Cari Blog Ini

Senin, 27 Juli 2020

HIKMAH HARI RAYA IDUL ADHA DI MASA PANDEMI

Hikmah Hari Raya Idul Adha di Masa Pandemi


Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I

Sehat adalah nikmat yang paling berharga,dengan badan sehat maka kita  dapat melakukan segala aktivitas dengan lancar. Dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini bersyukur yang tak terhingga masih di beri nikmat sehat. Lalu bagamana kita mensyukuri nikmat yang Allah berikan ini? Dengan nikmat sehat yang  di berikan semoga kita di golongkan orang-orang yang pandai bersyukur, sehingga dengan besryukur dapat memambah nikmat, meningkatkan kwalitas ibadah kita kepada Allah. Bersyukur di masa pandemi covid 19 dalam situasi darurat ini kita berupaya tetap sehat tetap semangat untuk tetap produktif, tetap semangat untuk tolabul ilmi.

Untuk tahun ini 1441 H 2020 pemerintah Indonesia atas pertimbangan keselamatan dan juga kemanusiaan serta  kemaslahatan seluruh jamaah haji untuk tidak memberangkatkan jamaah ibadah haji ke tanah suci. Mari kita bisa terima dengan iklas, dengan sabar, dengan tetap mengambil hikmah mudah-mudahan kita memiliki waktu lebih panjang untuk memeperkuat niat kita menambah bekal manasik haji kita dan juga menambah bekal taqwa kita juga menyiapkan kebugaran tubuh fisik dan juga mental kita dan persiapan lain mudah-mudahan Allah berikan kita umur panjang kesehatan bisa memenuhi ibadah haji di tahun 2021 1442 H dengan keadaan yang lebih baik lagi.

Salat  sunah Idul Adha  

 

Dalam putusan Tarjih tentang salat, salat yang di lakukan dengan rela hati dengan keiklasan dan tidak ada paksaaan dari siapapun di luar  salat yang telah di fardhukan  di antaranya adalah salat Idul Adha. Sebagaimana kita ketahui bahwa pimpinan pusat Muhammadiyah telah menyampiakan edaran tentang puasa arofah di idul adha dan kurban serta protokol ibadah kurban pada masa pandemi covid-19 dengan mempedomani kajian syar’i majlis Tarjih dan  Tajdid.

Pertama bahwa salat idul adha itu adalah salat sunah yang di anjurkan salat aidul adha atau sunah yang di anjurkan  sunah mukoddah.Tetapi apabila dalam satu hal tidak di laksanakan tidak apa-apa.Tidak berdosa namun hanya tidak mendapatkan keutaman keutamaannya.

Kedua dianjurkan di masa pandemi ini memperhatikan situasi aman dan tidak amanya lingkungan kita berada. Ada zona hijau, kuning atau merah. Kita harus tau data-data yang berkembang.

Agar lebih aman bisa di kerjakan di rumah atau di halaman rumah yang melibatkan beberapa anggota keluarga atau di lapangan kecil, jamaah yang hadir pun juga harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker, sof nya juga ada jarak, mencuci tangan, membawa tempat salat atau sajadah sendiri, jamaah yang hadir sehat dan di ukur suhu tubuhnya dan juga panitia menyemprot disinfektan.

Dalam Q.S  ayat 195 ,yang artinya:

“Belanjakan lah harta bendamu di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik “.

Makna Q.S.Al-baqoroh 195 tersebut bahwa kita di perintahkan untuk berinfaq. Dalam hal ini kita bisa untuk memberikan kepada orang-orang atau masyarakat yang terkena dampak  pandemi covid-19, dan jika masih punya kelebihan harta maka kita di beri kesempatan untuk bisa berqurban.

Betapa pentingnya usahanya mendekatkan diri ini (ber-qurban) sehingga dalam ajaran Islam menetapkan syariat qurban, dalam bentuk penyembelihan hewan kurban satu tahun sekali, kepada yang mampu, yaitu pada setiap Hari Raya Idul Adha (Idul Haj atau disebut juga Idul Qurban), yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Orang yang berkurban adalah orang yang berusaha mendekatkan dirinya dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Sedangkan kurban dalam kaitan penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Kurban diistilahkan dengan al-udhiyyah, yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh orang (keluarga) yang memiliki kemampuan.

Allah SWT berfirman : “maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah” (Q.S. 108:2).

Dalam sebuah hadits Rasululullah saw bersabda, barangsiapa yang memiliki keleluasaan (untuk membeli hewan kurban) lalu tidak melakukannya (tidak berkurban), maka janganlah mendekati tempat shalatku” (HR. Ahmad).

Adab -adab  yang harus kita lakukan untuk menyongsong idul adha  terkait dengan salat idul adha:

1.      Perbanyak takbir.di mulai bakdo subuh sampai maghrib hari tasrik

2.      Behias dengan pakain yang bagus dn memakai wangi-wangian

3.      Tidak makan sebelum salat idul adha

4.      Waktu salat duh aitu pada pukul 6.30 menit

5.      Salat idul adha di kerjakan 2 rokaat

6.      Tidk ada adzan dan iqomah.

Qurban Merupakan Wujud Ketaatan dan Kasih Sayang Sesama

Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya kepada Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. Daging hewan kurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli.

Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Idul Adha, atau tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga hari terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti “hari yang berlimpah dengan daging”.

Penyembelihan tidak boleh dilakukan sebelum pelaksanaan shalat Idul Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasululullah saw bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum shalat maka harus menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barang siapa yang belum menyembelih, maka sembelihlah (sesudah shalat) dan sebutlah nama Allah.”

Setelah disembelih, daging hewan langsung diberikan kepada golongan fakir miskin yang mungkin dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan untuk mengkonsumsi daging, karena di luar jangkauan daya beli mereka. Apabila di daerah orang yang berkurban masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging, maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah yang betul-betul membutuhkannya.

Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam yang empat serta disahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn Ribban, Rasululullah bersabda, Empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban:

1.      Hewan buta (sebelah) yang jelas butanya

2.      Binatang sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya

3.      Binatang yang pincang, yang jelas pincangnya

4.      Binatang yang sudah tua yang tidak bersum-sum.

Hikmah berqurban

Salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang mendapatkan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat dicintainya, yaitu Nabiyullah Ismail AS, yang karena ketundukkannya kemudian Allah menggantikan dirinya dengan menyembelih seekoor kibasy (domba) yang terus berlanjut sampai akhir zaman, sebagaimana diungkapkan kisahnya dalam Al Quran surat Ash-Shaffat (37) ayat 102-111.

Sesungguhnya masih banyak hikmah yang dapat dipetik dari teladan Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS ini. kepada kita yang bentuk syukurnya mewujud dalam prosesi ritual pelaksanaan syariat-Nya.

Allah berfirman dalam Q.S.22:36: “Dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta (binatang ternak) itu sebahagian dari syiar Allah. Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan tidak terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati) maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur.”

 

Selain itu kurban adalah bentuk taqarrub (usaha mendekatkan diri) kepada Allah SWT karena kasih sayang kita pada sesama manusia, terutama pada golongan fakir miskin yang membutuhkannya. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini hubungan batin dan persaudaraan antara golongan yang berkecukupan dengan golongan yang berkekurangan akan terjalin. Menyayangi sesama manusia pada hakekatnya mengundang rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan seluruh makhluk-Nya yang ada di langit.

Sebagaimana ummat Rasululullah saw, kaum muslimin diperintahkan mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya, “Katakanlah : Benarlah apa difirmankan Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik” (Q.S.3:95).

Karena itu jika Anda memiliki keleluasaan materi, marilah kita syiarkan Hari Raya Haj ini dengan penyembelihan hewan kurban. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua. Amin.

Salam literasi salam guru blogger Indonesia


22 komentar:

  1. Sdh jadi y, Hari Rayanya kan msh tgl 29 Juli mba

    BalasHapus
  2. Wah hebat, tulisannya mengalir dengan sangat baik bu ustazah

    BalasHapus
  3. Mantab..mbk atik...mripate dah bleret td mlm...

    BalasHapus
  4. Keren Bu ustazah...terimakasih ilmunya.
    Tulisannya mengalir dan enak dibaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah ustadz..bisa aja. Mtr suwun.. Smg kita mngamalkn.

      Hapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca