Melalui Tekat Yang Kuat keterbatasan Bisa Terkalahkan
Alhamdulilahirabbil
‘alamin puji syukur kehadirat Allah Swt yang pada hari ini saya masih diberikan kesehatan, kesempatan untuk terus belajar. Jangan jadikan wabah sebagai
hambatan untuk kita terus belajar dan belajar. Kali ini saya mendapatkan ilmu
untuk belajar bersama dari Gumun. Di
grup baru ini saya akan medapatkan ilmu tentang menulis esai. Belajar bersama orang-orang
hebat semoga membawa kebaikan dan bisa menebar manfaat.
Sebelum membahas
tentang esai, Bapak Ridwan Hidayat dari
Bandung sebagai instruktur pelatihan memberikan motifasi untuk peserta agar
semangat menulis belajar dari orang-orag hebat terdahulu.
Tidak ada yang tidak mungkin, memang benar menulis adalah
keterampilan berbahasa tingkat tinggi, membutuhkan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk bisa menulis. Tapi beliau setuju dengan sebuah kalimat bahwa menulis bukan
bakat, melainkan kebiasaan yang terlatih. Jadi menulis itu sebuah keterampilan
yang bisa dipelajari dan dilatih semua orang.
Menulis di sini
ialah proses merangkai ide dan gagasan menjadi suatu tulisan yang utuh sehingga
bisa dipahami orang lain.
Dengan menulis seseorang bisa menyampaikan apa
yang ada dalam pikiran menjadi kata-kata.
Untuk bisa
terlatih menulis memang butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga
tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis.
Yakinlah kita
bisa semua, mencoba memulai tanpa harus memikirkan bagus atau tidak tulisan
kita.
Kita ingat
tokoh terkenal yang dulunya memiliki keterbatasan tetapi dengan tekad yang kuat
Alhamdulillah menjadi dikenal dunia.
Einstein
Terkenal sebagai ilmuwan sekaligus penemu
multitalenta. Namun ternyata masa kecil tokoh ini dilalui di atas jalan terjal.
Ia baru bisa berbicara pada umur 4 tahun, membaca saat berusia 7 tahun, dan
pernah dikira cacat mental. Namun kerja kerasnya di bidang fisika diganjar
Hadiah Nobel. Jadi, keterlambatan dalam proses kerja bukanlah hambatan bila
kita mau berupaya memperbaikinya.
Wesley Wee
Menulis buku hanya menggunakan satu ibu jari
kaki untuk mengetik ke komputer miliknya. Mengetik dengan kesepuluh jari saja
tak semua orang bisa. Namun Wesley tetap tekun untuk menyelesaikan tulisannya.
Terjebak di
kursi roda selama 38 tahun, membuat Wesley Wee tidak bisa melakukan banyak
aktivitas. Bahkan dia tidak bisa makan dan mengenakan baju sendiri.
Artinya segala
keterbatasan yang kita miliki insyaAllah bisa kita hadapi dan menuai hasil.
Disini kita diajak dan belajar bersama untuk mencoba action.
Menulis,
menulis, menulis dan menulis dengan keterbatasan yang kita miliki insyaAllah
dengan semangat, ketekunan, dan mau belajar kita bisa berkarya.
Mengutip dari
hasil tulisan teman yang dulu juga mengeluh tidak bisa menulis tapi
Alhamdulillah dengan belajar dan terus belajar serta mencoba alhamdulillah 88
peserta Diklat Gumun menulis artikel beberapa bulan lalu yang diadakan gumun.
Alhamdulillah
banyak karya yang sudah dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional
Inilah yang
dikatakan buah dari keuletan dan keinginan kita untuk belajar dan mencoba.
Pesan Bapak
Ridwan “Jangan menyerah kita bisa berbagi digrup ini karena niat dan tujuan
akhir kita sama disini belajar menulis dan membuat karya yang dapat dikenang
anak cucu kita bahkan memberikan kemaslahatan untuk dunia pendidikan atau
sebagainya..
Demikian
sekilas tentang pesan dari Bapak Ridwa Hidayat. Semoga kita bisa segera
mempraktekkan menulis, menulis dan menulis.
Salam
sehat,salam literasi dan tetap semangat.
Des28AiseyWritingChallenge
Gunungkidul,30
Desember 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar