#Tugas_Keenam
#Kelas_Cerpen
#WCS_70_Atik Suripto
Tema : Bahagia
Genre Fantasi
Jumlah Kata : 497
Petty Sayang Nenek
Petty gadis berusia enam tahun. Ia adalah anak yang sangat rajin. Petty seorang yatim piatu. Ia hidup bersama neneknya. Di sekitar gubuk mereka terdapat pohon yang rindang dan juga aliran sungai yang jernih. Untuk menyambung hidup neneknya berjualan sayuran di pasar setiap pagi hari. Nenek pulang kerumah setelah hari menjelang siang. Perjalanan nenek dari rumah ke pasar membutuhkan waktu beberapa jam. Hingga Petty berkeinginan untuk bisa buat neneknya sekejab sampai pasar tak perlu jalan berlama-lama.
Selama neneknya ke pasar Petty selalu di rumah hanya ditemani
seekor kucing yang nenek dapatkan saat pulang dari pasar. Petty merasa terhibur
dengan kucing itu. Si Belang, itulah nama yang diberikan Petty untuk kucingnya.
Si belang memiliki bulu yang sangat lembut. Warna hitam dan putih menambah manis kucing itu.
Petty sangat menyayangi kucingnya, setiap hari selalu diberi makan.
Setelah pekerjaan rumah Petty selesai Petty bermain-main dangan “Si Belang”. Begitu
asiknya bermain sampai kelelahan dan akhirnya tertidur.
“Belang kamu jemput Nenek, ya. Kasihan Nenek,”perintah Petty. Si
Belang dengan sigap segera menuruti perintah majikannya. Tak ingin melihat
Neneknya terlalu capek, maka dibuatnyalah Belang seperti seekor keledai agar
mampu membawa Neneknya kemanapun Nenek pergi hingga nanti Nenek tak merasakan
capek berjalan.
“Assalamu’alaikum Petty, Nenek datang, Nak,”sapa nenek.
“Wa’alaikumsalam Nek, Nenek sudah sampai. Tadi Si
Belang jemput Nenek tepat waktu kan, Nek? Tanya Petty sambil berjalan
menghampiri Nenek dan mengambil barang bawaan Neneknya.
“Iya, Nak. Belang jemputnya
tepat waktu jadi nenek sampai di rumah dengan cepat.
“Terimakasih Belang sayang, kamu selalu bantu aku dan Nenek,”kata
Petty sambil mengelus-elus bulu Si Belang yang lembut.
“Mioong, mioong,” jawab Belang seperti paham dengan apa yang diucapkan
Petty.
Sesampainya Nenek di rumah dan beristirahat sebentar, Petty
mengajak Nenek dan Belang untuk bermain-main di kebun penuh buah dan bunga.
Petty bernyanyi-nyanyi bahagia diikuti Nenek dan Belang. Bunga-bunga bermekaran
membuat kupu-kupu tertarik untuk hinggap menghisap madunya. Setelah bernyanyi dan
berlari-lari kecil Petty memetik buah dan makan bersama Nenek dan juga Belang.
Sore yang indah, Petty puas bermain bersama Nenek. Petty senang bisa
membuat Neneknya tersenyum bahagia.
“Ayo, Nek kita makan buah ini. Enak, Nek. Segar sekali.” Petty mengajak neneknya sambil berjalan mengambil pisau untuk membuka buah semangka yang merah segar. Tiba-tiba Petty terjatuh.
“Neeeeek…. , Patty berteriak sekuat tenaga. Napasnya senin kamis
Air mata Petty pun terurai. Namun ajaib ular itu berubah warna. Patty terbangun
dari tidurnya, dan ia dapati Neneknya dan juga Belang di sampingnya.
“Bangun, Petty. Kamu mimpi apa Nak? Nenek mendekat dan memeluk
cucunya.
“Nek, Nenek sudah pulang? Maafin Petty ya, Nek. Patty hanya mimpi
ya, Nek? tanya Petty sambil keheranan dan bangkit untuk duduk.
“Kamu mimpi apa, Nak? Tidak apa-apa, Nak. Kamu pasti lelah setelah
bereskan pekerjaan rumah yang belum sempat Nenek bereskan,” ucap nenek.
Setelah usai makan siang, Nenek dan Petty istrahat. Hingga
menjelang sore hari mereka pergi ke kebun memetik sayuran yang akan Nenek jual
ke pasar esok hari. Itulah kegiatan setiap hari yang Petty lakukan bersama
nenek. Di usianya yang masih belia Petty sudah mampu melakukan pekerjaan
selayaknya orang dewasa lakukan.
Gunungkidul, 9 Juli 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar