6 Kunci Penting Produktif Menulis
Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I
Jum’at malam gelombang 13 belajar menulis akan mendapatkan ilmu
dari Bapak Dr. Ngainun Naim, beliau seorang dosen di IAIN Tulungagung yang
sudah mumpuni menyusun 26 buah judul buku dan 14 buah artikell jurnal.
Kelas menulis malam ini dibuka oleh OmJay dan dimoderatori oleh Ibu
Kanjeng Sri Sugiastuti. Di grup yang baru ini semangat para peserta semakin
luar biasa.
Bapak Naim menyampaikan materi ini tidak istimewa hanya hal
sederhana saja. Namun menurut kami sebagai penulis pemula materi ini sangatlah
luar biasa.
Beliau memberikan pengantar materi yang berkaitan dengan kegiatan
kita yaitu guru. Menurut beliau Guru adalah kunci penting dalam dunia
pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga
berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya
juga kurang sesuai dengan harapan.
Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan
membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang
guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin
meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak
karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan
pendidikan. Jadi menurut beliau jika kita ingin jadi penulis maka harus banyak
membaca. Buku yang kita baca merupakan referensi atau modal kita untuk menulis.
Selanjutnya dalam menulis
ada beberapa hal yang harus kita pahami, salah satunya adalah KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.
Kunci itu alat untuk
membuka. Alat yang bisa menjadikan kita
produktif dalam menulis. Kita
bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika
tidak difungsikan.
Berikut kunci-kunci penting dalam menulis yaitu:
1. Motivasi
Dalam setiap kegiatan yang kita lakukan tentunya punya motivasi
atau dorongan. Nah dalam hal menulis ada beberapa jenis motivasi:
1)
motivasi
karir. kita menggunakan menulis untuk memperlancar jenjang karir kita yaitu
guru. Aktivitas yang berkaitan erat
dengan profesi kita. Implikasinya,
semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
2)
motivasi
materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat
terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang.
Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian
besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
3)
motivasi
politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
4)
motivasi
cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
2. Menyakini bahwa Menulis itu Anugrah
Bapak Naim berpendapat bahwa
mau dan mampu menulis itu anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak
mampu mengerjakannya baik itu karena
kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis
tetapi tidak mau menulis. Karena beliau
bisa menulis maka beliau merasa menulis itu anugerah luar biasa yang harus disyukuri.
Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Beliau menyampaikan bahwa kita tidak menyadari bahwa kita sudah
menulis. Seseorang merasa kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah
ribuan halaman. Ada beberapa kemungkinan diantaranya:
1)
Selama
kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah.
Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi.
2)
tidak
menulis karena dibuatkan orang lain.
3)
menulis
dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di
googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.
4)
],
begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang
harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup.
Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup.
Menurut beliau menulis itu membuat kita menjadi berbeda
dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang kita hasilkan itu tetap memiliki kontribusi
penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama kita
sekalian terus menulis maka akan menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda
dengan kawan-kawan lainnya.
3. Menulis itu banyak memberi keajaiban dalam hidup.
Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya
Kusumah--Omjay-- seorang bloger, youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa
menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.keajaiban
yang beliau rasakan karena menulis.
1)
mendapatkan
banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti.
2)
sering
diundang sebagai pembicara di berbagai forum.
3)
memiliki
banyak teman.
4)
Bisa
membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
5)
tulisan
adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.
4. Tidak mudah menyerah
Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi
semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini,
semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia
kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya
hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam
sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat
sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali.Menulis
lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh
halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
5. Berjejaring
Jadi penulis jangan menepi.
Memang saat sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti
tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga
dalam rangka berjejaring.
6. Menulislah
sebanyak-banyaknya.
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan secara terus-menerus.
Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan menulis setiap hari
tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.
Menurut Bapak Naim, kriteria tulisan yang baik adalah :
1)
Selesai
ditulis.
menurut beliau ini penting karena sebagus apa pun ide, jika belum
selesai ditulis ya belum bagus.
2)
Minim
salah ketik atau salah teknis.
3)
Bahasa
menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik.
4)
Jika
ingin diterima penerbit, ikuti gaya dan kebijakan penerbit.
Untuk menjaga konsistensi
diperlukan hal berikut:
1)
Semua
kebiasaan awalnya dipaksa, lalu bangun komitmen untuk rutin menulis dan
akhirnya awalnya dipaksa, lama-lama akan terbiasa.
2)
Setiap
orang memiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.
Seseorang yang punya rasa
kekurangpedean mungkin disebabkan oleh rasa malu.
Ada 4 jenis MALU dalam menulis:
1)
MALU
untuk menulis. Tidak akan bisa menulis.
2)
MALU
kalau menulis dan tulisannya dibaca orang.
3)
MALU
sudah mulai hilang. Pokoknya nulis.
4)
MALU
TIDAK MENULIS.
Kesimpulan
1.Menulis itu merupakan keterampilan yang harus dilakukan secara
terus menerus.
2. Menulis itu harus punya motivasi, yakin, keajaiban, pantang
menyerah, berjejaring, terus menerus,
3. Tulisan yang baik adalah tulisan
yang selesai, rapi, menarik, ikut fasion
4. Konsisten menulis itu terbangun karena dipaksa dan terjadwal.
5. Kita boleh punya malu tetapi jangan malu untuk memulai hal yang
positif.
Demikan materi dari Bapak Nungaim Naim
Semoga bermanfaat
Salam literasi salam guru blogger Indonesia
Gunungkidul,4 Juli 2020; 06.40 WIB
Lengkap nian....
BalasHapusTerimakasih..
HapusMantap blognya ... bisa sharing tips nya dong ... trims
BalasHapusMonggo bu nanik.. Tip mnulis resume?
HapusHehe.. Mnyimak n mbaca berulang lngsung segera tulis ibuk..
Mantabz
BalasHapusWow....lengkap rapi..mbk
BalasHapusMantap bu, semangat menulis..
BalasHapusKeren singkat padat la but bu
BalasHapusGood
BalasHapusPenulisan :
BalasHapusI, A, 1, a), 1)...perlu lebih cermat
Mtr suwun koreksinya..
HapusMksih bpk ibuk..sdh BW...
BalasHapusLagi-lagi keren....
BalasHapusMksih ibu unih..
HapusMantul...
BalasHapusMksih b mila..salam knal ya..sya dr gelombang 8
Hapus