Cari Blog Ini

Jumat, 03 Juli 2020

6 Kunci Penting Produktif Menulis

6 Kunci Penting Produktif Menulis


Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I

Jum’at malam gelombang 13 belajar menulis akan mendapatkan ilmu dari Bapak Dr. Ngainun Naim, beliau seorang dosen di IAIN Tulungagung yang sudah mumpuni menyusun 26 buah judul buku dan 14 buah artikell jurnal.

Kelas menulis malam ini dibuka oleh OmJay dan dimoderatori oleh Ibu Kanjeng Sri Sugiastuti. Di grup yang baru ini semangat para peserta semakin luar biasa.
Bapak Naim menyampaikan materi ini tidak istimewa hanya hal sederhana saja. Namun menurut kami sebagai penulis pemula materi ini sangatlah luar biasa.

Beliau memberikan pengantar materi yang berkaitan dengan kegiatan kita yaitu guru. Menurut beliau Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan.

Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan. Jadi menurut beliau jika kita ingin jadi penulis maka harus banyak membaca. Buku yang kita baca merupakan referensi atau modal kita untuk menulis.

Selanjutnya  dalam menulis ada beberapa hal yang harus kita pahami, salah satunya adalah  KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.
 Kunci itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan kita  produktif dalam menulis. Kita  bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak difungsikan.

Berikut kunci-kunci penting dalam menulis yaitu:
1. Motivasi
Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan tentunya punya motivasi atau dorongan. Nah dalam hal menulis ada beberapa jenis motivasi:
1)      motivasi karir. kita menggunakan menulis untuk memperlancar jenjang karir kita yaitu guru.  Aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi kita.  Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
2)      motivasi materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
3)      motivasi politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
4)      motivasi cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.

2. Menyakini bahwa Menulis itu Anugrah
Bapak Naim  berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya baik itu  karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena beliau  bisa menulis maka beliau merasa menulis itu  anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Beliau menyampaikan bahwa kita tidak menyadari bahwa kita sudah menulis. Seseorang merasa kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan diantaranya:
1)      Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi.
2)      tidak menulis karena dibuatkan orang lain.
3)      menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
4)      ], begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup.
Menurut  beliau  menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita  hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita sekalian terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.

3. Menulis itu banyak memberi keajaiban dalam hidup.
Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang bloger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.keajaiban yang beliau rasakan karena menulis.
1)      mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti.
2)      sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
3)      memiliki banyak teman.
4)      Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
5)      tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

4. Tidak mudah menyerah
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali.Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.

5. Berjejaring
 Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka berjejaring.

6.  Menulislah sebanyak-banyaknya.
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.

Menurut Bapak Naim, kriteria tulisan yang baik adalah :
1)      Selesai ditulis.
menurut beliau ini penting karena sebagus apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus.
2)      Minim salah ketik atau salah teknis.
3)      Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik.
4)      Jika ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.

 Untuk menjaga konsistensi diperlukan hal berikut:
1)      Semua kebiasaan awalnya dipaksa, lalu bangun komitmen untuk rutin menulis dan akhirnya awalnya dipaksa, lama-lama akan terbiasa.
2)      Setiap orang memiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.
 Seseorang yang punya rasa kekurangpedean mungkin disebabkan oleh rasa malu.
Ada 4 jenis MALU dalam menulis:
1)      MALU untuk menulis. Tidak akan bisa menulis.
2)      MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang.
3)      MALU sudah mulai hilang. Pokoknya nulis.
4)      MALU TIDAK MENULIS.

Kesimpulan
1.Menulis itu merupakan keterampilan yang harus dilakukan secara terus menerus.
2. Menulis itu harus punya motivasi, yakin, keajaiban, pantang menyerah, berjejaring, terus menerus,
3. Tulisan yang baik adalah tulisan  yang selesai, rapi, menarik, ikut fasion
4. Konsisten menulis itu terbangun karena dipaksa dan terjadwal.
5. Kita boleh punya malu tetapi jangan malu untuk memulai hal yang positif.

Demikan materi dari Bapak Nungaim Naim
Semoga bermanfaat
Salam literasi salam guru blogger Indonesia

Gunungkidul,4 Juli 2020; 06.40 WIB

16 komentar:

Hidup Barokah Jaminannya Bahagia

Hidup  Barokah Jaminanya Bahagia Pengajian  antar instasi putaran ke-86 di kapanewon paliyan dilaksanakan di hari Rabu, 20 Novem...