Cari Blog Ini

Senin, 18 Januari 2021

Bahagia Bersama Meraih Ridho-Nya

 

Bahagia Bersama Meraih Ridho-Nya



 

Tidak ada kata yang bisa mewakili bagaimana rasanya berjuang di tahun 2020 ini. Tahun yang cukup berat tapi banyak sekali keajaiban. Allah tidak akan memberikan ujian pada hambanya sesuai dengan kesanggupanya. Tahun cantik yang ku lalui telah terplaning beberapa yang harus di jalani. Terpaksa ada yag harus tertunda dan belum terlaksana. Masuk bulan ke tiga di tahun cantik ini Allah berikan ujian pada negeriku bahkan ke penjuru dunia. Segala tatanan kehidupan berubah baik di bidang  ekonomi, politik, sosial maupun pendidikan.

Begitupula dalam kehidupan yang aku jalani. Di masa  pandemi ini aku banyak mengalami hal baru, terkadang ada  sesuatu yang buat hatiku sedih. Aku sadari karena sejatinya masih banyak yang lebih susah dariku, tak ada yang perlu disesali, terkadang orang yang jauh lebih susah mereka lebih tabah dariku. Sesuatu hal yang tadinya ku nilai sebagai hal negatif menjadi hal positif. Aku bisa manfaatkan waktu di rumah dengan berbagai hal kegiatan positif. Aku merasa terlahir kembali. Baru aku sadari arti pentingnya sebuah kebersamaan, kebersihan, ketaatan dan syukur dengan nikmat sehat yang Allah berikan.

Sore itu dalam dekapan senja aku langkahkan kaki untuk segera berlalu meninggalkan halaman belakang rumahku, berharap setelah senja berlalu aku bisa dapatkan kerlib bintang dalam kegelapan malam. Agar kerlibnya mampu menerangi hatiku yang kala itu dirundung pilu. Bagaimana tidak. Setiap senja datang aku selalu teringat bunda yang telah lama meningalkan ku dan tak kan pernah bisa kembali. Nasehatnya selalu terngiang dalam telingaku.

“ Nak jadilah istri yang sedikit banyak bisa menghasilkan uang untuk membantu suamimu, minimal jika kamu menginginkan sesuatu kamu tak perlu menunggu atau meminta dari suamimu”. Dengan spirit yang bunda berikan, alhamdulilah aku bisa semangat untuk bekerja. Setelah aku selesaikan sekolah di bangku menengah tingkat atas akupun tidak langsung kuliah, namun aku mencari pekerjaan di kota, berharap aku mampu menambah pengalaman kehidupan dan satu harapan bisa menemukan kekasih hatiku.

Hidup dalam perantaun yang jauh dari orang-orang yang kita cintai membuat aku bisa berpikir betapa diri ini lemah tanpa mereka. Aku bangkit aku semangat untuk mampu bertahan hidup di daerah orang. Walau dalam benak terkadang berpikir untuk kembali ke kampung halaman, namun  mengingat betapa besar harapan dan cita-citaku maka aku tetap bersabar dan bertahan. Dengan segala pedih dan perihnya persaingan hidup di kota. Di balik itu semua ada bahagia yang kurasa, aku bisa mendapatkan sesuatu dan aku gunakan untuk memenuhi segala kebutuhanku. Ada nikmat tersendiri di kala kita bisa merasakan hasil dari keringat sendiri.

“Halo, assalamu’alaikum, apa kabar nak ? “. Salam hangat dari ayahku dari kampung halaman. Suara ayahku kudengar lewat telepon rumah pemilik ibu kost yang sudah dua tahun aku tempati.

“Wa’alaikumsalam, alhamdulilah kabar baik yah”. Jawabku dengan perasaan bahagai karena lama tidak bersua dengan ayah dan bunda. Terakhir aku kirim surat memberitahukan aku kirim sedikit rijki untuk membantu ayah bunda di kampung.

“ Nak ayah sudah ijinkan kamu untuk mencari pengalaman untuk merantau, sekarang kamu sudah merasakan bagaimana berjuang dan bertahan untuk kamu memepertahankan hidup disana. Sekarang ayah minta kamu bisa kembali untuk pulang agar ayah bunda bisa tenang melihatmu bekerja di dekat rumah”. Pinta ayah saat itu.

Obrolan kami lanjutkan sampai akhirnya aku memahami maksud ayah untuk memintaku segera pulang. Alasan yang membuat hati seorang anak terketuk tidak tega melihat keadaan  orangtua yang membutuhkan kehadiran kita sebagai seorang anak. Akhirnya aku putuskan untuk menuruti keinginan kedua orang tuaku. Akupun mengundurkan diri dari pekerjaanku.

Harapan tinggal harapan, selama aku di rantau tak kutemui seseorang yang selama ini aku harapkan dan yang  kucari. Tak pernah aku dengar kabarnya. Waktu bergulir dengan begitu cepatnya, jika tidak karena orang tua akupun pasti masih menunggumu sampai akhirnya kita bisa hidup bersama seperti mimpi kita dulu. Bukan bukan karena aku ingkar janji, namun semua sudah terjadi. Orang tuaku sudah menerima lamaran dari orang lain. Sulit bagiku untuk menolak karena saat itu akupun juga belum tahu tentang kabar beritamu. Sudah lima tahun berlalu aku menunggumu. Tiada kepastian, aku sudah berusaha untuk menjaga semuanya selama kita tidak bersama aku tidak bisa menerima orang lain. Harapan  kita untuk bisa bersama jalani kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan mampu membuatku bertahan sampai tidak bisa menerima yang lain. tapi bukan untuk saat ini aku bisa menerima orang lain karena orang tuaku.

Setiap orang tua sama yaitu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya begitu pula orang tuaku. Aku hanya berdoa dan berharap apa yang menjadi harapan orangtuaku menjadi kenyataan. Aku bisa hidup bahagia bersama orang yang belum lama aku kenal dan melamarku memintaku untuk bisa dampingi mengarungi bahtera rumah tangga.

Kau datang saat acara lamaran yang disaksikan banyak orang disana. Ya rabb beri petunjuk-Mu. Saat itu aku tidak bisa temui dirimu, karena memang acara hampir saja dimulai. Bapak ketua rt yang saat itu menemuimu memberitahukan bahwa ada lamaran di rumahku. Aku tahu kau kecewa aku tahu kau bersedih.Tapi aku bisa buat apa. Kau datang bukan saat yang tepat kemana kamu dulu, kemana kau saat aku membutuhkan jawabanmu. Air mata tak terasa menetes di pipi. Sakit memang setelah selama ini kau yang kunanti-nanti datang bukan saat yang tepat.

Maafkan aku, bukan maksud aku untuk menghianatimu bukan maksud hati untuk menyakitimu. Aku doakan kau bisa menemukan kasih yang lain yang mampu buatmu bahagia. Maafkan aku.

Aku yaqinkan hatiku untuk salat istiharoh mohon petunjuk-Nya. Jika memang dia yang terbaik bagiku maka satukan dengan cara-Nya namun jika bukan yang terbaik bagiku maka jauhkan. Berulang kali aku lakukan hal itu tetap hati kecilku mampu menerima lamaran itu  dan menjadikannya imam dalam hidupku.

Merasa gagal dalam mempertahankan cintaku yang dulu aku impikan aku berusaha bangkit dan berharap bahwa jodohku adalah pilihan Allah yang terbaik bagiku. Satu keyaqinan aku mampu jalani dan menerima calon suamiku sepenuh hati.

Tidak sengaja setelah lamaran berlangsung itu aku bertemu dia. Dia sampaikan usahanya untuk bisa  menemuiku, aku berusaha menjelaskan semuanya dan aku memintanya untuk legowo iklaskan semuanya. Karena aku tidak mungkin membatalkan kesepakatan yang telah orang tua sepakati bersama.

“Dik mengapa kamu tega dengan semua ini? tanyanya datar.

“Mas maafkan aku, bukan maksudku untuk menyakitimu, setelah surat terakhir yang aku kirim tanpa ada jawaban itu membuatku mulai ragu untuk menunggumu. Sebenarnya aku masih bisa bertahan namun ternyata orangtuaku berkehendak lain. Aku tidak bisa menolak keinginan mereka, kuharap kau mengerti”. 

“Tidak bisakah kau batalkan lamaran itu?”. Dengan nada setengah memohon.

“Tidak Mas, aku tidak mungkin mengecewakan orangtuaku, maafkan aku”. Sambil berlalu meninggalkan dirinya yang masih duduk , harap-harap cemas.

Aku berlalu dengan perasaan yang tak menentu. Aku berusaha untuk tidak meneteskan air mata di depannya walau jujur aku merasa tidak tega dengan semua itu. Namun aku harus tegas karena tidak  mungkin aku semudah itu membatalkan lamaran yang telah terjadi.

Ketahuilah mas aku berharap kau bisa terima semua ini, kau harus mampu bangkit dan berdiri mencari cinta sejatimu. Aku bukanlah yang terbaik untukmu.  Ada seseorang yang akan menyayangimu dan dampingi hidupmu meraih kebahagiaan.

Di ujung malam yang sunyi kutermenung seorang diri. Tiada yang mampu aku lakukan selain pasrahkan semuanya pada-Nya. Kusebut kau dalam doa mohon yang terbaik Allah berikan untukmu.

Cinta dalam hidupku kini seakan mati, untuk yang petama yang pernah ada kini entah kemana .Tuhan tunjukanlah jalan agar kulupakan semua. Kegagalan hidup ini biar berlalu dalam diriku. Selamat jalan kasih selamat datang bahagia biarlah semua yang dulu kujadikan pedoman dalam hidupku.

Hari yang di sepakati untuk melangsungkan pernikahan itu telah tiba. Kemeriahan pesta pernikahan berlangsung. Suka cita keluarga besarku menunggu saat dimana acara pernikahan itu berlangsung. Bismilah ya rabb inilah jalanku biar semua kenangan bersamanya aku simpan dalam hati. Akan kujadikan pelajaran penting dalam hidupku. Bahwa sekuat apapun keinginan kita jika Allah tidak berkenan maka kita pun tidak bisa apa-apa. Terima dan syukuri apa yang telah Allah berikan pada kita. Cinta tidak harus memiliki. Sesuatu yang menurut kita baik beum tentu baik di hadapan Allah dan begitu sebaliknya sesuatu yang menurut kita buruk bagi kita namun belum tentu buruk dihadapan Allah.

Jalan masih panjang rintangan dan hambatan pasti menghadang, namun semua harus kita persiapkan dengan berbekal keyakinan bahwa Allah selalu ada untuk kita. Jika kita dekat Allah akan dekat. Selamt datang tahun 2021 hari baru semangat baru kemarin adalah kenangan hari ini adalah kenyataan dan esok adalah harapan.

Tahun 2021 keadaan mungkin masih tidak mudah, tapi dengan terus bersabar, berdoa dan berikhtiar Insya Allah kita harus yakin bisa melaluinya bersama dan kita akhirnya bisa bahagia bersama. Kita sambut mentari pagi dengan hati berseri untuk lalui hari yang penuh warna dengan iklas hati. Niscaya damai kan bersamai langkah kita.

Bunda tenanglah disana kini anakmu  telah berumah tangga dan apa yang menjadi keinginamu tercapai aku seorang istri yang bekerja dan tidak hanya menggantungkan pemberian dari suami. Aku bisa bagi waktuku untuk bekerja dan tetap melaksanakn kwajibanku sebagi istri dan ibu. Terimaksih bunda jasamu tiada tara.

#NubalaProjek

#First life . Untuk kita hidup adalah pengalaman pertama tidak apa gagal, sesekali menyesal, asal tidak berhenti melangkah.

Jan19AiseiWritingChallenge

Gunungkidul, 19 Januari 2020

 

7 komentar:

  1. Untuk kita hidup adalah pengalaman pertama tidak apa gagal, sesekali menyesal, asal tidak berhenti melangkah. Mantap Bu.

    BalasHapus
  2. Kegagalan jangan pernah ada, jika bisa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe..iya buk.. Tp kdng kegagalan tetap mnghampiri kita

      Hapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca