Cari Blog Ini

Rabu, 16 September 2020

Bertahan karena Cinta

 Bertahan Karena Cinta


Oleh : Sumarjiyati,S.Pd.I

Sebagai warga negara Indonesia kita perlu menumbuhkan rasa cinta tanah air, bukan hanya sekedar bicara saja tetapi juga melakukanya.

Hal ini dapat kita mulai dengan hal kecil saja seperti mulai mencintai produk lokal yang berasal dari Indonesia. Hal lainya juga dapat kita lakukan seperti belajar kewarganegaraan, dan juga menghidupi nilai-nilai pancasila. Hal-hal yang kita lakukan itu berharga karena sebenarnya hal yang kita lakukan itulah yang akan memajukan negara kita Indonesia.

Cinta pasti tidak akan terlepas dari rasa kasih dan sayang. Dari rasa kasih dan sayang itulah, timbul keinginan untuk memberikan yang terbaik, serta menjaga, merawat, dan melindungi sesuatu yang kita cinta dari hal-hal yang buruk. Begitu pula dengan cinta tanah air.

Cinta tanah air sendiri dapat diartikan menjadi suatu kondisi di mana masyarakat bisa memberikan rasa kasih dan sayangnya kepada negara dalam bentuk pengabdian, pemeliharaan, pembelaan dan perlindungan dari segala macam bentuk penjajahan dan hal-hal yang berbahaya.

Selain itu, cinta tanah air juga dapat didefinisikan sebagai timbulnya rasa kebanggaan dalam diri masyarakat terhadap negaranya, sehingga ia akan terus berjuang untuk memajukan dan menyejahterakan berbagai unsur yang terdapat di dalam negaranya.

 

Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini rasa cinta tanah air yang dimiliki para generasi muda di Indonesia mulai menurun. Padahal, generasi muda ialah salah satu faktor pendorong bagi perubahan sejarah supaya negara bisa menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Alasan lunturnya rasa cinta tanah air ini beraneka macam, contohnya ialah arus globalisasi.

Arus globalisasi yang kian marak membawa orang mudah terbawa arus jika tidak memiliki kekuatan iman yang kuat. Anak kecil, para pemuda bahkan sampai orang tua pun banyak sekali yang terpengaruh arus globalisasi. Lalu bagaimana kita bisa menjaga diri agar tidak terjerumus pada arus yang bertentangan dengan budaya bangsa kita? Bagaimana kita bisa menumbuhkan cinta terhadap tanah air kita ?

Sebut saja Aisah seorang gadis desa yang berkesempatan untuk bisa sekolah SMA. Ia seorang anggota karang taruna yang aktif mengikuti kegitan-kegiatan di desanya. Aisah bercita-cita untuk membawa desanya pada kemajuan. Banyak pemuda-pemudi di desanya setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas mereka mencari pekerjaan di kota dengan berbagai alasan. Namun tidak dengan Aisah.

Karenanya Aisah berusaha untuk menghilangkan persepsi bahwa setelah menamatkan SMA tidak harus bekerja di kota dan meninggalkan kampung halaman demi uang yang berlimpah. Bekerja tidak harus di kota, bekerja bisa di desa sambil bisa memajukan desa dengan aktivitas yang dapat membawa kemajuan desanya.

Aisah merasa di tangan pemudalah desanya akan maju. Dari sana ia ingin mengajak teman-teman di desanya untuk maju dan mencintai tanah air dengan menciptakan dan menggunakan produk-produk dalam negeri. Salah satu cara untuk memajukan desanya adalah dengan mengaktifkan kegiatan karang taruna. Tidak mudah memang mengajak teman-teman nya untuk aktif dalam kegiatan karang taruna namun berkat kerja keras Aisah dan beberapa orang temannya akhirnya kegitan karang taruna bisa berjalan dengan baik.

Kegiatan karang taruna diawali dengan pembentukan pengurus. Alhamduliah pertemuan pertama menghasilkan beberapa keputusan diantaranya terbentuknya pengurus dan juga progam kerja dan kegiatan karang taruna serta menentukan nama karang taruna tersebut. Atas usul salah satu pemuda nama yang di ambil adalah “ Misbah” artinya penerang atau lampu. Dengan nama itu berharap para pemuda bisa memberi cahaya atau penerangan minimal terhadap desa  mereka merambah ke wilayah yang lebih luas lagi.

Sore itu mengawali kegiatan dengan mengadakan Olah raga dan pelatihan Volly bagi para pemuda dan pemudi di desa Aisah. Kegiatan ini di adakan seminggu dua kali. Bersyukur di desa ada seorang guru Olah raga dan darinya maka para pemuda pemudi di latih Volly. Berselang beberapa bulan pelatihan tersebut, grup volly di desa Aisah sudah berani untuk mengikuti tournament dan hasilnya pun tidak mengecewakan. Para pemuda pemudi pun semakin semangat dan giat untuk berlatih.  

 Kegiatan  lain misalnya mengadakan “bank sampah”. Dimana kegiatan ini semua pemuda pemudi setiap minggu wajib untuk mengumpulkan sampah, sampah-sampah yang terkumpul tersebut di jadikan satu dan nantinya di jual. Hasil dari penjualan tersebut di masukkan ke kas karang taruna. Alhamdulilah hasilnya bisa untuk membeli seragam kaos team Volly, seragam  batik untuk bisa di pakai dalam acara-acara resmi seperti hajatan dari salah seorang warga. Dari sana pemuda-pemudi kelihatan kompak. Tidak hanya untuk membeli seragam saja namun bisa untuk kegiatan-kegiatan sosial lainya.

Kerja bakti bersih kampung pun rutin di lakukan oleh para pemuda-pemudi. Selain itu di saat wabah corona melanda, Aisah dan teman-temannya pun memiliki peluang untuk mendapatkan pendapatan. Kebetulan salah satu pemuda di desa ada yang usaha jahit. Dari sana para pemuda tergerak unuk membuat masker dan dijual. Awalnya membuat beberapa masker untuk di alokasikan pada warga setempat. Salah satu warga  menawarkan ke beberapa saudara. Bermula dari sana banyak intstansi-instansi yang order. Waaw para pemuda pun lebih semangat lagi untuk membuat masker.

Selama masa pandemi ini banyak kegiatan-kegiatan yang sementara tidak di lakukan. Namun pengurus karang-taruna “misbah” tetap bisa mengkondisikan semua kegiatan dengan baik walaupun tidak harus bertemu dan bertatap muka antar anggota, sehingga organisasi tidak pasif dan tetap berjalan. Al-hamdulilah  banyak cara untuk bisa tetap mengaktifkan kegiatan. Misalnya para pengurus  membagi beberapa kelompok dalam mleaksanakan program-program yang telah ada dan telah berjalan.

Sore itu Aisah ada beserta dengan pengurus yang lain dan sedang hangat mengevaluasi program-progam yang telah dan akan di laksanakan. “Ra tidak terasa ya karang taruna kita sudah berjalan setahun lebih, alhamdulilah kita bisa menggerakkan pemuda-pemudi desa kita untuk sedikit lebih maju”. Aisah membuka percakapan dengan sahabatnya Rara. “ Iya Is bahkan kita lihat orang tua kita juga merasa bangga dengan kegiatan yang kita jalankan“. Harapan kedepan kegiatan karang taruna tetap berjalan. Aisah yang saat itu sebagai bendahara melaporkan keuangan yang masih ia pegang. Begitu pula pengurus-pengurus yang lain melaporkan tugas-tugas yang mereka pegang.

Dari pertemuan pengurus karang taruna menunjukkan betapa para pengurus bertanggung-jawab atas tugas masing-masing. Kedepan berharap ada kader-kader yang mampu meneruskan perjuangan mereka dalam memajukan desanya. Masa kepengurusan hanya tiga tahun setelahnya akan di lakukan pemilihan pengurus yang baru. Maka dari itu  perlu di persiapkan untuk pemilihan pengurus baru setelah masa periode pengurus lama telah berakhir. Hal itu sudah jauh-jauh di persiapkan oleh Aisah serta pengurus yang lain.

Tahun ini Aisah telah lulus menamatkan Sekolahnya ditingkat SMA. Dia juga akan melanjutkan studynya. Aisah termasuk anak yang cerdas sehingga dari dua jurusan yang  ia pilih di  universitas  yang berbeda semuanya di terima. Ia harus pilih salah satu di antara keduanya. Pilihan yang sulit memang karena di antara kedua jurusan yang ia pilih satu di antaranya harus meninggalkan desa karena tidak mungkin jika ia masuk ke universitas tersebut Aisah bisa tempuh dengan hanya nglaju saja.

Maka ia tetapkan memilih jurusan yang kampusnya tetap di wilayah Yogyakarta dengan niat walau  kuliah namun ia tetap bisa mengikuti kegiatan karang taruna dan memajukan desanya lewat perannya sebagai pengurus dan juga anggota aktif karang taruna “misbah”. Aisah sudah jatuh cinta terhadap kegiatan yang ia lakukan sehingga ia putuskan untuk tetap bertahan di desa dan selalu bisa melakukan perannya sebagai pemuda yang mampu  membawa pada  perubahan positif.

“Selamat ya Is.. kamu di terima di universitas pilihanmu, kata Rara sahabatnya”.

“Terimakasih ya Ra, memang aku sebenarnya cenderung ke pilihan petama Ra,  berat rasanya  jika aku harus  meninggalkan desa kita meninggalkan kegiatan kita yang sudah buatku senang dan bangga melihat kemajuan desa kita. Akhirnya aku putuskan memilih pilihan kedua dengan harapan aku masih tetap bisa mengikuti kegiatan karang taruna kita”.

“Kamu sudah bicara belum sama ibumu tentang keputusanmu itu Is”? Tanya Rara.

“ Sudah Ra, Ibu menyerahkan semua keputusan padaku, ibu hanya berpesan agar aku mantab dengan pilihanku dengan segala konsekennya. Beliau berharap aku tetap semangat dalam kuliah nanti. Hingga tercapai segala cita-citaku Ra”.Tak lupa Ra, aku juga salat istiharoh mohon petunjukNya agar aku tidak salah dalam mengambil keputusan. Dan aku sangat yaqin dengan keputusanku Ra”. Bismilahirahmanirrahiim Ra… smoga keyaqinanku ini merupakan jalanku menuju sukses.

Aamiin, Aisah dan Rara kompak mengamini kata-kata Aisah. Mereka saling bertatap dan tersenyum kemudian berpelukan.”sukses untuk sahabat cantikku ya..bisik Rara” . “Siaap”, kata Aisah dengan penuh semangat.

Masa pandemi corona  belum berakhir, kuliah yang Aisah jalani melalui jaringan, untuk itu Aisah masih banyak melakukan kegiatan kampus dari rumah. Aisah merasa bahagia dengan apa yang telah ia lakukan. Bisa kuliah dan tetap ada di desa. Ia bangga sebagai gadis desa yang punya kesempatan untuk bisa kuliah.

Kedepan dengan ilmu yang ia punya ia akan baktikan untuk desanya untuk negeri tercintanya Indonesia. I love  pemuda pemudi Indonesia, tumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Majulah pemuda Indonesia majulah negeriku jayalah Indonesia tercinta.

Gunungkidul,16 September 2020

8 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca