Cari Blog Ini

Jumat, 12 November 2021

Rajin Berlatih

 

Rajin Berlatih



Pengumuman seleksi untuk lomba pidato sudah di tempel di papan pengumuman sekolah. Seleksi akan di laksanakan perkelas mulai dari kelas 3 sampai kelas 6. Ketentuan seleksi sudah tertera di sana. Siswa yang berminat agar segera mendaftar kepada ketua kelas masing-masing. Perlombaan ini selalu ada di setiap tahunnya. Semua siswa pun sangat antusias dalam mengikutinya.

Tak terkecuali Hani, siswa kelas 4 yang sangat senang mengikuti lomba pidato di sekolahnya. Orang tua Hani pun juga sangat mendukung. Setelah membaca pengumuman dan mengetahui syarat dan tema loma Hani pun giat berlatih setiap hari. Bahkan dia rela tak bermain sepeda bersama teman-temannya.Padahal dalam hati Hani juga ingin bermain sepeda bersama teman-temannya. Pilihan yang sulit antara ingin berlatih dan bermain. 

Sore itu teman-teman Hani datang ke rumahnya untuk mengajak bermain. Namun Hani tak bisa ikut serta. Hani lebih memilih untuk persiapan lomba di sekolahnya.

“Han, ayo kita bermain sepeda!,” ajak Riska.

"Gimana ya, Ris. Sebenarnya aku juga ingin sih berkain sepeda, tapi hari ini aku ada jadwal latihan pidato sama Ibu," jawab Hani. Hani terdiam beberapa saat, seperti memikirkan sesuatu.

"Hai ... Makah bengong. Gimana jadi ikut ga?" seru Riska 

"Eee eee ... Gimana ya." Hani bingung.

“Waaah ntar ga asik donk, Han tak ada kamu. Ayolah,” rengek Riska.

Hani berpikir dan akhirnya putuskan untuk tak ikut bermain sepeda. Hani ingin berikan terbaik untuk Ibunya. Hani ingin berhasil dalam event lomba tahun ini.

“Lain kali saja ya, aku akan latihan pidato bersama Ibuku,” tegas Hani.

“Idiiih, lombanya kan masih lama, Han. Masih ada waktu kan, aku ikut daftar lomba itu juga, besok aja latihannya,” seru Riska.

“Tidak, Han. Maaf aku tak bisa ikut ya,” jawab Hani.

“Oke lah kalau begitu, aku ajak Dina dan Nira saja. Daaa… Hani.” Sambil berlalu Riska semangat mengayuh sepeda barunya.

Melihat Riska dan teman-trmanya berlalu, Hani seperti ingin menyusulnya. Pasti asik bersepeda di sore hari sambil melihat sawah yang menhijau serta senja yang indah. Bismilah Hani pun buang keinginanya untuk bersepeda.

Hani pun segera menghafal teks yang sudah di ada di tangannya. Hani membaca dan mengulang-ulangnya sampai hafal. Kemudian Hani mulai berpidato yang sesekali masih melihat teks. Ibu Hani sangat sabar mendampingi Hani dalam berlatih. Tak hanya itu setiap kakak Hani ada waktu Hani pun meminta Kakaknya untuk bersamainya berlatih. Tak jarang juga Hani berlatih di depan cermin di kamarnya.

“Nak, semangat ya berlatihnya. Jangan pernah lelah. Kamu bisa berlatih di depan cermin. Anggap saja kamu bicara di depan banyak orang sehingga kamu serius dalam membawakan pidato itu,” pesen Ibu Hani.

“Baik, Ibu. Pesan ibu akan Hani ingat selalu,” jawab Hani.

“Doa Ibu meneyertaimu, Nak. Ibu yakin dengan kamu rajin berlatih kamu akan memenangkan lomba itu,” ungkap Ibu Hani.

“Terimakasih, Ibu.” Disertai senyum manis Hani berlari menghampiri ibu dan memeluknya.

Waktu yang dinanti tiba, perlombaan segera di mulai. Hani terpilih sebagai wakil kelas 4 maju bersaing dengan kelas 3, 5 dan 6. Hani tetap pede walaupun harus bersaing dengan kelas 5 dan kelas 6. Semua pesan ibunya selalu dia ingat. Salah satunya Hani harus pede.

Tepuk tangan meriah menggema di aula sekolah siang itu. Hani dapat membawakan pidatonya dengan baik. Riska yang mewakili kelas 5 mendapatkan skor di bawah Hani. Riska sudah merasa mampu karena dia sudah pernah ikuti seleksi pidato di tahun lalu makanya dia jarang berlatih. Namun kali ini Riska di kalahkan oleh Hani.

Usaha tak membohongi hasil. Kesungguhan dan kerja keras Hani dalam persiapkan lomba pun terbalas dengan senyum kebahagiaan. Yaa …  Hani memenangkan perlombaan dengan skor tertinggi. Artinya Hani medapatkan juara 1. Ibu Hani dan juga wali kelas 4 dan juga teman-temannya sangat bangga terhadap Hani. Ucapan selamat Hani terima dari teman-teannya Ibu Guru dan juga keluarga di rumah.

Walaupun Hani mendapatan juara satau dalam lomba itu, namun Hani tidak sombong. Dia tetap rendah hati. Apapun yang dia perolah bukan karena dirinya hebat namun Hani merasa semua adalah karena Allah yang memudahkan sehingga Hani bisa kalahkan teman-temannya. Tak lupa Hani berterimakasih pada Ibu dna Kakanya yang selalu membimbing dengan sabar. Juga pada Ibu Eti wali kelas 4 yang juga selalu mengingatkan dan melatih Hani.

#30daysreadingastorywithyourkids

#onedayonestory

#ChallengeNovemberAisei

 

Gunungkidul, 12 November 2021

6 komentar:

  1. Hani juara! Andai ia mau mengikuti ajakan Riska, lalu terjadi sesuatu namun akhirnya juara kelihatan ada konflik dan lebih natural.

    BalasHapus
  2. Tetimakasih Pak D ... Coba saya edit..hehe

    BalasHapus
  3. Pingin rajin kayak Hani, tapi belum bisa, 😁

    BalasHapus
  4. Keren Bu. Saya pengin bisa nulis cerpen, tapi sering ga PD..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bismilah saja Pak.. saya pingin bisa...hehe. alhamdulilah Pak D dan juga tmn2 bisa kasih krisas jadi bisa belajar di disni. Entah ceroennya bagus atau tidak saya mencoba menulis.

      Hapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca