Cari Blog Ini

Sabtu, 17 Juli 2021

Sejujurnya Aku Katakan

 

Sejujurnya Aku Katakan


#Tugas_Ketujuh

#Kelas_Cerpen

#WCS_70_Atik Suripto

Tema : Bebas

Genre : Bebas

Jumlah Kata : 500

Sejujurnya Aku Katakan

Pekan Olah Raga siswa antar sekolah telah di mulai. Awalnya yang mendampingi  anak-anak bertanding adalah Bapak Erfan guru olah raga sekolah kami, waktu pertama tanding kalah, tanding keduanya bapak Erfan tiba-tiba kok aku disuruh ikut mendampingi anak-anak. Disaat pertandingan pertama keteter anak-anak kok ga pada fokus saat bertanding, dengan tak sengaja aku tiba-tiba pingin kasih pengarahan keanak-anak untuk jadi tim out, nah disitulah setiap tim out aku yang kasih pengarahan tak disangka anak-anak semakin sadis dalam bertanding akhirnya Bapak Erfan menyerahkan ke aku sebagai tim nasehat dalam bertanding, akhirnya bertanding berkali-kali mendapatkan juara. Setiap Pekan Olah Raga  anak-anak maunya aku yang menjadi penasehat/ tim outnya.

Berawal dari sering bertemu untuk latihan tournamen salah seorang siswa yang saat itu di dampingi mamahnya, karena mamahnya juga mantan pemain voli dan juga sebagai guru SMP. Mamahnya tau kalau anak-anak akrabnya sama aku, begitu pula Runni anaknya. Akhir untuk pertandingan itu diserahkan ke aku dan setiap akan tournament mamahnya selalu titip untuk jagain dia.

Setelah selesai tournamen siang itu aku lihat Runni sedang murung  menyendiri di sebuah pojok taman di sekolah. Aku hampiri dia.

”Kamu kenapa Dik Runni?”. Sapaku mengagetkan lamunanya.

Seketika dia menoleh padaku

“Eh, ada Bapak. Aku lagi ada masalah Pak,” jawabnya polos.

Akupun minta dia untuk menceritakan apa yang sedang Runni alami, panjang lebar dia menceritakan kisahnya, ternyata Runnu habis di putusin sama cowoknya. Akupun kasih nasehat ke Runni untuk semangat jangan terlalu di ambil pusing jika masalah yang dia alami hanya mengganngu aktivitas dalam belajar dan berprestasi. Aku coba untuk meledeknya agar dia tersenyum.

“Ayolah tersenyum mosok cakep-cakep cemberut gitu, entar cakepnya ilang lhu.” Dia pun tersenyum, walau aku lihat tidak seperti senyum-senyum sebelumnya. Setelah aku beri nasehat hari itu … eeeeiit tidak di sangka dia malah sering curhat ke aku bahkan sepertinya dia sudah nyaman denganku. Aku harus segera sampaikan sesuatu ke Dik Runni tentang perasaan yang mungkin menghinggapi hatiku dan hatinya. Segera aku ambil ponsel  dan ku kirim pesan wa ke dia.

[Dik.. nanti ada waktu aku ingin bertemu bisa kan  ]

Tidak menunggu lama aku menerima balasan  darinya.

[Ya Pak nanti sore setelah les aku ada waktu nanti tunggu aku di taman dekat sekolah ya ]

Runni berharap untuk bisa menjalin hubungan yang lebih  bersamaku. Akupun sore itu menunggu kedatangannya, setelah 10 menit aku di taman itu Runni datang dengan  senyum ceria mengembang di wajah ayunya, jujur aku suka denganya.

“Sudah lama menunggunya, Pak ? “ sapanya sambil berjalan mendekatiku.

 “Belum Dik,” jawabku. Akupun segera duduk agar lebih dekat dengan Runni dan aku katakan apa yang aku rasakan.

“Dik begini.. aku merasa sesuatu yang mengganjal di hatiku jujur Dik aku suka sama kamu, namun perlu Dik Runni ketahui hal itu tidak baik dan tidak mungkin diteruskan. Aku sudah berkeluarga. Dik Runni jangan banyak berharap tentang aku. Disini aku sebatas pelatih aja.”. Kulihat Dik Runni  sedikit pucet mendegar kata-kataku.

“Maafkan aku Dik.” Tak kudengar jawaban Dik Runni tapi aku melihat air matanya menetes. Lebih baik jujur menyakitkan dari pada membuatnya terluka di kemudian hari.

Gunungkidul, 18 Juli 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca