Cari Blog Ini

Jumat, 24 Desember 2021

Tak Kan Terulang

Tak Kan Terulang

Bel tiga kali berbunyi begitu nyaring, jam pelajaran selesai. Anak-anak berkemas-kemas untuk menutup pelajaran dengan doa kemudian pulang. Sita, Amanda dan Ririn sangat gembira. Dua mata pelajaran selesai untuk di ujikan di hari ini. Masih ada 4 hari lagi untuk mereka menyelesaikan ujian akhir semester.

Di hari pertama Sita dapat mempersiapkanya dengan baik, begitu pula Amanda dan Ririn. Saat menunggu mereka di jemput, mereka berbinjang sebentar di halaman sekolah.

"Sit, gimana ujian kamu tadi? bisa mengerjakan lancar kan? tanya Ririn.

"Waah, lumayan aku kan sudah persiapkan dengan belajar kemarin, jadi ya, gitu lah enak ngerjainnya," jawab Sita.

"Syukur deh kalo gitu, sebenarnya aku ada sih beberapa soal yang  ga yakin bener  aku ngerjainnya," ungkap Ririn.

"Lho kenapa Rin, perasaan semua soal mudah deh," tegas Sita.

"Aku kurang yakin aja, Sit. Tapi semoga benar jawabanku," jawab Ririn.

Tak lama mereka berbincang, Ayah Sita sudah datang menjemput.

"Ok, Rin, Nda. Aku pulang duluan ya,"pamit Sita.

"Sip, hati-hati Sit. Nanti sore kita belajar bersama ya !” ungkap Amanda.

“Siap,” jawab Sita.

Beberapa menit kemudian Ayah Ririn dan Amanda datang. Tampak halaman sekolah sudah sepi.

Selama PTMT memang sekolah tak seramai dulu. Para siswa datang bergantian ke sekolah sesuai jadwal yang di bagikan. Begitu pula untuk ujian akhir semester kali ini. 

Sesampainya di rumah Sita menceritakan pelaksanaan ujian hari pertamanya. Ibu Sita sangat senang mendengarnya.

"Alhamdulilah, Nak. Jika ujianmu hari ini lancar, kamu harus tetap belajar untuk persiapan ujian besok dan beberapa hari berikutnya," kata Ibu Sita.

Sita pun mengiyakan, Ibu segera meminta Sita untuk ganti baju lalu makan  dan istirahat.

Setelah istirahat siang, Sita bangun dan di dapatinya Amanda sudah berada di rumahnya. Sita, Ririn dan Amanda sering belajar bersama di rumah mereka. Kadang di rumah Sita kadang di rumah Amanda ataupun Ririn.

Hari ini di Ririn tak kelihatan batang hidungnya. Satu jam berlalu namun tak kunjung datang. Amanda hanya belajar berdua saja bersama Sita.

Keesokan harinya ujian hari kedua berlangsung. Semua siswa telah bersiap di tempat duduknya masing-masing. Setelah berdoa Ibu guru membagikan lembar soal dan lembar jawaban.

"Silahhan kerjakan soal dengan teliti dan benar ya, jangan terburu-buru . Waktu kalian 90 menit," perintah Bu Guru Ida.

"Iya, Bu,"jawab seluruh siswa kompak.

Semua siswa mulai mrngerjakan. Ririn masih terpaku dengan melihat soal yang ada di hadapannya. Kenapa Ririn belum juga mengerjakan. Tujuh menit berlalu Ririn masih saja membuka-buka lembar soal.

"Ayo Ririn segera kerjakan soal itu," kata Bu Ida.

Suara Bu Ida mengagetkan kegelisahan Ririn.

"Iya,Bu, jawab Ririn.

"Harusnya aku kemarin datang untuk belajar bersama Sita dan Amanda,"guman Ririn.

Soal ini sulit sekali. Aduh bagaimana ini. Ririn mulai mengerjakan dengan asal. Ririn tak mau nanti waktu habis namun soal belum terselesaikan. Soal Matematika kali ini membuat Ririn pusing. Memang untuk Matematika Ririn mengaku kurang mampu menahami. Ririn tak mau berusaha malah malas untuk belajar bersama temanya kemarin. Bagi Ririn sama saja belajar Matematika juga Ririn tak bisa. Padahal Amanda dan Sita bisa membantu jika Ririn kesulitan memahami Matematika, namun Ririn gengsi. Akhirnya Ririn pun tak bisa mngerjakan soal Matematika dengan baik.

Ririn begitu sedih, Ia pun menceritakan pada Sita dan Amanda.

“Yes, aku puas ngerjain soal hari ini,” kata Sita.

“Iya Sit, aku juga. Apa yang kita pelajari kemarin keluar dalam soal itu,” timpal Amanda.

Sementara Ririn , diam dan merasa sedih.

“Aku menyesal Sit, kemarin aku tak ikut belajar bersama kalian,” ungkap Ririn.

“Lagian kamu kemarin kemana sih, rin? tanya Sita.

“Aku malas saja, Sit. Aku tak  bisa belajar Matematika. Sebenarnya aku pingin bisa tapi aku malu belajar bersama kalian,” jelas Ririn.

“Ya Allah, Rin. Kamu tak usah malu, kita belajar bersama kita akan bantu,” jawab Sita.

“Iya, Rin. Lain kali kamu tetap ikut belajar bersama ya,” aku dan Sita akan membantu.,” lanjut Amanda.

“Iya, Nda. Aku menyesal. Hal ini tak kan aku ulangi lagi. Aku ga boleh malu. Aku harus bisa,” ucap Ririn.

Ririn berjanji dalam hati, Ririn harus berusaha lebih baik lagi agar bisa paham dengan Matematika. Senyum tulus Sita dan Amanda  mampu menyentuh hati Ririn untuk bisa lebih bersemangat lagi. Dalam berteman harus bisa saling membantu dan memberikan support untuk bisa lebih baik lagi.


#30daysreadingastorywithyourkids

#onedayonestory

#ChallengeDesemberAisei

Gunungkidul, 26 Desember 2021




6 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca