Bertahan Karena Cinta
Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I
Sebagai warga negara Indonesia kita perlu menumbuhkan rasa cinta
tanah air, bukan hanya sekedar bicara saja tetapi juga melakukanya.
Hal ini dapat kita mulai dengan hal kecil saja seperti mulai
mencintai produk lokal yang berasal dari Indonesia. Hal lainya juga dapat kita
lakukan seperti belajar kewarganegaraan, dan juga menghidupi nilai-nilai
pancasila. Hal-hal yang kita lakukan itu berharga karena sebenarnya hal yang
kita lakukan itulah yang akan memajukan negara kita Indonesia.
Cinta pasti tidak akan terlepas dari rasa kasih dan sayang. Dari
rasa kasih dan sayang itulah, timbul keinginan untuk memberikan yang terbaik,
serta menjaga, merawat, dan melindungi sesuatu yang kita cinta dari hal-hal
yang buruk. Begitu pula dengan cinta tanah air.
Cinta tanah air sendiri dapat diartikan menjadi suatu kondisi di
mana masyarakat bisa memberikan rasa kasih dan sayangnya kepada negara dalam
bentuk pengabdian, pemeliharaan, pembelaan dan perlindungan dari segala macam
bentuk penjajahan dan hal-hal yang berbahaya.
Selain itu, cinta tanah air juga dapat didefinisikan sebagai
timbulnya rasa kebanggaan dalam diri masyarakat terhadap negaranya, sehingga ia
akan terus berjuang untuk memajukan dan menyejahterakan berbagai unsur yang
terdapat di dalam negaranya.
Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini rasa cinta tanah air
yang dimiliki para generasi muda di Indonesia mulai menurun. Padahal, generasi
muda ialah salah satu faktor pendorong bagi perubahan sejarah supaya negara
bisa menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Alasan lunturnya rasa cinta tanah
air ini beraneka macam, contohnya ialah arus globalisasi.
Arus globalisasi yang kian marak membawa orang mudah terbawa arus
jika tidak memiliki kekuatan iman yang kuat. Anak kecil, para pemuda bahkan
sampai orang tua pun banyak sekali yang terpengaruh arus globalisasi. Lalu
bagaimana kita bisa menjaga diri agar tidak terjerumus pada arus yang bertentangan
dengan budaya bangsa kita? Bagaimana kita bisa menumbuhkan cinta terhadap tanah
air kita ?
Sebut saja Aisah seorang gadis desa yang berkesempatan untuk bisa
sekolah SMA. Ia seorang anggota karang taruna yang aktif mengikuti
kegitan-kegiatan di desanya. Aisah bercita-cita untuk membawa desanya pada
kemajuan. Banyak pemuda-pemudi di desanya setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas
mereka mencari pekerjaan di kota dengan berbagai alasan. Namun tidak dengan
Aisah.
Karenanya Aisah berusaha untuk menghilangkan persepsi bahwa setelah
menamatkan SMA tidak harus bekerja di kota dan meninggalkan kampung halaman
demi uang yang berlimpah. Bekerja tidak harus di kota, bekerja bisa di desa
sambil bisa memajukan desa dengan aktivitas yang dapat membawa kemajuan
desanya.
Aisah merasa di tangan pemudalah desanya akan maju. Dari sana ia
ingin mengajak teman-teman di desanya untuk maju dan mencintai tanah air dengan
menciptakan dan menggunakan produk-produk dalam negeri. Salah satu cara untuk
memajukan desanya adalah dengan mengaktifkan kegiatan karang taruna. Tidak
mudah memang mengajak teman-teman nya untuk aktif dalam kegiatan karang taruna namun
berkat kerja keras Aisah dan beberapa orang temannya akhirnya kegitan karang
taruna bisa berjalan dengan baik.
Kegiatan karang taruna diawali dengan pembentukan pengurus.
Alhamduliah pertemuan pertama menghasilkan beberapa keputusan diantaranya
terbentuknya pengurus dan juga progam kerja dan kegiatan karang taruna serta
menentukan nama karang taruna tersebut. Atas usul salah satu pemuda nama yang
di ambil adalah “ Misbah” artinya penerang atau lampu. Dengan nama itu berharap
para pemuda bisa memberi cahaya atau penerangan minimal terhadap desa mereka merambah ke wilayah yang lebih luas
lagi.
Sore itu mengawali kegiatan dengan mengadakan Olah raga dan
pelatihan Volly bagi para pemuda dan pemudi di desa Aisah. Kegiatan ini di
adakan seminggu dua kali. Bersyukur di desa ada seorang guru Olah raga dan
darinya maka para pemuda pemudi di latih Volly. Berselang beberapa bulan
pelatihan tersebut, grup volly di desa Aisah sudah berani untuk mengikuti
tournament dan hasilnya pun tidak mengecewakan. Para pemuda pemudi pun semakin
semangat dan giat untuk berlatih.
Kegiatan lain misalnya mengadakan “bank sampah”.
Dimana kegiatan ini semua pemuda pemudi setiap minggu wajib untuk mengumpulkan
sampah, sampah-sampah yang terkumpul tersebut di jadikan satu dan nantinya di
jual. Hasil dari penjualan tersebut di masukkan ke kas karang taruna. Alhamdulilah
hasilnya bisa untuk membeli seragam kaos team Volly, seragam batik untuk bisa di pakai dalam acara-acara
resmi seperti hajatan dari salah seorang warga. Dari sana pemuda-pemudi
kelihatan kompak. Tidak hanya untuk membeli seragam saja namun bisa untuk
kegiatan-kegiatan sosial lainya.
Kerja bakti bersih kampung pun rutin di lakukan oleh para
pemuda-pemudi. Selain itu di saat wabah corona melanda, Aisah dan
teman-temannya pun memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan. Kebetulan salah
satu pemuda di desa ada yang usaha jahit. Dari sana para pemuda tergerak unuk
membuat masker dan dijual. Awalnya membuat beberapa masker untuk di alokasikan
pada warga setempat. Salah satu warga
menawarkan ke beberapa saudara. Bermula dari sana banyak
intstansi-instansi yang order. Waaw para pemuda pun lebih semangat lagi untuk
membuat masker.
Selama masa pandemi ini banyak kegiatan-kegiatan yang sementara
tidak di lakukan. Namun pengurus karang-taruna “misbah” tetap bisa
mengkondisikan semua kegiatan dengan baik walaupun tidak harus bertemu dan
bertatap muka antar anggota, sehingga organisasi tidak pasif dan tetap
berjalan. Al-hamdulilah banyak cara
untuk bisa tetap mengaktifkan kegiatan. Misalnya para pengurus membagi beberapa kelompok dalam mleaksanakan
program-program yang telah ada dan telah berjalan.
Sore itu Aisah ada beserta dengan pengurus yang lain dan sedang
hangat mengevaluasi program-progam yang telah dan akan di laksanakan. “Ra tidak
terasa ya karang taruna kita sudah berjalan setahun lebih, alhamdulilah kita
bisa menggerakkan pemuda-pemudi desa kita untuk sedikit lebih maju”. Aisah
membuka percakapan dengan sahabatnya Rara. “ Iya Is bahkan kita lihat orang tua
kita juga merasa bangga dengan kegiatan yang kita jalankan“. Harapan kedepan
kegiatan karang taruna tetap berjalan. Aisah yang saat itu sebagai bendahara
melaporkan keuangan yang masih ia pegang. Begitu pula pengurus-pengurus yang
lain melaporkan tugas-tugas yang mereka pegang.
Dari pertemuan pengurus karang taruna menunjukkan betapa para
pengurus bertanggung-jawab atas tugas masing-masing. Kedepan berharap ada
kader-kader yang mampu meneruskan perjuangan mereka dalam memajukan desanya.
Masa kepengurusan hanya tiga tahun setelahnya akan di lakukan pemilihan
pengurus yang baru. Maka dari itu perlu
di persiapkan untuk pemilihan pengurus baru setelah masa periode pengurus lama
telah berakhir. Hal itu sudah jauh-jauh di persiapkan oleh Aisah serta pengurus
yang lain.
Tahun ini Aisah telah lulus menamatkan Sekolahnya ditingkat SMA.
Dia juga akan melanjutkan studynya. Aisah termasuk anak yang cerdas sehingga dari
dua jurusan yang ia pilih di universitas
yang berbeda semuanya di terima. Ia harus pilih salah satu di antara
keduanya. Pilihan yang sulit memang karena di antara kedua jurusan yang ia
pilih satu di antaranya harus meninggalkan desa karena tidak mungkin jika ia
masuk ke universitas tersebut Aisah bisa tempuh dengan hanya nglaju saja.
Maka ia tetapkan memilih jurusan yang kampusnya tetap di wilayah
Yogyakarta dengan niat walau kuliah
namun ia tetap bisa mengikuti kegiatan karang taruna dan memajukan desanya
lewat perannya sebagai pengurus dan juga anggota aktif karang taruna “misbah”.
Aisah sudah jatuh cinta terhadap kegiatan yang ia lakukan sehingga ia putuskan
untuk tetap bertahan di desa dan selalu bisa melakukan perannya sebagai pemuda
yang mampu membawa pada perubahan positif.
“Selamat ya Is.. kamu di terima di universitas pilihanmu, kata Rara
sahabatnya”.
“Terimakasih ya Ra, memang aku sebenarnya cenderung ke pilihan
petama Ra, berat rasanya jika aku harus meninggalkan desa kita meninggalkan kegiatan
kita yang sudah buatku senang dan bangga melihat kemajuan desa kita. Akhirnya
aku putuskan memilih pilihan kedua dengan harapan aku masih tetap bisa
mengikuti kegiatan karang taruna kita”.
“Kamu sudah bicara belum sama ibumu tentang keputusanmu itu Is”?
Tanya Rara.
“ Sudah Ra, Ibu menyerahkan semua keputusan padaku, ibu hanya
berpesan agar aku mantab dengan pilihanku dengan segala konsekennya. Beliau
berharap aku tetap semangat dalam kuliah nanti. Hingga tercapai segala
cita-citaku Ra”.Tak lupa Ra, aku juga salat istiharoh mohon petunjukNya agar
aku tidak salah dalam mengambil keputusan. Dan aku sangat yaqin dengan
keputusanku Ra”. Bismilahirahmanirrahiim Ra… smoga keyaqinanku ini merupakan
jalanku menuju sukses.
Aamiin, Aisah dan Rara kompak mengamini kata-kata Aisah. Mereka
saling bertatap dan tersenyum kemudian berpelukan.”sukses untuk sahabat
cantikku ya..bisik Rara” . “Siaap”, kata Aisah dengan penuh semangat.
Masa pandemi corona belum
berakhir, kuliah yang Aisah jalani melalui jaringan, untuk itu Aisah masih
banyak melakukan kegiatan kampus dari rumah. Aisah merasa bahagia dengan apa
yang telah ia lakukan. Bisa kuliah dan tetap ada di desa. Ia bangga sebagai
gadis desa yang punya kesempatan untuk bisa kuliah.
Kedepan dengan ilmu yang ia punya ia akan baktikan untuk desanya
untuk negeri tercintanya Indonesia. I love
pemuda pemudi Indonesia, tumpah darah satu tanah air Indonesia,
berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Majulah
pemuda Indonesia majulah negeriku jayalah Indonesia tercinta.
Gunungkidul,16 September 2020
Mantul
BalasHapusMksiih pak
HapusWow keren mbk atik..kisah yg inspiratif
BalasHapusMksih mbk kuuh..
HapusBenar2 kisah inspiratif mba
BalasHapusMksiih bu nani
HapusKeren Bu Atik
BalasHapusMksiih bu ismi
Hapus