Sekilas tentang Puisi Patidusa
Dalam.grup BBRulit selalu ada even menarik untuk anggota dan juga siapapun yang tertarik dengan dunia literasi. Kali ini BBRulit mengadakan even lomba cipta puisi patidusa. Yang lebih menarik sebelum lomba di mulai para anggota komunitas di BBRulit dan siapaun yang mendaftar di beri sedikit materi tentang puisi patidusa. Berikut tentang puisi patidusa. Silahkan pembaca membaca dengan teliti kemudian jika tertarik segera daftar untuk lomba puisi patidusa.
Puisi Patidusa merupakan salah satu puisi modern kontemporer yang formatnya berbasis kosakata. Puisi ini diciptakan oleh Agung Wig tanggal 9 Agustus 2015, melalui facebook, dan diproklamirkan tanggal 27 Agustus 2015. Diberikan nama Patidusa oleh Agus Supriyadi.
Puisi Patidusa adalah puisi dengan jumlah kata berpola 4321( Empat, Tiga, Dua, Satu ) dalam setiap baitnya. Puisi dengan format yang berbasis kosakata.
Format patidusa memiliki keindahan bentuk yang terdiri dari sayap dan kerucut. Kekhasan puisi ini bisa dibaca terbalik dari baris bawah ke atas pada baitnya tanpa mengubah makna.
Bentuk standar patidusa;
A A A A
B B B
C C
D
E
F F
G G G
H H H H
Puisi Patidusa terdiri minimal 2 bait. Ketika seorang penulis merasa kurang cocok pada penggunaan salah satu format, maka bisa mengubah karyanya ke bentuk formasi lain sampai menemukan kecocokan dengan cara membalik formasi baris pada baitnya. Berdasar ketentuan estetika Rasa Rima Runut dan Imaji sebuah puisi.
## Ketentuan Format Patidusa:
1. Puisi Patidusa bukanlah puisi pemenggalan kalimat. Baris baitnya saling melengkapi satu sama lain seakan memiliki makna mandiri yang menjelaskan atau dijelaskan oleh baris sesudah atau sebelumnya.
2. Hindarilah kata hubung pada kalimat akhir baris karena akan menimbulkan konotasi pemenggalan yang menggantung makna. Misal
Contoh salah;
Aku
Renta yang
Hina dina antara
Sepanjang jalan lintas berliku
Kalimat puisi di atas adalah seolah dipaksakan untuk berformat patidusa dan bila dipanjangkan menjadi "Aku renta yang hina dina antara sepanjang jalan lintas berliku."
3. Patidusa tidak menggunakan tanda elipsis pada puisinya dan digantikan dengan tanda koma (,). Alasan tidak digunakannya karena akan disalahartikan dalam bentuk sebuah puisi yang kurang memiliki keindahan pada kalimat puisinya. Sebagai contoh salah:
.... .... ..... ....
.... .... ....
.... ....
....
Kau
Indah sekali
Mewarna pelangi diam
Tiada kata terucap asa
Keterangan: bait 1 adalah elipsis.
4. Pada pengulangan kata sempurna dan atau yang berawalan depan, dihitung 1 kata majemuk. Sebagai contoh:
Awan-awan
Angin-angin
Orang-orang
Berbaris-baris
Meratap-ratap
Boleh juga ditulis tanpa tanda hubung atau sesuai ketertiban dan keindahan tulisan saja. Semisal:
Awanawan
Anginangin
Orangorang
Berbarisbaris
Meratapratap
Berbeda dengan pengulangan kata yang berubah bentuk, dan atau berawalan pada akhir kata karena dihitung 2 kata. Semisal:
Hilir mudik
Hitam putih
Macam ragam
Antah berantah
## Puisi Patidusa ada 4 formasi bentuk:
1. PATIDUSA ASLI / ORIGINAL
4-3-2-1, 1-2-3-4, 4-3-2-1 dst
Dalam contoh;
JELITAKU
Cantik berlekuk halus sempurna
Jengkal indah wajahmu
Biarkan kuraba
Diamlah!
Bahagia
Siratkan makna
Kebisuan penuhi rongga
Menatapmu, desirkan relung dada
Sekuat janji terikat padu
Berpeluk erat menyatu
Arungi bahteraku
Jelita
2. PATIDUSA BIAS
1-2-3-4, 4-3-2-1, 1-2-3-4 dst
JELITAKU
Diamlah!
Biarkan kuraba
Jengkal indah wajahmu
Cantik berlekuk halus sempurna
Menatapmu, desirkan relung dada
Kebisuan penuhi rongga
Siratkan makna
Bahagia
Jelita
Arungi bahteraku
Berpeluk erat menyatu
Sekuat janji terikat padu
3. PATIDUSA CEMARA
1-2-3-4, 1-2-3-4, 1-2-3-4 dst
JELITAKU
Diamlah!
Biarkan kuraba
Jengkal indah wajahmu
Cantik berlekuk halus sempurna
Bahagia
Siratkan makna
Kebisuan penuhi rongga
Menatapmu, desirkan relung dada
Jelita
Arungi bahteraku
Berpeluk erat menyatu
Sekuat janji terikat padu
4. PATIDUSA TANGGA
4-3-2-1, 4-3-2-1, 4-3-2-1 dst.
JELITAKU
Cantik berlekuk halus sempurna
Jengkal indah wajahmu
Biarkan kuraba
Diamlah!
Menatapmu, desirkan relung dada
Kebisuan penuhi rongga
Siratkan makna
Bahagia
Sekuat janji terikat padu
Berpeluk erat menyatu
Arungi bahteraku
Jelita
------------
Semoga dengan adanya puisi genre baru ini menambah wawasan literasi sastra Nusantara dan dipelajari oleh khalayak ramai menjadi bagian sebuah warna sastra kontemporer dunia.
👑 Visi dan Misi Patidusa, Serta Keunikannya
✨Seni sastra dan perkembangannya memunculkan ide dan terobosan dalam kepenulisan sastra itu sendiri.
✨Diawali dari sastra kuno, lama dan baru, sampailah pada sastra kontemporer bercorak variatif.
✨Puisi berpola sebenarnya sudah ada sejak lama, seperti Haiku, Senryu juga Gurindam, Pantun serta lainnya yang menggunakan kosakata tertata. Sampailah pada puisi bebas yang banyak ditulis para sastrawan dan penulis
✨Puisi Patidusa (4321) muncul dari kegelisahan akan cara penulisan para sastrawan mapan maupun pemula yang masih saja keluar konteks tata bahasa terutama Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu serumpun.
✨Penggunaan bahasa kurang benar memunculkan makna arti yang berbeda pula. Dilihat dari kata yang membentuk kalimat saat ditulis lalu dibaca.
✨Meskipun begitu, ada hal yang selalu dijadikan bahan pembelaan yaitu Litentia Poetica.
✨Visi dan misi Patidusa adalah mengajak kembali para penulis karya untuk belajar bahasa yang baik terutama Bahasa Indonesia dan Melayu serumpun termasuk di dalamnya kosakata dan gaya bahasa.
✨Dengan Patidusa kita akan diarahkan untuk mengenal kata demi kata dalam membentuk kalimat sesuai format. Meskipun begitu pola patidusa masih menghormati hukum litentia poetica pada kata pengulangan sempurna. Bisa dibaca dalam pedoman patidusa.
Puisi Patidusa mempunyai keunikan-keunikan juga yaitu;
1). Keunikan penulisan puisi ini adalah bisa dibaca terbalik dari baris bawah ke atas di tiap baitnya. Malahan bisa juga dibaca dari bait sembarang sebagai awalan bait. Namun harus tetap sesuai alur cerita yang akan disampaikan.
2). Tiap baris pada bait seakan.mempunyai makna mandiri yang menjelaskan dan dijelaskan oleh baris sebelum atau sesudahnya. Sehingga membentuk alur kalimat yang bercerita dan PATIDUSA BUKAN PEMENGGALAN KALIMAT
3). Sekiranya penulis merasa kurang pas cocok pada penulisan suatu karya patidusa yaitu ketika "Dibaca vokal" maka bisa dibalik ke bentuk format lain. Misal penulis membuat Format Asli namun kurang menyentuh rasa dikarenakan ; Alur kalimat, intonasi pengucapan kalimat, dan susunan kalimat. Maka bisa dibalik ke Bias, Cemara ataupun Tangga. Dan begitupun sebaliknya.
4). Puisi bebas bisa digubah ke dalam bentuk Patidusa seperti halnya Lagu gubahan ataupun musik. Hal ini yang jarang terjadi di puisi format lainnya.
Moto PUISI PATIDUSA ( 4321 )
( Asli, Bias, Cemara, Tangga )
ALL FO(4)R ONE
ONE FO(4)R ALL
Banyak yang kurang jelas bahwa format Puisi Patidusa adalah;
"Semua formasi adalah satu, dan Satu formasi untuk semua."
Adakalanya satu formasi karya patidusa bisa lebih tepat disusun menggunakan formasi lainnya setelah dibaca secara lisan ( vokal). Dikarenakan pengaruh
1). Intonasi kata dan kalimat
2). Alur cerita
3). Susunan kalimat
Misal sebuah contoh kalimat
Aku mencintaimu dengan sederhana
Dengan sederhana aku mencintaimu
Mencintaimu aku dengan sederhana
Aku dengan sederhana mencintaimu
Sebagaimana contoh di atas adalah letak intonasi, alur cerita, susunan kalimat yang memengaruhi dalam pemilihan karya penulisan format patidusa.
Demikian lah ulasan mengenal puisi patidusa semoga menambah wawasan tentang khasanah puisi masa kini yang perlu diketahui.
Salam literasi
@Channel Aula BBRulit 📚🖊️
Gunungkidul, 28 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar