Hikmah Hari Raya Idul Adha di Masa Pandemi
Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I
Sehat adalah nikmat yang paling berharga,dengan badan sehat maka
kita dapat melakukan segala aktivitas
dengan lancar. Dalam kondisi pandemi covid-19 saat ini bersyukur yang tak
terhingga masih di beri nikmat sehat. Lalu bagamana kita mensyukuri nikmat yang
Allah berikan ini? Dengan nikmat sehat yang
di berikan semoga kita di golongkan orang-orang yang pandai bersyukur, sehingga
dengan besryukur dapat memambah nikmat, meningkatkan kwalitas ibadah kita
kepada Allah. Bersyukur di masa pandemi covid 19 dalam situasi darurat ini kita
berupaya tetap sehat tetap semangat untuk tetap produktif, tetap semangat untuk
tolabul ilmi.
Untuk tahun ini 1441 H 2020 pemerintah Indonesia atas pertimbangan
keselamatan dan juga kemanusiaan serta kemaslahatan seluruh jamaah haji untuk tidak
memberangkatkan jamaah ibadah haji ke tanah suci. Mari kita bisa terima dengan
iklas, dengan sabar, dengan tetap mengambil hikmah mudah-mudahan kita memiliki
waktu lebih panjang untuk memeperkuat niat kita menambah bekal manasik haji
kita dan juga menambah bekal taqwa kita juga menyiapkan kebugaran tubuh fisik dan
juga mental kita dan persiapan lain mudah-mudahan Allah berikan kita umur panjang
kesehatan bisa memenuhi ibadah haji di tahun 2021 1442 H dengan keadaan yang
lebih baik lagi.
Salat sunah Idul Adha
Dalam putusan Tarjih tentang salat, salat yang di lakukan dengan
rela hati dengan keiklasan dan tidak ada paksaaan dari siapapun di luar salat yang telah di fardhukan di antaranya adalah salat Idul Adha.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pimpinan pusat Muhammadiyah telah menyampiakan
edaran tentang puasa arofah di idul adha dan kurban serta protokol ibadah
kurban pada masa pandemi covid-19 dengan mempedomani kajian syar’i majlis
Tarjih dan Tajdid.
Pertama bahwa salat idul adha itu adalah salat sunah yang di
anjurkan salat aidul adha atau sunah yang di anjurkan sunah mukoddah.Tetapi apabila dalam satu hal
tidak di laksanakan tidak apa-apa.Tidak berdosa namun hanya tidak mendapatkan
keutaman keutamaannya.
Kedua dianjurkan di masa pandemi ini memperhatikan situasi aman dan
tidak amanya lingkungan kita berada. Ada zona hijau, kuning atau merah. Kita
harus tau data-data yang berkembang.
Agar lebih aman bisa di kerjakan di rumah atau di halaman rumah
yang melibatkan beberapa anggota keluarga atau di lapangan kecil, jamaah yang
hadir pun juga harus memperhatikan protokol kesehatan, seperti memakai masker, sof
nya juga ada jarak, mencuci tangan, membawa tempat salat atau sajadah sendiri,
jamaah yang hadir sehat dan di ukur suhu tubuhnya dan juga panitia menyemprot
disinfektan.
Dalam Q.S ayat 195 ,yang
artinya:
“Belanjakan lah harta bendamu di jalan Allah dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah karena
sesungguhnya Allah menyukai orang yang berbuat baik “.
Makna Q.S.Al-baqoroh 195 tersebut bahwa kita di perintahkan untuk
berinfaq. Dalam hal ini kita bisa untuk memberikan kepada orang-orang atau
masyarakat yang terkena dampak pandemi
covid-19, dan jika masih punya kelebihan harta maka kita di beri kesempatan
untuk bisa berqurban.
Betapa pentingnya usahanya mendekatkan diri ini (ber-qurban)
sehingga dalam ajaran Islam menetapkan syariat qurban, dalam bentuk
penyembelihan hewan kurban satu tahun sekali, kepada yang mampu, yaitu pada
setiap Hari Raya Idul Adha (Idul Haj atau disebut juga Idul Qurban), yang jatuh
pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Orang yang berkurban adalah orang yang berusaha mendekatkan dirinya
dengan Allah SWT maupun dengan sesama manusia. Sedangkan kurban dalam kaitan
penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Kurban diistilahkan dengan
al-udhiyyah, yang sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh yang
sangat dianjurkan (sunnah muakadah) untuk dilakukan oleh orang (keluarga) yang
memiliki kemampuan.
Allah SWT berfirman : “maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkurbanlah” (Q.S. 108:2).
Dalam sebuah hadits Rasululullah saw bersabda, barangsiapa yang
memiliki keleluasaan (untuk membeli hewan kurban) lalu tidak melakukannya
(tidak berkurban), maka janganlah mendekati tempat shalatku” (HR. Ahmad).
Adab -adab yang harus kita
lakukan untuk menyongsong idul adha terkait
dengan salat idul adha:
1.
Perbanyak
takbir.di mulai bakdo subuh sampai maghrib hari tasrik
2.
Behias
dengan pakain yang bagus dn memakai wangi-wangian
3.
Tidak
makan sebelum salat idul adha
4.
Waktu
salat duh aitu pada pukul 6.30 menit
5.
Salat
idul adha di kerjakan 2 rokaat
6.
Tidk
ada adzan dan iqomah.
Qurban Merupakan Wujud Ketaatan dan Kasih Sayang Sesama
Orang yang berkurban adalah orang yang ingin mendekatkan dirinya
kepada Allah SWT sekaligus mendekatkan dirinya kepada sesama manusia. Daging
hewan kurban kemudian dibagikan kepada kaum fakir miskin yang mungkin mengalami
kesulitan untuk mengkonsumsi daging, karena tidak terjangkau oleh daya beli.
Penyembelihan hewan kurban dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah
setelah shalat Idul Adha, atau tanggal 11, 12 sampai dengan tanggal 13. Ketiga
hari terakhir ini disebut dengan hari tasyriq yang berarti “hari yang berlimpah
dengan daging”.
Penyembelihan tidak boleh dilakukan sebelum pelaksanaan shalat Idul
Adha. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasululullah saw
bersabda, “Barangsiapa yang menyembelih hewan kurban sebelum shalat maka harus
menyembelih hewan lain untuk menggantinya. Dan barang siapa yang belum
menyembelih, maka sembelihlah (sesudah shalat) dan sebutlah nama Allah.”
Setelah disembelih, daging hewan langsung diberikan kepada golongan
fakir miskin yang mungkin dalam kesehariannya tidak mempunyai kemampuan untuk
mengkonsumsi daging, karena di luar jangkauan daya beli mereka. Apabila di
daerah orang yang berkurban masyarakatnya sudah terbiasa mengkonsumsi daging,
maka boleh saja hewan tersebut disebarkan ke daerah-daerah yang betul-betul
membutuhkannya.
Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad dan
Imam yang empat serta disahihkan oleh Imam Turmudzi dan Ibn Ribban,
Rasululullah bersabda, Empat jenis binatang yang tidak memenuhi syarat untuk
dijadikan hewan kurban:
1.
Hewan
buta (sebelah) yang jelas butanya
2.
Binatang
sakit (berpenyakit) yang jelas sakitnya
3.
Binatang
yang pincang, yang jelas pincangnya
4.
Binatang
yang sudah tua yang tidak bersum-sum.
Hikmah berqurban
Salah satu sunnah yang dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS yang
mendapatkan perintah melalui mimpi untuk menyembelih anaknya yang sangat
dicintainya, yaitu Nabiyullah Ismail AS, yang karena ketundukkannya kemudian
Allah menggantikan dirinya dengan menyembelih seekoor kibasy (domba) yang terus
berlanjut sampai akhir zaman, sebagaimana diungkapkan kisahnya dalam Al Quran
surat Ash-Shaffat (37) ayat 102-111.
Sesungguhnya masih banyak hikmah yang dapat dipetik dari teladan
Nabi Ibrahim dan putranya Ismail AS ini. kepada kita yang bentuk syukurnya
mewujud dalam prosesi ritual pelaksanaan syariat-Nya.
Allah berfirman dalam Q.S.22:36: “Dan telah kami jadikan untuk kamu
unta-unta (binatang ternak) itu sebahagian dari syiar Allah. Kamu memperoleh
kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika
menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan tidak terikat). Kemudian apabila
telah roboh (mati) maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang
rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang
meminta. Demikianlah kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
mudah-mudahan kamu bersyukur.”
Selain itu kurban adalah bentuk taqarrub (usaha mendekatkan diri)
kepada Allah SWT karena kasih sayang kita pada sesama manusia, terutama pada
golongan fakir miskin yang membutuhkannya. Mudah-mudahan dengan kegiatan ini
hubungan batin dan persaudaraan antara golongan yang berkecukupan dengan
golongan yang berkekurangan akan terjalin. Menyayangi sesama manusia pada
hakekatnya mengundang rahmat dan kasih sayang dari Allah SWT dan seluruh
makhluk-Nya yang ada di langit.
Sebagaimana ummat Rasululullah saw, kaum muslimin diperintahkan
mengikuti sunnah Nabi Ibrahim AS, sebagaimana firman-Nya, “Katakanlah :
Benarlah apa difirmankan Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus dan
bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik” (Q.S.3:95).
Karena itu jika Anda memiliki keleluasaan materi, marilah kita
syiarkan Hari Raya Haj ini dengan penyembelihan hewan kurban. Semoga Allah SWT
menerima amal ibadah kita semua. Amin.
Salam literasi salam guru blogger Indonesia
Sdh jadi y, Hari Rayanya kan msh tgl 29 Juli mba
BalasHapusIya buk...
HapusIya buk...
HapusIya buk...
HapusIya buk...
HapusVery good
BalasHapusWah hebat, tulisannya mengalir dengan sangat baik bu ustazah
BalasHapusMksiih pak..
HapusKeren banget ustadzah
BalasHapusKeren banget siap ustadzah
BalasHapusMksih cak inin..
HapusKeren buk 👍⚘🌹
BalasHapusMksih.. Salam literasi
HapusMksih.. Salam literasi
HapusMksih.. Salam literasi
HapusMantab..mbk atik...mripate dah bleret td mlm...
BalasHapusNyobo hal blog baru mbk..eny..
HapusKeren Bu ustazah...terimakasih ilmunya.
BalasHapusTulisannya mengalir dan enak dibaca
Ah ustadz..bisa aja. Mtr suwun.. Smg kita mngamalkn.
HapusTerima kasih.pencerahannya
BalasHapusTetimakasih pak yanto
BalasHapusYo'i
BalasHapus