Cari Blog Ini

Kamis, 17 Desember 2020

Seperti Mimpi

 Seperti Mimpi 

2



Di awal-awal aku mengetahui kehamilanku aku berfikir, saat aku sedang semangat-semangatnya untuk mewujudkan mimpi dalam karirku dan Allah memberi jalan, tapi secara bersamaan Allah juga mengirimkan janin yang harus aku jaga. Aku harus memilih salah satu dari keduanya. Akupun memilih untuk lebih fokus menjaga janin dalam kandunganku. Aku tidak ingin bayiku lahir prematur untuk ketiga kalinya, seperti kelahiran kedua anakku  yang lahir prematur.

Setelah mengetahui keadaanku  akupun sudah mengurangi aktivitas yang membuat ibu hamil kelelahan, aku mengubah caraku menyelesaikan tugas menulis yang biasa aku lakukan di malam yang larut saat orang lain tertidur pulas. Ku ubah di siang atau sore hari. Berharap agar tidak mengganngu perkembangan kandunganku.

Berbagai upaya untuk menjaga kandunganku tetap sehat aku lakukan, suami dan anak-anak selalu melarang aku untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Mereka membantu menyelesaikannya. Begitu aku rasakan perhatian mereka berlebih terhadapku. Terimakasih suamiku terimaksih anak-anakku untuk perhatian dan cinta kalian.

Aku tidak merasakan seperti yang aku alami dikehamilanku yang pertama dan kedua, aku tidak merasakn mual yang hebat seperti saat hamil dulu. Aku mau makan apapun, bisa aku lakukan. alhamdulilah aku berharap bahwa kehamilanku kali ini benar-benar sehat. Lima minggu usia kandunganku, akupun merasakan sesuatu, tiba-tiba badanku terasa lemas, dan aku lihat keluar bercak darah saat aku ke kamar mandi.

Aku ceritakan keadaanku pada suami,  suami memintaku untuk segera cek ke dokter. Berhubung saat itu suami baru berada di kantor tempatnya bekerja untuk menyelesaikan tugasnya. Maka akupun menunggu sampai suami pulang. Setelah beberapa saat suamiku sampai rumah maka kami bersiap untuk pergi ke dokter kandungan.

Sesampainya disana aku langsung di cek dan apa yang dokter katakan, aku sangat kaget mendengarnya. Ternyata kandunganku tidak bisa di selamatkan aku harus di kuret. Betapa aku sangat bersedih mendengarnya. Jiwa keibuanku ku pun muncul aku menangis dan seperti dada ini terasa sesak. Kejadian beberapa tahun silam mengingatkan ku. Bedanya waktu itu bayi dalam kandungan ku masih bisa diselamatkan.

“Apa tidak bisa dipertahankan dok?, tanyaku pada dokter

“Tidak ibu, darah sudah banyak yag keluar”. Jelasnya

Ya. Selama beberapa jam setelah bercak darah keluar itu aku banyak mengeluarkan darah. Sehinga keadanku pun semakin lemah. Sebelum dokter ambil tindakan,aku ijin untuk memberi kabar keluarga di rumah.

Anak-anak menunggu di rumah, akupun segera memeberitahukan keadanku,bahwa aku belum bisa segera pulang. Aku butuh beberapa jam ke depan untuk melakukan kuret tersebut.  Beruntung anak pertamaku sudah mampu untuk di ajak bicara tentang hal yang aku alami. Aku minta ke dia utuk bisa meyakinkan adiknya agar tidak terlalu kecewa jika harus kehilangan calon adiknya yang sudah di tunggu-tunggu kehadirannya. Memang dalam hati kecilku aku juga kecewa, namun semua kita kembalikan pada ketentuanNya Allah pasti memberikan yang terbaik pada ku dan juga keluargaku.

Aku boleh saja kecewa dengan apa yang telah terjadi, tetapi aku tidak pernah kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Pasti Allah berikan kebahagiaan dengan cara yang lain. Asal jangan pernah berhenti berharap, selalu minta pada-Nya. Melalui harapan bisa membuat keadaan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan memiliki harapan seseorang menjadi bangkit dalam menjalani proses kehidupan.

Karena harapan bisa menumbuhkan kekuatan besar dan bisa menggerakkan seseorang untuk bangkit mewujudkan cita-cita. Namun hal tersebut perlu diimbangi dengan kapasitas diri dan kondisi. Setelah aku di kuret aku harus bangkit untuk bisa memulai meneruskan untuk bisa mewujudkan mimpi. Aku bermimpi dari hasil pelatihan menulis aku bisa menerbitkan buku. Yang sebelumnya beberapa saat aku sedikit mengurangi waktuku untuk melatih diri dalam mewujudkan mimpi karena kehamilanku, maka saat ini aku bisa fokus ke harapnku satu ini.

Seperti mimpi, kebahagiaan saat aku mengetahui kehamilanku hanya selama lima minggu aku rasaakan . Kini aku harus iklaskan semua. Allah mengambil anugrah terbesar itu. Bismilah aku harus iklas, namun iklas bukan berarti aku tidak boleh meneteskan air mata kan? Aku menagis dan terasa amat sesak menusuk kalbu. Segera aku tersadar, semua yang kita miliki hanyalah titipan ilahi. Sewaktu-waktu Allah akan mengambilnya. Dalam keadaan apapun kita harus siap untuk kehilangan.

***

Satu buku antalogi terbit,aku sangan bahagia. Dari buku antalogi tersebut aku juga sudah berhasil untuk memasarkannya ada teman dan juga kenalan untuk membeli buku tersebut. Ada kebahagiaan tersendiri jika tulisan kita bisa di nikmati orang lain dan juga bisa memberi inspirasi. Selanjutnya aku semakin semangat mengikuti  event tertentu jika ada teman yang mengajak untuk menulis antalogi aku selalu berusaha untuk ikut. Alhamdulilah selama empat sampai lima bulan terakhir tujuh belas buku antalogi sudah dalam pelukan.

Sedikit demi sedikit aku bisa mewujudkan mimpi untuk menulis buku dan menerbitkannya. Satu buku solo sudah siap untuk  di masukkan ke penerbit. Ya Allah inikah jalan-Mu. Kau ambil janin dalam kandunganku lalu Kau beri aku jalan kebahagiaan yang lain. Allah tukar keiklasanku melepas  kepergian calon bayi dalam kandunganku dengan memberikan kebahagiaan dengan mengirim banyak teman baru dalam hidupku. Melalui teman-teman baru itu aku bisa belajar banyak hal sampai aku bisa menulis buku. Terimakasih ya rabb atas semua anugrah yang kau berikan.

Dalam kesedihan apapun pasti ada hikmah yang dapat kita ambil, asal kita kembalikan sepenuhnya pada sang pemilik jiwa, yaqin  bahwa Allah selalu mengabulkan doa orang-orang yang memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mewujudkan harapan. Tetap semangat dan bangkit dalam menjalani semua takdir-Nya

"Pandanglah hari ini. Kemarin sudah menjadi mimpi. Dan esok hari hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok sebagai visi harapan." – Alexander Pope

Mari kita songsong mentari pagi dengan tetap optimis, iringi usaha dengan doa dalam menggapainya. Gapai semua mimpi-mimpi kita. Terus berusaha jangan pernah berhenti. Terimaksih Desember terimaksih tahun 2020 tahun ini banyak hal yang aku alami yang membuatku semakin bijak dan dewasa. Akan aku jadikan sebagai pijakan awal untuk melangkah ke depan lalui hari-hari untuk bisa menebar manfaat. Sebaik-baik kamu adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Berikan apa yang kita punya untuk bisa memberi kebahagiaan orang lain. Berbagi tidak akan pernah rugi. Justru  kebahgiaan akan semakin dapat kita rasakan.

Salam literasi, salam sehat, tetap semangat dan terus berkarya.

*** Cerpen Nubala Projec

Day18AiseiWritingChallenge

Gunungkidul, 18 Desember 2020

2 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca