil;

4.      Banyak -> berkualitas;

5.      Sendiri -> kolaborasi;

6.      Sederhana/biasa -> istimewa/unik/menarik;

7.      Tidak berguna -> bermanfaat;

8.      Tidak berguna -> bermanfaat;

9.      Dan lain-lain

Untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya.

|Mereka juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama

Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.

Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word, dan kemudian hari ini sudah bisa ber-blog* ria, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya. Tidak perlu merasa minder atau takut hanya karena melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat. 




1.      Mengubah mindset (pola pikir), antara lain:

·         Usia tua  Merasa muda

·         Guru jadul -> Guru gaul

·         Tidak sempat ->Menyempatkan diri

·         Tidak mampu -> Saya bisa

  Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembanagn dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak?” ”Tidak sempat” juga sering diajadikan alasan. Waktu kita sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

2.      Meluruskan niat. Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak tertutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.



3.      Berani keluar dari zona nyaman. Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.

Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

4.      Bergabung dalam komunitas. Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

Salah satu komunitas yang menawarkan menu lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay.  Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.

5.      Bangun kolaborasi. Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

6.      MULAI. Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.



MasyaAllah paaparan yang luar biasa selanjutnya Ibu Ros membagikan link youtube beliau tentang bagaimana beliau bisa memotivasi diri untuk bisa berubah. Apa yang beliau samapaikan adalah merupakan hasil dari belajar menulis di PGRI

https://www.youtube.com/watch?v=6am-ohG0cbs

Selanjutnya, untuk jenis platform digital, cukuplah kita fokus pada yang kita sukai dan pahami. Seiring berjalannya waktu, kita bisa terus mengembangkan diri dengan belajar yang lainnya.

Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka.

Target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

Bagaimana caranya?

1.    Kolaborasi. Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2.    Melakukan sosialisai tentang literasi digital. Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:

·         Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;

·         Pada saat upacara atau waktu khusus.

3.      Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.

·  Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dan lain-lain.

4.      Memotivasi:

·         Mengadakan perlombaan;

·         Memberikan hadiah, dan lain-lain.

 

Tidak ada alasan lagi untuk kita ak bisa berkembang, bukti nyata di usia 51 tahun  namun Ibu Ros masih bisa melakukan perubahan besar untuk kemajuan diri dan juga lingkungan sekitar bahkan pengalaman beliau bisa di bagikan kepada kita. luar biasa. Kita harus sadar dan keluar dari zona nyaman, buang jauh rasa malas dan malu yang ada pada diri kita niatkan segala sesuatu untuk kebaikan serta ibadah sehingga apa yang kita lakukan akan terasa ringan dan mudah. Allah akan selalu berikan jalan.

Tidak dapat dipungkiri setiap perubahan terkadang kita akan berhadapan dengan situasi dimana kita akan mengalami yang namanya stagnasi/berhenti. Lalu apa yang mesti kita lakukan agar tidak menjadi penghalang? Kita bergabung dalam komunitas. Kita tidak akan sempat malas Ketika melihat orang-orang lain mempersembahkan karya-karya terbaik mereka, ada dorongan yang kuat untuk kita berbuat hal yang sama. Selanjutnya kembalikan ke niat awal, bahwa apa yang kita lakukan untuk kebaikan, dan akan mempunyai nilai ibadah yang diperhitungkan sebagai pahala.

Demikianlah sajian materi yang sangat apik, menarik, dan inspiratif, paparan sangat bermanfaat untuk kita terapkan pada diri kita dan tentu bisa kita berikan pada anak didik. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman yang memenjarakan kesempatan untuk meraih keberhasilan-keberhasilan. Meskipun kecil mungkin nilainya tetapi yang pasti kita telah bergerak lebih maju.

Closing statement

Belajar tak mengenal usia. Berbagi adalah jalan menuju keabadian ilmu dan kebaikan. Di langit masih ada langit, karena itu tetaplah merunduk di saat kita telah berisi.

Mulailah gerakan perubahan dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hati, tanpa menunggu instruksi, serta libatkan Allah dalam setiap urusan.

 Terimakasih, salam sehat salam literasi tetap semangat dan teruslah tebar kebaikan beri manfaat untuk sesama. Mulailah sekarang juga, jangan tunggu saat kita ada waktu, waktu tidak  menunggu kita tetapi kitalah yang harus menyiasati waktu. Segera ambil kesempatan untuk menghasilkan karya di dunia digital.

Gunungkidul, 24 November 2021

2 komentar:

  1. Terima kasih telah belajar bersama. Semoga bermanfaat dan berkah.

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca