Tulis yang Kita Lakukan, Lakukan yang Kita Tulis
Cari Blog Ini
Minggu, 30 Januari 2022
Selamat dan Sukses untuk Ananda Rifda
Kamis, 27 Januari 2022
Takutku Berbuah Manis
Takutku Berbuah Manis
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Mencermati tugas guru yang kompleks, sudah semestinya setiap guru meningkatkan kinerja
dan kapasitasnya dalam meningkatkan profesionalitasnya. Guru tidak hanya
mampu mentrasfer ilmu pengetahuan dan
seni kepada siswa tetapi juga harus mampu mengembangkan karir profesinya
sehingga dapat tercipta guru yang profesional.
Guru merupakan profesi yang
sangat mulia. Guru menjadi ujung tombak
di dalam melakukan perubahan mind set sikap mental bangsa. Guru juga
merupakan garda terdepan dalam mendidik generasi bangsa. Empat kompetensi guru
yang harus dimiliki yaitu pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional harus
di miliki oleh seorang guru. Jika keempat kompetensi tersebut sudah dimilikinya
maka guru dapat menwujudkan harapan sistem pendidikan nasional yaitu mampu
menjadikan lulusan pendidikan yang creative, inovatif, problem solving, critical
tinking, enterpreanur dan berkarakter santun.
Untuk mewujudkan hal tersebut, saya sebagai guru yang masih gol III
tentu harus banyak belajar. Dimulai dengan mengikuti diklat pembuatan PTK tahun
2018 saya belajar untuk bisa mengembangkan diri menjadi lebih baik agar bisa
mendidik dan membimbing siswa dengan creative dan inovatif. Dorongan hati
untuk bisa menghilangkan rasa minder dan
takut bergabung dengan guru-guru berprestasi lainya sangat kuat.
Dua bulan mengikuti kegiatan ini, akhirnya ada output membuat karya PTK. Tidak
hanya itu peserta juga mendapatkan ilmu tentang bagaimana kita bisa melakukan
pengembangan profesi guru. Saya berharap
PTK yang saya buat dapat digunakan untuk usul PAK tahunan di tahun 2019. Penilaian kinerja guru di lakukan. Semua yang
telah saya siapkan dinilaikan. Tertulis dinilai PAK tahunan, di tahun itu PTK
yang saya ajukan mendapatkan nilai 4 di publikasi ilmiah. Saya sangat senang
dan dari rasa takut dan dorongan diri untuk optimis lahirlah rasa percaya diri.
Selanjutnya untuk tahun 2020 aku mulai sedikit demi sedikit membuat karya. Saya membuat best practice dan juga mengikuti webinar-webinar.
Sedikit banyak saya memiliki tambahan pengetahuan. Semangat untuk bisa naik
pangkat yang begitu menggebu membuat saya semakin giat. Saat ada informasi
tentang keluarnya PAK tahunan guru, saya dengan semangat mengambilnya. Ternyata
dari 9 guru yang usul PAK hanya ada dua guru yang PAK nya belum keluar. Dua
orang guru yang belum menerima PAK tahunan tersebut diantaranya adalah saya.
Sedikit kecewa juga, namun saya tetap sabar menunggu. Selang beberapa minggu
akhirnya PAK yang saya nanti-nantikan keluar. “Dapat dipertimbangkan untuk dinaikkan
dalam jabatan” Benarkah? Saya masih kurang percaya dengan apa yang saya
lihat. Saya perhatikan dan saya baca lagi dan
itu memang benar. Ya rabb, terimkasih atas semua kemudahn dan kelancaran dalam
usahaku. Akhirnya setelah delapan tahun penantian untuk bisa naik
pangkat,terwujud juga di tahun 2020.
Berkas-berkas yang dibutuhkan saya siapkan dengan baik. Dari
dokumen yang saya lampirkan ternyata masih ada salah satu berkas yang tidak ada
satu yaitu SK jabatan fungsional. Waah … kok SK tersebut tidak saya temukan. Akhirnya
semua arsip baik disekolah maupun di rumah saya cek dan cari. Zonk… tak ada tanda-tanda
saya memiliki SK tersebut. Akhirnya aku
beranikan diri untuk mencarinya ke Dinas. Dari petugas Dinas yang menangani hal
itu. Menyarankan agar saya usul dulu untuk mendapatkan SK jabatan fugsional
tersebut.
Proses untuk usul naik pangkat pun terhambat dengan usulan SK
jabatan fungsional. Huuf … setelah usul jadi petugas menyampaikan bahwa untuk
golongan IIIc tak perlu usul jabatan fungsional, karena sudah punya. Namun saya kekeh untuk menjawab saya belum punya. Jika sudah punya pasti saya sudah punya
foto copyannya. Bolak balik Dinas dan BKD, SK yang dimaksud harusnya sudah saya
terima di tahun 2013. Wadeew sudah lama. Semua bukti usulan SK jabatan
fungsional saya tunjukkan pada petugas di BKG. Akhirnya setelah satu minggu SK
yang di maksud memang sudah keluar sejak tahun 2013. MasyaAlah, kenapa tidak di
sampaikan ke yang bersangkutan.
Dari hal yang saya alami, saya mengajak pembaca dan khususnya diri saya
sendiri untuk bisa lebih hati-hati dan cermat dalam pengarsipan. Jika memang hak
kita belum kita dapatkan maka jangan takut untuk bertanya. Jangan hanya
menunggu. Mereka dalam hal ini adalah petugas Dinas yang mengurusi tentang PAK
juga manusia jadi tak perlu takut untuk menanyakan sesuatu yang seharusnya
sudah kita terima.
Ketidak percayaan diri ketika bertemu dengan orang-orang baru dan ketakutan saya untuk bisa bertemu dan
mengurus PAK yang saya usulkan ternyata berbuah manis. Walaupun usul kenaikan
pangkat mundur satu tahun namun saya sudah bersyukur dan bahagia, karena tahun 2021 akhirnya SK
kenaikan pangkat saya keluar. Ayo buang
rasa malas dan takut untuk bisa berkembang dan berkarya. Wujudkan mimpi untuk bisa
melakukan publikasi ilmiah untuk meningkatkan kwalitas kita sebagai guru.
Jika kita mampu meningkatkan kualitas diri maka kesejahteraan kita
pun akan meningkat. Kompetensi guru meningkat naik pangkat lebih cepat. Salam
sehat tetap semangat dan teruslah berkarya. Salam literasi.
#KamisMenulis
#SahabtLagerunal
Gunungkidul, 27 Januari 2022
Kamis, 20 Januari 2022
Hikmah Pandemi
Minggu, 16 Januari 2022
Jika Lelah
Jika Lelah
Jika lelah
Lelah jalani aktivitas
Aktivitas tanpa batas
Sungguh diri lelah
Jika lelah
Istirahatlah barang sejenak
Sejenak me-refresh diri
Diri butuh nutrisi
Jika lelah
Manjakan diri bermunajab
Bermunajab pada Ilahi Rabbi
Ilahi Rabbi tempat kembali
Gunungkidul, 17 Januari 2022
Saat Kita Mengeluh
Rabu, 12 Januari 2022
Kau Tinggalkan Rindu di Tepian Senja
Kau Tinggalkan Rindu di Tepian Senja
Bulan Oktober adalah bulan dimana kita di satukan janji suci untuk
sehidup semati. Alam semesta berbahagia melihat dua sejoli menyatu dalam
balutan kasih sayang. Embun pagi menyelimuti, angin lembut menyapa tubuhku. Mentari
pagi menyapa dengan sinarnya yang menghangatkan. Seperti tak ingin berlalu, aku
dan kamu untuk menikmati masa indah itu.
Hari-hari indah bersamamu selalu menghiasi langkahku, Semangat baru
untuk bisa menggapai mimpi-mimpi kita. Satu demi satu mimpi sudah dalam
genggaman. Aku yang selalu minta perhatian lebih darimu. Sikap manjaku, sikap pengertianmu
membuat kita selalu bisa ukir senyum
dalam lalui hari kita. Sesekali aku cemburu jika ada rekan kerjamu mengirim
pesan di ponselmu padahal itu sebatas pesan untuk hal kerjaan.
Tak bisa aku pungkiri kamu pribadi yang di kagumi , ramah, cerdas,
suka membantu dan juga selalu bisa menyesuaikan diri dimana kamu berada. Wajar
jika memang aku memiliki sikap cemburu yang berlebih. Bersyukur bisa milikimu.
Perhatianmu kasih sayangmu meluluhkan hatiku.
Ayah adalah panggilanku untukmu setelah Allah anugrahkan buah hati dalam
rumah tanggaku. Bukan hanya seorang suami siaga kau juga seorang ayah yang
siaga dan selalu bisa membuat istri dan anakmu tersenyum bahagia. Kau bisa bagi
waktumu untuk kami.
“Yah, jika nanti Allah memanggilku dulu, ayah mau nikah lagi ga ?”
Tanya ku di suatu sore saat sedang santai menikmati teh hangat diteras rumahku.
“Mama ngomong apa sih? Ga kita akan hidup sampai kakek nenek
bersama jika memang harus pergi, biar aku yang di panggil Allah dulu” Sahutnya.
“Aku saja yang pergi dulu, aku ga bisa di tinggal ayah sendiri,
nanti jika aku pergi ayah mau nikah lagi ya? Tanyaku lirih.
“Ga kita akan sama-sama terus, udahlah ga usah ngomongin hal ini ! Pintanya.
Seketika kau peluk aku dan putri kecilku. Kau tenangkan aku dengan
usapan lembut dirambutku. Di kala senja itu kita nikmati indahnya dengan buah
hati kita.
***
Tiada hari-hari yang aku lalui tanpa senyummu, candamu, tangis dan
tawa selalu menghiasi. Berharap semua
akan selalu menyertai langkah kita. Sebagai hambanya tentu aku bersyukur dengan
semua itu. Sekuat dan semampu apa kita menjaga semua namun kita tidak lepas
dari takdirnya. Hingga suatu ketika dalam perjalanan acara hajatan tetangga.
Kecelakaan terjadi sampai akhirnya Allah berkehendak memanggilmu.
Sesak di dada nafas terasa berhenti, awan gelap, dunia terasa
berhenti berputar. Tak kuasa aku rasakan sampai akhirnya aku tak sadarkan diri.
Butuh waktu untuk bisa bangkit dan
berdiri kuat menapak jalan tanpamu disisiku. Apa yang aku kawatirkan terjadi kau pergi
lebih dulu meninggalkanku. Allah lebih sayang padamu. Seperti dalam mimpi
rasanya baru kemarin kita menikmati indahnya mentari pagi sampai senja menemani
sore kita serta kerlip bintang di malam hari.
Hidup sebagai single paren tidak mudah, banyak godaan dan
hambatan kulalui, hanya bisa berpasrah pada ilahi rabbi. Allah akan selalu
kasih jalan untuk hambanya yang berusaha. Untuk mencukupi kebutuhan hidup
insyaAllah ada jalan. Yang membuat sakit adalah ketika aku mendengar
suara-suara yang menyudutkan diriku. Maklum selama di tinggal suamiku aku belum
bisa bersosialisasi dengan baik seperti dulu. Mereka memandangku seperti mereka
tidak merasakan betapa aku kehilangan suamiku.
***
Tiga musim telah berlalu tanpa dirimu di sini. Hidup dengan sejuta
harap dengan tapak-tapak sayap yang telah kau tinggalkan. Mencoba untuk
bertahan kuat dan terus melangkah karena hidup tak cukup sampai disini. Hal
yang terindah telah terlewati canda tawa bahagia tangis pilu menghiasi
perjalanan langkah kita. Dan tiba waktunya takdir telah mesisahkan kita, namun
rasa itu akan tetap selalu ada walau kau telah pergi jauh dan tak kan kembali.
Rindu tak di ciptakan oleh jarak namun oleh perasaan, merindukan
bukan karena jauh namun karena ia telah ada di dalam hati. Selamat tinggal
hanya untuk mereka yang suka dengan mata mereka, karena bagi mereka yang suka
dengan hati dan jiwa tidak ada hal seperti pemisah.
Untuk saat ini aku hanya
bisa jalani hidup sendiri bersama dua buah hati. Mereka adalah semangat bagiku.
Tiada yang dapat menggantikan dirimu di hatiku. Aku serahkan hidup dan
matiku pada-Nya. Dia sang pemilik jiwaku. Dia tahu mana yang terbaik buat semua
hambanya termasuk diriku.
Tak perlu risau pada apa yang belum terjadi, tak perlu terpuruk
dalam penyesalan masa lalu, waktu akan terus berjalan sekalipun manusia akan
berdiam di tempat yang sama.
Ia tak kan menunggu kaki manusia melangkah ia tak akan peduli
langkah apa yang manusia ambil. Tak perlu menjelaskan apapun di kala telinga
tak mau mendengar. Semua akan berjalan sesuai dengna takdirNya. Tak perlu
dengarkan orang lain. Baik dan buruk selalu saja mereka binjangkan. Aku hanya
ingin di mengerti jangan kalian memandangku sebelah mata. Percaya saja suatu
saat kebenaran akan menemukan jalannya sendiri,kita hanya perlu melangkah dengan
tenang, berdoa dan berusaha yang terbaik.
Di dalam dekapan sang senja, diriku mengharapkan sebuah asa, yang
dapat membuat semesta yang fana menjadi semesta yang penuh warna. Ku sandarkan
harapan pada dua buah hatiku kuserahkan jiwaku sepenuhnya pada Allah Swt. Semua
telah menjadi takdirNya.
***
Pagi telah pergi mentari tak bersinar lagi entah sampai kapan ku mengingat
tentang dirimu ku hanya diam menggenggam menahan segala kerinduan memanggil
namamu di setiap malam ingin engkau hadir dan datang dimimpiku. Agar bisa sedikit
melepas rindu.
Waktu kan menjawab pertemuanku dan dirimu hingga sampai kini aku
masih ada di sini. Bayangmu akan selalu bersandar di hatiku. Hingga kita bisa
bertemu di jannahNya. Kita akan kembali bersatu seperti dulu.
Satu keyakinan bahwa Allah tidak menjanjikan bahwa langit itu
selalu biru, bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar. Tapi ketahuilah
bahwa Allah selalu memberi pelangi disetiap badai, senyum di setiap air mata,
rahmad dan berkah disetiap cobaan dan jawaban di setiap doa. Jangan
pernah menyerah terus berjuang, tetap semangat. Hidup itu indah.
Tenanglah dalam dekapan-Nya sayang. Tunggu aku di syurga. Kita akan
bahagia disana.
#KamisMenulis
#SahabatLagerunal
#CerpenNubalaProjek
Gunungkidul, 13 Januari 2022
Kamis, 06 Januari 2022
Optimislah
Sabtu, 01 Januari 2022
Asiik Sekolah Lagi
Asiik Sekolah Lagi
Sudah lama sekolah tak seramai dulu, penetapan PTMT di semester 1
sedikit sudah membuat aku dan teman-teman riang. Belajar selama dua jam di
sekolah sedikit banyak menambah semangat bagi kami. Kata Ibukku, pengumuman
yang di sampaikan wali kelas di grup wa memberitahukan bahwa mulai semester dua
ada penambahan jam belajar tatap muka. Sebagai persiapan semua siswa harus
sudah di vaksin.
Satu minggu libur semester satu di gunakan untuk jadwal pemberian
vaksin. Aku, Dira dan Sari semangat sekali
mempersiapkan diri untuk sekolah. Dan tidak takut untuk di vaksin. Padahal
beberapateman ada yang takut untuk di vaksin.
Aku persiapkan mulai dari alat tulis, sepatu dan juga buku-buku,
semua aku persiapkan dengan rapi. Tak ketinggalan seragam kesayanganku merah
putih. Aku buka lemari dan aku lihat pakaian seragamku masih terlipat rapi di
almari kamarku. Aku ambil dan aku coba. Haadew ... Kok ga nyaman banget ya baju
seragam ini aku pakai.
"Ibuu .. ibuu," teriakku.
"Ada apa, Uni," mengagetkan Ibu saja.
"Ibu ini lihat baju seragamku kekecilan," kataku
"Coba Ibu lihat"pinta Ibu.
Ibu pun memperhatikan baju yang sudah menempel di tubuh mungilku.
"Sayaaang, iya ini kekecilan ga nyaman ya makainya. Padahal
besok udah masuk sekolah," kata Ibu.
Dengan penuh kesabaran Ibu menenangkanku.
“Jika besok udah berangkat sekolah bagaimana Ibu bisa belikan
seragam itu, Ibu?” Tanyaku.
Kekawatiran mulai menghantuiku. Aku masih mondar mandir. Belum
tenang jika seragam yang harus aku kenakan esok belum siap.
“Uni, kamu istirahat dulu, Ibu janji nanti akan Ibu carikan seragam
untukmu besok,” kata ibuku.
Akupun menurut apa yang ibu katakan. Aku ambil buku cerpen anak
yang tergeletak di meja kamarku. Iya, aku baca-baca buku cerpen hadiah ulang
tahunku ku ke 10 dari kakakku tercinta. Lembar demi lembar buku cerpen itu aku
baca, lama-lama tak terasa mata terasa
berat. Akupun tertidur.
***
Suara adzan terdengar, pelan-pelan aku buka mata. Dan terlihat
seragam merah putih terlipat rapi di dekatku. Tak sadar aku meloncat kegirangan.
“Asiiik, seragammku baru,” teriakku.
Ibu masuk ke kamarku dengan senyum indahnya.
“Maafkan Ibu Nak,” ucap ibuku.
“Kok Ibu minta maaf?” tanyaku.
“Ibu tak bisa berikan seragam baru seperti yang kau harapkan, Ibu
hanya bisa berikan seragam punya kakakmu dulu mungkin itu bisa kau pakai besok,
masih bagus kok,” jelas Ibuku.
“Yaach bukan baju baru ya ternyata,” keluhku.
“Sementara dipakai dulu ya, Nak Coba di pakai! “perintah Ibuku.
Dengan berat aku buka lipatan rapi itu. Aku coba memakai dan aku lihat
di cermin. Aku tersenyum. Ibu pun memujiku.
“Anak Ibu cantik banget, tu kan pas di pakai untuk Uni,” puji
Ibuku.
“Hehe, bener, Bu, baju seragam ini pas buat Uni,” tanyaku kurang
yakin.
“Iya sayang, baju itu masih bagus kok apa lagi di pakai anak Ibu
yang cantik ini,” puji ibuku lagi.
“Ibu bisa aja deh,”ucapku.
Aku sangat senang sekali, menyambut belajar di sekolah besok pagi .
Semua sudah siap. Dan aku bisa bayangkan aku bisa bertemu bu gurukuyang cantik
dan asiknya beajar bersama di sekolah.
#onedayonestory
#AiseiWritingChallenge
Gunungkidul, 3 Januari 2022
Jangan Biarkan Waktu Berlalu
Jangan Biarkan Waktu Berlalu
Detik demi detik waktu berlalu dengan begitu cepat, tak terasa tahun
2021 telah meninggalkan kita. Apa yang sudah kita lakukan selama satu tahun
yang lalu. Suka duka telah mewarnai perjalanan hidup kita. Hidup yang kita
jalani tak luput dari skenario Tuhan. Namun sebagai hamba-Nya kita wajib untuk
berusaha. Saat kita di beri ujian berupa kesedihan atau pun kebahagiaan merupakan wujud cinta Allah kepada kita.
Bersyukur dengan kita di berikan Allah berupa kebahagiaan dan ketika
di beri ujian kesedihan maka kita tak boleh terlalu bersedih. Sebagai tanda
syukur kita atas segala kebahagiaan yang Allah berikan maka sepantasnyalah kita
meningkatkan kualitas ibadah kita. Kita juga bisa wujudkan rasa syukur kita
dengan berbagi kebahagiaan. Berbagi tak harus menunggu kaya dan berbagi tak
harus dengan jumlah yang besar.
Usia kita dari tahun ke tahun semakin menua. Lalu apa yang sudah
kita lakukan ? Apakah kebaikan atau keburukan yang kita lakukan? Kita bisa
menilai diri kita masing-masing. Tengoklah hal apa yang sudah kita berikan pada
orang tua kita, suami kita, isri kita, anak kita saudara kita bahkan apa yang
sudah kita berikan pada agama dan negara kita.
Di moment tahun baru kebanyakan orang menghabiskanya dengan
berfoya-foya, makan-makan dan lain sebagainya. Beruntung dua tahun terakhir tak
ada lagi perayaan tahun baru dengan menyalakan kembang api di pergantian malam.
Coba kita hitung berapa rupiah saja kita habiskan untuk membeli kembang api. Jika
kita berpikir lebih bijak, apakah tidak lebih baik di moment tahun baru di isi
dengan hal-hal yang lebih bermanfaat. Misal
Uang yang kita belikan kembang api di kumpulkan dan di berikan pada
orang-orang yang sangat membutuhkan di daerah kita atau di pelosok negeri yang
kita cintai ini.
Pandemi membawa banyak hikmah hingga tradisi menyalakan kembang api
tak lagi ada. Semoga hal ini bisa berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Mari
memulai dari diri kita untuk bisa meninggalkan hal-hal yang tak banyak beri
manfaat dan melakukan hal-hal kecil yang berdampak besar terhadap kebaikan di
lingkungan kita.
Kita sering lupa bahwa waktu akan terus berjalan. Waktu tak akan kembali
dan waktu yang sudah kita lalui tak akan pernah terulang. Beruntung orang yang
bisa memanfaatkan waktu dengan baik sehingga di setiap detik yang dilalui digunakan
dengan hal-hal positif.
Untuk itu dalam hal ini marilah kita jadikan moment tahun baru
denagn bisa mengintropeksi diri kita menuju hal yang lebih baik. Mari kita
pikirkan hari esok agar lebih baik dari hari ini. Kebaikan yang kita lakukan di
tahun 2021 dapat kita pertahankan dan keburukan yang kita lakukan bisa kita
tinggalkan. Kita songsong tahun 2022 dengan penuh optimis. Jika apa yang kita citakan
di tahun 2021 belum terwujud semoga di tahun 2022 ini bisa terwujud. Sukses adalah
milik kita semua. Kita yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh , semangat dan
tak mengenal putus asa. Semoga kita tidak termasuk orang yang merugi, saling
mengingatkan untuk kebaikan dan saling mengingatkan untuk menetapi kesabaran.
Salam sehat salam literasi, selalu awali hari dengan senyum, berikan
hal terbaik apa yang bisa kita berikan.
#selfRemember
#EdisiTahunBaru
Gunungkidul, 1 Januari 2022
Hari Kemenangan
Hari Kemenangan Oleh : Sumarjiyati Hari kemenangan hari yang suci Menyambut Lebaran dengan hati berseri Puasa sebulan telah ber...
-
Dan nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Itulah salah satu ayat Ar-Rahman yang tidak hanya sekali di sebutkan namun sampai ...
-
Terima, sadari , perbaiki Mendengar suaranya benci apalagi sampai melihat wajahnya. Bagaimana tidak aku menganggap d...
-
Aku Kamu dan Dia A ku seseorang yang mengagumimu K u rasa kau tau itu U ntuk bisa bertemu butuh waktu K au juga merindukanku A kank...