Cari Blog Ini

Sabtu, 18 Desember 2021

Elegi Tahun Baru

 

Elegi Tahun Baru



Tiga musim berlalu, semesta mempertemukan aku dan kamu. Setelah sekian lama tak bersua. Aku mengenalmu sejak kita masih seragam biru putih. Ada rasa tumbuh disana yang entah kami  mengartikannya. Berawal dari sapamu di sosial media waktu itu, rasa yang dulu ada kini mulai tumbuh. Rasa yang ada dulu membawa kita untuk bisa saling ucapkan cinta. Meski tidak pernah bertemu.

Ardianto laki-laki berpenampilan sederhana namun bersahaja. Aku melihat wajahnya yang agak beda dengan Ardi yang aku kenal dulu. Kini dia lebih kelihatan dewasa. Bayanganya bertahta di hati dan pikiranku. Entah aku yang terlalu mudah untuk mencitai atau Ardi yang memang terlihat mempesona di mataku.

Hari ini  tahun baru dan itu bertepatan dengan hari lahirnya. Aku tahu itu dari adiknya yang dulu memang kenal dekat denganku. Rencananya aku akan berikan sesuatu di tahun baru. Bukan hal istimewa namun bagiku sangtlah dapat membuatnya bahagia.

Berbekal cinta dan kepercayaan diri. Akupun persiapkan sesuatu untuk bisa ku berikan di hari indah itu. Aku ingin menemuinya setelah sekian lama hanya bersua lewat maya. Kubawa bingkisan kecil untuknya. Bukan barang mahal namun aku senang karena itu hasil dari karyaku sendiri. Satu buah buku puisi yag aku tulis selama perjalanan hidupku. Memang yang aku tahu kamu tak begitu suka baca namun karena aku suka menulis maka kamu sering membaca tulisan-tulisanku yang kebanyakan dari ungkapan-ungkapan yang selalu mewakili rasa di hatiku.

Sekitar pukul  dua belas aku sampai di tempatmu bekerja, tepatnya di sebuah toko. Aku bayangkan binar bahagia di matamu saat menerima bingkisan kecil dariku. Aku dan kamu pasti sangatlah bahagia. Terlihat pengunjung toko sangat ramai, mungkin karea jam istirahat banyak pelanggan yang datang untuk membeli barang yang di inginkan.

Aku menunggunya keluar dari toko, rasa penasaran yang teramat sangat yang membuatku makin deg-degkan dan ingin segera bertemu denganmu.Tiba-tiba seseorang mengagetkanku dengan menepuk pundakku.

“Hai, Ran. Sedang apa di sini siang-siang sendiri? Tanya Ariyani. Teman sekolahku yang aku tahu dia juga bekerja di toko.

“Iiih …  mengagetkanku saja kamu, Yan” jawabku.

“Maaf, lagian kamu sendiri bengong disini,lagi nunggu seseorang ya?” cetusnya.

“ eee iya iya Yan. Aku akan bertemu temanku.” kataku.

“Teman-atau teman niih,” ledeknya. Aku tersipu malu.

“Kamu sendiri mau ketemu siapa Yan,” tanyaku.

“ Aku mau ketemu Anto, pacarku,” jawab Aryani.

Tiba-tiba kulihat, sesorang keluar dari toko itu, dari perawakannya aku tahu itu adalah Ardi. Dia berjalan menuju ke arah kami. Aku makin deg-degkan. Akhirnya aku akan bertemu langsung dengannuya. Ya rabb. Tenangkan hatiku.

“Rani, kenalkan ini Anto, kekasihku,” ucap Ariyani.

“Eeee. Iya Ar,” jawabku tebata-bata. Seperti Guntur di siang bolong aku mendengar ucapan Ariyani.

“Ternyata Ardi adalah Anto. Nama yang aku kenal sebagi Ardi adalah Anto dan  sudah memiliki pacar. Lalu apa artinya hubunganku sama dia selama ini. Tahu dia udah ada janji dengan Ariyani, tentu aku tak datang hari ini,”gumanku.

Hancur hatiku, butiran bening menetes di pipiku. Aku berusaha sembunyikan dari Ardi dan Ariyani. Hatiku makin perih kala Ardi tersenyum manis ke arah Ariyani. Aku memang telah bertemu dengannya tetapi hatiku kini terluka. Aku pikir perasaan kita sama, tetapi ternyata aku hanya pelarian baginya. Hatiku hancur di tahun baru.

Gunungkidul, Desember 2021

9 komentar:

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca