Cari Blog Ini

Selasa, 26 Januari 2021

Menulis Cerpen

 

#SelasaBerbagi

Sahabat Lagerunal

Menulis Cerpen



Selasa berbagi hari ini akan mendapat materi dari Bapak Susanto atau lebih dikenal dengan Pak D. Dengan moderator Bapak Sucipto.

Bapak Cipto menyapa dengan salam dan mempersilahkan Bapak Susanto untuk menyampaikan materi selasa berbagi.

Bapak Susanto, adalah anggota dari  Lagerunal kami mengenal dengan panggilan Pak D.

Saya mengenal Pak D di grup Aisei, awalnya saya share tulisan ke grup Aisei dan beliau memberikan komen, saat itu Pak D mengingatkan saya untuk penggunaan “di” yang tepat. Alhamdulialah beruntungnya jika punya teman yang bisa mengingatkan kita. Terimakasih Pak D. Dari sana saya sering juga bertanya pada Pak D dan dengan senang hati Pak D selalu menjawabnya.

Pada #SelasaBerbagi ini, beliau melanjutkan "tantangan" sebelumnya, dari mazmo (Pak Sudomo @ https://eigendomo.com/selasaberbagi-contoh-tantangan-pertemuan-kedua/)

Pada saat itu Pak sudomo menerangkan tentang alur & penokohan.

Materi itu lanjutan dari materi tentang membuat Tema & Premis

Pak D sebagai anggota Lagerunal luar biasa sudah mengisi selasaberbagi,karena memang Pak D pantas untuk membagi ilmuyang beliau miliki.

Setelah pertemuan kedua mencari bahan bacaan sebagai pedoman untuk pak D dalam menulis cerpen nanti.

Menurut beliau jika hanya belajar dengan melihat dan mengamati cerpen yang sudah ada, maka tidak tahu persis apakah penulisan narasi & dialognya sudah sesuai dengan kaidah bahasa kita. Setelah bahan terkumpul, beliau simpan sebagai pedoman bagi diri sendiri.

Namun karena kita punya blog dan ada "tuntutan" untuk mengirim tulisan, bahan tersebut Pak D tulis kembali sebagai sebuah artikel. Nah tulisan itu "tertangkap" oleh Master Fiksi kita (Momo DM) lalu didiskusikan untuk bisa dibagikan kepada kawan-kawan pada hari ini. Ya, hari selasa, hari berbagi pada grup lagerunal. Pak D adalah sosok yang rendah hati walaupun sudah banyak ilmunya namun tetap rendah hati dan merasa dirinya tidak ada apa-apanyadi bandingkan sahabat lagerunal.

Pak D menceritakan Bagaiman beliau berkomunikasi denagn salah satu grup lagerunal yaitu Ibu Rofiana dari jogja. Pak D meminta untuk membaca cerpen milik Ibu Rofiana untuk di cermati penulisannya. Pak D merasa Ibu Rofiana pintar untuk Menyenangkan hati Pak D denagn membuktikan bahwa cerpen Ibu Rofiana semakin enak dibaca. Akhirnya datang file word berisi naskah cerpen kedua.

Dari kedua naskah tersebut menguatkan niat saya untuk membagikan teknik penulisan itu dalam blog.

Mengapa fiksi jangan hanya narasi, tetapi perlu dialog?

 

Kata Mbak Istiqomah dalam  istiqomahalmaky.com, jika memoar, cerpen, dan novel nyaris berisi narasi semua itu sangat melelahkan pembacanya. Membosankan. Pembaca jadi seolah-olah didongengi, diceramahi.

Meskipun narasi adalah salah satu cara penulis menyampaikan isi cerita kepada pembaca selain aksi dan dialog. Melalui narasi pembaca dapat mengetahui seting tempat, peristiwa, pikiran tokoh, renungan-renungan tokoh (kontemplasi), dan flashback cerita sehingga pembaca dapat lebih memahami alur cerita dan dapat menikmatinya. Aksi berupa tindakan fisik yang dilakukan tokoh. Contohnya, Ia berjalan sambil sesekali bersiul-siul ringan. Untuk dialog, pasti pembaca sudah tahu. Karena dituliskan dalam bentuk kalimat langsung.

Teknik Menulis Narasi & Dialog

Jika kekuatan ucapan atau bahasa lisan adalah intonasi dan mimik/pantomimik sang penutur, maka kekuatan bahasa tulis terletak pada pungtuasi/tanda baca yang digunakan. Kalimat yang efektif juga tidak kalah menentukan. Lalu, bagaimana penulisan dialog dalam cerita yang akan kita tulis dengan tanda baca dan ejaan yang benar?

Jika penulisannya benar, tulisan akan enak dibaca. Selain itu, pembaca cerita kita makin mudah memahami makna cerita. Selain itu, jika tulisan rapi, setidaknya itu bisa menjadi nilai plus  ketika mengikuti lomba-lomba seputar dunia kepenulisan. Salah satunya seperti event yang diadakan oleh sebuah penerbit. Baik indi ataupun mayor, biasanya salah satu yang dinilai dari naskah tersebut selain isinya yang menarik adalah kesesuaian tanda baca.

Memang ada editor yang bertugas untuk memperbaiki tulisan kita bahkan membuatnya menjadi lebih hidup. Tapi, memangnya kita mau mengandalkan editor terus? Kalau bisa sendiri, kenapa enggak? Enggak ada salahnya belajar tanda baca dan membuat dialog yang benar. :-)

Narasi Sebelum dan Sesudah Dialog

Narasi menggambarkan kondisi atau keadaan sehingga pembaca mengetahui tempat, peristiwa, maupun pikiran tokoh. Efeknya, pembaca semakin mudah memahami alur serta menikmati cerita dengan baik. Istiqomah mengatakan bahwa fiksi dengan narasi terlalu panjang dan miskin dialog melelahkan untuk dibaca dan membosankan (istiqomahalmaky.com).

Bagaimana penulisan narasi yang diikuti dialog dan sebaliknya?

Pak D kemudian memberikan contoh penulisan dialog yang salah.

1.      Bisikan bapak mengagetkanku, “Nduk, Ibu sudah pulang.” (Diakhiri tanda koma pada narasi yang seharusnya tanda titik (.)

2.      Bisikan bapak mengagetkanku. “nduk, Ibu sudah pulang.” (Kalimat dialog dimulai dengan huruf kecil, seharusnya KAPITAL)

3.      “Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi” Aku kecewa dengar pernyataan ayahku. ( Tidak ada tanda titik pada akhir dialog)

4.      “Nanti kita ke rumah nenek lagi, kalau ada waktu libur lagi.” aku kecewa dengar pernyataan ayahku. (Kalimat narasi diawali huruf kecil seharusnya kapital)

Dialog Tag

Jika Anda membaca dialog seperti berikut ini.

“Duduk di sana yuk,” ajak Danu.

“Hai-hai, CLBK nih ye,” goda Juna sambil tersenyum jenaka pada kami berdua.

Kata “ajak” dan “goda” pada kalimat di atas itulah yang dinamakan dialog tag. Jadi, dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog. Dialog tag juga sering terdapat sebelum dialog.

Fungsi dialog tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.

Pak D memeperjelas tentang Fungsi dialog tag. Fungsi dialog Tag adalah memberi informasi pengucap dialog kepada pembaca. Jika dialog tag mengikuti dialog maka penulisannya diawali dengan huruf kecil setelah tanda koma dan tanda petik. Apabila dialog tag terletak sebelum dialog maka penulisannya diikuti tanda koma sebelum tanda petik ganda.

Contoh lengkap di sini https://www.rinmuna.com/2019/02/macam-macam-dialog-tag.html

Contoh penulisannya sebagai berikut.

“Aku yang membuang kucing itu,” ungkap Daniel.

Iwan berkata, “Buku ini aku pinjam.”

Berikut contoh yang salah. Tanda baca titik (.) yang seharusnya tanda koma (,) dan huruf awal setelah dialog adalah huruf kapital, seharusnya huruf kecil.

“Aku yang membuang kucing itu.” Ungkap Daniel.

Iwan berkata. “Buku ini aku kupinjam.”

Wah, ternyata harus teliti menuliskan itu semua. Masih adakah teknik penulisan lainnya? Saya pun kembali berburu ilmu teknik penulisan cerita fiksi selanjutnya.

Tanda Seru dan Tanda Tanya di Akhir Dialog

Anda pernah marah, berteriak, atau sekedar memberi peringatan atau menegaskan? Jika Anda tulis maka pada akhir dialog dibubuhi tanda seru. Ingat, ya! Intonasinya tinggi.

Contoh:

 “Pergi dari rumahku sekarang!” bentak Somad.

Kalimat dialog jangan diberi tanda titik karena intonasinya tinggi. Dialog tag “bentak” ditulis dimulai dengan huruf kecil.

 “Aku tidak sejahat itu …” ucapnya lirih.

Meskipun penegasan, akan tetapi narasi “ucapnya lirih” membayangkan intonasi yang digunakan rendah.

Bolehkah mengunakan tanda seru? Boleh, namun narasi sesudahnya merupakan kalimat yang lain.

Contohnya:

 “Aku tidak sejahat itu!” Dengan lirih Sari menegaskan.

Nah, membacanya juga beda, kan?

Buanglah tanda koma pada tempatnya!

Pak D , yang masih merasa  belajar memulai menulis cerita fiksi, tanpa sadar kadang menambahkan tanda koma (,) sesudah tanda tanya.

Contohnya:

“Sedang apa kamu di sini?”, Tanya Reza.

Apa yang janggal? Penggunaan tanda koma yang tidak tepat dan menulis dialog tag “tanya” diawali huruf kapital.

Tentu kita memerlukan contoh yang benar.

“Sedang apa kamu di sini?” tanya Reza.

Tidak memerlukan tanda koma. Jadi, buanglah tanda koma pada tempatnya!”

Namun cermati kalimat berikut ini!

 “Apa kau yang melukainya?” Melirik ke arah wanita di sampingnya.

Kalimat tersebut sudah benar. Mengapa huruf awal dalam narasinya kapital? Benar! Karena sudah beda kalimat. “Melirik wanita di sampingnya” dikatakan sebagai kalimat baru.

Berbeda apabila kalimatnya seperti ini:

“Apa kau yang melukainya?” tanya Arsyil melirik wanita di sampingnya.

Kata “tanya” adalah dialog tag dan itu dikatakan masih dalam satu kalimat.

Tanda Elipsis/Titik tiga (…)

Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

Contoh:

“Jangan menangis lagi. Kumohon ….”

Apabila elipsisnya berada di belakang dan ada narasi lagi setelahnya, maka hanya terdapat tanda elipsis di sana.

Contoh:

“Jangan menangis lagi. Kumohon …” ucap Billy pelan.

Penggunaan En Dash (—) atau Tanda Pisah dalam Dialog

Contoh 2:

 

“Jadi kau pe—” (terpotong karena seseorang langsung menyergah ucapannya).

“Iya. Aku pelakunya,” ucap Andra cepat.

Tanda pisah bersimbol (–) en dash atau (—) em dash tidak ada tombolnya pada papan ketik. Dua tanda hubung yang dirangkai tanpa spasi (--) dapat digunakan sebagai lambang tanda pisah.

TERAKHIR, YANG TIDAK KALAH PENTING

Penggunaan Kata “kan” dalam dialog

Perhatikan contoh di bawah ini.

Contoh :

“Dia itu kekasihmu, kan?”

Letakkan tanda (,) sebelum menulis kata “kan” dalam dialog.

Demikian juga ketika menggunakan kata sapaan pendek/pengganti panggilan seperti: Nak, Kak, Bu, dan sebagainya. Gunakan tanda koma sebelum kata itu dituliskan.

“Belajar yang rajin ya, Nak.”

Nama dan Panggilan dalam Dialog

Contoh 1:

“Aku harap Ayah merestui pernikahan kami,” ucap David penuh harap.

Pada contoh pertama, kata “Ayah” diawali dengan huruf kapital. Orang yang di maksud ada di sana atau terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 2:

“Aku berharap ayahmu merestui pernikahan kita,” kata Nia lirih.

Pada contoh kedua, kata “ayah” di awali dengan huruf kecil tanda bahwa sang ayah tidak ada di sana atau tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

Contoh 3 :

“Menurut pak Aldi, tidak seharusnya kita melewati jalan ini.”

Pada contoh nomor 3, kata “pak Aldi” huruf awalnya ditulis kecil dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan nama orang. Hal ini dapat dipahamai karena pak Aldi tidak terlibat dalam percakapan tersebut.

 “Terimakasih Pak Aldi atas kerjasamanya.”

Pada contoh nomor 4, kata “Pak Aldi” huruf awalnya ditulis besar dan huruf keduanya ditulis besar karena merupakan sapaan. Dapat dipahami bahwa pak Aldi terlibat dalam percakapan tersebut.

Di akhhir penyampain materi Pak D tidak memberikan tantangan namun mengajak sahabatLlage untuk menyelesaikan cerpen yang sudah dirancang sebelumnya dan mengajakuntuk bergabung menulis antologi cerpen bersama Bu Kanjeng.

Namun sesudahnya, sebelum cerita itu dipublikasikan, sebaiknya disunting dengan berpedoman pada penjelasan di atas.

Dengan candanaya yang renyah Pak D meminta peserta untuk memberi pekerjaan baru untuknya sebagai editor.  Hehe

Demikian selasa berbagi kali ini, ilmu yang sangat luar biasa sangat bermanfaat bagi penulis cerpen pemula seperti saya. Terimakasih Pak D semoga jariyah mengalir untuk Pak D.

Bismilah semoga segera bisa lanjut untuk menulis cerpen.

Salam sehat,salamliterasi tetap semangat dan terus berkarya.

 

Jan27AiseiWritingChallenge

Gunungidul,27 Januari 2021

 

 

16 komentar:

  1. Terimakasih...dari dialog yang panjang dan waktu yang berbeda dapat dirangkum kan satu waktu. Sekali baca. Wow...keren. perlu kesabaran yang luar biasa untuk mencurahkan semua pengalaman menulis yang di perolehnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai tante ari..yuuk smngt lgi nulis cerpennya..

      Hapus
  2. Ini baru resume... Lengkap banget.

    Saran Bu: Mungkin bisa diberikan teks berwarna atau cetak tebal untuk setiap pergantian sub materi. Agar pembaca lebih nyaman membacanya

    Sekedar saran Saja... mohon maaf yaa
    Sehat Selalu

    BalasHapus
  3. Panjangnyaaa.... Terima kasih deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa pak D..biar ga da yg tercecer.. Mksih ya sharingnya

      Hapus
  4. Balasan
    1. Ya buk..Pak D yang share ilmunya buk.sya hnya mmbuat resume.. Smg bermanfaat..

      Hapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca