Cari Blog Ini

Selasa, 22 Desember 2020

KISAH MENULIS DI BLOG

 Ayo bersiap untuk #SelasaBerbagi

KISAH MENULIS DI BLOG




Halo bapak ibu sahabat lage semuanya,semoga kita selalu di berikan kesehatan sehingga bisa melaksanakan kegiatan kita dengan lancar dan tiada hambatan apapun. Sebelumnya maaf saya baru bisa bergabung di komunitas lagerunal ini. Saya banyak tertinggal kegiatan  di komunitas ini. Tulisan ini adalah tulisan saya kedua di lagerunal. Saya pun baru tahu jadwal kegiatan di komunitas ini minggu yang lalu. Semoga saya bisa gabung dan belajar bersama guru-guru hebat disini.

Berikut jadwal yang saya lihat di blog Pak Brian yang di share di grup.

Jadwal Kegiatan Harian Komunitas Lagerunal

Senin: #SeninBlogwalking (Share link postingan bebas & blogwalking)

Selasa: #SelasaBerbagi (Sharing seputar kepenulisan/pengalaman ngeblog)

Kamis: #KamisMenulis (Menulis berdasarkan tema yang sudah ditentukan)

Sabtu: #SabtuBlogging (Sharing membahas tentang blog)

Berharap setelah saya mengetahui jadwal kegiatan,saya bisa mengikuti di setiap kegiatan yang telah ditetapkan, sehingga banyak manfaat yang saya dapatkan.

Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2020 di grup WA di Komunitas Guru Blogger Nasional, jadwal Selasaberbagi.untuk pemateri hari ini adalah Bapak Sucipto. beliau adalah salah satu founder Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal)


Kali ini narasumber hebat kita akan berbagi ilmu tentang KISAH MENULIS DI BLOG

Sobat Lage, sebelum mulai kegiatan #selasaberbagi, Bapak Sucipto  mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk ibu-ibu guru yang ada dalam komunitas ini. Ibu itu keren, number one, ngak ada yang bisa mengalahkannya. Oya, untuk para ayah jangan ngambek, beliau tidak berikan ucapan karena sudah lewat, Hari Ayah jatuh pada tanggal 12 Nopember.

Berikutnya, beliau ucapkan terima kasih kepada anggota grup karena masih tetap berada di komunitas ini untuk belajar bersama. Pada kesempatan ini, beliau ingin berbagi pengalaman yang diberi judul “Kisah Menulis di Blog”.

Bapak Sucipto yakin, rekan-rekan yang gabung komunitas ini ingin mendapatkan dampak positif atau kebaikan, baik itu bagi mereka yang masih awal dan butuh tuntunan atau yang sudah lanjutan yang berkeinginan meluaskan jaringan dan kemampuan menulisnya.

Oya, ada kabar baik. Kabar baiknya adalah menulis itu bukan “give” /anugrah atau bawaan lahir, tapi menulis ini adalah budaya yang artinya produk kreasi, atau hasil belajar. Oleh karenanya, semua orang memiliki potensi yang sama untuk bisa menulis.

Jadi, bagaimana caranya bisa menulis ?

1.      Mulailah menulis. Tulis apa saja, bebas

2.      Tulislah yang paling disukai dan pahami

3.      Mulailah tulisan dengan tema-tema yang dekat, misalnya tentang kebiasaan yang hidup di sekitar rumah. No.1-3, kalau berisikan curhat, itu bukan masalah karena kalau dilakukan secara rutin, itu akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Suatu hari nanti bisa jadi buku lho….dahulu, beliau membaca buku Sosiologi Pedesaan, sang adalah penulis adalah seorang professor. Penulis memulai tulisan bukunya dengan masa kecilnya melihat bagaimana tembak menembak terjadi di Ladang Aceh yang kemudian dia susun mengikuti rangkaian teori konflik lalu dibangun untuk melihat bagaimana konsep sosiologis desa tempat tinggalnya. Bisa kebayangkan, sebuah karya ilmiah dibangun dari sebuah pengalaman masa kecilnya?. Curhat itu bisa jadi keren !.

4.      Setelah dirasa “cukup” dengan yang diatas, mulailah “belajar sedikit lompat pagar” guna menulis yang bersifat agak serius, semisal artikel. Ingat, jangan pernah ragu dan takut salah.

5.      Ingat, nutrisi yang paling baik untuk menulis adalah membaca dan mengaktifkan indera. Apa yang dirasa, dapat menjadi pemantik sebuah tulisan. Ini bertujuan agar tulisan yang dihasilkan “tidak kering”.

6.      Mulailah menyediakan waktu tetap untuk menulis, misalnya waktu menulis pukul 21.00-22.00 WIB/WITA/WIT. Bangunlah kebiasaan menulis  seperti jam kerja/office hour.

7.      Sediakan note book/buku saku special untuk merekam ide-ide pokok yang muncul seketika, bawalah setiap hari. Ini saya lakukan, hingga kini. Hasilnya menyenangkan!.

8.      Para ahli berpendapat: “menulislah ketika anda sudah siap !”. Ini ada benarnya karena kalau kita siap maka menulis rasanya seperti air mengalir. Namun, kapankah kita siap ?. Nah oleh karenanya sejak lama beliau tidak memakai pendapat ini, malah beliau menggunakan kalimat-kalimat para penjahat di film-film barat : “ready or not here I come”. Yakinlah, suatu hari nanti kalau kita niatkan sebagai penulis akan datang masanya: “nulis dateline”, dan tidak peduli siap atau tidak, apalagi penulis berbobot, ia akan layaknya sinetron yang “kejar tayang”. Jadi, siap setiap saat ya sobat lage.

9.      No. 1-8 itu nulisnya dimana ?. ada yang langsung di word, corat-coret di note book, atau langsung di blog. Soal ini adalah style masing-masing. Sekarang bahkan ada yang “menulis dengan bicara” saya sudah melakukannya, walaupun ujung2nya di edit, tapi lebih memudahkan. Ini seperti “kita banget”, kenapa ? karena DNA orang Indonesia lebih kuat budaya tutur/lisan, dibanding menulis. Coba yaaa…

10.  Jangan segan-segan untuk evaluasi diri. Bacalah tulisan-tulisan di blog yang sudah berlalu. Senyam-senyum lucu, mungkin tertawa bebaskanlah. Jika tidak dirasa menyenangkan, maka beranikan diri untuk bilang bahwa karya kita kurang, bahkan buruk. Ini penting untuk menyadarkan kita agar mau belajar lagi, dan siap untuk dikritik.

11.  Tantangan yang ada di depan mata adalah, dimasa pandemic ini budaya menulis di blog begitu meriah namun akankah tetap terus mekar layaknya bunga?. Sekian lama menulis di blog saya menemukan satu hal penting bahwa: “banyak orang menulis di blog, namun saat yang bersamaan banyak pula yang meninggalkannya”. Gabung dalam komunitas adalah salah satu solusinya, “dekat dengan tukang minyak wangi, maka akan wangi pula”.

Dalam kesempatan ini ada beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh peserta  yang jawabanya bisa saya rangkum seperti dibawah ini:

1.      Jika kita memiliki blog lebih dari 1, kita  boleh mengisinya dengan tulisan yg sama.

2.      Setia pada kejadian yang menarik maka kita tulis intinya saja dalam note book,nanti kita kembangkan lagi denga napa yang kita miliki, sehingga bisa memicu kita untuk menuliskannya dengan lancar.

3.      Bapak Sucipto menulis dengan tema Indonesia karena beliau Sejak kecil sudah sering diceritakan orangtuanya tentang ke-Indonesiaan, orag tua beliau kerap cerita bagaimana sukarno saat ganyang Malaysia, beliau sering bercerita selayaknya gaya sukarno. setelah dewasa, suka baca buku sejarah, dan yang tidak bisa dibohongi adalah bahwa Bapak Sucipto didikan Orde Baru dimana rasa nasionalisme begitu digelorakan. P4, PSPB, dan PMP menjadi salah satu penyebabnya. Satu lagi, baca buku Eko Prasetyo yang berjudul Guru: Mendidik itu Melawan. Buku itu mengajarkan agar guru memiliki kulit ari, sensitif terhadap nasib perjalanan bangsa.

4.      Bapak Sucipto tertarik menulis di blog skarena beliau merasakan menjadi orang bebas. Menulis di media seperti koran/majalah, sering buah pikiran di edit/dihilangkan. dengan blog, beliau merasa menjadi orang bebas. Bukubeliau tidak pernah ada yang terbit, karena mungkin penerbit punya rambu-rambu tertentu, dan itu tidak pas dengan Bapak Sucipto..

5.      Awalnya, di tahun 2007, beliau memilih di blog karena secara teknis platform di Friendster tidak memut membuat tulisan yang banyak, maka beliau pindah ke blog. Ini teknis, namun intinya karena bebas. Hari ini mungkin pemerintah menyebutnya: merdeka.

 

6.      Buku yang di baca Bapak Sucipto sehingga termotifasi dalam menulis diantaranya adalah

Ada beberapa, salah satunya Buku Sukarno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, dan Dibawah Bendera Revolusi.

Yang berkesan menulis di blog adalah dosen-dosen yang menjadikan blog ini sebagai bahan ajar mereka dan jadi rujukan menulis skripsi/penelitian. Ini yang paling top, melebihi tulisan saya yang laku dijual.

Demikian, semoga #Selasaberbagi kali ini membawa manfaat. Amiin.

Alhamdulilah ilmu yang sangat bermanfaat, terimakasih  semoga sahabat lage bisa mengamalkan apa yang di sampaikan Bapak Sucipto dan bisa bermanfaat untuk orang lain. Berbagi tidak akan pernah rugi.

Salam sehat, salam literasi, tetap semangat dan terus berkarya.

Dec24AiseiWritingChallenge

10 komentar:

  1. Sungguh amat sangat disayangkan. Lulusan S.Pd.I yang seharusnya bisa mencohtohkan yang baik malah sebaliknya. Bisa2 nya telfonan/sms/wa an sama suami orang. Gak kenal waktu pagi/siang/sore/bahkan tengah malam.. apa itu seorang guru yang baik? Dimana letak sisi mulia anda terutama sebagai pendidik yng memiliki gelar S.Pd.I?

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca