Tetap Waspada Pada Kondisi New Normal
Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I
Hari ini Senin,6 Juni 2020 Waktu setempat menujukkan 07.15 WIB ku
telah sampai di sekolah tempat dimana selama ini aku bekerja dan mengamalkan
ilmu yang ku terima,belajar bersama peserta didik. Ya.. itu dulu 3 bulan yang
lalu kami masih bisa belajar bersama di sekolah ini, bisa melihat senyum dan
tawa mereka ,canda dan semua kegiatan pembelajaran dari pagi hingga siang yang
membuat mereka Bahagia dan puas setelah mengerti dan memahami ilmu yang di
terimanya.
Saat ini kami berangkat ke sekolah tidak lagi menjumpai
mereka, kelas-kelas kami kosong, tiada terdengar suara garuh mereka, tiada
anak-anak berlari di halaman dan menyapa kedatangan kami serta bersalaman dan
mencium tangan kami. Sedeh memang..namun inilah yang harus di jalani.
Belum lama grup kami yaitu grup PTK ada anggota yang keluarganya positif
terjangkit virus covid-19 dan akhirnya sembuh.Saat ini kami harus mendengar
kabar lagi tentang sahabat kami di grup ini. Kabar yang membuat kami tersasa sesak.
Yaa..disana ada kabar mengejutkan di grup PTK 2018 ada di
antara teman kami yang harus menjalani tes swab. Tak kuasa aku menahan air mata,namun
aku harus kuat serta harus mampu menguatkan sahabat ku. Ku baca pesannya sampai
tuntas dan seperti tidak percaya.Inilah pesan yang kami terima.
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamuallaikum,
Temanku yang sudah serasa saudaraku,
Entah kenapa sejak kemarin, aku hanya bisa mengais-ngais doa.
Meminta memohon bantuan doa dan suport atas kondisi yang tengah kami alami saat
ini. Kami sehat, kami tanpa gejala apa pun. Tapi salah seorang kerabat terdekat
kami dijemput "pasukan astronot" ke rumah sakit.
Mati-matian kami berusaha saling menguatkan, walau berita di luar
sana beraneka ragam menyakitkan jika didengar.
Sok tegar, sok kuat ... Ya itu yang saya lakukan saat adik saya
menuliskan curahan hati saya, dan adik ipar saya malah menguatkan kami.
Kenyataannya, saya rapuh. Sesekali menangis sepertinya wajar.
Kami benar-benar mematuhi aturan protap kesehatan masker, HS, cuci
tangan menjadi kewajiban rutin yang tidak boleh disepelekan. Bahkan suami dan
saya juga keluarga besar saya wajib mandi saat pulang bepergian. Nyatanya adik
ipar saya tersapa oleh "nya".
Satu yang kamu lakukan setelah new normal digaungkan, "kumpul
keluarga" sambelan beralas daun pisang, bercanda sambil wedangan, sesekali
saling menggerutu karena "digarapi" ... Ah ... Itu sebelum kami
tersapa. Karena merasa sudah "New Normal".
Pada akhirnya kami sadar, ujian ini hanya untuk mengingatkan,
menjawil semua orang bahwa "new normal" jauh dari kata normal. Belum ada jaminan keamanan di sana.
Dengan protokoler kesehatan pun akhirnya "kena" juga.
Pagi ini, sempat berharap kemarin sedang di"prank" saja.
Tapi kembali tersadar, kami bukan artis, siapa sudi main "prank"
segila ini.
Hmm, maafkan curhatku pagi ini ya teman rasa saudaraku. Aku hanya
ingin melepas penat.
Dari hati yang terdalam, memohon keridhoannya, sekesal apa kalian
... Doakan, kami ber sembilan belas pagi ini hari ini menjalankan swab dengan
lancar, begitu juga besok lancar. Dengan hasil NEGATIF.
Saya tahu, ini akan ditertawakan tapi saya percaya mukjizat, saya
percaya kekuatan doa, saya percaya ada banyak cinta tulus yang dipunya untuk
sedikit saja dibagikan pada saya.
Maafkan, saya hanya rapuh ... Saya tak sekuat saudara terkasih yang
pernah menjalani ini dan baik-baik saja.
Saya rapuh dengan berita yang makin simpang siur melukai hati kami.
Terima kasih atas segala doanya.
Waallaikumussalam
Notes: Sampai detik ini kami bertujuh belas sehat, hanya saya yang
agak kurang sehat karena stressor tinggi.
Itulah pesan yang kami terima,kami pun hanya bisa berdoa.
Kami pun juga menerima pesan dari sahabat kami yang pernah
mengalami hal serupa.
Semua orang
memungkinkan pada posisi inii sis...
Dan taukah,
saya tak pernah sekalipun menangis ketika menerima "rejeki"
waktitu...25hari di RS kami baik-baik saja...
Dan untukmu
sistur, belum terlambat untuk berdoa dan berusaha.
Jangan habiskan
waktumu untuk menangis, makan minum lah yang banyak, doa yang banyak..losskan
pikiran....karena stres salah satu sumber utama dropnya imun
Note:
Sedikit cerita
kasus covid pertama di bantul, pak kajari bantul dinyatakan positif,beberapa
waktu kemudian sudah negatif...untuk kasus yang sudah postf, boleh pulang kalo
negtf.nya sudah 2x...nah karena selama penantian hasil lab berikutnya pak
kajari stress berat, benar adanya hasil labnya positif lagii...lalu dokter
menyarankan ke beliau agar pikiran loss...nah baru cek lab berikutnya negatif
dan diperbolehkan pulang....
Ini contoh riil
ttg korelasi manajemen pikiran dan imun sis...
Positif tingking, semangat, jaga asupan, patuhi protokol kesehatan,
dan selalu berdoa❤️
Kami doakan semoga seluruh keluarga diberikan ketabahan dan
keikhkasan dalam menjalani semua ini. Sehingga semua segera dibebaskan dari
derita covid-19. Dan Terimakasih sudah mengingatkan kami untuk selalu
berhati-hati.
Kami yakin ujian diberikan pada orang yang kuat seperti panjenengan
dan keluarga...
Tetap semangat💪💪💪 sehat-sehat …aamiin
Allah SWT tidak tidur, namun selalu menjaga dan menyertai kita. Jadikan
salat dan sabar sebagai penolongmu.
Mari tetap waspada dan hati-hati dan selalu berdoa. Sebagai hambaNya kita hanya bisa berdoa dan berusaha Tiada kuasa apapun untuk menolak segala ketentuanNya. Pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita semua , ambil hikmah dari setiap kejadian.
Salam guru blogger Indonesia
Tetap semangat
Tetap waspada
Semoga kita senantiasa dalam lindunganNya...
Syafakallah
BalasHapusSemoga diberikan kekuatan, ketabahan dan kesembuhan 🙏
Semoga aja semua tetap tabah dan sabar...
BalasHapusMari tetap waspada.. Tetap semangat ya
Semoga kita semua bisa melalui cobaan ini .. Aamiin
BalasHapusSemoga semua kembali seperti semua..mbk atik ...dan akn kembali berbahagia...menjalin ibdahnya persaudaraan..dlm suadana normal yg sesungguhnya
BalasHapusAamiin aamiin mksih bu ibu syantik...
BalasHapusSemoga semua baik bauk saja
BalasHapusAamiin mksih pak yanto
BalasHapus