Cari Blog Ini

Kamis, 07 April 2022

Kado di Bulan Maret, Kau Pergi untuk Selamanya

Sembilan bulan telah berlalu begitu cepat. Bagiku senja sembilan bulan yang lalu menyisakan luka yang teramat dalam. Ya..senja kala itu tiba-tiba Ayahku mendadak sesak nafas seketika itu Ibuku membantu Ayah untuk mengoleskan minyak pada dada dan punggug Ayah. Keadaan belum juga membaik. Ayah akhirnya d bawa ke rumah sakit terdekat. Pertolongan pertama pun di lakukan, di ruang IGD Ayahku segera di periksa dokter dan segera dipasang oksigen. Alhamdulilah keadaan Ayahku membaik. Melihat keadaan Ayah membaik ibu ku pun minta ijin Ayah untuk keluar sebentar untuk membeli tisyu. 

Tidak lama kemudian Ibu pun kembali ke ruang IGD tempat Ayah mendapatlan pertolongan. Tak ada tanda-tanda Ayah kesakitan atau merasa sesak nafas. Ayah seperti tertidur. Namun saat Ibu mengajak bicara tak ada reaksi apapun dari Ayah. Ibu segera memanggil dokter jaga. " Dokter, dokter ... Kenapa dengan suamiku? Tolong dokter. Ibu terlihat sangat gugup. Dokter pun memeriksa keadaan Ayah. 
"Innalilahi wa innailaihi rojiuun, Ibu yang sabar ya, kata dokter".

Ibu  langsung menangis dan memeluk Ayah. Aku pun yang dari tadi berada di ruangan tersebut, hanya bisa teteskan air mata. Aku tak bisa ucapkan apapun, badanku terasa lemas. Dan kaki sepertinya tak mampu tuk menopang tubuhku. Aku tak sadarkan diri. Serelah beberapa saat aku baru sadar dan aku jumpai Ibuku masih menangis. Aku pun  berusaha bangkit dan tegar. Aku raih jemari ibu ku yang lembut dan aku katakan. " Ibu, jangan menangis, bu. Aku anak lelakimu akan menjagamu  ibu", ucapku. Kami pun berpelukan. 

Hari berlalu bulan pun berganti. Sampailah pada bulan Maret, bulan kelahiranku. Aku dapati beberapa hari ini Ibu  sangat murung. Ketika Ibu seperti itu maka aku tak berani tanyakan sesuatu. Aku biarkan Ibu menceritakan sendiri. Aku hanya bisa menunggu.

Sore itu, benar juga. Tiba-tiba ibu memanggilku. Beliau mengatakan bahwa  Ibu  minta maaf karena bulan ini Ibu tak bisa berikan sesuatu. Ibu hanya berpesan agar aku jadi anak yang baik yang pandai bersyukur dan jika punya harta berlebih agar aku mau berbagi dengan yang lain. "Nak Ibu besok ingin sedikit berbagi dengan taman-teman sekolahmu". Aku pun mengiyakan dan ku ucapkan terimakasih. Ibu sosok sederhana yang bagiku sangat mempesona. Setelah Ayah pergi untuk selama-lamanya, Ibu ku lah satu-satunya orang yang berusaha mencukupi kebutuhan keluarga kami. Ibu  begitu sabar manjalankan perannya. Aku bangga pada Ibuku.

Aku lihat ibu begitu sibuk persiapkan bingkisan untuk 20 orang teman sekolahku. Rencananya bingkisan itu akan di antar ke sekolah sebelum anak-anak sampai di sekolah. Pagi- pagi sekali bingkisan tersebut di serahkan pada guruku. Semua dah tertata rapi. Ibu berpamitan untuk mengantarkan bingkisan berupa nasi kuning dan beberapa macam  snack ke sekolahku. Dengan mengendarai motor mio Ibu  pun berlalu. 

Saat Ibu berlalu, aku menyiapkan diri untuk masuk sekolah. Belum ada 10 menit tiba-tiba kami mendengar kabar ibu kecelakaan. Aku dan juga kakakku pun sehera ke lokasi. Kami lihat Ibu sudah tak ada disana. Aku hanya jumpai motor yang di kendarai Ibuku. Tetanggaku bilang Ibu  sudah di bawa ke rumah sakit. Pikiranku tak menentu. Aku tak tahu harus berbuat apa.  Aku hanya berdoa agar Ibuku selamat.

Aku kembali ke rumah, dan masih dengan seragam  merah putihku aku duduk di teras rumah. Sementara banyak saudara dan tetangga datang. Namun aku tak  hiraukan mereka.  Dalam benakku hanya ada bayangan Ibuku. " Ya rabb, selamatkan Ibuku.
Tiba-tiba kami mendrngar kabar bahwa Ibu ku telah tiada.
"Ibuuuuuu, jeritku". Hatiku sangat terpukul dan hancur mendengar kabar itu. Ya.. ibuku pergi untuk selama-lamanya tepat di hari ulang tahunku di bulan maret.  

Selamat jalan Ibu, tenanglah dusana bersama Ayah. Pesan ibu akan selalu aku ingat. 
Dengan deraian air mata aku antarkan Ibuku di peristirahatan terakhir. 
Ibu maafkan anakmu ibu, aku akan menjagamu selepas keperguan Ayah. Tapi apa yang bisa aku lakukan, bu. Aku tak berdaya".  Allah lebih sayang Ibu. 

 #kamismenulis
#sahabatlagerunal
Gunungkidul, 7 Maret 2022



10 komentar:

  1. Innalilahi wainnailaihi rojiun
    Semoga Ayah dan Ibu ditempatkan disisi terbaik oleh Allah SWT. Aamiin.

    Ibu Atik sehat selalu yaaa

    BalasHapus
  2. Ibu...sangat penting dlm hidup kita,tanpa beliau kita tdk akan berhasil jadi seseorang,tulisannya keren...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mak..dan bgamana saat udia belia sudah tak ada lgi ibu yang mendampingi. Semoga kasih sayang Allah tercurah u anak2 mereka. Allah maha rahman rahim

      Hapus
  3. Bunda.. sampai aku menitikan air mata.
    Ini kisah nyata atau bukan bun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Bund..nyata.. almarhim tmn seangkatan..

      Hapus
  4. Kisahnya sangat mangharukan ....Ibu mwninggal sesaat melakukan amal mulia berbagi sesama. Semoga semua itu menjadikan beliau beroleh husnul khstimah. Aamiim

    BalasHapus
  5. Cerita yang sangat mengharukan. Semoga mereka berdua bahagia di alam sana. Aamiin..

    BalasHapus

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca

Tips Tulisan yang di Lirik Pembaca