Berlatih Berkurban
Bulan Dulhijah telah tiba, Ibu guru mengingatkan siswanya untuk
melaksanakan amalan-amalan yang baik dilaksanakan di bulan Dulhijah. Amalam
yang di anjurkan untuk di laksanakan di bulan Dulhijah adalah menyembeleh hewan
kurban seperti yang di contohkan oleh Nabi Ibrahim As. Allah telah memberi
nikmat yang banyak, kita sebagai seorang muslim maka di perintahkan untuk salat
dan berkurban.
Ibu guru juga mengingatkan untuk setiap siswa berlatih berpuasa di
tanggal 9 Dulhijah. Sebelum ibu guru melanjutkan pelajaran, Bu guru menanyakan
pada siswa apakah hari ini anak-anak berpuasa sunah.
“Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadaan kalian hari ini?” sapa
Ibu Guru.
“Pagi Bu, kami semua sehat,” jawab para siswa.
“Bagaimana hari ini, apakah kalian berpuasa sunah?" Tanya Ibu Guru.
“Puasa, Bu,” jawab Amir.
“Puasa, Bu,” siswa lain menimpal.
“Saya tidak, Bu,” jawab Rian.
“Tidak apa-apa, Rian. Puasa sunah 9 Dulhijah ini dianjurkan untuk
orang yang agama Islam . Jadi kamu tak
perlu melaksanakan puasa ini.” Jelas Bu Guru.
“Baik,Bu,” jawab Rian.
Bu Guru melanjutkan pelajaran hingga tak terasa jam istirahat tiba.
Siswa-siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang bermain ada yang pergi ke kantin
ada juga yang pergi ke perpustakaan. Begitu pula Rian dan Amir. Dua orang
sahabat ini selalu kemana-mana berdua. Walaupun berbeda agama namun mereka
tetap rukun sejak kelas 1 berteman tak pernah di jumpai saling bertengkar.
“Rian kamu ga jajan ke kantin?" tanya Amir.
“Tidak, Mir. Kamu kan puasa. Aku takut mengganggu,” jawab Rian.
“Tidak apa-apa, Rian. Kamu jajan saja,” perintah Amir.
“Tidak,Mir. Aku kan tetap bersamamu di sini. Kita baca buku cerita
saja yuk,” ajak Rian.
“Maaf ya, An. Gara-gara aku puasa kamu ga jajan hari ini,” ucap
Amir.
“Iiih apaan sih, Mir. Bukan gara-gara kamu, tapi aku memang ga mau
jajan,” jelas Rian.
“Iya deh, makasih ya, An. Kamu selalu bersamaku, bahkan saat aku
berpuasa kamu rela tak jajan,” ucap Amir.
“Iya ga pa-pa,” senyum Rian mengembang.
Amir dan Rian pun tersenyum bersama dan melanjutkan untuk membaca
buku cerpen di perpustakaan sambil menunggu bel masuk berbunnyi.
Selain melatih siswa berpuasa Bu Guru juga mengajak para siswa
untuk latihan mengeluarkan infaq di setiap hari jumat. Uang yang terkumpul
selama setahun di gunakan untuk membeli hewan kurban. Bukan hanya siswa, guru
pun demikian para guru setiap bulan mengumpulkan dana dan di belikan hewan
kurban juga untuk di sembelih di hari raya idul Adha.
Para siswa sangat senang sekali dalam acara penyembelihan hewan
kurban mereka antusias untuk membantu pelaksanaanya. Dengan di beri tugas untuk
ikut memotong hewan kurban, mereka sangat senang sekali. Mereka di pandu dengan guru masing-masing.
Tentu tidak semua ikut membantu hanya siswa di kelas atas saja yang sudah di
anggap mampu, untuk yang kelas rendah mereka bertakbir dan juga melihat proses
penyembelihan hewan kurban.
“Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar… lha ilaha ilallah hu
Allahu akbar Allahu akbar walilah hilham.”
Bersahut-sahutan takbir berkumandang. Menambah semangat siswa dan
juga semua warga sekolah untuk menyelesaikan proses penyembelihan hewan kurban.
“Anak-anak hati-hati memotong dagingnya ya, pisaunya tajam.” Kata
Pak Rifa’i.
“Iya, Pak,” sambut anak-anak.
Di sela-sela
mereka bekerja menyelesaikan tugas untuk memotong hewan daging, tiba-tiba salah
satu siswa bertanya pada Pak Rifa'i.
"Pak,
Apakah Rian akan di beri bagian juga?" tanya Nino.
"Iya, No.
Semua siswa di SD ini akan mendapatkan jatah daging kurban ini, tanpa
terkecuali," jawab Pak Rifa'i.
"Harusnya
ga usah Pak kan dia tak beragama Islam mengapa harus diberi," protes Nino.
"Nino,
agama kita ak mengajarkan seperti itu. Bukannya memberi itu suatu kebaikan.
Apalagi ini moment yang tepat untuk kita bisa berbagi, dan berbagi itu tak di
batasi hanya satu agama saja, No," jelas Pak Rifa'i.
"Waah enak
dong, Pak. Mereka dapat jatah juga, padahal kaan ...," Nino tak melanjutkan
kata-katanya.
"Sssssssst...
Nino tak boleh begitu ya, kita harus bisa berbagi, kita hanya dilarang untuk
toleransi dalam hal akidah saja selebihnya kita harus bisa bertoleransi dengan
agama apapun dalam hal lain," himbau Pak Rifai'.
"Iya,
PAk," jawab Nino.
Nino pun akhirnya paham dengan apa yang disampaikan Pak Rifa'i.
Mereka melanjutkan tugas mereka dengan baik.
Pak Rifa’i bertugas menimbang jumlah daging yang akan dibagikan kepada siswa. Sementara guru yang lain juga ikut memotong memberi contoh ke para
siswa. Para ibu guru sibuk menyiapkan plastik dan segala peralatan yang di
gunakan untuk daging yang akan di bagikan siswa. Ada besek dan juga daun untuk
membungkus daging kurban. Daun yang digunakan tak perlu membeli namun para
siswa membantu membawa dari rumah.
Siswa di SD kami tidak semua beragama Islam. Ada beberapa siswa
yang beragama lain mereka tetap di beri bagian daging kurban. Setelah semua
siswa yang bertugas dan juga Bapak Ibu guru selesai dalam menyiapkan pembagian
hewan kurban. Maka bungkusan daging yang sudah di bagi perkelas segera di bawa
ke kelas masing-masing. Para siswa pun bergegas untuk mengangkat daging-daging
tersebut.
Rian dan juga teman-teman yang tidak beragama Islam pun juga di
minta masuk sekolah untuk langsung bisa
menerima daging kurban. Di mulai dari siswa kelas satu dan dilanjutkan kelas
dua dan seterusnya sampai kelas enam, akhirnya selesai sudah pembagian hewan
kurban. Ada perasaan lega dan bahagia bisa berlatih berkurban dan juga langsung
berperan dalam pelaksanaan penyembelehan hewan kurban di sekolah.
“Terimaksih anak-anakku, atas partisipasi kalian penyembelehan dan
pembagian hewan kurban di SD kita berjalan dengan lancar.” Kata Ibu Kepala
Sekolah saat menutup kegiatan di siang itu.
“Sama-sama, Bu. Kami sangat senang bisa ikut membantu pelaksanaan
penyembelehan dan pembagian hewan kurban tahun ini,” jawab Amir.
Acara ditutup dengan berdoa dan para siswa pun pulang ke rumah
masing-masing dengan suka cita. Amir dan Rian pun pulang dan berencana untuk
membuat sate dari daging yang mereka dapatkan dari sekolah.
#30daysreadingastorywithyourkids
#onedayonestory
Gunungkidul, 26 Sepetember 2021
Indahnya toleransi. Bapak dan ibu guru sangat berperan dalam menanamkan toleransi sejak dini.
BalasHapusBetul Pak D...
Hapuspraktik baik toleransi. meski beda agama, tetap saling bantu, berkolaborasi,
BalasHapusIya Pak Padil ...
HapusItulah toleransi, tak perlu sama
BalasHapusSemoga tertanam pada jiwa anak-anak kita
HapusIndahnya kebersamaan dengan saling menghormati.
BalasHapusSemoga tertanam pada anak-anak kita sikap toleransi.
HapusLuar Biasa, praktik baik toleransi dapat diajarkan secara nyata..
BalasHapusTerimakasih Ambu
HapusPembiasaan bertoleransi sejak dini luar biasa Bu
BalasHapusTerimakasih bund ...
HapusPenanaman nilai-nilai Pancasila yang OK. Keren.
BalasHapusPembiasaan hidup rukun sejak dini... mantap
BalasHapus