Cari Blog Ini

Senin, 28 Juni 2021

Menentukan Sudut Pandang

Menentukan Sudut Pandang
Alhamdulilah, malam hari ini aku bersyukur masih bisa ikuti Kelas cerpen ini. Diantara sekian anggota grup ini ada beberapa yang keluar dari grup dengan berbagai alasan. Berharap aku tetap bisa bertahan dan nanti bisa lulus serta  bisa memanfaan ilmu yang di peroleh ini.

Berikut materi dari Kak epidda.

Sudut pandang merupakan cara suatu cerita dikisahkan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tidakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam suatu karya kepada pembaca (Abrams, 1981: 142). Sudut pandang dalam fiksi mempersoalkan siapa yang menceritakan atau dari posisi mana atau siapa peristiwa dan tindakan tersebut dilihat. Menurut Lubbock (1965: 251 -257) sudut pandang merupakan hubungan antara tempat pencerita berdiri dan ceritanya; dia ada di dalam atau di luar cerita. 

Sudut pandang atau point of view adalah sebuah teknik bercerita yang akan membuat ‘rasa’ yang berbeda pada alur dan cara penyampaian cerita.  Dengan sudut pandang, penulis seolah-olah dapat menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain dalam cerita tersebut.

Menurut Teori Sastra sudut pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan.

Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat.

Sementara itu, secara umum terdapat berbagai macam teori tentang sudut pandang. Diantaranya ada sudut pandang campuran dan ada juga sudut pandang pihak kedua. Nah, Berikut kami paparkan macam-macam sudut pandang tersebut beserta dengan contoh penggunaannya.

1. Sudut Pandang Orang Pertama 
Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku" atau “saya" atau juga “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, Anda seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan.

Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama)
Sesuai dengan namanya–sudut pandang orang pertama (tokoh utama)–si penulis seolah-olah ‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku" lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut.
Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada peristiwa/tokoh di luar diri “aku", peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan dengan tokoh “aku".

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama:
Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan…….dst .

Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)

Pada teknik ini, tokoh “aku" hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh “aku" dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca.
Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku" pada teknik ini hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama. 

Contoh sudut pandang orang pertama tokoh sampingan:
Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya.

2. SUDUT PANDANG ORANG KETIGA
Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang digunakan ialah “dia" “ia" atau nama tokoh dan juga mereka(jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita.
Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga.
Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia" di dalam cerita.
Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu)
Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.
Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti “ia" atau “dia", kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat).

Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu:
Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata.

Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat)
Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja.
Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia" yang sedang ia ceritakan.

Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat:
Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga?

Sudut Pandang Campuran
Pada sudut pandang campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu.


Sedangkan sudut pandang orang kedua
Sedangkan sudut pandang orang kedua agak sulit. Karena agak sulit, maka kita juga jarang menemukan cerpen seperti ini. Pasalnya (sesuai dengan yang saya kutip dari flpku.wordpress.com tentang Sudut Pandang) si penulis harus:
Menjadikan pembaca sebagai pelaku utama sehingga membuatnya menjadi merasa dekat dengan cerita karena seolah menjadi tokoh utama. Dan juga penulis harus konsisten tak menyebut “aku”. 
Contoh:
Ini hari pertamamu masuk kerja. Harus sempurna! Maka jadi sejak tiga jam lalu, kau sibuk bolak-balik di depan cermin. Mengecek baju, rambut, sampai riasan di wajahmu. Lalu setelah kau memoleskan lipgloss sebagai sentuhan final yang kau rasa akan memesona teman-teman barumu di kantor nanti, kau mengambil parfum. Menyemprotkannya di belakang telinga, pergelangan tangan, selangkangan, dan ke udara. Sedetik berikutnya, kau melewati udara beraroma lili dan lavender itu, berharap supaya wanginya menempel di rambut dan blazer barumu. (Novel The Girls’ Guide to Hunting and Fishing – Melissa Bank)
Sumber : studiobelajar.com, salamadian.com, nasionalis.id
Demikian materi WCS malam hari ini, semoga  bermanfaat.
Salam sehat, salam literasi tetap semangat dan terus berkarya.

#KelasCerpen
Gunungkidul, 28 Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca