Ingklusivitas di Dunia Digital
Rabu, 17
November 2021 dalam pelatihan Guru Motivator Literasi Digital sudah memasuki
pertemuan ke-8. Pada hari ini akan mendapat materi dari bapak Muliadi seorang guru Matematika di SMK negeri 1 Tolitoli, Sulawesi Tengah. Cuaca di Tolitoli tempat beliau baru mati lampu sehingga jaringan
internet tergannggu. Beliau meminta maaf terputus komunikasi dengan Bapak Dail
selaku moderator pada sore hari ini hingga terlambat menyapa peserta. Inilah salah satu kendala dalam kita
berinternet.
Alhamdulilah Internet
kembali stabil sehingga beliau bisa menuntaskan materi pada sore hari ini
dengan baik. Alhamdulillah di sore hari ini kita bisa dipertemukan oleh Allah Swt
dalam keadaan sehat walafiat sehingga bisa mengikuti kegiatan GMLD dengan penuh
semangat. Rasa syukur tak henti-hentinya kita sampaikan kepada Allah wajallah
sebagai pemberi segala kebaikan hidup. Semakin bersyukur kita, maka Allah akan
terus menambah-nambah kebaikan dan nikmatnya kepada kita semua.
Pada kesempatan sore ini narasumber akan menyampaikan pengetahuan dan pengalaman dari tema "Inklusivitas di dunia digital". Tema yang luar biasa menginspirasi kita semua untuk lebih bijak bersikap dan bertindak di tengah keberagaman dan keberbedaan yang cenderung semakin tajam ketika bergeser ke dunia digital.
Bapak Muliadi mengawali
dengan pertanyaan, apakah
Inklusifitas itu?
Inklusivitas
berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang
berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah
eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian
inklusivitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja
tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial. Sebagai sebuah sikap,
inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan
sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.
Mengapa kita
harus bersikap inklusif di era digital?
Masyarakat
digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep
metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang
dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan
menukar barang serta informasi.
Ada beberapa
alasan mengapa kita masyarakat digital harus inklusif, yaitu:
Alasan ke-1. Internet bukan lagi barang baru di Indonesia. Oleh sebab itu
internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapapun dengan mudah.
Dari data yang ada, tercatat Indonesia sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada.
Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk
berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi
yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp,
instagram, facebook, lalu twitter
Alasan ke-2 : Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas
keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandagan, sehingga berpotensi
menimbulkan kerawanan sosial
contohnya apa?
Oleh sebab itu,
perlu disikap secara bijak dan benar, berbagai contoh perpecahan atau
perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial.
Alasan ke-3: Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat
perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya sehingga mereka dapat
menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital
lainnya.
Alasan ke-4 : Hak
untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai
keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Masyarakat
digital harus dapat mampu bersimpati dan berempati kepada berbagai keunikan
akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan
instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas agar setiap
orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas
yang ada untuk mengembangkan diri.
Dari alasan 1-4
mengungkapkan bahwa kita tidak bisa menghindari era digital, hanya 2 pilihan
ikut atau ditinggalkan. Lantas bagaimana
sebaiknya kita menghadapinya? dan sebagai guru apa yang harus kita lakukan?
Setiap anggota
masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan
pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya.
Lingkungan yang
inklusif dapat dilihat dari tiga hal. Jika hal tersebut berkaitan dengan
kemudahan dalam mengkases internet maka yang harus dilakukan adalah menyediakan
akses internet yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya
membangun imprastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau.
Sementara itu jika hal tersebut, berkaitan sikap sebagai pengguna internet di
dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbedaan pandangan harus dapat
wujudkan dalam bentuk misalnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima
perbedaan sebagai sesuatu lumrah.
3 hal penting
dalam inklusivitas dunia digital : Keunikan fisik dan kemampuan, perbedaan dan
keragaman.
Jika kita yang
normal bisa nikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana
dengan saudara kita yang disabiltas?
Di
lingkungan inklusif dalam penggunaan ponsel yang digunakan ada pruduk khusus
ponsel yang diciptakan buat anak inklusif . tersedianya instrumen atau alat
yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah satu bentuk perbedaan
yang ada dalam lingkungan masyarakat digital. Sudah ada produk gadget yang
memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang
sesuai dengan penyandang tuna netra.
Allah menciptakan manusia sangat beragam untuk saling mengenal dan kolaborasi. Untuk itu kita bisa kembangkan inklusifitas dalam bermedia digital.
Motivasi yang
harus diberikan kepada masyarakat adalah bahwa perbedaan dan keragaman adalah
sebuah keniscyaan, oleh sebab itu keragaman dan perbedaan perlu dikelola secara
baik dengan menonjolkan nilai-nilai yang lebih universal, seperti gotong
royong.
Demikian materi
dari Bapak Muliadi pada pertemuan ke-8 ini semoga bermanfaat. Salam sehat salam
literasi tetap semangat terus berkarya dan teruslah berbagi.
Gunungkidul, 20
November 2021
Keren resumenya. Mantap.
BalasHapus