#SelasaBerbagi
Sahabat Lagerunal
Menulis Cerpen
Selasa berbagi hari ini akan mendapat materi dari Bapak Susanto
atau lebih dikenal dengan Pak D. Dengan moderator Bapak Sucipto.
Bapak Cipto menyapa dengan salam dan mempersilahkan Bapak Susanto
untuk menyampaikan materi selasa berbagi.
Bapak Susanto, adalah anggota dari Lagerunal kami mengenal dengan panggilan Pak
D.
Saya mengenal Pak D di grup Aisei, awalnya saya share tulisan ke
grup Aisei dan beliau memberikan komen, saat itu Pak D mengingatkan saya untuk
penggunaan “di” yang tepat. Alhamdulialah beruntungnya jika punya teman yang bisa
mengingatkan kita. Terimakasih Pak D. Dari sana saya sering juga bertanya pada Pak
D dan dengan senang hati Pak D selalu menjawabnya.
Pada #SelasaBerbagi ini, beliau melanjutkan "tantangan"
sebelumnya, dari mazmo (Pak Sudomo @ https://eigendomo.com/selasaberbagi-contoh-tantangan-pertemuan-kedua/)
Pada saat itu Pak sudomo menerangkan tentang alur & penokohan.
Materi itu lanjutan dari materi tentang membuat Tema & Premis
Pak D sebagai anggota Lagerunal luar biasa sudah mengisi
selasaberbagi,karena memang Pak D pantas untuk membagi ilmuyang beliau miliki.
Setelah pertemuan kedua mencari bahan bacaan sebagai pedoman untuk pak
D dalam menulis cerpen nanti.
Menurut beliau jika hanya belajar dengan melihat dan mengamati
cerpen yang sudah ada, maka tidak tahu persis apakah penulisan narasi &
dialognya sudah sesuai dengan kaidah bahasa kita. Setelah bahan terkumpul, beliau
simpan sebagai pedoman bagi diri sendiri.
Namun karena kita punya blog dan ada "tuntutan" untuk
mengirim tulisan, bahan tersebut Pak D tulis kembali sebagai sebuah artikel.
Nah tulisan itu "tertangkap" oleh Master Fiksi kita (Momo DM) lalu
didiskusikan untuk bisa dibagikan kepada kawan-kawan pada hari ini. Ya, hari
selasa, hari berbagi pada grup lagerunal. Pak D adalah sosok yang rendah hati
walaupun sudah banyak ilmunya namun tetap rendah hati dan merasa dirinya tidak
ada apa-apanyadi bandingkan sahabat lagerunal.
Pak D menceritakan Bagaiman beliau berkomunikasi denagn salah satu
grup lagerunal yaitu Ibu Rofiana dari jogja. Pak D meminta untuk membaca cerpen
milik Ibu Rofiana untuk di cermati penulisannya. Pak D merasa Ibu Rofiana
pintar untuk Menyenangkan hati Pak D denagn membuktikan bahwa cerpen Ibu
Rofiana semakin enak dibaca. Akhirnya datang file word berisi naskah cerpen
kedua.
Dari kedua naskah tersebut menguatkan niat saya untuk membagikan
teknik penulisan itu dalam blog.
Mengapa fiksi jangan hanya narasi, tetapi perlu dialog?
Kata Mbak Istiqomah dalam
istiqomahalmaky.com, jika memoar, cerpen, dan novel nyaris berisi narasi
semua itu sangat melelahkan pembacanya. Membosankan. Pembaca jadi seolah-olah
didongengi, diceramahi.
Meskipun narasi adalah salah satu cara penulis menyampaikan isi
cerita kepada pembaca selain aksi dan dialog. Melalui narasi pembaca dapat
mengetahui seting tempat, peristiwa, pikiran tokoh, renungan-renungan tokoh
(kontemplasi), dan flashback cerita sehingga pembaca dapat lebih memahami alur
cerita dan dapat menikmatinya. Aksi berupa tindakan fisik yang dilakukan tokoh.
Contohnya, Ia berjalan sambil sesekali bersiul-siul ringan. Untuk dialog, pasti
pembaca sudah tahu. Karena dituliskan dalam bentuk kalimat langsung.
Teknik Menulis Narasi & Dialog
Jika kekuatan ucapan atau bahasa lisan adalah intonasi dan
mimik/pantomimik sang penutur, maka kekuatan bahasa tulis terletak pada
pungtuasi/tanda baca yang digunakan. Kalimat yang efektif juga tidak kalah
menentukan. Lalu, bagaimana penulisan dialog dalam cerita yang akan kita tulis
dengan tanda baca dan ejaan yang benar?
Jika penulisannya benar, tulisan akan enak dibaca. Selain itu,
pembaca cerita kita makin mudah memahami makna cerita. Selain itu, jika tulisan
rapi, setidaknya itu bisa menjadi nilai plus
ketika mengikuti lomba-lomba seputar dunia kepenulisan. Salah satunya
seperti event yang diadakan oleh sebuah penerbit. Baik indi ataupun mayor,
biasanya salah satu yang dinilai dari naskah tersebut selain isinya yang
menarik adalah kesesuaian tanda baca.
Memang ada editor yang bertugas untuk memperbaiki tulisan kita
bahkan membuatnya menjadi lebih hidup. Tapi, memangnya kita mau mengandalkan
editor terus? Kalau bisa sendiri, kenapa enggak? Enggak ada salahnya belajar
tanda baca dan membuat dialog yang benar. :-)
Narasi Sebelum dan Sesudah Dialog
Narasi menggambarkan kondisi atau keadaan sehingga pembaca
mengetahui tempat, peristiwa, maupun pikiran tokoh. Efeknya, pembaca semakin
mudah memahami alur serta menikmati cerita dengan baik. Istiqomah mengatakan
bahwa fiksi dengan narasi terlalu panjang dan miskin dialog melelahkan untuk
dibaca dan membosankan (istiqomahalmaky.com).
Bagaimana penulisan narasi yang diikuti dialog dan sebaliknya?
Pak D kemudian memberikan contoh penulisan dialog yang salah.
1.
Bisikan
bapak mengagetkanku, “Nduk, Ibu sudah pulang.” (Diakhiri tanda koma pada narasi
yang seharusnya tanda titik (.)
2.
Bisikan
bapak mengagetkanku. “nduk, Ibu sudah pulang.” (Kalimat dialog dimulai dengan
huruf kecil, seharusnya KAPITAL)
3.
“Nanti
kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi” Aku kecewa dengar
pernyataan ayahku. ( Tidak ada tanda titik pada akhir dialog)
4.
“Nanti
kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi.” aku kecewa dengar
pernyataan ayahku. (Kalimat narasi diawali huruf kecil seharusnya kapital)
Dialog Tag
Jika Anda membaca dialog seperti berikut ini.
“Duduk di sana yuk,” ajak Danu.
“Hai-hai, CLBK nih ye,” goda Juna sambil tersenyum jenaka pada kami
berdua.
Kata “ajak” dan “goda” pada kalimat di atas itulah yang dinamakan
dialog tag. Jadi, dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Dialog tag
juga sering terdapat sebelum dialog.
Fungsi dialog tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada
pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan
huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak
sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.
Pak D memeperjelas tentang Fungsi dialog tag. Fungsi dialog Tag
adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag
mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda
koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka
penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.
Contoh lengkap di sini https://www.rinmuna.com/2019/02/macam-macam-dialog-tag.html
Contoh penulisannya sebagai berikut.
“Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.
Iwan berkata, “Buku ini aku pinjam.”
Berikut contoh yang salah. Tanda baca titik (.) yang seharusnya
tanda koma (,) dan huruf awal setelah dialog adalah huruf kapital, seharusnya
huruf kecil.
“Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.
Iwan berkata. “Buku ini aku kupinjam.”
Wah, ternyata harus teliti menuliskan itu semua. Masih adakah
teknik penulisan lainnya? Saya pun kembali berburu ilmu teknik penulisan cerita
fiksi selanjutnya.
Tanda Seru dan Tanda Tanya di Akhir Dialog
Anda pernah marah, berteriak, atau sekedar memberi peringatan atau menegaskan?
Jika Anda tulis maka pada akhir dialog dibubuhi tanda seru. Ingat, ya!
Intonasinya tinggi.
Contoh:
“Pergi dari rumahku
sekarang!” bentak Somad.
Kalimat dialog jangan diberi tanda titik karena intonasinya tinggi.
Dialog tag “bentak” ditulis dimulai dengan huruf kecil.
“Aku tidak sejahat itu …”
ucapnya lirih.
Meskipun penegasan, akan tetapi narasi “ucapnya lirih” membayangkan
intonasi yang digunakan rendah.
Bolehkah mengunakan tanda seru? Boleh, namun narasi sesudahnya
merupakan kalimat yang lain.
Contohnya:
“Aku tidak sejahat itu!”
Dengan lirih Sari menegaskan.
Nah, membacanya juga beda, kan?
Buanglah tanda koma pada tempatnya!
Pak D , yang masih merasa belajar memulai menulis cerita fiksi, tanpa
sadar kadang menambahkan tanda koma (,) sesudah tanda tanya.
Contohnya:
“Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Reza.
Apa yang janggal? Penggunaan tanda koma yang tidak tepat dan
menulis dialog tag “tanya” diawali huruf kapital.
Tentu kita memerlukan contoh yang benar.
“Sedang apa kamu di sini?” tanya Reza.
Tidak memerlukan tanda koma. Jadi, buanglah tanda koma pada
tempatnya!”
Namun cermati kalimat berikut ini!
“Apa kau yang melukainya?”
Melirik ke arah wanita di sampingnya.
Kalimat tersebut sudah benar. Mengapa huruf awal dalam narasinya
kapital? Benar! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya”
dikatakan sebagai kalimat baru.
Berbeda apabila kalimatnya seperti ini:
“Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di
sampingnya.
Kata “tanya” adalah dialog tag dan itu dikatakan masih dalam satu
kalimat.
Tanda Elipsis/Titik tiga (…)
Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah
titik empat buah).
Contoh:
“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”
Apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi
setelahnya, maka hanya terdapat tanda elipsis di sana.
Contoh:
“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.
Penggunaan En Dash (—) atau Tanda Pisah dalam Dialog
Contoh 2:
“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah
ucapannya).
“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.
Tanda pisah bersimbol (–) en dash atau (—) em dash tidak ada
tombolnya pada papan ketik. Dua tanda hubung yang dirangkai tanpa spasi (--)
dapat digunakan sebagai lambang tanda pisah.
TERAKHIR, YANG TIDAK KALAH PENTING
Penggunaan Kata “kan” dalam dialog
Perhatikan contoh di bawah ini.
Contoh :
“Dia itu kekasihmu, kan?”
Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.
Demikian juga ketika menggunakan kata sapaan pendek/pengganti
panggilan seperti: Nak, Kak, Bu, dan sebagainya. Gunakan tanda koma sebelum
kata itu dituliskan.
“Belajar yang rajin ya, Nak.”
Nama dan Panggilan dalam Dialog
Contoh 1:
“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.
Pada contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital.
Orang yang di maksud ada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.
Contoh 2:
“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.
Pada contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil tanda
bahwa sang ayah tidak ada di sana atau tidak terlibat dalam percakapan
tersebut.
Contoh 3 :
“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”
Pada contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil
dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Hal ini dapat
dipahamai karena pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan tersebut.
“Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”
Pada contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar
dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan sapaan. Dapat dipahami bahwa
pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.
Di akhhir penyampain materi Pak D tidak memberikan tantangan namun mengajak sahabatLlage untuk menyelesaikan cerpen yang sudah dirancang sebelumnya dan mengajakuntuk bergabung menulis antologi cerpen bersama Bu Kanjeng.
Namun sesudahnya, sebelum cerita itu dipublikasikan, sebaiknya
disunting dengan berpedoman pada penjelasan di atas.
Dengan candanaya yang renyah Pak D meminta peserta untuk memberi
pekerjaan baru untuknya sebagai editor. Hehe
Demikian selasa berbagi kali ini, ilmu yang sangat luar biasa sangat
bermanfaat bagi penulis cerpen pemula seperti saya. Terimakasih Pak D semoga
jariyah mengalir untuk Pak D.
Bismilah semoga segera bisa lanjut untuk menulis cerpen.
Salam sehat,salamliterasi tetap semangat dan terus berkarya.
Jan27AiseiWritingChallenge
Gunungidul,27 Januari 2021
Wow, kolaborasi yang indah, pak, :)
BalasHapusHehe..iya mbk dahlia.. .
HapusTerimakasih...dari dialog yang panjang dan waktu yang berbeda dapat dirangkum kan satu waktu. Sekali baca. Wow...keren. perlu kesabaran yang luar biasa untuk mencurahkan semua pengalaman menulis yang di perolehnya
BalasHapusHai tante ari..yuuk smngt lgi nulis cerpennya..
HapusWahhhh mantap Buuu
BalasHapusHehe..mksih buk
BalasHapusKereeen bun...
BalasHapusMksih buk..
HapusIni baru resume... Lengkap banget.
BalasHapusSaran Bu: Mungkin bisa diberikan teks berwarna atau cetak tebal untuk setiap pergantian sub materi. Agar pembaca lebih nyaman membacanya
Sekedar saran Saja... mohon maaf yaa
Sehat Selalu
Siap terimakasih pak..
HapusSemnagat lanjutkan
BalasHapusInsyaAllah siap
HapusPanjangnyaaa.... Terima kasih deh.
BalasHapusIyaaa pak D..biar ga da yg tercecer.. Mksih ya sharingnya
HapusTerimakasih ilmunya,nggih
BalasHapusYa buk..Pak D yang share ilmunya buk.sya hnya mmbuat resume.. Smg bermanfaat..
Hapus