Disiplin dengan Terbiasa
Salat
Teeeet teeeet
teeeeet, bel tanda masuk kelas berbunyi. Para siswa yang asik bermain di
halaman sekolah berlarian masuk ke kelas masing-masing. Tak terkecuali aku, Rian,
dan Cisby.Kami siswa kelas 3 yang selalu bersama dalam kegiatan apapun. Setelah
sampai kelas kami sempat berbincang tentang pelajaran dan tugasnya.
“Al, hari ini
ada pelajaran PAI, ya,” tanya Cisby.
“Ada, Cis. Kita
ada tugas lhu,” jelasku.
“Masa sih, ga
ada Al, kita cuma diminta untuk mengisi ceklis pada lembar kegiatan ibadah,” ucap
Cysbi.
Belum selesai kami
bercakap, Ibu Guru sudah masuk ke dalam kelas dan menyapa para siswa. Semangat kami
muncul ketika sudah melihat Bu guru cantik dan murah senyum ini. Setelah salam,
menanyakan kabar dan mengabsen semua siswa. Bu Guru menanyakan tugas yang di
berikan pada kami.
Satu persatu
kami menunjukkan tugas kami, ada beberapa dari kami yang tidak mengeluarkan
tugas mereka, tidak juga Rian teman kami.
“Terimakasih
anak-anakku kalian sudah mengerjakan tugas, dan Ibu harap apa yang kalian tulis
di lembar tugas ini bisa rutin kalian kerjakan ya, tidak hanya sebatas untuk
mengerjakan tugas dari Ibu, tapi kalian amalkan terus setiap hari.”
Panjang lebar
Bu Guru menjelaskan pada kami. Bu Guru mengecek satu persatu tugas kami, sampai pada tempat duduk Rian, Bu Guru
berhenti lama. Di atas meja Rian, tak di jumpai selembar kertaspun.
“Lhu, Nak. Kok
tugasnya belum dikeluarkan?”tanya bu guru.
“eee eeee, “
agak gugup Rian menjawab.
“Ayo keluarkan,
coba Ibu cek,”pinta Bu Guru.
“Maaf bu saya
tidak mengisi lembar kerja itu karena saya belum bisa bacaan salatnya, dan saya
belum melaksanakan salat,” ucap Rian.
“O… jadi itu
alasan kamu tidak mengerjakan tugas ya,” tanya Bu guru lagi.
“Iya, Bu,”
jawab Rian.
“Seperti yang
minggu lalu Ibu sampaikan, kalian bisa mengerjakan salat tanpa harus hafal
semua bacaanya, tapi yang terpenting kalian bisa baca Surat Al-Fatihah dulu ya,
pelan-pelan sambil menghafal bacaan yang lainya kalian tetap melakukan salat.
Yang terpenting kalian sudah terbiasa melakukan salat tepat pada waktunya,” jelas
Bu Guru
“Tapi, Bu. Kata
Aldi salat harus benar bacaannya dan hafal semua,” sangkal Rian.
“Benar, dalam
salat bacaan yang kita baca harus hafal dan tepat serta di pahami maknanya agar
salat kita khusuk, tapi jangan jadikan alasan belum hafal bacaannya lalu
meninggalkan salat,” jelas Bu Guru.
Semua siswa
memperhatikan penjelasan Bu Guru dengan baik.
“Jika menungu
kita hafal semua bacaannya baru salat maka kita tak akan salat, karena setiap gerakan
salat berbeda bunyi bacaannya. Jadi pelan-pelan kalian menghafalnya ya, yang
penting niat untuk mempelajari, menghafal dan mengamalkannya,” lanjut Bu Guru.
“Iya Bu Guru,”
jawab anak-anak begitu kompak.
“Jadi sekarang
tak ada alasan lagi untuk tidak salat ya, karena dalam salat itu banyak
mengandung pelajaran, diantaranya melatih kita untuk disiplin dan menghargai
waktu. Dengan kita rajin salat tepat waktu maka kita akan terbiasa melakukan
tanggung jawab kita dengan baik dan jika salatnya baik maka baik pula amalan
lainya. Kalian mengerti?
Aku dan
teman-teman pun semakin paham dengan penjelasaan Bu Guru tentang salat dan
maknanya. Sejak saat itu aku selalu melaksanakan salat walaupun bacaan salatku
belum hafal semua. Aku tidak malu bertanya pada temanku yang sudah hafal. Setiap
hari aku tahu kekurangan bacaan salatku, setiap hari pula aku rajin
mempelajarinya. Sedikit- sedikit akhirnya aku sekarang bisa menghafal bacaan
dalam salat.
Terimakasih Bu
guru atas bimbingan salatnya. kegiatan salat duhur berjamaah di sekolah saat
jam istirahat menjadikan kami lebih disiplin dan menghargai waktu. Setelah
terbiasa salat tanpa diminta pun aku, Rian dan Cisby selalu menunaikannya. Kami
sadar bahwa salat merupakan tanggung jawab kami sebagai seorang muslim.
#30daysreadingastorywithyourkids
#onedayonestory
#CerpenAntologiAisei3Oktober2021
Gunungkidul, 15 Februari 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar