Cari Blog Ini

Kamis, 20 Agustus 2020

Mengapa Guru Harus Menulis

 

MENGAPA GURU HARUS MENULIS


Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I

 

Sesungguhnya tidak ada alasan bagi guru untuk tidak bisa menulis. Apakah alasan keterbatasan ilmu, waktu, media, uang atau lainnya yang dianggap menjadi penghambat.Jika alasan karena kesibukan padahal  waktu yang ada tersedia 24 jam dalam sehari semalam itu sama bagi semua orang.Tinggal bagaimana kita memanfaatkan waktu yang ada itu untuk menulis.Beberapa alasan mengapa guru harus memiliki kemampuan menulis. Pertama, dunia guru adalah dunia literasi : membaca, menulis dan mengajar. Guru yang mampu menulis dengan baik, maka ia adalah pembaca dan pendengar yang baik.Tulis apa yang kita lakukan lakukan apa yang kita tulis.Itu hal yang harus kita lakukan setiap hari dalam lingkup kerja kita. Guru penulis memiliki keilmuan yang terbarukan (renewable) sehingga tampil sebagai guru profesional sejati.Dan akan mampu membawa peserta didik kepada kemajuan zaman yang akan mereka lalui.

Kedua, adanya tuntutan pengembangan diri guru dalam kemampuan menulis. Mereka  yang hendak mengajukan kenaikan pangkat harus membuat publikasi ilmiah atau karya inovatif. Mau tidak mau seorang guru harus memulai menulis.Banyak yang bisa di lakukan guru untuk pengembangan diri tersebut.bisa dengan menulis artikel ilmiah, artikel popular, jurnal,best practis  ataupun PTK.Ketentuan itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Ketiga, menulis adalah kemampuan dasar bagi manusia yang ingin hidup “1000 tahun” lagi. Gajah mati meninggalkan gading manusia mati meninggalkan karya( tulisan).Perhatikan para penulis-penulis yang telah meninggal namun karya-karyanya masih kita jumpai sampi saat ini. Jika kita bicara maka suara kita hanya akan di dengar oleh seisi ruangan saja namun jika kita menulis maka gemanya sepanjang masa,seantero jagat akan mengenal kita akan membaca tulisan kita. Pada hakekatnya manusia adalah makhluk literasi. Satu-satunya makhluk yang dianugerahi akal dan pikiran sebagai senjata menjalani kehidupan sebagai khalifah fil ard. Akal itu akan berfungsi dengan baik bahkan bisa power full manakala kemampuannya terus ditingkatkan dengan membaca dan menulis dalam mengurai dan menyelesaikan masalah (problem solving).Pesan ini juga dapat kita jumpai dalm Al-Quran Surat Al-Alaq yaitu membaca  (iqro’) dan menulis  (qolam)

Hasil gambar untuk q.s al-alaq ayat 1-5

Artinya :

1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan

2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah

3.      Bacalah ,dan Tuhanmulah yang mulia

4.      Yang mengajar (manusia ) dengan pena

5.      Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.


Dari ayat-ayat tersebut kita dapat ambil pelajaran agar kita mebaca dan menulis.Jadi jells di sini dengan kita membaca dengan kita menulis maka kita akan dapat mengenal dunia.

Keempat, menulis adalah kebiasaan yang menyehatkan jiwa, karena menulis adalah makanan ruhani. Dengan kata lain kebiasaan menulis akan menciptakan keseimbangan tubuh manusia, karena manusia tercipta dalam dua dimensi, dimensi ruhani dan jasmani. Selama ini banyak orang yang memperhatikan makanan kebutuhan jasmani namun mengabaikan makanan kebutuhan ruhani. Dengan menulis ide dan pemikiran seseorang akan lebih mudah dipahami dan lebih abadi dalam kenangan.Dengan menulis maka kita akan mampu mengeluarkan apa yang kita rasa kita bisa ungkapkan dalam bentuk tulisan dan itu akan bisa membuat kita Bahagia.Jika hati Bahagia maka Tindakan yang muncul pun akan membawa dampak positif dalam diri kita.

Kelima, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti internet akan sangat mendukung dalam membangun personal branding guru-guru. Media social seperti Fasebook,WA,Twiter,IG,Blog,misalnya akan dengan mudah menyebarkan informasi dan gagasan yang dimiliki oleh guru kepada khalayak ramai tidak saja dalam cakupan lokal dan regional tetapi merambah ke ranah global (internasional). Media sosial bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dan pengembangan kemampuan menulis guru-guru.Dari media social itu kita bisa ngobrol dengan teman dan hasil dari obrolan kita tersebut bisa kita jadikan sebuah tulisan.Jika tulisan tersebut gabungkan menjadi sebuah kalimat dan kalimat-kalimat itu bisa   kita  kembangkan menjadi sebuah paragraf yang runtut maka akan tercipta sebuah tulisan yang bagus dan dapat di nikmati oleh pembaca.Tentunya tulisan kita  bisa bermanfaat untuk orang lain.

Biasakan kita menulis setiap hari.

Lalu bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari?

Menulis satiap hari butuh skill dan triknya.  Bagi orang-orang yang bisa menulis setiap hari suprise bangeet. Ada seorang penulis yang menerbitkan buku tapi bukan karyanya sendiri, dia membayar orang lain untuk menulis dan kemudian diakui sebagai karyanya. Seorang penulis profesionalpun ternyata tidak menulis setiap hari. Yang menulis adalah orang lain atau ghost writyernya.  Inilah adalah efek dari sesesorang yang hanya ingin menerbitkan buku. Dia akan bergantung kepada orang lain. Berbeda dengan orang yang mengasah kemampuanya dengan menulis setiap hari, tanpa memikirkan bukunya diterbitkan atau tidak. Ketika seseorang yang tidak mempunyai kemampuan untuk menulis buku, tapi dia mengasah keterampilannya dengan terus menerus dia akan mudah untuk dapat menerbitkan bukunya.

Pembiasaan kita menulis harus di mulai dengan, kata 'WHY' -nya terlebih dahulu.

Kenapa kita perlu menulis setiap hari? Seperti kata pepatah “Alah Bisa, Karena Biasa.” Jadi, orang yang terbiasa melakukan sesuatu akan mahir dalam melakukannya. Contoh, Ibu dan bapak guru  suka menasihati anak didiknya agar membiasakan diri untuk melakukan sesuatu. Tujuannya apa? Untuk membuat anak didik itu mahir melakukannya. Demikian pula halnya dengan menulis. Jika kita melakukannya setiap hari, maka kita akan menjadi mahir menulis.Awalnya terpaksa kemudian dipaksa oleh keadaan dan menjadi bisa akhirnya menjadi terbiasa dan menjadi mahir.

Kenapa guru tidak bisa menulis?padahal temanya adalah bidang yang dikuasainya dan biasa diajarkan kepada anak didiknya Karena,pertama: para guru terbiasa bicara. SETIAP HARI BICARA. Namun, tidak terbiasa MENULIS. Maka dari itu, kita perlu SETIAP HARI MENULIS. Agar kelak kita jadi terampil menuangkan gagasan bukan hanya melalui lisan saja. Melainkan juga dalam bentuk tulisan.

Yang kedua, kenapa kita perlu menulis setiap hari. Karena menulis setiap hari itu membantu menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh kita, juga jiwa. Jadi, nanti kalau kita sudah terbiasa menulis. Melihat apapun, selalu ingin menerjemahkan apa yang kita lihat itu kedalam bentuk tulisan. Dan itu terjadi secara refleks saja. Begitu pula ketika kita merasakan sesuatu.

Orang yang tidak terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu. Atau butuh seseorang yang mau mendengarnya. Padahal, belum tentu ada yang mau dengar. Tapi jika dia terbiasa menulis, maka dia selalu punya teman untuk mencurahkan perasaannya. Caranya yaitu dengan selembar kertas dengan pena kalau dulu. Kalau sekarang, tinggal ambil smart phone maka kita bisa mencurahkannya disana.Sering kita dapati status status di wa ataupun di media sosial lainnya.Itu sekedar untuk bisa mencurahkan perasaan yang di alami. Sebenarnya tulisan-tulisan itu bisa di jadikan sebuah tulisan dan di kembangkan untuk bisa jadi sebuah paragraph dan bentuk tulisan yang Panjang.

Yang ketiga, menulis setiap hari itu merupakan healing remedy. Jadi, jika terbiasa menulis, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat.  Kesimpulannya, kenapa perlu menulis setiap hari adalah; Karena seorang penerbit buku sejati, bukanlah orang yang meminta bantuan orang lain untuk menuliskan naskah bukunya. Melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.

Kemampuan kita bisa  diasah dengan cara berkomitmen untuk tidak melewatkan 1 hari pun dalam hidup kita TANPA MENULIS.Jadi Jika Anda sungguh-sungguh ingin menjadi penulis handal; mulai sekarang, berkomitmenlah untuk menulis setiap hari. Seberapa banyak? Kalau bisa , 1 hari 1 artikel. Nah kalau ukurannya jumlah artikel, berarti tidak ditentukan jumlah katanya. Kalau jaman dulu kalau kita mau mengirim artikel ke koran, itu ada ketentuan jumlah kata. Hal itu membuat penulis pemula kesulitan. Karena bukan hal yang mudah untuk menuanggkan gagasan secara indah dengan jumlah kata yang ditentukan. Maka bagi penulis, ukurannya adalah "1 Artikel".  Artikel itu adalah Sebuah paparan yang memuat buah pikiran penulis sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Begitu ukurannya.

Jadi, yang penting dalam 1 hari itu ada karya tulis kita yang "KALAU" dibaca orang lain, mereka akan memahaminya. kenapa penulis memakai kata KALAU?  Karena, belum tentu ada orang yang membaca artikel itu. Tapi jangan bersedih yang terpenting adalah tiap hari kita menulis . Ditahap belajar ini, sebaiknya kita tidak terlalu baper soal ada yang baca apa tidak. Karena kalau orang lain baca pun belum tentu feedbacknya positif. Tidak sedikit orang yang berhenti menulis karena pembacanya memberi feedback negative.Jadi yang penting menulis saja dulu. Kalau tulisannya sudah memenuhi standar minimal untuk dibaca orang, YAKIN bakal dibaca.

Setelah membahas tentang WHY yang berhubungan proses membiasakan diri dalam menulis itu Sekarang kita bahas WHATnya.

WHAT makes you write something?  Apa yang mendorong Anda untuk menulis? Pertanyaan ini sederhana. Tapi orang yang tidak menemukan jawaban yang tepat, akan berhenti ditengah jalan. Jadi mari kita tanyakan kepada diri sendiri dulu apa yang mendorong kita menulis. dengan kata lain, apa tujuan kita menulis?

Apakah boleh tujuan kita menulis itu  menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. Boleh saja. Tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita dalam menulis.

Kedua, menulis dengan dorongan INGIN BERBAGI PENGETAHUAN. Nah, yang ini menurut hemat penulis; paling sesuai dengan jiwa pendidik seperti kita.kita tidak menjadikan uang sebagai pendorong utama dalam menulis. Boleh saja. Tidak masalah. Tapi nanti seiring berjalannya waktu kita akan menemukan apa dorongan yang paling cocok buat kita. Jika menulis karena uang, kadang kita kecewa karena penerbit menolak. Seperti diremehkan oleh mereka . Kita juga bisa kecewa jika bayarannya ternyata tidak seperti yang kita harapkan. Royalti penulisan buku misalnya. Lalu kalau menulis setiap hari Idenya dari mana? Ini pertanyaan banyak orang. Nah ini penting di sampaikan. segala hal yang bisa ditangkap oleh panca indra kita adalah sumber ide. Tinggal kita olah saja. Pegang teguh prinsip itu. Berapa banyak rangsangan yang masuk kedalam sistem panca indra dan indra ke 6 kita? Jumlah rangsangan itu TAK TERHINGGA.  Oleh kerena  itu berarti bahwa sumber ide penulisan kita bisa SANGAT banyak.

Kalahkan dua musuh dalam menulis

Menulislah dan terus menulis,tidak ada kata terlambat.Jangan kuatir tulisan kita buruk karena tulisan yang buruk dapat kita perbaiki kita edit.Bagaimana kita memperbaiki jika kita tidak menulis.maka mulailah untuk menulis.

Menulis itu sama dengan ketrampilan,jika sering berlatih maka tulisan kita akan semakin bagus.Kalahkan dua musuh  untuk dapat menulis.yaitu :

1.      Rasa takut

Agar dapat meraihnya maka  harus kita kalahkan,jangan takut tulisan buruk teruslah menulis.

2.      Rasa malas

Kadang rasa malas itu hadir kapan saja,jangan di paksakan tapi harus semangat untuk mengalahkan.saat kondisi tubuh Lelah maka istirahatlah terlebih dahulu dengan tidur,nonton film atau dengarkan musik.Setelah rasa Lelah itu hilang maka lanjutkan untuk menulis.cari waktu yang tepat. Kita harus konsisten dengan  jadwal yang sudah kita tetapkan.

 



4 komentar:

Hidup Barokah Jaminannya Bahagia

Hidup  Barokah Jaminanya Bahagia Pengajian  antar instasi putaran ke-86 di kapanewon paliyan dilaksanakan di hari Rabu, 20 Novem...