Ayo bersiap untuk #SelasaBerbagi
KISAH MENULIS DI BLOG
Halo bapak ibu sahabat lage semuanya,semoga kita selalu di berikan kesehatan
sehingga bisa melaksanakan kegiatan kita dengan lancar dan tiada hambatan apapun.
Sebelumnya maaf saya baru bisa bergabung di komunitas lagerunal ini. Saya
banyak tertinggal kegiatan di komunitas ini. Tulisan ini adalah tulisan saya kedua di lagerunal. Saya pun baru tahu jadwal kegiatan di komunitas ini minggu yang
lalu. Semoga saya bisa gabung dan belajar bersama guru-guru hebat disini.
Berikut jadwal yang saya lihat di blog Pak Brian yang di share di
grup.
Jadwal Kegiatan Harian Komunitas Lagerunal
Senin: #SeninBlogwalking (Share link postingan bebas &
blogwalking)
Selasa: #SelasaBerbagi (Sharing seputar kepenulisan/pengalaman
ngeblog)
Kamis: #KamisMenulis (Menulis berdasarkan tema yang sudah
ditentukan)
Sabtu: #SabtuBlogging (Sharing membahas tentang blog)
Berharap setelah saya mengetahui jadwal kegiatan,saya bisa
mengikuti di setiap kegiatan yang telah ditetapkan, sehingga banyak manfaat
yang saya dapatkan.
Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2020 di grup WA di Komunitas Guru
Blogger Nasional, jadwal Selasaberbagi.untuk pemateri hari ini adalah Bapak
Sucipto. beliau adalah salah satu founder Komunitas Cakrawala Blogger Guru
Nasional (Lagerunal)
Kali ini narasumber hebat kita akan berbagi ilmu tentang KISAH
MENULIS DI BLOG
Sobat Lage, sebelum mulai kegiatan #selasaberbagi, Bapak Sucipto mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk ibu-ibu
guru yang ada dalam komunitas ini. Ibu itu keren, number one, ngak ada
yang bisa mengalahkannya. Oya, untuk para ayah jangan ngambek, beliau tidak
berikan ucapan karena sudah lewat, Hari Ayah jatuh pada tanggal 12 Nopember.
Berikutnya, beliau ucapkan terima kasih kepada anggota grup karena
masih tetap berada di komunitas ini untuk belajar bersama. Pada kesempatan ini,
beliau ingin berbagi pengalaman yang diberi judul “Kisah Menulis di Blog”.
Bapak Sucipto yakin, rekan-rekan yang gabung komunitas ini ingin
mendapatkan dampak positif atau kebaikan, baik itu bagi mereka yang masih awal
dan butuh tuntunan atau yang sudah lanjutan yang berkeinginan meluaskan
jaringan dan kemampuan menulisnya.
Oya, ada kabar baik. Kabar baiknya adalah menulis itu bukan “give”
/anugrah atau bawaan lahir, tapi menulis ini adalah budaya yang artinya produk
kreasi, atau hasil belajar. Oleh karenanya, semua orang memiliki potensi yang
sama untuk bisa menulis.
Jadi, bagaimana caranya bisa menulis ?
1.
Mulailah
menulis. Tulis apa saja, bebas
2.
Tulislah
yang paling disukai dan pahami
3.
Mulailah
tulisan dengan tema-tema yang dekat, misalnya tentang kebiasaan yang hidup di
sekitar rumah. No.1-3, kalau berisikan curhat, itu bukan masalah karena kalau
dilakukan secara rutin, itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Suatu
hari nanti bisa jadi buku lho….dahulu, beliau membaca buku Sosiologi Pedesaan,
sang adalah penulis adalah seorang professor. Penulis memulai tulisan bukunya
dengan masa kecilnya melihat bagaimana tembak menembak terjadi di Ladang Aceh
yang kemudian dia susun mengikuti rangkaian teori konflik lalu dibangun untuk
melihat bagaimana konsep sosiologis desa tempat tinggalnya. Bisa kebayangkan,
sebuah karya ilmiah dibangun dari sebuah pengalaman masa kecilnya?. Curhat itu
bisa jadi keren !.
4.
Setelah
dirasa “cukup” dengan yang diatas, mulailah “belajar sedikit lompat pagar” guna
menulis yang bersifat agak serius, semisal artikel. Ingat, jangan pernah ragu
dan takut salah.
5.
Ingat,
nutrisi yang paling baik untuk menulis adalah membaca dan mengaktifkan indera.
Apa yang dirasa, dapat menjadi pemantik sebuah tulisan. Ini bertujuan agar
tulisan yang dihasilkan “tidak kering”.
6.
Mulailah
menyediakan waktu tetap untuk menulis, misalnya waktu menulis pukul 21.00-22.00
WIB/WITA/WIT. Bangunlah kebiasaan menulis
seperti jam kerja/office hour.
7.
Sediakan
note book/buku saku special untuk merekam ide-ide pokok yang muncul seketika,
bawalah setiap hari. Ini saya lakukan, hingga kini. Hasilnya menyenangkan!.
8.
Para
ahli berpendapat: “menulislah ketika anda sudah siap !”. Ini ada benarnya
karena kalau kita siap maka menulis rasanya seperti air mengalir. Namun,
kapankah kita siap ?. Nah oleh karenanya sejak lama beliau tidak memakai
pendapat ini, malah beliau menggunakan kalimat-kalimat para penjahat di
film-film barat : “ready or not here I come”. Yakinlah, suatu hari nanti
kalau kita niatkan sebagai penulis akan datang masanya: “nulis dateline”, dan
tidak peduli siap atau tidak, apalagi penulis berbobot, ia akan layaknya
sinetron yang “kejar tayang”. Jadi, siap setiap saat ya sobat lage.
9.
No.
1-8 itu nulisnya dimana ?. ada yang langsung di word, corat-coret di note
book, atau langsung di blog. Soal ini adalah style masing-masing.
Sekarang bahkan ada yang “menulis dengan bicara” saya sudah melakukannya,
walaupun ujung2nya di edit, tapi lebih memudahkan. Ini seperti “kita banget”,
kenapa ? karena DNA orang Indonesia lebih kuat budaya tutur/lisan, dibanding
menulis. Coba yaaa…
10.
Jangan
segan-segan untuk evaluasi diri. Bacalah tulisan-tulisan di blog yang sudah
berlalu. Senyam-senyum lucu, mungkin tertawa bebaskanlah. Jika tidak dirasa
menyenangkan, maka beranikan diri untuk bilang bahwa karya kita kurang, bahkan
buruk. Ini penting untuk menyadarkan kita agar mau belajar lagi, dan siap untuk
dikritik.
11.
Tantangan
yang ada di depan mata adalah, dimasa pandemic ini budaya menulis di blog
begitu meriah namun akankah tetap terus mekar layaknya bunga?. Sekian lama
menulis di blog saya menemukan satu hal penting bahwa: “banyak orang menulis di
blog, namun saat yang bersamaan banyak pula yang meninggalkannya”. Gabung dalam
komunitas adalah salah satu solusinya, “dekat dengan tukang minyak wangi, maka
akan wangi pula”.
Dalam kesempatan ini ada beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh peserta
yang jawabanya bisa saya rangkum seperti
dibawah ini:
1.
Jika
kita memiliki blog lebih dari 1, kita
boleh mengisinya dengan tulisan yg sama.
2.
Setia
pada kejadian yang menarik maka kita tulis intinya saja dalam note book,nanti
kita kembangkan lagi denga napa yang kita miliki, sehingga bisa memicu kita
untuk menuliskannya dengan lancar.
3.
Bapak
Sucipto menulis dengan tema Indonesia karena beliau Sejak kecil sudah sering diceritakan
orangtuanya tentang ke-Indonesiaan, orag tua beliau kerap cerita bagaimana
sukarno saat ganyang Malaysia, beliau sering bercerita selayaknya gaya sukarno.
setelah dewasa, suka baca buku sejarah, dan yang tidak bisa dibohongi adalah bahwa
Bapak Sucipto didikan Orde Baru dimana rasa nasionalisme begitu digelorakan.
P4, PSPB, dan PMP menjadi salah satu penyebabnya. Satu lagi, baca buku Eko
Prasetyo yang berjudul Guru: Mendidik itu Melawan. Buku itu mengajarkan
agar guru memiliki kulit ari, sensitif terhadap nasib perjalanan bangsa.
4.
Bapak
Sucipto tertarik menulis di blog skarena beliau merasakan menjadi orang bebas.
Menulis di media seperti koran/majalah, sering buah pikiran di
edit/dihilangkan. dengan blog, beliau merasa menjadi orang bebas. Bukubeliau tidak pernah ada yang terbit, karena mungkin penerbit
punya rambu-rambu tertentu, dan itu tidak pas dengan Bapak Sucipto..
5. Awalnya,
di tahun 2007, beliau memilih di blog karena secara teknis platform di
Friendster tidak memut membuat tulisan yang banyak, maka beliau pindah ke blog.
Ini teknis, namun intinya karena bebas. Hari ini mungkin pemerintah
menyebutnya: merdeka.
6.
Buku
yang di baca Bapak Sucipto sehingga termotifasi dalam menulis diantaranya adalah
Ada beberapa, salah satunya Buku Sukarno: Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia, dan Dibawah Bendera Revolusi.
Yang berkesan menulis di blog adalah dosen-dosen yang menjadikan blog ini sebagai bahan ajar mereka dan jadi rujukan menulis skripsi/penelitian. Ini yang paling top, melebihi tulisan saya yang laku dijual.
Demikian, semoga #Selasaberbagi kali ini membawa manfaat. Amiin.
Alhamdulilah ilmu yang sangat bermanfaat, terimakasih semoga sahabat lage bisa mengamalkan apa yang
di sampaikan Bapak Sucipto dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Berbagi tidak
akan pernah rugi.
Salam sehat, salam literasi, tetap semangat dan terus berkarya.
Dec24AiseiWritingChallenge
Siiippp... lengkap sekali bu
BalasHapusTerimakasih buk..
HapusMantab...mbk
BalasHapusHehe... Mksih mbk...
HapusMantap, ada aku di foto. Semangat!!!
BalasHapusIya bu aam..kereen
HapusIya bu aam..kereen
Hapusbagus tulisannya. salute !
BalasHapusMakasih pak... Untuk ilmunya.. N komennya
HapusSungguh amat sangat disayangkan. Lulusan S.Pd.I yang seharusnya bisa mencohtohkan yang baik malah sebaliknya. Bisa2 nya telfonan/sms/wa an sama suami orang. Gak kenal waktu pagi/siang/sore/bahkan tengah malam.. apa itu seorang guru yang baik? Dimana letak sisi mulia anda terutama sebagai pendidik yng memiliki gelar S.Pd.I?
BalasHapus