Cari Blog Ini

Selasa, 07 Juli 2020

Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Andi

Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Andi







Oleh   :Sumarjiyati,S.Pd.I

Nara sumber malam ini  Senin 6 Juli 2020 adalah Pak Edi dari penerbit Andi. Penerbit Andi merupakan  salah satu penyokong kamidalam belajar menulis. Al-Hamdulilah dari penerbit Andi saya sudah mendapatkan hadiah kejutan di grup belajar menulis ini. Berharap sebentar lagi bisa menjalin kerjasama dengan penerbit Andi untuk bisa menerbitkan buku.
Kegiatan di buka dengan ucapan salam hangat dari Om Jay  dan segera mempersilahkan Bapak Edi  untuk segera memulai menyampaikan materinya.

Selanjutnya Bapak Edi pun menyampaikan materinya terkait kondisi penerbit di masa pandemi ini.
Pak Edi berharap semua anggota grup menulis ini selalu dan  selalu semangat menghadapi berbagai keadaan yang sedang menimpa dunia saat ini.

Kondisi Penerbit saat ini
Dunia penerbitan saat ini, menghadapi sesuatu permasalahan yang hampir sama dengan bapak ibu sekalian, akibat dari pandemi yang belum ada kepastian kapan berakhirnya.
Pak Edi menyampaikan  dapur-dapur semua yang berkaitan dengan penerbitan dari hulu hingga hilir, semoga dapat memberikan sedikit gambaran yang terjadi saat ini.
Dunia penerbitan itu sendiri, dimana dunia penerbitan adalah dunia bisnis semata, yang tentunya diikuti dengan idealisme di dalamnya.
Dalam dunia bisnis, nomor satu yang dicari adalah keuntungan atau dapat dikatakan berujung pada Duit atau UUD (ujung-ujung nya Duit) dalam hal ini penjualan buku untuk bisnis penerbitan.
Outlet utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku, yang menjadi soko guru dari bisnis ini, sehingga ketergantungan ini sudah menjadi suatu ekosistem yang khas.

Pandemi ini betul-betul meluluh lantakkan semua bisnis, walaupun tidak semuanya terdampak, akan tetapi dunia penerbitan menjadi salah satu terdampak yang cukup signifikan.
Pada bulan Januari 20-Februari 20 .. omzet Toko buku masih sangat normal, dan tidak ada tanda-tanda terjadinya pusaran badai yang tidak terduga.
Setelah pak Jokowi mengumumkan masuknya Corona di Indonesia, benih badai besar ini benar-benar telah tersemai, dan membesar dengan deret multiplikasi yang luar biasa. Menjadikan semua lini kegiatan mendadak terhenti. Laju bisnis yang tadinya masuk di gigi 5, mendadak harus mengerem dan mengganti gigi ke gigi paling rendah yaitu 1. Dan terkadang harus memarkirkan bisnisnya sementara waktu, sambil melihat keadaan.

Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia, memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop, artinya terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya.
Outlet yang tertutup, menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku, hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.
Setelah 3 bulan parkir di Pitstop, tampaknya secercah harapan muncul di tengah badai yang tidak menentu, setelah beberpa daerah telah memetakan pandemi dengan baik, dan mencoba berani untuk bergerak.
Di bulan juni-juli, saat ini dapat dikatakan Gramedia sebagai outlet toko buku telah mulai membuka gerainya hingga mencapi angka di 80% di seluruh Indonesia, berakibat bergeraknya kembali semangat penerbit-penerbit untuk memulai New Normal.
Rebound yang terjadi ini menuntut penerbit untuk dengan cepat memutuskan apakah melaju kembali ataukan menunggu terlebih dahulu keadaan menjadi lebih pasti.
Melaju, tentunya butuh dana, sementara roda cash flow hampir terhenti 2 bulan hingga 3 bulan, sehingga gambling keadaan pun terjadi. Banyak penerbit yang telah kehabisan nafas, sehingga tetap memutuskan untuk memarkirkan bisnisnya sambil menunggu keadaan.
Sementara, penerbit jika tidak mengambil kesempatan untuk mengisi pasar, tentunya akan semakin terpuruk. Penerbit dapat memetakan buku-buku apa yang masih dapat dikembangkan saat keadaan chaos seperti ini.

Pengalaman penerbit Andi, identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Penerbit beruntung tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.

Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah.
Penerbit Andi mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat penerbit mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Buku-buku pendidikan, tetap pertahankan produksinya, karena penerbit yakin buku ini tidak lekang oleh keadaan apapun, sehingga produksi buku dari penerbit Andi konsentrasikan ke buku pendidikan yang mempunyai pasar yang sangat stabil setiap tahunnya.

Keputusan-keputusan strategik diperlukan, mengingat ketidak pastian yang sangat besar untuk memproduksi buku. Penerbit Andi memarkirkan mesin-mesin penerbit hampir 50%, untuk mengurangi beban biaya produksi, otomatis tenaga kerja yang menggerakkannya juga di kurangi jam kerjanya walaupun tidak begitu drastis.

Banyak hikmah yang didapat kali ini, di sisi penulis, penulis harus selalu siap untuk mendapatkan peluang yang mungkin tidak diperkirakan sebelumnya. Penguasaan materi, penguasaan penguraian materi, eksekusi penulisan, hingga penawaran ke penerbitan diperlukan kelihaian tertentu.
Penulis yang siap menerima kesempatan ini, adalah penulis yang selalu berlatih untuk selalu mengeluarkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh pembacanya. Tentunya dengan terstruktur baik, dan tidak ada distorsi makna yang sampai ke pembacanya.

Manfaat Grup Menulis Bersama Om jay
Media WA yang dikelola oom Jay ini, merupakan latihan yang luar biasa bagus sekali, untuk menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapan apa yang kita pikirkan, ke dalam tulisan yang dibaca, diinterpretasi oleh pembaca tulisan kita.
Semua perlu proses, latihan, dan kemauan. Sehingga komunitas belajar menulis seperti ini, merupakan sarana latihan dalam menangkap peluang yang mungkin tidak selalu ada. Menulis perlu latihan, latihan perlu waktu perulangan secara rekursif (looping) berkali-kalai sehingga bapak ibu akan semakin lihai dalam mengolah kata yang dirangkai dalam tulisan.
Bakat hanya 1%, sisanya adalah kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog adalah jalur yang sangat bagus untuk bapak ibu mulai menulis, karena di dalam blog... tidak ada penolakan kejam seperti penerbit menolak tulisan yang bapak ibu tawarkan.
Penerbit akan selalau melihat sisi ekonomi dalam setiap tulisan yang di kirim, sehingga kemurnian keputusannya di dasarkan oleh bisnis semata.Sehingga terkadang tulisan yang di kirim begitu luar biasa, tidak terlihat oleh penerbit yang hanya melihat business process nya saja, bukan writing processnya.

Hal yang perlu di perhatikan penulis
Penulis perlu sedikit berempati kepada penerbit yang merupakan penjual komoditas tulisan ini. Empati yang harus dilakukan adalah, mencoba melihat visi misi penerbitannya. Kebiasaan tema-tema yang diterbitkan oleh penerbit. Intip juga buku-buku best sellernya yang biasanya dipampang di toko buku di rak Best Seller.
Perlu penulis ketahui rahasia ini, bahwa tidak ada buku best seller by design. Atau dirancang, didesain untuk laku keras. Buku yang laku keras adalah buku yang blessing.
Penerbit  pernah melakukan perencanaan matang, untuk membuat buku yang best seller. Penerbit memilih tema yang luar biasa bebobot, penulis yang cukup disegani karena menang penghargaan di dunia internasional. Kami push pemasaran dengan luar biasa. Akan tetapi hasilnya cukup mengecewakan.
Laskar pelangi.. saat awal terbit, penulis tidak menbayangkan akan meledak. Di awal pemasarannya, sungguh mengecewakan... dan meledak karena kekuatan word of mouth, alias dari mulut-kemulut.. dari komunitas satu ke komunitas lain. dan di trigger dengan sebuah peristiwa yang tidak disangka-sangka yaitu Muktamar Muhammadiyah...dan terjadilah ledakan viral.. menjadikan buku tersebut best seller... tidak ada desain awal, tidak ada perencanaan untuk menuju best seller...
Dengan berbagai pengalaman ini, komunitas senasib sepenanggungan adalah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Dapat kami katakan pejuang literasi yang puritan seperti Om Jay ini dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru. Yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit, akan tetapi tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya di tunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

 Perlu di ingat penulis
Kita  dapat mulai tulisan dengan tema yang kita sukai dan betul-betul di kuasai. Tulis dengan terstruktur, dan muat di blog pribadi dan sebarkan di lingkungan teman.
Jika sudah Percaya Diri, buatlah proposal ke penerbit yang isinya garis besar tulisan yang dapat ditawarkan ke penerbit. Penerbit akan melihat Tema, Judul Utama, Outline tulisan, pesaing buku dengan tema yang sama, positioning buku (harga, usia pembaca, gender, pendidikan, dll). Jangan lupa berikan alasan mengapa buku tersebut ditulis. penulis dapat sedikit "Ngecap" supaya penerbit tertarik dengan tulisan yang di kirim.

Penerbit bukan maha tahu, penerbit di dasarkan pada data historis penjualan. Jadi penerbit itu tidak selalu benar. Penerbit biasanya agak sedikit kurang berani dengan penulis-penulis perintis dengan tema yang berlum terekam di datanya. Sehingga proposal ini sangat perlu di beri perhatian, untuk menyadarkan penerbit akan tema yang penulis angkat dalam tulisan itu.

Tulislah rencana penulisan kita, dengan target market yang dituju, syukur-syukur di tawarkan rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal sebelumnya.
Ke depan buku-buku mungkin akan disalurkan ke media e-book, untuk media printing offline mungkin akan semakin berkurang jumlahnya.  Ke depan media-media selain buku akan semain banyak menghiasi dunia pendidikan. Persiapkan hal ini dengan baik, karena hal ini membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Selanjutnya Pak Edi mengajak peserta untuk mendokumentasikan tulisan dengan tersetruktur. Dengan dokumentasi yang terstruktur, pembaca akan dapat mewarisi ilmu dari penulis dan bahkan mengembangkannya di kemudian hari. Ilmu yang kita tulis akan menjadi Immortal tidak lekang oleh keadaan jaman, dan selalu dikenang menjadikan legacy ke anak cucu kita. Dokumentasi bapak ibu sekalian dalam bentuk buku akan penerbit kirimkan ke Perpustakaan Nasional bagian deposit, yang dilindungi oleh undang-undang. Anak cucu kita di masa yang akan datang, akan dapat menelusuri jejak langkan dokumentasi bapak ibu dalam bentuk tulisan dan menuju keabadian.

Proses  pengajuan proposal
Isi proposal meliputi :Judul Buku, Outline Rencana Buku dalam bantuk bab dan sub bab, Sinopsis Buku, CV Penulis. Sertakan pula sampel bab yang sudah ditulis minimal 1 bab, sehingga memudahkan bagian editorial memerkirakan kemampuan editing mandiri penulisnya.
Untuk conten buku bebas, artinya bisa fiksi, non fiksi atau buku umum.
Proses Review 1 bulan, Proses Editing 1 Bulan, Proses Pra Produksi layotu cover adalah 1 bulan, PRoses produksi 1 bulan. Penulis menyerahkan dalam bentuk file Word, tidak perlu membuat cover karena cover akan dibuat oleh team desain penerbit
Perbulan penerbit Andi menerima naskah 150-300 judul,penerbit  biasanya memilih hanya 10-15 persen dari naskah masuk untuk bisa terbit. Pembiayaan ada di penerbit, penulis tidak mengeluarkan biaya apapun.

Penerbit Andi menerima modul pembelajaran, dengan syarat sesuai dengan kurikulum.
Untuk Royalty sebesar 10% dari harga jual, yang akan dibayarkan setiap 6 bulan
Penulis  bisa mengirimkan via email ke edis.mulyanta@gmail.com
Penulis mendapatkan sampel 6 eksemplar

Ke depan penerbit akan membuat apps untuk menuliskan proposal sehingga penulis dapat menuliskan lewat gadget perencanaan penulisan. Semoga bisa terwujud, untuk memudahkan menampung proposal yang sangat banyak setiap bulannya.
Kanal e-book akan kami buka produksinya melalui Google Play/ Google Books sehingga semoga tingkat penerimaan naskah akan semakin besar dengan outlet ebook
Penerbit Andi menggunakan ukuran Unesco 16x23 cm, jumlah halaman 125-200 halaman
Penerbit merespon Proposal yang diterima saja, untuk yang tidak diterima biasanya tidak direspon (3 bulan dead line). Ke depan dengan menggunakan apps. dialog bisa terjadi sehingga memungkinkan untuk mengubah alur proposal sehingga bisa lanjut ke proses penulisan.
Penerbit Andi akan membuka kanal e-book sehingga tingkat terbitnya akan semakin besar. Promo dilakukan oleh pihak penerbit, penulis diminta membantu untuk mempromosikan. Saat ini promosi dapat dilakukan dengan webinar-webinar yang dikomandani oleh penerbit kami. Kami menyediakan aplikasi Zoom hingga 300 peserta, silakan dipergunakan secara maksimal bagi penulis yang berkenan menggunakannya untuk promosi.

Tingkat penolakan proposal sangat tinggi, nyaris mendekati 85% hal ini berkaitan dengan penyelesaian proposal terdahulu yang secara historis tidak berhasil menjadi buku. Hal ini mendorong kami membuat apps proposal untk memantau perkembangan penulisannya. Rata
Pemantauan penulisan bisa terjadwal. Karena penerbit memberikan waktu 3 semester untuk menyelesaikan bukunya. Setelah itu jika melewati deadline 3 semesteri, otomatis akan gugur proposalnya.

Apps ini akan ada di play store sehingga dapat diinstal di HP penulis, reminder-reminder tahap-tahab penulisan buku akan diberikan di sini.
Penerbit berikan waktu 3 semester, karena dari pengalaman dari proposal menjadi buku rata-rata berkisar satu setengah tahun baru rampung..
hal inilah yang mendorong penerbit membuat apps ini untuk memantau perkembangan penulisan buku... ada buku dari proposal sampai jadi buku 7 tahun bu baru jadi buku
Kalau buku sudah jadi penerbit malah lebih senang, proposal ini memberikan kesempatan untuk berlatih mengikuti prosedur penulisan yang benar, sehingga dengan mengikuti alur proposal, penulis dapat dengan mudah nantinya dalam membuat sendiri alur bukunya. Apabila penulis sudah jadi bukunya penerbit akan lebih mudah mereviu.
Kirim lewat email akan lebih praktis, apabila mengirm hard copy juga silakan asal tidak memberatkan penulis

Dunia tulis menulis tidak akan mati, terus berkarya bagaimanapun keadaannya, karena di luar sana masih banyak pembaca yang menginginkan relung keinginan tahuannya dari tulisan penulis .Penerbit  akan mencoba menjembataninya semampu penerbit ditengah perubahan jaman yang luar baiasa.

Demikian hal yang sangat penting yang perlu kita ketahui tentang penerbitan buku dengan penerbit Andi.Semoga peserta guru menulis segera bisa menerbitkan buku yang bermanfaat.

Selamat berkarya tetap sehat
Salam literasai salam guru blogger Indonesia.


6 komentar:

  1. Wow...lengkap..terus menulis di tengah kesibukan..mbk atik

    BalasHapus
  2. Lengkap banget Bun , keren

    BalasHapus
  3. Lengkap mba, rapi.. maaf semalam no internet and pas ngantuk Juga, . pagi sampai siang ada acara yg menguras pikiran and tenaga,. hahaha.. curhat dech..

    BalasHapus
  4. Mantap... Tetap berkarya..semangat
    Mampir jg ya,di aisah1969.blogspot.com

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca