Bahagia Bersama Meraih Ridho-Nya
Tidak ada kata yang bisa mewakili bagaimana rasanya berjuang di
tahun 2020 ini. Tahun yang cukup berat tapi banyak sekali keajaiban. Allah
tidak akan memberikan ujian pada hambanya sesuai dengan kesanggupanya. Tahun
cantik yang ku lalui telah terplaning beberapa yang harus di jalani. Terpaksa ada
yag harus tertunda dan belum terlaksana. Masuk bulan ke tiga di tahun cantik
ini Allah berikan ujian pada negeriku bahkan ke penjuru dunia. Segala tatanan
kehidupan berubah baik di bidang ekonomi,
politik, sosial maupun pendidikan.
Begitupula dalam kehidupan yang aku jalani. Di masa pandemi ini aku banyak mengalami hal baru, terkadang
ada sesuatu yang buat hatiku sedih. Aku sadari karena sejatinya masih banyak yang lebih
susah dariku, tak ada yang perlu disesali, terkadang orang yang jauh lebih
susah mereka lebih tabah dariku. Sesuatu hal yang tadinya ku nilai sebagai hal
negatif menjadi hal positif. Aku bisa manfaatkan waktu di rumah dengan berbagai
hal kegiatan positif. Aku merasa terlahir kembali. Baru aku sadari arti
pentingnya sebuah kebersamaan, kebersihan, ketaatan dan syukur dengan nikmat
sehat yang Allah berikan.
Sore itu dalam dekapan senja aku langkahkan kaki untuk segera
berlalu meninggalkan halaman belakang rumahku, berharap setelah senja berlalu
aku bisa dapatkan kerlib bintang dalam kegelapan malam. Agar kerlibnya mampu
menerangi hatiku yang kala itu dirundung pilu. Bagaimana tidak. Setiap senja
datang aku selalu teringat bunda yang telah lama meningalkan ku dan tak kan
pernah bisa kembali. Nasehatnya selalu terngiang dalam telingaku.
“ Nak jadilah istri yang sedikit banyak bisa menghasilkan uang
untuk membantu suamimu, minimal jika kamu menginginkan sesuatu kamu tak perlu
menunggu atau meminta dari suamimu”. Dengan spirit yang bunda berikan,
alhamdulilah aku bisa semangat untuk bekerja. Setelah aku selesaikan sekolah di
bangku menengah tingkat atas akupun tidak langsung kuliah, namun aku mencari
pekerjaan di kota, berharap aku mampu menambah pengalaman kehidupan dan satu
harapan bisa menemukan kekasih hatiku.
Hidup dalam perantaun yang jauh dari orang-orang yang kita cintai
membuat aku bisa berpikir betapa diri ini lemah tanpa mereka. Aku bangkit aku
semangat untuk mampu bertahan hidup di daerah orang. Walau dalam benak
terkadang berpikir untuk kembali ke kampung halaman, namun mengingat betapa besar harapan dan
cita-citaku maka aku tetap bersabar dan bertahan. Dengan segala pedih dan
perihnya persaingan hidup di kota. Di balik itu semua ada bahagia yang kurasa,
aku bisa mendapatkan sesuatu dan aku gunakan untuk memenuhi segala kebutuhanku.
Ada nikmat tersendiri di kala kita bisa merasakan hasil dari keringat sendiri.
“Halo, assalamu’alaikum, apa kabar nak ? “. Salam hangat dari
ayahku dari kampung halaman. Suara ayahku kudengar lewat telepon rumah pemilik
ibu kost yang sudah dua tahun aku tempati.
“Wa’alaikumsalam, alhamdulilah kabar baik yah”. Jawabku dengan
perasaan bahagai karena lama tidak bersua dengan ayah dan bunda. Terakhir aku
kirim surat memberitahukan aku kirim sedikit rijki untuk membantu ayah bunda di
kampung.
“ Nak ayah sudah ijinkan kamu untuk mencari pengalaman untuk
merantau, sekarang kamu sudah merasakan bagaimana berjuang dan bertahan untuk
kamu memepertahankan hidup disana. Sekarang ayah minta kamu bisa kembali untuk
pulang agar ayah bunda bisa tenang melihatmu bekerja di dekat rumah”. Pinta
ayah saat itu.
Obrolan kami lanjutkan sampai akhirnya aku memahami maksud ayah
untuk memintaku segera pulang. Alasan yang membuat hati seorang anak terketuk
tidak tega melihat keadaan orangtua yang
membutuhkan kehadiran kita sebagai seorang anak. Akhirnya aku putuskan untuk
menuruti keinginan kedua orang tuaku. Akupun mengundurkan diri dari
pekerjaanku.
Harapan tinggal harapan, selama aku di rantau tak kutemui seseorang
yang selama ini aku harapkan dan yang
kucari. Tak pernah aku dengar kabarnya. Waktu bergulir dengan begitu
cepatnya, jika tidak karena orang tua akupun pasti masih menunggumu sampai
akhirnya kita bisa hidup bersama seperti mimpi kita dulu. Bukan bukan karena
aku ingkar janji, namun semua sudah terjadi. Orang tuaku sudah menerima lamaran
dari orang lain. Sulit bagiku untuk menolak karena saat itu akupun juga belum
tahu tentang kabar beritamu. Sudah lima tahun berlalu aku menunggumu. Tiada
kepastian, aku sudah berusaha untuk menjaga semuanya selama kita tidak bersama
aku tidak bisa menerima orang lain. Harapan
kita untuk bisa bersama jalani kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan
mampu membuatku bertahan sampai tidak bisa menerima yang lain. tapi bukan untuk
saat ini aku bisa menerima orang lain karena orang tuaku.
Setiap orang tua sama yaitu menginginkan yang terbaik untuk
anak-anaknya begitu pula orang tuaku. Aku hanya berdoa dan berharap apa yang
menjadi harapan orangtuaku menjadi kenyataan. Aku bisa hidup bahagia bersama
orang yang belum lama aku kenal dan melamarku memintaku untuk bisa dampingi
mengarungi bahtera rumah tangga.
Kau datang saat acara lamaran yang disaksikan banyak orang disana.
Ya rabb beri petunjuk-Mu. Saat itu aku tidak bisa temui dirimu, karena memang
acara hampir saja dimulai. Bapak ketua rt yang saat itu menemuimu
memberitahukan bahwa ada lamaran di rumahku. Aku tahu kau kecewa aku tahu kau
bersedih.Tapi aku bisa buat apa. Kau datang bukan saat yang tepat kemana kamu
dulu, kemana kau saat aku membutuhkan jawabanmu. Air mata tak terasa menetes di
pipi. Sakit memang setelah selama ini kau yang kunanti-nanti datang bukan saat
yang tepat.
Maafkan aku, bukan maksud aku untuk menghianatimu bukan maksud hati
untuk menyakitimu. Aku doakan kau bisa menemukan kasih yang lain yang mampu
buatmu bahagia. Maafkan aku.
Aku yaqinkan hatiku untuk salat istiharoh mohon petunjuk-Nya. Jika
memang dia yang terbaik bagiku maka satukan dengan cara-Nya namun jika bukan
yang terbaik bagiku maka jauhkan. Berulang kali aku lakukan hal itu tetap hati
kecilku mampu menerima lamaran itu dan
menjadikannya imam dalam hidupku.
Merasa gagal dalam mempertahankan cintaku yang dulu aku impikan aku
berusaha bangkit dan berharap bahwa jodohku adalah pilihan Allah yang terbaik
bagiku. Satu keyaqinan aku mampu jalani dan menerima calon suamiku sepenuh
hati.
Tidak sengaja setelah lamaran berlangsung itu aku bertemu dia. Dia sampaikan
usahanya untuk bisa menemuiku, aku
berusaha menjelaskan semuanya dan aku memintanya untuk legowo iklaskan
semuanya. Karena aku tidak mungkin membatalkan kesepakatan yang telah orang tua
sepakati bersama.
“Dik mengapa kamu tega dengan semua ini? tanyanya datar.
“Mas maafkan aku, bukan maksudku untuk menyakitimu, setelah surat
terakhir yang aku kirim tanpa ada jawaban itu membuatku mulai ragu untuk
menunggumu. Sebenarnya aku masih bisa bertahan namun ternyata orangtuaku
berkehendak lain. Aku tidak bisa menolak keinginan mereka, kuharap kau mengerti”.
“Tidak bisakah kau batalkan lamaran itu?”. Dengan nada setengah
memohon.
“Tidak Mas, aku tidak mungkin mengecewakan orangtuaku, maafkan
aku”. Sambil berlalu meninggalkan dirinya yang masih duduk , harap-harap cemas.
Aku berlalu dengan perasaan yang tak menentu. Aku berusaha untuk
tidak meneteskan air mata di depannya walau jujur aku merasa tidak tega dengan
semua itu. Namun aku harus tegas karena tidak
mungkin aku semudah itu membatalkan lamaran yang telah terjadi.
Ketahuilah mas aku berharap kau bisa terima semua ini, kau harus
mampu bangkit dan berdiri mencari cinta sejatimu. Aku bukanlah yang terbaik
untukmu. Ada seseorang yang akan
menyayangimu dan dampingi hidupmu meraih kebahagiaan.
Di ujung malam yang sunyi kutermenung seorang diri. Tiada yang
mampu aku lakukan selain pasrahkan semuanya pada-Nya. Kusebut kau dalam doa
mohon yang terbaik Allah berikan untukmu.
Cinta dalam hidupku kini seakan mati, untuk yang petama yang pernah
ada kini entah kemana .Tuhan tunjukanlah jalan agar kulupakan semua. Kegagalan
hidup ini biar berlalu dalam diriku. Selamat jalan kasih selamat datang bahagia
biarlah semua yang dulu kujadikan pedoman dalam hidupku.
Hari yang di sepakati untuk melangsungkan pernikahan itu telah
tiba. Kemeriahan pesta pernikahan berlangsung. Suka cita keluarga besarku
menunggu saat dimana acara pernikahan itu berlangsung. Bismilah ya rabb inilah
jalanku biar semua kenangan bersamanya aku simpan dalam hati. Akan kujadikan
pelajaran penting dalam hidupku. Bahwa sekuat apapun keinginan kita jika Allah
tidak berkenan maka kita pun tidak bisa apa-apa. Terima dan syukuri apa yang
telah Allah berikan pada kita. Cinta tidak harus memiliki. Sesuatu yang menurut
kita baik beum tentu baik di hadapan Allah dan begitu sebaliknya sesuatu yang
menurut kita buruk bagi kita namun belum tentu buruk dihadapan Allah.
Jalan masih panjang rintangan dan hambatan pasti menghadang, namun
semua harus kita persiapkan dengan berbekal keyakinan bahwa Allah selalu ada
untuk kita. Jika kita dekat Allah akan dekat. Selamt datang tahun 2021 hari
baru semangat baru kemarin adalah kenangan hari ini adalah kenyataan dan esok
adalah harapan.
Tahun 2021 keadaan mungkin masih tidak mudah, tapi dengan terus
bersabar, berdoa dan berikhtiar Insya Allah kita harus yakin bisa melaluinya
bersama dan kita akhirnya bisa bahagia bersama. Kita
sambut mentari pagi dengan hati berseri untuk lalui hari yang penuh warna
dengan iklas hati. Niscaya damai kan bersamai langkah kita.
Bunda tenanglah disana kini anakmu
telah berumah tangga dan apa yang menjadi keinginamu tercapai aku
seorang istri yang bekerja dan tidak hanya menggantungkan pemberian dari suami.
Aku bisa bagi waktuku untuk bekerja dan tetap melaksanakn kwajibanku sebagi
istri dan ibu. Terimaksih bunda jasamu tiada tara.
#NubalaProjek
#First life . Untuk kita hidup adalah pengalaman pertama
tidak apa gagal, sesekali menyesal, asal tidak berhenti melangkah.
Jan19AiseiWritingChallenge
Gunungkidul, 19 Januari 2020
Terharu. Smg bahagia ya
BalasHapusAamiin..mksih buk
HapusUntuk kita hidup adalah pengalaman pertama tidak apa gagal, sesekali menyesal, asal tidak berhenti melangkah. Mantap Bu.
BalasHapusIya bu ismi
HapusKegagalan jangan pernah ada, jika bisa.
BalasHapusHehe..iya buk.. Tp kdng kegagalan tetap mnghampiri kita
HapusTetap semangat lanjutkan...
BalasHapus