*PREMIS*
Tahap awal dalam menyusun cerita adalah membuat premis. Namun, terkadang banyak penulis yang abai dengan tidak menulis premis, walau secara umum, mereka sudah memilik ide dasar untuk menciptakan cerita.
Premis berasal dari kata promise yang berarti sebuah janji.
Menurut KBBI Daring Edisi V, premis adalah apa yang dianggap benar sebagai landasan kesimpulan, dasar pemikiran, dan alasan. Sedangkan menurut salah satu editor storial, Wisnu S. Adji, premis merupakan langkah/teknik pertama saat akan mewujudkan ide cerita. Secara harfiah, premis dapat diartikan sebagai intisari cerita atau pembahasan dalam satu kalimat saja, sehingga dapat disimpulkan premis merupakan dasar pemikiran yang digunakan saat langkah awal untuk mewujudkan ide cerita dalam satu kalimat.
Premis memang tidak harus ditulis di buku atau kertas, tetapi bisa juga disimpan dalam memori otak. Namun, akan lebih baik, jika menulis premis di catatan mana saja bisa di atas kertas atau gawai, untuk meminimalkan perilaku manusia yang terkadang suka khilaf (lupa).
Penting gak sih dalam membuat premis?
Jawabannya sudah pasti sangat penting.
Lalu, apakah harus membuat premis? Ya, harus karena ada beberapa tujuan dalam pembuatan premis antara lain:
1. Premis sebagai elevator pitch
Elevator pitch dapat diartikan sebagai percakapan singkat untuk membuat brand atau produk penulis lebih dikenal dan dapat menarik perhatian orang yang ditargetkan, seperti klien atau investor. Maksud klien dan investor di sini adalah editor/penerbit, sedangkan brand atau produk adalah naskah si penulis.
Bayangkan, ketika sedang berada di dalam elevator, sebagai penulis, kamu bertemu editor dari penerbit ternama dan ingin menawarkan naskahmu dalam waktu yang singkat. Bagaimana caranya? Kamu hanya perlu menceritakan premis naskahmu. Ingat, cukup premis. Editor bisa langsung mengerti dan menangkap intisari naskah milikmu. Tentu saja premis tersebut harus padat dan jelas.
2. Premis mengantisipasi dari menulis yang mubazir
Dalam menulis, terkadang penulis kerap kali melebar ke mana-mana sehingga konflik yang ditulis melenceng jauh dari rencana sebelumnya. Dengan menulis premis di awal, hal tersebut dapat diantisipasi karena premis dapat berperan sebagai benang merah yang menghubungkan tulisan.
Coba bayangkan, jika kamu tidak menulis premis, kemudian alur ceritamu jadi berubah dan tidak memiliki tujuan yang jelas maka naskahmu akan menjadi berantakan, walaupun dapat disimpan kembali untuk dibentuk menjadi cerita yang baru.
3. Premis sebagai prediksi panjang-pendeknya naskah
Menulis cerita tidak dapat diprediksi akan menjadi berapa bab atau berapa ribu kata. Akan tetapi, dengan adanya premis, penulis dapat memprediksi apakah naskahnya dapat dikembangkan menjadi novel atau cerpen. Dalam hal ini, premis digunakan sebagai panduan dalam membuat outline atau kerangka naskah yang akan menuntun penulis agar menulis lebih rapi dan tersusun, sehingga tidak ada adegan yang terlalu melebar (tidak penting) dalam naskah.
Lalu, bagaimana cara membuat premis yang benar?
Menurut salah satu editor storial Wisnu S. Adji, rumus dalam membuat premis terdiri dari empat unsur, yaitu karakter, tujuan, hambatan/rintangan, dan resolusi. Dengan unsur-unsur tersebut, penulis juga bisa menentukan akhir dari cerita yang akan dibuat.
1. Karakter/Penokohan
Manusia memiliki peran dengan karakter yang berbeda-beda di dalam kehidupannya atau kehidupan orang lain. Karakter atau penokohan di sini adalah siapakah yang berperan penting di dalam cerita yang akan dibuat oleh penulis?
2. Tujuan tokoh
Manusia hidup memiliki tujuan, begitu pun dengan para tokoh yang diciptakan oleh penulis. Secara tidak sadar, penulis pun memiliki tujuan yang ingin ia sampaikan lewat tulisannya.
3. Hambatan/Rintangan
Dalam hidup, Tuhan selalu menguji manusia dengan berbagai macam cobaan, entah yang mengalami sakit parah, kehilangan orang tua, atau bisnis yang bangkrut. Sama seperti tokoh yang penulis ciptakan, ketika para tokoh sudah memiliki tujuan tertentu, tokoh tersebut juga akan berhadapan dengan rintangan atau hambatan. Coba bayangin, deh, kalau hidup gak ada cobaan, pasti rasanya datar banget. Jangan sampai naskah kamu seperti ini, ya! Entah si tokoh yang diciptakan penulis dapat menyelesaikan rintangan tersebut atau tidak, tergantung dari si penulis itu sendiri. Tentunya ada konsekuensi yang akan dihadapi oleh si tokoh karangan, apabila tidak dapat menyelesaikan rintangan yang dibuat penulis.
4. Resolusi
Akhirnya bagaimana? Apakah berhasil sesuai dengan tujuan atau tidak? Dalam keadaan seperti apa? Bahagia atau justru menyedihkan?
Ingat. Si tokoh yang diciptakan penulis, pasti ingin kejelasan dalam kisahnya, dan penulis berhak atas akhir yang dipilih karena penulis adalah ‘tuhan’ dalam naskah yang ia buat.
Oleh karena itu, premis harus bisa dibuat menjadi satu kalimat singkat yang menggambarkan keseluruhan kejadian yang dialami tokoh, dengan rumus: nama karakter (karakterisasi dan inciting incident) ingin (tujuan tokoh) tapi (halangan tokoh) sehingga akhirnya (resolusi).
Contoh:
Anna (seorang anak kelas dua SMA dengan tiga orang adik, yang ditinggal mati oleh ayahnya karena serangan jantung) ingin (kuliah di fakultas kedokteran) tapi (tidak punya biaya karena ibunya sekarang menjadi ibu tunggal) sehingga akhirnya (menunda mendaftar di fakultas kedokteran untuk mencari uang, dan ia menyadari bahwa ia tetap bisa membantu orang dengan cara menjadi relawan di Yayasan Jantung Sehat).
Dari contoh di atas, langsung jelas, ‘kan, isi ceritanya tentang apa?
Jadi, sebelum kamu menulis, ada baiknya kamu membangun premis secara matang untuk menguji apakah cerita kamu memang punya tujuan dan tidak hanya akan tersesat ke mana-mana.
Setiap kali kamu bingung, cek kembali premis kamu, apakah tiap titik plot dan adegan yang kamu buat sudah searah dengan premisnya? Kalau tidak, bisa jadi kamu sedang berputar-putar saja.
###
Pertanyaan, 19 Juli 2021
Format
Nama | Pertanyaan
Yuk ...
1. Awaliyatun || dde masih bingung bedain premis sama outline
2. Senjapriany || Ka Apakah outline dan premis itu berbeda?
3. Suci ll Kak bedanya sinopsis sama premis itu apa kak? Soalnya masih susah untuk membedakan itu
Ini pertanyaan @Senjamon Saya jawab ya.
Premis itu landasan kesimpulan yang dijadikan alasan atau pemikiran. Premis adalah langkah awal dalam membuat kerangka. Premis sendiri adalah garis besar ide yang dijadikan pemikiran dalam membuat cerita. Formula Premis sebagai berikut
(Nama tokoh dan karakter) + (Tujuan) + (Rintangan) + (Resolusi)
Nama tokoh dan karakter adalah sifat dari suatu tokoh yang menjadi pemeran utama dalam cerita. Selanjutnya adalah tujuan yang ingin dicapai oleh tokoh utama lalu konflik atau rintangan yang dihadapi tokoh agar membuat alur semakin menarik terakhir adalah resolusi atau penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi si tokoh utama.
contoh :
Rika si anak cerewet dan pemberani ingin membasmi para koruptor di negeri ini tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa karena usianya baru 15 tahun lalu keajaiban datang, Rika menemukan botol jin ajaib.
**
Premis itu ide cerita awal, sedangkan sinopsis adalah ringkasan isi naskah cerita yang menggambarkan isi dari suatu buku, film atau yang lain. Sinopsis ditulis dengan singkat, padat, jelas dan ringkas. Biasanya ketika kita ingin mengajukan naskah kepada penerbit maka penerbit tersebut meminta sinopsis dari naskah yang kita tulis.
Gunungkidul, 20 Juli 2021
Wahhh mantab Bu
BalasHapusBelajar bu...
Hapus