Seperti Mimpi
2
Di awal-awal aku mengetahui kehamilanku aku berfikir, saat aku
sedang semangat-semangatnya untuk mewujudkan mimpi dalam karirku dan Allah
memberi jalan, tapi secara bersamaan Allah juga mengirimkan janin yang harus
aku jaga. Aku harus memilih salah satu dari keduanya. Akupun memilih untuk
lebih fokus menjaga janin dalam kandunganku. Aku tidak ingin bayiku lahir
prematur untuk ketiga kalinya, seperti kelahiran kedua anakku yang lahir prematur.
Setelah mengetahui keadaanku
akupun sudah mengurangi aktivitas yang membuat ibu hamil kelelahan, aku
mengubah caraku menyelesaikan tugas menulis yang biasa aku lakukan di malam
yang larut saat orang lain tertidur pulas. Ku ubah di siang atau sore hari.
Berharap agar tidak mengganngu perkembangan kandunganku.
Berbagai upaya untuk menjaga kandunganku tetap sehat aku lakukan,
suami dan anak-anak selalu melarang aku untuk menyelesaikan pekerjaan rumah
tangga. Mereka membantu menyelesaikannya. Begitu aku rasakan perhatian mereka
berlebih terhadapku. Terimakasih suamiku terimaksih anak-anakku untuk perhatian
dan cinta kalian.
Aku tidak merasakan seperti yang aku alami dikehamilanku yang
pertama dan kedua, aku tidak merasakn mual yang hebat seperti saat hamil dulu.
Aku mau makan apapun, bisa aku lakukan. alhamdulilah aku berharap bahwa
kehamilanku kali ini benar-benar sehat. Lima minggu usia kandunganku, akupun
merasakan sesuatu, tiba-tiba badanku terasa lemas, dan aku lihat keluar bercak
darah saat aku ke kamar mandi.
Aku ceritakan keadaanku pada suami, suami memintaku untuk segera cek ke dokter.
Berhubung saat itu suami baru berada di kantor tempatnya bekerja untuk
menyelesaikan tugasnya. Maka akupun menunggu sampai suami pulang. Setelah
beberapa saat suamiku sampai rumah maka kami bersiap untuk pergi ke dokter
kandungan.
Sesampainya disana aku langsung di cek dan apa yang dokter katakan,
aku sangat kaget mendengarnya. Ternyata kandunganku tidak bisa di selamatkan
aku harus di kuret. Betapa aku sangat bersedih mendengarnya. Jiwa keibuanku ku
pun muncul aku menangis dan seperti dada ini terasa sesak. Kejadian beberapa
tahun silam mengingatkan ku. Bedanya waktu itu bayi dalam kandungan ku masih
bisa diselamatkan.
“Apa tidak bisa dipertahankan dok?, tanyaku pada dokter
“Tidak ibu, darah sudah banyak yag keluar”. Jelasnya
Ya. Selama beberapa jam setelah bercak darah keluar itu aku banyak
mengeluarkan darah. Sehinga keadanku pun semakin lemah. Sebelum dokter ambil
tindakan,aku ijin untuk memberi kabar keluarga di rumah.
Anak-anak menunggu di rumah, akupun segera memeberitahukan
keadanku,bahwa aku belum bisa segera pulang. Aku butuh beberapa jam ke depan
untuk melakukan kuret tersebut. Beruntung anak pertamaku sudah mampu untuk di
ajak bicara tentang hal yang aku alami. Aku minta ke dia utuk bisa meyakinkan
adiknya agar tidak terlalu kecewa jika harus kehilangan calon adiknya yang
sudah di tunggu-tunggu kehadirannya. Memang dalam hati kecilku aku juga kecewa,
namun semua kita kembalikan pada ketentuanNya Allah pasti memberikan yang
terbaik pada ku dan juga keluargaku.
Aku boleh saja kecewa dengan apa yang telah terjadi, tetapi aku
tidak pernah kehilangan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Pasti Allah
berikan kebahagiaan dengan cara yang lain. Asal jangan pernah berhenti
berharap, selalu minta pada-Nya. Melalui harapan bisa membuat keadaan seseorang
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan memiliki harapan seseorang menjadi
bangkit dalam menjalani proses kehidupan.
Karena harapan bisa menumbuhkan kekuatan besar dan bisa
menggerakkan seseorang untuk bangkit mewujudkan cita-cita. Namun hal tersebut
perlu diimbangi dengan kapasitas diri dan kondisi. Setelah aku di kuret aku
harus bangkit untuk bisa memulai meneruskan untuk bisa mewujudkan mimpi. Aku
bermimpi dari hasil pelatihan menulis aku bisa menerbitkan buku. Yang
sebelumnya beberapa saat aku sedikit mengurangi waktuku untuk melatih diri dalam
mewujudkan mimpi karena kehamilanku, maka saat ini aku bisa fokus ke harapnku
satu ini.
Seperti mimpi, kebahagiaan saat aku mengetahui kehamilanku hanya
selama lima minggu aku rasaakan . Kini aku harus iklaskan semua. Allah
mengambil anugrah terbesar itu. Bismilah aku harus iklas, namun iklas bukan
berarti aku tidak boleh meneteskan air mata kan? Aku menagis dan terasa amat
sesak menusuk kalbu. Segera aku tersadar, semua yang kita miliki hanyalah
titipan ilahi. Sewaktu-waktu Allah akan mengambilnya. Dalam keadaan apapun kita
harus siap untuk kehilangan.
***
Satu buku antalogi terbit,aku sangan bahagia. Dari buku antalogi
tersebut aku juga sudah berhasil untuk memasarkannya ada teman dan juga kenalan
untuk membeli buku tersebut. Ada kebahagiaan tersendiri jika tulisan kita bisa
di nikmati orang lain dan juga bisa memberi inspirasi. Selanjutnya aku semakin
semangat mengikuti event tertentu jika
ada teman yang mengajak untuk menulis antalogi aku selalu berusaha untuk ikut.
Alhamdulilah selama empat sampai lima bulan terakhir tujuh belas buku antalogi
sudah dalam pelukan.
Sedikit demi sedikit aku bisa mewujudkan mimpi untuk menulis buku
dan menerbitkannya. Satu buku solo sudah siap untuk di masukkan ke penerbit. Ya Allah inikah
jalan-Mu. Kau ambil janin dalam kandunganku lalu Kau beri aku jalan kebahagiaan
yang lain. Allah tukar keiklasanku melepas
kepergian calon bayi dalam kandunganku dengan memberikan kebahagiaan dengan
mengirim banyak teman baru dalam hidupku. Melalui teman-teman baru itu aku bisa
belajar banyak hal sampai aku bisa menulis buku. Terimakasih ya rabb atas semua
anugrah yang kau berikan.
Dalam kesedihan apapun pasti ada hikmah yang dapat kita ambil, asal
kita kembalikan sepenuhnya pada sang pemilik jiwa, yaqin bahwa Allah selalu mengabulkan doa orang-orang
yang memiliki keyakinan dan kemauan kuat untuk mewujudkan harapan. Tetap
semangat dan bangkit dalam menjalani semua takdir-Nya
"Pandanglah hari ini. Kemarin sudah menjadi mimpi. Dan esok
hari hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan
kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok sebagai visi
harapan." – Alexander Pope
Mari kita songsong mentari pagi dengan tetap optimis, iringi usaha dengan
doa dalam menggapainya. Gapai semua mimpi-mimpi kita. Terus berusaha jangan
pernah berhenti. Terimaksih Desember terimaksih tahun 2020 tahun ini banyak hal
yang aku alami yang membuatku semakin bijak dan dewasa. Akan aku jadikan
sebagai pijakan awal untuk melangkah ke depan lalui hari-hari untuk bisa
menebar manfaat. Sebaik-baik kamu adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Berikan apa yang kita punya untuk bisa memberi kebahagiaan orang lain. Berbagi
tidak akan pernah rugi. Justru kebahgiaan akan semakin dapat kita rasakan.
Salam literasi, salam sehat, tetap semangat dan terus berkarya.
*** Cerpen Nubala Projec
Day18AiseiWritingChallenge
Gunungkidul, 18 Desember 2020
Wow...kisah inspiratif...mbk atik
BalasHapusMksih mb eny..
BalasHapus