Cari Blog Ini

Minggu, 26 Juni 2022

Mengapa Pura di Tanah Liot Bergeser

Selamat malam sahabat tercinta. Alhamdulilah atas segala nikmat yang Allah berikan. Ucapan syukur tak terhingga terutama nikmat sehat yang Allah berikan telah membuat kita semua lancar dalam jalani aktivitas kita hari ini.
Dalam kesempatan ini saya masih akan berbagi tentang destinasi wisata. Kali ini saya akan ceritakan perjalanan saya dan rombongan K3S kapanewon Paliyan, Gunungkidul, DIY. Rombongan  ini berangkat dari Paliyan pukul 07.00 WIB menuju Bali. Semangat yang luar biasa dan hati bahagia terpancar dari senyum yang tersungging di semua anggota K3S Paliyan. Ya ... Setelah sekian waktu tak dapat melakukan kegiatan wisata dan  kali ini kesempatan itu hadir. 
Pukul 23.00 kami tiba di pelabuhan Ketapang Banyuwangi. 15 menit kemudian kami mulai menyeberang dan satu jam setelahnya kami tiba di Bali. Rombongan melanjutkan perjalanan darat hingga pukul 04.00 WITA. Kami turun dari Bus dan di jemput dengan mobil pribadi menuju penginapan untuk transit kami mandi dan salat subuh kemudian pukul 06.30 WTA rombongan menuju rumah makan Dewata dan kami makan pagi.
Tujuan wisata pertama adalah tanah liot atau pantai lot Bali. Pantai ini berada di tanah laut. Tak lupa kami berfoto bersama.
Setelah berfoto kami menikmati pemandangan laut yang begitu indah. Maha benar Allah dengan segala firmanya. Betapa kita terlihat kecil di hadapan-Nya. Melihat laut luas dan ombak yang berkejar-kejaran. Apa yang dapat kita banggakan. Jabatan, harta benda suami istri dan anak-anak? Tidak, semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah dan semua akan kembali kepada-Nya. Selagi kita punya kesempatan untuk memanfaatkan apa yang kita miliki maka manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sebelum masa itu hilang. Sebelum yang kita miliki akan Allah ambil. Semoga kita senantiasa berada dalam bimbingan Allah hingga kita tak lupa siapa diri kita.

Kembali ke cerita pura di pantai liot ini sebenarnya  banyak pura yang terdapat di pulau Bali. Untuk pura di tanah liot dibangun sekitar abad ke-15 oleh seorang pendeta hindu dari pulau jawa yang dikenal dengan nama Daeng Nirata kalau di Bali lebih dikenal kadaeng sakti waw raung artinya. Kadaeng sebutan dari Bali sakti artinya memiliki kemampuan ilmu tinggi dan waw raung artinya nembe rawuh atau baru datang.
Jadi kisah pendirian pura erat sekali dengan perjalanan keagamaan yang dilakoni oleh pendeta hindu dari pulau jawa ini yang namanya Dang Hiyang Nirata pada akhir abad ke-15. Tidak jauh dari kita masuk ke Bali harus melewati segoro rumpet ( segoro sempit) yang memisahkan pulau Jawa dan Bali atau selat Bali. Bedanya sekarang kita menyeberang dengan menggunakan kapal Feri, kalau jaman dulu tidak ada kapal Feri, tapi mereka pakai getek dan bersemedi di atas buah labu hingga dalat membawa beliau datang ke Bali.
5
Dari segi keilmuan dapat dilihat karena faktor abrasi yang sangat parah hingga bisa menggeser pulau itu. Tapi dari sejarahnya pura itu di geser oleh pendeta Dang Hiyanh Nirata, kenapa beliau geser ke tengah laut?  Karena beliau di serang oleh lurah disana yang bernama Ki Brandase Braban Sakti.
Ceritanya lurah ini sebelum kehadiran pendeta, lurah ini memiliki banyak pengikut. Sejak pendeta itu disana banyak pengikutnya yang meninggalkannya. Karena mungkin warga sudah jenuh mdndapatkan ajaran yang di sampaikan.

Itulah keterangan yang saya dapatkan dari gaet tentang sejarah bagaimana pura yang ada di tanah lot ini bisa bergeser dan berada di tanah tengah laut. Bagi umat Hindu  bisa beribdah disana. Dari perjalanan hari ini dapat di liat di pinggir jalan di depan setiap rumah terdapat banyak janur mekengkung. Hal ini karena baru saja dilaksanakanya perayaan hari besar Galungan dan Kuningan.

Setelah satu jam menimati suasana pantai tanah lot kami melanjutkan perjalanan ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Di sana dapat kita liat perjuangan rakya Bali dari membuka hutan untuk di jadikan rumah warga hingga perjuangan melawan penjajah.
Selanjutya saya dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju rumah makan dan untuk melskukan salat duhur. 
Sampai disini dulu perjalanan yang daoat sata ceritakan. Tunggu ya..untuk perjalan sata dan rombongan selanjutnya. 
Salam sehat salam literasi tetap semangat dan teruslah berkarya.

#lombablogpgri
#tantanganmenulissetiaphari
Day17
Bali, 26 Juni 2022

11 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca