Sejujurnya Aku Katakan
#Tugas_Ketujuh
#Kelas_Cerpen
#WCS_70_Atik Suripto
Tema : Bebas
Genre : Bebas
Jumlah Kata : 500
Sejujurnya Aku Katakan
Pekan Olah Raga siswa antar sekolah telah di mulai. Awalnya yang
mendampingi anak-anak bertanding adalah
Bapak Erfan guru olah raga sekolah kami, waktu pertama tanding kalah, tanding
keduanya bapak Erfan tiba-tiba kok aku disuruh ikut mendampingi anak-anak.
Disaat pertandingan pertama keteter anak-anak kok ga pada fokus saat
bertanding, dengan tak sengaja aku tiba-tiba pingin kasih pengarahan
keanak-anak untuk jadi tim out, nah disitulah setiap tim out aku yang kasih
pengarahan tak disangka anak-anak semakin sadis dalam bertanding akhirnya Bapak
Erfan menyerahkan ke aku sebagai tim nasehat dalam bertanding, akhirnya
bertanding berkali-kali mendapatkan juara. Setiap Pekan Olah Raga anak-anak maunya aku yang menjadi penasehat/
tim outnya.
Berawal dari sering bertemu untuk latihan tournamen salah seorang
siswa yang saat itu di dampingi mamahnya, karena mamahnya juga mantan pemain
voli dan juga sebagai guru SMP. Mamahnya tau kalau anak-anak akrabnya sama aku,
begitu pula Runni anaknya. Akhir untuk pertandingan itu diserahkan ke aku dan
setiap akan tournament mamahnya selalu titip untuk jagain dia.
Setelah selesai tournamen siang itu aku lihat Runni sedang
murung menyendiri di sebuah pojok taman
di sekolah. Aku hampiri dia.
”Kamu kenapa Dik Runni?”. Sapaku mengagetkan lamunanya.
Seketika dia menoleh padaku
“Eh, ada Bapak. Aku lagi ada masalah Pak,” jawabnya polos.
Akupun minta dia untuk menceritakan apa yang sedang Runni alami,
panjang lebar dia menceritakan kisahnya, ternyata Runnu habis di putusin sama
cowoknya. Akupun kasih nasehat ke Runni untuk semangat jangan terlalu di ambil
pusing jika masalah yang dia alami hanya mengganngu aktivitas dalam belajar dan
berprestasi. Aku coba untuk meledeknya agar dia tersenyum.
“Ayolah tersenyum mosok cakep-cakep cemberut gitu, entar cakepnya
ilang lhu.” Dia pun tersenyum, walau aku lihat tidak seperti senyum-senyum
sebelumnya. Setelah aku beri nasehat hari itu … eeeeiit tidak di sangka dia
malah sering curhat ke aku bahkan sepertinya dia sudah nyaman denganku. Aku
harus segera sampaikan sesuatu ke Dik Runni tentang perasaan yang mungkin
menghinggapi hatiku dan hatinya. Segera aku ambil ponsel dan ku kirim pesan wa ke dia.
[Dik.. nanti ada waktu aku ingin bertemu bisa kan ]
Tidak menunggu lama aku menerima balasan darinya.
[Ya Pak nanti sore setelah les aku ada waktu nanti tunggu aku di
taman dekat sekolah ya ]
Runni berharap untuk bisa menjalin hubungan yang lebih bersamaku. Akupun sore itu menunggu
kedatangannya, setelah 10 menit aku di taman itu Runni datang dengan senyum ceria mengembang di wajah ayunya,
jujur aku suka denganya.
“Sudah lama menunggunya, Pak ? “ sapanya sambil berjalan mendekatiku.
“Belum Dik,” jawabku. Akupun
segera duduk agar lebih dekat dengan Runni dan aku katakan apa yang aku rasakan.
“Dik begini.. aku merasa sesuatu yang mengganjal di hatiku jujur Dik
aku suka sama kamu, namun perlu Dik Runni ketahui hal itu tidak baik dan tidak
mungkin diteruskan. Aku sudah berkeluarga. Dik Runni jangan banyak berharap
tentang aku. Disini aku sebatas pelatih aja.”. Kulihat Dik Runni sedikit pucet mendegar kata-kataku.
“Maafkan aku Dik.” Tak kudengar jawaban Dik Runni tapi aku melihat
air matanya menetes. Lebih baik jujur menyakitkan dari pada membuatnya terluka
di kemudian hari.
Gunungkidul, 18 Juli 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar