Berhubung suami bersikap dingin bila di ajak bicara hanya menjawab seperlunya, aku pun memberanikan diri untuk menulis pesan sebelum tidur.
"Pa..maafin aku ya, jika aku punya salah. Aku wanita biasa yang tentu banyak kesalahan. Aku bukan wanita sempurna namun aku akan selalu berusaha untuk menjadi wanita yang sempurna di hadapanmu untuk mnjalankan kwajibanku sebagai istri dan ibu".
Pesan telah terkirim dan bertanda ceklis dua berwarna biru, artinya pesan telah terbaca. Tidak ada balasan disana, akupun semakin bimbang. Mata sudah mengantuk namun tidak bisa tidur, ku lihat suami masih asik dengan ponselnya, semakin hati terasa tidak menentu. Menegur pun aku enggan untuk melakukannya. Aku hanya sesekali memperhatikan apa yang suami lakukan. Sama sekali suasana ini tidak aku inginkan. Apalagi aku tau besok adalah hari ulang tahunku. Walau sudah hampir kepala empat namun tiap datang hari ulang tahunku aku menginginkan seseoran selalu ingat dan memberikan sesuatu untuku.
Mengapa suamiku sama sekali tidak memberikan tanda-tanda bahwa ia ingin buatku bahagia di hari ulang tahunku,untuk sekedar buatku tersenyum.
Sampai larut aku pun tidak bisa tidur, ku buka pintu dan ku lihat dia disana memandang dengan penuh makna sinarnya yang lembut membuatku nyaman untuk selalu bersamanya. Bahkan sedetikpun enggan untuk berlalu meninggalkanya.
Kau selalu setia menemani malamku, dengan melihatmu aku seperti bisa mencurahkan semua beban yang aku rasa, kau hanya terdiam dan tetap memberikan sinarmu namun setelah semua aku ceritakan kepadamu aku jadi lega walau kau tak membalas satu kata pun apa yang aku sampaikan.
Di balik sinarmu yang lembut itu ada kekuatan yang luar biasa yang dapat aku terima. Ya kemaha Agungan Mu ya Rabb. Maha besar Engkau dengan segala firmanMu. Terasa dekat diri ini denganMu.
Hilang beban yang kurasa.
Akhirnya aku pun merebahkan diri dan masuk ke alam mimpi. Di pagi hari aku jumpai suamiku sudah terbangun..dan tidak seperti biasanya. Dia bangun tanpa harus di bangunkan untuk melakukan salat subuh. Setelah salat subuh ia pun juga tetap membisu. Aku juga tetap diam dan melakukan aktivitas di pagi hari seperti biasa.
Tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara lembut suamiku "barokallohu fi umrik sayang... " Deg...bergetar hati terasa..ya Rabb..
Aku kira dia lupa.. "Terimakasih pa..jawabku lirih".
" maaf ma aku ga bisa kasih apa-apa buat mama di hari yang baik ini". Dan maaf kemarin aku sempat diam dan membisu. Hee.. aku hanya mau liahat reaksi mama".
Aaah papa maah gitu,tau ga..aku sedih papa begitu", Malamku hanya di temani bulan nan jauh disana pa".
"Iya maa maafin papa ya.. " Iya deh aku maafin".
Kulihat tangannya meraih sesuatu di sakunya dan.. Dia berikan kotak kecil warna merah yang di balut pita berwarna pink."ini ma.. buat mana".Terimakasih mama telah berikan yang terbaik di sisa umur mama. Ini tidak seberapa di bandingkan dengan apa yang telah mama lakukan untuku". Sehat dan bahagia selalu ya ma"
akupun tersenyum," makasih pa.. "
Pagi itu terasa punya kekuatan baru untukku lebih bersemangat jalani hari-hariku.
Ya rabb..terimakasih atas segala karuniaMu,kasih sayangMu yang kau kirimkan melalui orang-orang terdekatku. Bimbing aku untuk selalu mendapatkan ridhoMu. Semoga keberkahan selalu menyertai langkahku. Ku bisa memanfaatkan sisa umurku untuk melakukan kebaikan-kebaikan. Aamiin
Gunungkidul, 27 Agustus 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar